Arsy terus berusaha menenangkan Haris yang masih diam saja sedari tadi. Ketiga ibu itu juga sedari tadi sudah melontarkan banyak pertanyaan l, kenapa harus dioperasi jika hanya keguguran saja?
Benar.
Arsy tidak menjawab atas pertanyaan yang terlontar karena ada Haris yang lebih berhak. Apalagi ini adalah urusan rumah tangga suaminya dengan istri mudanya. Tugasnya hanyalah menenangkan Haris.
Beberapa jam telah berlalu dan dokter sudah memberitahu jika operasi pengangkatan rahim telah berjalan dengan lancar. Tadi, Haris dihadapan Arsy mengatakan untuk merahasiakan pengangkatan rahim Laila.
"Mas tenang, ya. Laila pasti sembuh, jangan khawatir." Arsy kembali memberi ketenangan bagi Haris. Tidak sedikitpun dirinya merasa senang atas kejadian yang tertimpa Laila.
Arsy benar-benar prihatin dan tidak menyangka Laila akan mengalami musibah yang memprihatinkan seperti ini. Rasa syukur terselip dalam hati karena Sang Maha Pelindung. Biarlah dirinya belum diberi kepercayaan untuk memiliki momongan asal masih bisa hamil suatu saat.
Haris hanya mengangguk lemah. Ia berjalan diikuti Arsy menuju ruang perawatan Laila, begitu juga para ibu di belakang mereka.
Laila masih belum sadarkan diri. Wajahnya terlihat sangat pucat sekali. Arsy melihat itu pun merasa iba. Ternyata, ia tidak bisa membenci wanita yang telah dinikahi suaminya.
***
Haris benar-benar merasa tak kuasa melihat Laila mengalami musibah seperti ini.
Digenggam salah satu tangan Laila yang bebas dari jarum infus. Lagi-lagi tidak dapat membendung air matanya. Pikirannya melayang ketika Laila sadar dan mempertanyakan kandungan yang telah gugur.
Haris belum tahu kalimat apa yang akan diucapkan sebagai jawaban bila esok hari Laila bangun dan mempertanyakan keadaannya.
***
Pukul tiga dini hari Laila terbangun. Mungkin karena sudah kebiasaan bangun pada pukul itu, membuatnya terjaga tanpa alarm ataupun batuan siapapun.
Dilihat Haris masih terlelap di kursi samping brankar, ketiga ibu paruh baya itu juga terlelap. Laila juga, mungkin karena masih dalam pengaruh obat.
Perlahan Arsy beranjak, melangkahkan kaki menuju pintu dan keluar secara perlahan juga saat menutup pintu. Saat sudah di balik pintu, ia mengelus dada karena berhasil keluar ruang perawatan tanpa hambatan.
Tatapannya melirik ke kanan dan ke kiri benar-benar sepi tak berpenghuni. Ruang perawatan Laila memang ruang pribadi dan hanya untuk satu pasien saja. Tapi, tidak di kamar kelas kakap.
Ia pun berjalan perlahan menuju lantai dasar dimana mushola berada. Letak mushola di rumah sakit tersebut memang agak jauh karena seperti itu biasanya.
Langkahnya terhenti saat tak sengaja mendengar rintihan seseorang. Arsy celingukan mencari asal suara dan kakinya melangkah mendekati asal suara tersebut.
Mata Arsy melotot ketika melihat siapa pria yang sedang merintih akibat luka di dadanya.
"To-tolong," kata pria tersebut.
"Ba-baik," kata Arsy perlahan jongkok dan menolong pria yang sudah beberapa bertemu dengannya dan meninggalkan kesal terluka.
"To-tolong bawa saya ke lantai paling atas," ucap pria itu lagi.
"Iya," kata Arsy lagi.
Arsy merasa heran karena luka di dada pria ini cukup parah dan seperti dilukai seseorang. Seketika rasa takut menyeruak dalam hati menduga orang yang di tolong ya adalah penjahat.
"Siapa nama kamu?" Tanya pria itu.
"Arsy."
"Aku Jo," kata pria itu membuat Arsy jengah.
"Gak nanya," sahut Arsy membuat pria bernama Jo juga kesal.
Arsy mengantarkan Jo susah payah dan di ruang perawatan. Sudah ada beberapa dokter yang siap mengobati luka Jo.
***
Jo adalah nama dari anak salah satu novel emak. Hayooo.. Jo siapa coba?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments
lilie 5678
novel apa kak biar aq jg cus sna
2023-09-18
0
yani suko
Arsy thor bukan Layla
2023-09-17
0
Sandisalbiah
aku Jo... " gak nanyak... " 😂😂😂😂harga diri seketika terhempas kebawah... 😅😅😅
2023-06-29
0