Mike membawa Martha menuju reruntuhan gedung yang masih belum diperbaiki. Martha merasa kebingungan karena dibawa ke tempat seperti ini. Tidak ada banyak orang yang berada di sekitar sini. Mungkin karena banyak bangunan, jadi banyak orang merasa tidak aman. Bisa saja puing-puing bangunan yang menumpuk tiba-tiba terjatuh.
"Padahal kamu bilang tidak perlu merahasiakannya, tapi kamu tetap membawaku ke tempat yang sepi." Martha mengedarkan pandangannya, memerhatikan kondisi di sekitar.
"Ada alasan tersendiri kenapa aku memilih tempat ini dan itu bukan karena aku ingin merahasiakan informasi yang akan aku berikan padamu." Mike menatap layar pemberitahuan sistem. Dia sedang melihat hitung mundur sebelum terjadi dimension break.
"Tidak usah membuang waktu lagi. Aku akan menjelaskan mulai dari sistem. Jadi sistem adalah sistem. Aku yakin kamu mengerti maksudku. Perihal siapa yang menciptakan sistem yang menjadikan kita sebagai player, aku sendiri ingin tahu itu. Sayangnya sampai saat ini aku belum menemukan apapun. Sistem memanggilnya administrator, begitu juga dengan kita sebagai player. Lalu untuk apa player diciptakan?" Mike diam sejenak, menatap Martha dengan serius.
"Untuk menyempurnakan game?" Martha memiringkan kepala, ragu-ragu untuk menjawab.
"Itu salah satunya. Tapi peran kita disini adalah untuk mengalahkan monster yang muncul diakibatkan oleh dimension break."
"Dimension break? Apa maksudnya itu?" Martha menatap Mike penuh tanda tanya. Otaknya sedang berusaha untuk mencerna, tapi ternyata tidak bisa.
"Ah, tepat waktu! Ini yang aku maksud dengan dimension break. Karena akan susah untuk menjelaskan, jadi aku menunjukkannya langsung padamu." Mike menunjuk udara kosong di belakang Martha. Gadis itu sontak membalik badan, bersembunyi di balik punggung Mike.
Dia melihat retakan yang memancarkan cahaya di udara. Dia sempat terkesima untuk sesaat, sebelum para monster muncul dari retakan itu.
"Itu adalah goblin. Kamu pasti sering melihatnya di dalam komik atau cerita dongeng. Eh, memangnya cerita dongeng ada goblin? Terserahlah! Pokoknya itu goblin." Mike menunjuk monster berbadan hijau gemuk yang keluar dari dimension break. Martha menelan ludah. Monster itu terlihat sangat menakutkan baginya.
"Perhatikan baik-baik."
[SISTEM]
SKILL DEVIL INTIMIDATION DIGUNAKAN.
MONSTER TIDAK BISA BERGERAK KARENA MERASAKAN KETAKUTAN KEPADA PLAYER.
SKILL ABSOLUTE KING OF MONSTERS DIGUNAKAN.
MONSTER BERHASIL DITAMBAH MENJADI PASUKAN.
Martha ternganga melihat apa yang terjadi di depannya saat ini. Beberapa detik lalu para monster itu terlihat liar dan seolah ingin memangsa dirinya, tapi saat ini mereka malah seperti makhluk imut yang patuh. Wajah menyeramkan mereka seketika berubah hanya dalam beberapa kedipan mata.
"Lihat, kan? Selama kamu tidak jauh dariku, maka kamu akan tetap aman." Mike menoleh, menatap wajah Martha yang menempel di punggungnya. Martha mengangguk dengan antusias. Dia merasa bersyukur karena bertemu dengan orang yang kuat.
"Ayo buat kesepakatan! Bergabunglah denganku! Selama kamu bersumpah tidak akan mengkhianatiku, maka aku juga bersumpah akan menjagamu." Mike mengacak-acak rambut Martha. Tanpa dia sadari, secara tidak sengaja dia membuat Martha tersipu.
"Bagaimana kamu bisa sekuat ini padahal game baru saja dimulai?" Martha menundukkan kepala. Sekarang dia tidak berani menatap wajah Mike setelah melihat apa yang terjadi.
"Soal itu? Tentu saja karena aku menjadi player jauh sebelum player lain dipilih oleh sistem. Oleh sebab itulah aku tahu lebih banyak daripada orang lain." Mike menghela napas pelan. Dia tersenyum saat melihat Martha yang berusaha menyembunyikan wajahnya. Seharusnya memang seperti inilah sikap seorang gadis, bukan malah bersikap tidak sopan seperti tadi. Mike langsung menyadari perubahan emosi yang terjadi pada Martha.
