Mike dan Martha memutuskan untuk mencari satu lagi anggota party. Mereka merasa canggung jika harus tidur di tempat yang sama dan hanya berdua. Keduanya sepakat untuk merekrut orang ketiga.
Sudah hampir dua jam Mike dan Martha berjalan menyusuri kota, tapi mereka tidak menemukan satupun player. Selama perjalanan Mike jadi kepikiran tentang persembahan yang harus dia berikan. Sekarang masih seperti pengenalan game yang akan dimainkan, jadi tidak akan ada banyak terjadi dimension break.
Setiap dimension break juga hanya muncul paling banyak enam sampai tujuh monster tingkat rendah. Mike mengira mustahil mengumpulkan persembahan monster level tiga sebanyak lima ratus monster hanya dalam waktu satu minggu.
Mike menggeram kesal saat memikirkannya. Dia mulai berpikir mungkin sistem sedang mempermainkan dirinya.
"Hei, kamu baik-baik saja? Dari tadi wajahmu tidak enak dilihat." Martha melirik Mike yang berada di sampingnya. Sejak tadi dia sudah memerhatikan raut wajah Mike yang terlihat kusut. Martha mencoba untuk bertanya, berharap dia dapat membantu.
"Bukan sesuatu yang besar, setidaknya aku ingin bilang begitu. Tapi nyatanya sekarang aku sedang terjebak dan aku tidak yakin kalau aku bisa mengatasinya." Mike memegang keningnya. Dia tampak sedang berpikir keras.
"Apa ada yang bisa aku bantu?" Martha menatap wajah Mike dengan rasa iba. Padahal beberapa waktu lalu Mike terlihat sedang menyombongkan kekuatannya, tapi saat ini dia malah nampak seperti orang yang sedang putus asa.
Mike menggeleng pelan sebagai jawaban atas pertanyaan Martha. Mike bersyukur karena memiliki rekan yang peduli, tapi sayangnya masalah ini tidak bisa diselesaikan dengan bantuan orang lain. Dia harus menyelesaikannya sendiri.
Terbesit rasa kecewa saat Martha mengetahui bahwa tidak ada yang dapat dia lakukan untuk Mike. Meski mereka baru kenal beberapa jam, tapi Martha langsung tahu kalau Mike adalah orang yang baik. Keadaan memaksanya untuk menutup diri.
"Sekarang kita adalah rekan, aku harap kamu tidak akan sungkan untuk meminta bantuan. Tidak peduli sekuat apapun kamu, pasti ada kalanya kamu akan membutuhkan bantuan dari rekanmu."
"Terima kasih, Martha. Aku akan mengingatnya." Mike menatap langit sambil menyunggingkan senyum tipis di wajahnya. Dia tahu seberapa pentingnya mempunyai rekan, hanya saja dia takut akan kembali merasakan kehilangan.
Di tengah suasana canggung antara Mike dan Martha, mereka akhirnya bertemu dengan beberapa player yang langsung berkumpul di suatu tempat. Mike sedikit terkejut saat melihat ada salah satu dari mereka yang sudah mencapai level dua.
"Lucky!" Mike tersenyum lebar. Dia menarik tangan Martha dan berlari menuju tempat para player itu berada.
Di sana ada lima player yang semuanya adalah seorang lelaki. Mereka menoleh ke arah Mike ketika menyadari kalau ada orang yang berlari mendekat. Tidak jauh dari tempat mereka berada terkapar tiga goblin level satu dan satu goblin level lima. Mike tidak terkejut mereka bisa mengalahkan goblin level lima jika lima orang itu bekerja sama. Ditambah lagi ada seorang player yang berada di level dua.
"Tunggu sebentar, siapa kalian?" Salah seorang dari mereka berjalan menghadang Mike dan Martha. Dia adalah pria dengan tubuh yang tinggi dan kekar. Dilihat dari penampilan, mungkin orang itu berusia sekitar dua puluh sembilan tahun.
Pria itu menatap Mike dan Martha bergantian, namun tatapannya berubah saat melihat Martha yang beringsut mundur karena ketakutan.
"Gadis kecil, jangan takut. Aku tidak akan melukaimu." Pria itu tersenyum. Tangannya bergerak ingin memegang kepala Martha, tapi Mike menghentikannya.
"Tidak bisakah kamu melihat dia sedang ketakutan?" Mike mengeratkan genggaman yang menghentikan tangan pria itu. Mike bisa melihat level kemampuan lawan, karena itulah dia dengan percaya diri menghentikan pria di depannya. Pria itu memiliki strength level tiga, tentu tidak sebanding dengan Mike yang memiliki strength level lima.
