5. Siapa yang Kau Pilih Suamiku

Siapa yang ingin berpoligami? 

Tentu saja Haris tidak ingin karena takut tidak adil. Memang pernah di awal menikah ia mengakui jika ada nama wanita lain sebelum menikahi Arsy. Tapi, setelah menikahi Arsy tidak pernah sekalipun ia mencari tahu ataupun mencari keberadaan dari wanita masa lalunya. 

Memang. Wanita masa lalunya bukanlah mantan kekasih sebab dirinya tidak pernah berpacaran dengan wanita manapun. Haris mengagumi Laila sebab sering bertemu di kajian dari saat masih sama-sama melanjutkan pendidikan. Tidak ada interaksi intens. Hanya saling mengagumi. 

Tiga tahun lalu, di hadapan ibu Jannah. Haris memberanikan diri melamar Laila seorang diri. Tentu saja keduanya bahagia. Rencana Haris setelah hari itu akan membawa Laila ke rumah untuk diperkenalkan dengan kedua orang tuanya. Namun sayang, mendiang papa nya telah menjodohkan dirinya dengan Arsy. Gadis muda yang dikenalnya lebih dahulu, anak dari sahabat mama Rahma. 

Bukan alasan anak sahabat melainkan Arsy sudah dianggap anak oleh mendiang papa. Tentu saja begitu karena Arsy sering main ke rumahnya. 

Dengan berat hati Haris menyampaikan keadaan yang membuat dirinya dan Laila harus berpisah. Ia tidak ingin menjadi anak durhaka dan akan menyakiti kedua wanita yang baik hati ini.

Akhirnya Haris menikahi Arsy. Jujur, ia tidak membenci istrinya itu. Arsy adalah istri solehah dan baik hati. Menyediakan segala keperluan lahir dan batinnya. Sebab itu pula Haris menolak berpoligami setiap ibu Rahma dan ibu Sandra meminta. Ia tidak ingin menyakiti istrinya. Bahkan hingga kini masih merasa heran mengapa ibu Sandra begitu antusias ikut memilihkan calon istri kedua untuknya.

Haris juga baru tahu bila sang mama memilih Laila sebagai madu Arsy dari rekomendasi ibu Sandra. 

Yang dirasakannya bukan hanya bahagia sebab Laila telah menjadi istrinya. Tapi, sisi hatinya yang lain merasa sakit melihat Arsy seperti itu. 

Pada malam pengantinnya dengan Laila. Ia mendengarkan isi hati Laila yang bahagia dapat dinikahinya. Ia hanya menjadi pendengar yang baik malam itu. 

Hingga hampir tengah malam, Haris keluar dari kamar dan melihat segelas teh hijau di atas meja dekat kamarnya. Seketika rasa bersalah menyeruak dalam kalbu. Lihatlah istri pertamanya itu, dia begitu perhatian. Jika disuruh memilih, ia tak ingin menyakiti hati istri pertamanya ini.

Di minum teh hijaunya itu dan menaruh gelas kosong ke dalam dapur. Setelah itu, entah mengapa langkah kaki membawa Haris menuju lantai dua tepatnya kamarnya dan Arsy. Ia masuk ke dalam kamar secara perlahan, dilihat kasur masih kosong. Haris yakin Arsy tertidur lagi di atas sajadah. Dan benar saja, Arsy sudah tertidur di atas sajadah. 

Haris melihat sisa-sisa air mata Arsy dan hal itu berhasil membuat hatinya terasa nyeri. Ia pun menggendong istrinya perlahan dan memindahkan ke tempat tidur. Di usap sisa air mata itu kemudian dikecup kening istrinya sangat lembut. 

"Maafin, mas."

Seharusnya Haris merasa bahagia tapi mengapa dadanya terasa sangat sesak.

Haris kembali ke kamarnya dengan Laila. Ia terperangah melihat Laila sudah berganti lingerie. 

"Mas dari mana?" Tanya Laila mendayu.

"Mas habis lihat Arsy di kamar. Kenapa bangun lagi?" Tanya Haris.

"Ini malam pengantin kita, mas. Aku cari kamu tadi."

Haris menghela nafas panjang. "Esok masih ada waktu, Laila. Mas gak mau kamu capek," tolak Haris halus. Ia bisa saja melakukan itu malam ini. Tapi, hatinya sedang tidak baik-baik saja. Ada kebimbangan dirasa.

Laila nampak diam memunggungi Haris. "Apa perasaan mas hanya omongan belaka? Apa cinta mas sudah berpindah ke hati Arsy sampai gak mau menyentuhku?" 

Mendengar pertanyaan Laila menjadi pias. Akhirnya ia menuruti permintaan Laila.

Ketika pagi menjelang, Haris sudah meminta Laila agar mengenakan hijab untuk menutupi rambut yang basah. Tapi, agaknya istri keduanya risih karena rambut basah dipakaikan hijab.

Saat pertama kali melihat Arsy turun dari tangga dengan penampilan semua tertutup selain kedua mata. Untuk pertama kali Haris terpesona melihat Arsy. Dipandangi Arsy berjalan mendekati dirinya dan Laila. Ah, sangat jelas tatapan Arsy sangat kecewa padanya terlebih melihat penampilan Laila.

Hati Haris juga sangat sakit ketika Arsy menolak tawarannya ketika akan mengantar Arsy berkunjung ke tempat ayah Wahyu. Ini pertama kali Arsy menolak tawarannya dan untuk pertama kali ia tidak bisa menjadi tempat sandaran Arsy ketika menangis di hadapan ayah Wahyu.

Betapa jahatnya aku.

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

kalau sdh tahu jahat kenapa dilakukan? yg reader kagum jika seorang suami menolak berpoligami apapun alasannya selama si istri masih bisa melayani nafkah batin dan dinyatakan oleh dokter sehat kandungan tdk bermasalah kukira itu masih bisa dipertahankan agar tdk berpoligami nah ini serumah lagi bener2 tdk manusiawi. reader hate you Haris !

2023-10-04

1

Amalia Gati Subagio

Amalia Gati Subagio

bajigur munafik santuy

2023-08-13

0

Benazier Jasmine

Benazier Jasmine

haris dasar suami tk tau diri, klo u emng cinta sm arsy ya tolak saja poligami

2023-07-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!