Bab 9

Keesokan harinya seperti hari sebelumnya Laila kembali mengantarkan Qadar ke sekolah. Khawatir terjadi hal-hal buruk pada Qadar karena itu Laila memilih untuk mengantar dan menunggu adiknya sampai pulang nanti.

Mengingat mereka masih baru tinggal di kota itu, dan lagi keadaan di kota pasti berbeda dengan di kampung dulu mereka tinggal. Mungkin tindak kejahatan lebih rentan terjadi, makanya Laila takut membiarkan Qadar pergi dan pulang sendiri.

Untungnya Mira tidak mempermasalahkan hal itu. Asalkan pekerjaan rumah sudah selesai Laila bebas mengantarkan adiknya ke sekolah.

Qadar sudah masuk ke lingkungan sekolah, seperti biasa Laila akan menunggunya di depan gerbang. Di sana ada tembok yang bisa di jadikan tempat duduk untuknya, hingga Laila tidak merasa pegal menunggu Qadar berlama-lama.

"Pak, tolong buka pintu gerbangnya!" pinta Restu sambil mengintip di antara pagar besi sekolah, mencari-cari sosok Laila di luar sana.

Tangannya membawa beberapa buku pelajaran SMP yang ia beli di tukang loak kemarin. Ada satu atau dua buku saja bekas Restu yang masih tersisa di rumah dan belum di buang oleh ibunya. Untungnya pembantu di rumah Restu membantunya mencari buku bekas yang masih tersisa itu di gudang.

"Maaf, kamu gak bisa keluar. Ini jam pelajaran," kata Satpam sekolah.

"Bentar saja pak. Aku cuma mau kasih buku-buku ini sama Laila, bentaran aja pak! Aku lagi jam kosong soalnya, guru olahraga gak datang hari ini," jelas Restu terus mendesak satpam sekolah agar membukakan pintu gerbang.

"Baiklah, tapi lima menit saja." Satpam itupun membukakan pintu gerbang untuknya.

"Iya pak, makasih!" Restu tersenyum lebar, lalu ia berjalan keluar menemui Laila yang sedang duduk tak jauh dari gerbang.

"Restu? Kok bisa keluar?" tanya Laila heran sambil celingukan ke arah gerbang yang kembali tertutup rapat.

"Aku barusan izin sama pak satpam, dan di bolehin keluar bentar buat kasih ini ke kamu." Restu menyodorkan sekitar lima buku mata pelajaran kelas 9 SMP termasuk salah satunya buku latihan ujian.

"Makasih ya!" Laila menerima dengan wajah sumringah.

"Sama-sama. Aku harap kamu gak berhenti belajar meski kamu gak meneruskan sekolahmu." Restu tampak begitu peduli pada Laila.

"Pasti, sekali lagi makasih."

"Oh ya, boleh aku tanya sesuatu?" ucap Restu seraya duduk di samping Laila yang kini sibuk membuka satu persatu buku pemberiannya.

"Tanya apa?" Laila menoleh sekilas lantas ia kembali membuka salah satu buku, mengingat materi apa yang terkahir kali ia pelajari di kampung.

"Kata Qadar ayah kalian pergi ke kota. Apa kamu tidak berusaha mencarinya? Siapa tau beliau tinggal di kota ini, kamu pasti punya fotonya kan? Kamu bisa buat selebaran foto beliau mana tau ada yang kenal, dan kamu bisa lebih mudah mendapat informasi tentang ayah mu," usul Restu.

"Iya juga ya, kenapa aku gak pernah kepikiran sampai sana?" ucap Laila sambil berpikir.

"Nah, aku bisa bantu kamu nanti buat cetak dan perbanyak foto ayahmu. Kamu tinggal bawa saja fotonya besok atau kalau enggak kamu kirim ke ponsel aku." Restu mengeluarkan benda pipih di saku celana olahraganya.

"Masukan nomor kamu di sini." Restu menyodorkan benda pipih itu pada Laila sementara Laila sendiri hanya bengong melihat Restu.

"Kenapa?" Restu heran melihat Laila hanya diam menatapnya.

"Maaf, aku gak punya Hp. Biar aku saja nanti yang buat selebaran. Tinggal kasih ke tukang print saja kan bisa? Aku gak mau repotin kamu, tapi makasih usulannya sangat bermanfaat dan membuka sedikitnya peluang untuk aku dan Qadar bisa bertemu sama Ayah." Mata teduh Laila terlihat penuh harapan, bisa Restu lihat hal itu.

Walau Laila bukan orang berada tapi ia tak serta merta ingin menerima semua bantuan dari orang lain apalagi jika Laila masih bisa melakukannya, dia tak akan menerima bantuan apapun itu. Seperti yang di tawarkan Restu saat ini.

"Sorry. Aku harap secepatnya kamu memperbanyak foto ayah mu itu, biar kamu dan Qadar bisa kembali berkumpul dengan keluarga. Kamu juga bisa melanjutkan sekolahmu, sosok ayah itu sangat penting menurutku, ia yang akan berjasa terhadap pendidikan mu. Dari keringatnya kita bisa hidup, dari pengorbanannya kita bisa sampai sebesar ini, " ucap Restu dengan pikiran mengawang mengingat sosok Syarif ayahnya yang begitu menyayanginya.

Laila menatap kebanggaan di mata Restu terhadap ayahnya. Lain hal dengan Laila yang tak merasakan apa yang Restu rasakan.

"Sepertinya kamu sangat menyayangi ayahmu, pasti beliau sosok yang sangat bertanggung jawab. Sementara aku, selama ini ibu lah yang melakukan semua itu untuk aku dan Qadar. Sosok Ayah hanya sebentar saja singgah di dalam hidupku, tapi meski begitu aku tak membenci beliau. Mungkin ada hal atau alasan yang membuatnya tak bisa pulang," kata Laila mencoba berpikir positif tentang Ayahnya.

"Aku doakan semoga kamu dan Qadar segera menemukan beliau," ucap Restu bersimpati.

"Hei, cepat masuk! Bisa kena tegor aku kalau kamu terus di luar!" seru Satpam pada Restu.

"Aku balik ya, kamu belajar yang giat dan jangan lupa berdoa agar segera bertemu ayah mu," nasihat Restu sebelum akhirnya dia masuk ke dalam lingkungan sekolah.

Laila hanya mengangguk ringan, lantas ia kembali membuka buku pelajaran pemberian Restu. Salah satu sampul buku menarik perhatiannya. Sebuah nama yang tak asing di benaknya. Di sana tertulis nama Restu Airlangga, mengingatkan Laila pada nama sang Ayah. Syarif Airlangga.

Laila mengernyitkan dahi, melihat kebetulan di depan matanya ini. Lantas ia tersenyum kecil merasa dirinya begitu bodoh.

"Laila, Laila. Nama Airlangga itu siapapun bisa memilikinya. Bukan hanya nama Ayah mu," gumamnya sambil geleng-geleng kepala dan tersenyum.

bersambung,

Terpopuler

Comments

Adelahyan Adelahyan

Adelahyan Adelahyan

😁😆

2024-05-04

0

Ali B.U

Ali B.U

next

2023-03-25

2

Ali B.U

Ali B.U

ayahnya Laila adalah ayamu Restu

2023-03-25

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!