Pria itu menahan rasa sakit di pergelangan tangannya. Dia tetap harus menjaga kesan dirinya di depan player lain.
"Hei, lebih baik kamu jangan berurusan dengan Geoff. Dia orang yang tidak sabaran, jangan sampai mukamu jadi babak belur karena dia." Pria lain dibelakangnya berteriak sambil tertawa diikuti oleh tawa yang lain.
"Namamu Geoff?" Mike menatap tajam. Sekarang Mike merasa kesal karena melihat orang lemah yang berlagak kuat di hadapannya. Pria itu tertawa sambil menahan sakit. Sangat kentara dari suaranya kalau tawa itu dibuat-buat.
"Yah, aku Geoff. Aku player terkuat di kota ini. Tidak ada yang bisa mencapai level dua hanya dalam waktu lebih dari satu hari." Geoff menyeringai lebar, memperlihatkan deretan giginya yang menguning.
"Itu memang pencapaian yang luar biasa. Aku sendiri tidak bisa melakukannya."
"Benar! Sekarang kamu tahu orang seperti apa yang berdiri di hadapanmu saat ini?" Geoff memelototi Mike. Dia mengira Mike sudah mulai merasa takut kepadanya.
"Setidaknya untuk aku yang dulu. Jika aku yang sekarang, naik level tidak membutuhkan waktu sampai satu hari jika aku mau."
Geoff langsung berusaha menarik kembali tangannya. Mike dengan senang hati melonggarkan genggamannya hingga membuat pria itu terjatuh. Semua orang di belakang Geoff menatap waspada pada Mike. Selama ini belum ada orang yang bisa menjatuhkan Geoff dengan cara apapun.
Mike berjalan mendekati kerumunan itu. Sejak pertama kali melihat mereka, Mike tertarik dengan bocah berkacamata yang sedari tadi hanya melihat.
[STATUS WINDOW]
NAMA : KHUZESTAN GRIEDEF
KELAMIN : PRIA
USIA : 15 TAHUN
LEVEL KESELURUHAN : LV.1
STRENGTH LV.1 AGILITY LV.1 VITALITY LV.1 DEXTERITY LV.0 ATTACK LV.1 DEFENSE LV.1 INTELLIGENCE LV.MAX LUCK LV.0
SP : +100.000
MP : 10.000
HP : 150
SKILL :
EXPLOSION LV.10
FIREBALL LV.5
TITLE : -
KOIN : -
Mike tercengang saat melihat skill poin, mana poin, dan level skill yang dimiliki oleh anak berusia lima belas tahun. Bagaimana seorang bocah bisa memiliki mana sebanyak itu?
"Kamu tertarik dengannya? Lebih baik jangan. Dia hanya menjadi beban saja." Salah satu dari mereka mendengus saat menatap Gried. Dia adalah orang yang sama dengan yang tadi berteriak pada Mike.
"Menjadi beban dengan skill yang dia miliki?"
"Skill? Apa yang kamu bicarakan? Anak ini hanya meringkuk ketakutan dan tidak membantu sama sekali. Yah, tapi dia bisa berguna sebagai umpan jika ada musuh yang tidak dapat kami tangani." Pria itu menepuk-nepuk punggung Gried dengan keras. Gried tidak merespon dan hanya menerimanya.
"Hei manis, mau bergabung bersama kami? Aku bisa menjamin kamu akan aman karena kami memiliki banyak anggota, apalagi ada Geoff yang sudah mencapai level dua." Pria yang lain mencoba untuk menggoda Martha, membujuknya untuk bergabung bersama mereka. Martha memalingkan wajah, tidak memberi respon apapun.
"Dasar gadis sombong! Memangnya apa yang diberikan orang seperti ini padamu? Apa mungkin kalian sepasang kekasih?"
"Sayang, aku akan setia bersamamu sampai mati!"
Suara tawa mengambang memecah suasana. Mike tahu bahwa Martha merasa risih dan ingin segera pergi, tapi dia tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini. Setidaknya dia harus berhasil mengambil anak bernama Gried yang memiliki skill hebat dalam sihir.
"Gried, maukah kamu bergabung denganku? Aku pastikan kamu akan mendapat perlakuan yang baik." Mike negulurkan tangan pada Gried. Bocah itu sedikit terkejut melihat telapak tangan yang terbuka di depannya. Gried mendongak, menatap pemilik telapak tangan itu.
"Lihat ini, ada yang berani mengambil anggota kita tanpa izin." Pria gondrong yang dari tadi hanya diam akhirnya ikut angkat bicara. Tatapannya cukup mendominasi untuk ukuran seorang player level satu.
"Jika mau mengambilnya, bukankah harus lewat majikannya terlebih dahulu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
K.A.I
bener tuh
2023-04-04
2