"Eri pernah dengar katanya kalau daging monster itu lebih enak dari daging ayam!" Eri menunjukkan senyum polosnya dengan tampang tak berdosa setelah mengatakan itu.
"Siapa yang mengatakan hal seperti itu?" Mike menatap Eri kebingungan. Baru kali ini dia melihat anak kecil yang terasa aneh baginya. Padahal monster baru pertama kali muncul. Tidak mungkin ada orang lain yang mengetahui soal monster lebih awal.
"Dokter yang memberitahuku!"
"Dokter?!" Mike mengernyitkan keningnya. Dia sempat berpikir mungkin anak ini mendengarkan cerita tidak masuk akal saat sedang pergi memeriksa diri ke dokter. Tapi Mike terheran-heran dengan dokter yang menceritakan hal aneh pada anak-anak seusianya.
"Ya! Dokter Fezusm bilang kalau monster memiliki tekstur daging yang lebih empuk dan lezat. Dokter juga bilang daging monster punya banyak nutrisi."
"Ah, begitu ya? Tapi ak-ayah tidak punya daging monster. Eri makan yang lain saja, ya?"
"Eri mau daging monster! Tadi ayah mengalahkan banyak monster hijau, kan? Eri mau satu!" Eri mengembungkan kedua pipinya, membuat mata bulatnya sedikit menyipit.
Mike mengalihkan pandangan menatap ke arah lain. Dia baru sadar kalau Eri adalah gadis kecil yang imut. Jika gadis seperti ini yang memanggilnya ayah, Mike merasa tidak keberatan sedikitpun.
"Eri, dokter itu berbohong. Daging monster tidak enak sama sekali." Wajah Mike berubah masam saat membayangkan ada orang yang memakan daging monster. Dari pertarungan tadi saja dia sudah tahu kalau daging monster itu terlihat tidak enak sama sekali.
"Itu karena ayah belum terbiasa. Jika ingin bertahan hidup, dokter bilang kita harus memakan daging monster!" Eri sedikit membentak. Wajahnya merah padam karena menahan marah.
Mike tertegun mendengar apa yang Eri katakan. Saat game utama sudah dimulai, mungkin tidak akan ada toko makanan yang masih beroperasi. Keadaan bumi benar-benar akan kacau saat itu. Jadi tidak akan ada pilihan lain selain memakan daging monster.
Mengingat apa yang dikatan oleh Eri sangat masuk akal, rasa penasaran Mike kepada si dokter tambah memuncak. Siapa dokter yang Eri maksud? Apakah dia seorang Game Master atau dia orang yang bisa membaca masa depan? Tapi bisa juga orang itu datang dari masa depan dan kembali ke masa lalu.
"Time traveler, ya? Tapi aku masih belum bisa memastikan karena kurangnya informasi." Mike menengadah, lalu beralih menatap Eri yang berada di sampingnya.
Eri menatap Mike penuh maksud, berharap orang yang dia anggap ayah di depannya ini akan memenuhi keinginannya.
Triing!!!
[SISTEM]
NON PLAYABLE CHARACTER
CODE NAME : ERI
SKILL : TIDAK TERBATAS [TERKUNCI]
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN NON PLAYABLE CHARACTER MEMENGARUHI SKILL YANG DAPAT DIAKTIFKAN OLEHNYA
"NPC?" Mike dikagetkan oleh pemberitahuan sistem yang tiba-tiba. Dia kembali menatap Eri. Tidak pernah terlintas sedikitpun di benaknya kalau gadis kecil yang bersama dengannya saat ini adalah NPC yang dibuat oleh sistem.
Jika memang demikian, maka dokter yang dia ceritakan tidaklah nyata. Ingatan Eri bisa saja hanya sebuah skenario yang sudah diprogram. Tapi dia tidak terlihat seperti karakter sistem. Dia memiliki kehidupan dan emosi layaknya manusia pada umumnya.
"Bagi sistem yang bisa mengendalikan kehidupan tentunya tidak akan sulit membuat karakter yang terlihat benar-benar hidup." Mike berjongkok, berusaha supaya kepalanya sejajar dengan Eri. Dia mengelus pelan kepala Eri sambil tersenyum.
"Aku rasa panggilan ayah terlalu formal. Mulai sekarang panggil aku papa, ya!"
"Aaahh~ Papa!!" Eri meloncat kegirangan, mendorong tubuhnya ke arah Mike. Tangan mungilnya melingkar di leher Mike. Saat ini Mike merasakan kehangatan dari tubuh gadis itu. Bahkan gadis yang diciptakan oleh sistem bisa memberikan kehangatan yang selama ini dia inginkan.
"Papa, Eri lapar! Kapan kita bisa makan daging monster?" Eri kembali menunjukkan wajah masam yang terlihat imut.