"Satu hal yang perlu kamu ketahui. Aku tidak akan memaafkan pengkhianat walaupun sudah memohon ampun. Jadi apa kamu bersedia untuk bergabung denganku? Aku tidak akan memaksamu, tapi pikirkan saja jika seandainya di masa depan kita malah menjadi musuh." Mike menatap sayu leher belakang Martha yang terlihat jelas karena dia sedang menunduk.
Martha sontak terkejut saat mendengar perkataan Mike. Terbesit rasa takut dibenaknya, tapi rasa takut itu dia tepis dengan keyakinan bahwa Mike adalah orang yang bisa dipercaya.
"Baiklah, izinkan aku bergabung. Tapi, bisakah kamu menurunkan kewaspadaanmu itu? Terasa menakutkan." Martha mendesah pelan. Orang yang bersamanya saat ini sangat menakutkan. Bukan hanya karena memiliki kekuatan, tapi sikapnya juga sangat mempengaruhi.
"Bagus, selamat bergabung! Jujur saja, aku merasa senang karena kamu bersedia untuk bergabung denganku. Tapi kita masih membutuhkan dua orang lagi." Mike melirik lima goblin yang sedari tadi diam membisu.
"Aku pikir sistem akan mengurus mereka seperti waktu dia mengurus Zeru. Ternyata tidak, ya? Bagaimana caranya aku mengirim mereka?"
[SISTEM]
APAKAH ANDA INGIN MENGIRIM MONSTER YANG DIJADIKAN PASUKAN SECARA OTOMATIS?
[YES] [NO]
Mike menekan kolom yes pada layar. Itu akan memudahkannya karena dia tidak tahu cara mengirim mereka. Dia hanya tahu bagaimana caranya memanggil pasukan.
Goblin yang berdiri di dekat Mike perlahan menghilang, berpindah ke dimensi yang sudah disediakan oleh sistem. Martha kembali dikejutkan oleh kejadian yang dia lihat. Jika tadi dia melihat monster yang dijinakkan, sekarang monster itu malah menghilang.
"Apa mereka tidak bisa dijadikan bodyguard atau semacamnya? Kenapa mereka langsung menghilang setelah dijinakkan?" Martha beralih menatap Mike dengan mimik yang serius. Padahal dia berpikir skill yang dimiliki oleh orang di depannya ini sangat luar biasa. Tapi rasanya percuma kalau monster yang dijinakkan langsung menghilang begitu saja.
"Karena kita sudah menjadi satu tim, aku akan memperlihatkannya padamu. Tapi jangan berteriak, jangan banyak bertanya, cukup diam dan lihat saja." Mike mengangkat tangan kanannya ke arah samping, memejamkan mata.
"Shadow gate."
Sebuah gerbang terbentuk di ujung jari Mike. Matanya terlihat bersinar bahkan saat matahari masih menampakkan diri. Dari gerbang itu keluar enam goblin dengan ukuran yang berbeda-beda. Lima goblin di antaranya adalah goblin yang dilihat oleh Martha.
"Bahkan sampai ada goblin level lima." Martha membelalak sambil menutup mulut, merasa tidak percaya apa yang sedang dilihatnya saat ini.
"Akan sangat merepotkan kalau mereka terus mengikutiku, kan? Pasukan yang aku miliki akan semakin banyak selama aku bisa mengatasi mereka hidup-hidup. Skill ini tidak bisa digunakan pada monster yang sudah mati." Mike melipat tangan di dada, menatap puas pada pasukannya saat ini. Walaupun masih sedikit, tapi setidaknya dia sudah berhasil menjadi lebih kuat. Bahkan sekarang dia merasa bisa mengatasi monster level delapan tanpa bantuan orang lain.
"Aku harap pilihanku bergabung denganmu bukanlah suatu kesalahan."
"Apa yang kamu maksud dengan kesalahan, huh?! Apa menurutmu memiliki pasukan monster adalah sebuah dosa?" Mike melirik Martha yang sedari tadi belum melepaskan pandangannya dari Zeru.
"Entahlah. Tapi aku rasa tidak masalah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Danda Saputra
wkwkwk si Mike kesabarannya setipis tisu dibagi dua
2023-05-30
2