Setelah dia tahu kalau gadis ini adalah non playable character, dia jadi memikirkan beberapa kemungkinan. Bisa saja ingatan yang ditanamkan pada Eri adalah petunjuk langsung dari game master. Jika itu memang benar, setidaknya dia harus mencoba untuk membuktikan gaya petunjuk yang game master tanamkan pada Eri.
"Baiklah, kita akan makan daging monster sepuasnya. Tapi, Eri harus menunggu di sini. Papa akan pergi mengambil daging monster, mengerti?! Tunggu Papa di sini. Jangan pergi ke manapun supaya papa tidak khawatir."
Eri mengangguk pelan sebagai jawaban iya. Raut wajahnya kembali segar. Melihat ekspresi Eri membuat Mike semakin tidak mau menerima kenyataan bahwa Eri bukanlah makhluk yang sama seperti dirinya.
"Anak baik." Mike beranjak pergi meninggalkan Eri dengan kecepatan maksimalnya. Jika ada orang lain yang melihat, mungkin mereka akan berpikir Mike adalah seorang atlet pelari saat melihat kecepatannya.
Mike memperlambat kecepatannya saat sudah hampir sampai di gang yang tadi dia masuki. Dia bersembunyi di balik tembok sambil mengintip ke dalam gang. Tidak ada apapun di sana selain bangkai goblin yang sudah dia kalahkan. Goblin gemuk tadi juga sudah tidak ada.
"Baiklah, ini kesempatanku." Mike berusaha mendekati tubuh goblin yang terkapar itu tanpa membuat suara sedikitpun. Dia khawatir akan mengundang monster itu lagi. Tangannya dengan cepat memungut beberapa goblin, lalu berlari dengan kecepatan penuh saat ingin kembali.
Akhirnya Mike bisa bernapas lebih lega saat berhasil keluar dari gang yang gelap tanpa cahaya. Dari kejauhan Mike melihat Eri yang berdiri sambil menatap ke arahnya.
"Papaa!!" Eri melambaikan kedua tangannya. Dia begitu senang melihat Mike membawa monster di kedua tangannya.
"Selamat datang, Papa!" Seru Eri yang menyambut kedatangan Mike dengan wajah gembiranya. Mike menjatuhkan tubuh goblin yang dia bawa, menatap tubuh tak bernyawa itu dengan tampang yang serius.
"Jadi, bagaimana kita akan memasaknya?"
Mike baru ingat kalau dia tidak bisa memasak selain mie instan. Selama ini dia selalu membeli makanan dengan harga murah di toko dekat rumahnya. Kadang ada juga yang memberikan makanan sisa saat malam hari.
"Papa tidak bisa memasak?" Eri memiringkan kepalanya sambil menggigit ibu jari. Mike malu mengakuinya, tapi dia juga tidak bisa bilang kalau dia bisa memasak atau masakannya akan menjadi masakan terburuk yang pernah Eri cicipi. Jika Mike tahu akan jadi seperti ini, dia pasti akan belajar memasak walau hanya masakan sederhana.
"Maaf, Eri. Aku memang papa yang payah. Aku bahkan tidak bisa memasak makanan yang sederhana." Mike menundukkan wajahnya. Mungkin hanya dia satu-satunya orang yang tidak bisa memasak di usianya.
"Papa duduk saja! Biar Eri yang memasak untuk papa! Eri akan berusaha yang terbaik untuk memberikan hadiah karena sudah menyelamatkan Eri tadi." Eri menyeringai, memperlihatkan deretan gigi susunya yang mungil.
[SISTEM]
SALAH SATU SKILL NON PLAYABLE CHARACTER DIAKTIFKAN
SKILL : KOKI CILIK TERBAIK DIBUKA
"Koki cilik terbaik? Jadi apa syarat supaya dia bisa mendapatkan skill?"
Saat ini Mike masih tidak tahu bagaimana dia akan merawat Eri dan apa syarat yang harus dipenuhi supaya Eri bisa mendapatkan skill. Walaupun dia hanyalah karakter dari sistem, tapi tetap saja Mike tidak bisa membiarkan Eri terluka. Setidaknya Eri harus bisa melindungi diri dari monster level rendah.
[STATUS WINDOW]
NAMA : CHARLES MIKE
KELAMIN : PRIA
USIA : 23 TAHUN
LEVEL KESELURUHAN : LV. 1
STRENGTH LV.2 AGILITY LV.1 VITALITY LV.1 DEXTERITY LV.2 ATTACK LV.2 DEFENSE LV.2 INTELLIGENCE LV.1 LUCK LV.0
SP : 0
MP : 100
HP : 200
SKILL : SAMURAI LV.3
ITEM : PEDANG LV.3
KOIN : +2550
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
luch
good👍
2023-03-23
1
Kita_Yama
Haii, ada kritik dan saran buat author ga??
2023-03-23
1