The Great Wife (20)
Akhirnya, hal yang sudah ada di pikiran keduanya pun mereka lakukan di kamar itu. Kamar pribadi Leona dengan almarhum ayah Rion semasa hidupnya. Bahkan foto pernikahan keduanya pun masih terpampang disana. Seolah menjadi saksi bisu.
"Astaghfirullah..." teriakan menggema.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Ara yang memata-matai keduanya melalui kamera tersembunyi miliknya langsung menutup laptopnya. Ia pun melampar asal earphone yang menempel di telinganya.
" Ya Allah, apa yang mereka pikirkan!" Ara kesal karena hampir menyaksikan adegan dewasa secara live.
Ara yang menyadari keanehan dari perintah Mommy Leona, langsung pergi ke kamarnya dan mulai mengamati apa yang di lakukan ibu mertuanya dari laptopnya.
Flashback on
" Sampai nanti siang, kalian semua tidak boleh masuk ke dalam mension. Apapun pekerjaan yang sedang kalian lakukan saat ini di dalam mension, tinggal saja. Kerjakan lagi nanti siang saat saya sudah memperbolehkan kalian memulai lagi pekerjaan kalian." Perintah Leona pada semua pelayan yang sengaja ia kumpulkan termasuk Ara.
Mereka yang hanya seorang pelayan menyadari bahwa mereka tidak berhak bertanya apapun. Sekalipun merasa penasaran, mereka hanya bisa patuh saja.
"Baik, Nyonya." Jawab semuanya serempak.
" Sekarang bubar !" Perintah Leona membuat semua pelayan membubarkan diri.
Kebanyakan dari mereka memilih beristirahat sejenak di kamarnya sampai siang hari nanti.
Sementara Ara justru mulai berkutat dengan laptopnya untuk mengawasi apa yang ibu mertuanya lakukan.
"Aku yakin Mommy akan melakukan sesuatu. Ini sangat aneh.: Gumam Ara sambil meletakkan earphone di kedua telinganya agar bisa mendengar deng jelas suara yang di tangkap oleh alatnya.
Ara mulai memperhatikan pergerakan ibu mertuanya dengan laki-laki yang kini sudah Ara ketahui bahwa dia bukanlah sepupu sang ibu mertua. Ara tahu setelah mendapat kiriman file berisi data dari laki-laki tersebut dari Azzam, sang kakak tempo hari.
Ara terus memperhatikan sampai mereka masuk ke dalam kamar kakek Rendra dan duduk di atas sofa.
"Jangan membuat kami kecewa. Kami sudah membayar kalian dengan mahal." tegas kekasih Leona.
"Baik, tuan." Jawab salah seorang di antara mereka yang merupakan ketuanya.
Ara terus memperhatikan sampai ketiga laki-laki yang ikut masuk ke kamar kakek Rendra itu bisa menemukan kamar rahasia dalam waktu yang cepat.
"Benar-benar profesional." Ara memuji kinerja orang bayaran ibu mertuanya.
Ia melihat Mommy Leona dan yang lainnya langsung masuk ke dalam ruangan rahasia itu dan terlihat mengamati setiap sudut ruangan.
Sampai pandangan mereka tertuju pada sebuah brangkas.
" Bongkar brangkas itu!" Perintah terlontar tegas dari mulut pria yang beberapa tahun lebih tua dari Leona itu.
" Baik"
Ara lagi-lagi menggelengkan kepalanya saat melihat brangkas bisa terbuka tanpa harus bersusah payah.
"Apa-apaan ini ?" Teriak Leona emosi.
Ara tersenyum melihat wajah terkejut sang ibu mertua.
" Kejutan untukmu, Mom." Ucap Ara yang pastinya hanya bisa di dengar oleh Ara seorang.
"Ada apa, sayang ?" Kekasih Leona menghampiri Leona dan mencari tahu penyebab kekasihnya marah.
" Tidak mungkin" Kekasih Leona menggelengkan kepalanya. Ia ikut terkejut melihat brangkas yang kosong.
" Apa mungkin seseorang sudah datang lebih dulu dari kita?"
"Kamu mencurigai seseorang?" Mendapat pertanyaan seperti itu, Mommy Leona hanya menggelengkan kepalanya.
" Periksa Cctv." Ucap Leona yang di setujui kekasihnya.
Ara terus tersenyum memperhatikan semuanya di balik laptop.
" Periksalah sepuas kalian. Kalian tidak akan menemukan petunjuk apapun." Ucap Ara.
Ara sudah pasti menghapus rekaman yang bisa membuat apa yang ia lakukan ketahuan dan mengganti dengan rekaman lain yang tidak menunjukkan apapun.
Brakkkk
" Tua Bangka itu sudah menipuku. Sepertinya dia tidak menyimpannya di brangkas. Tapi, di tempat lain." Geram Leona emosi.
Amarah sudah menguasainya.
" Bersabarlah. Bagaimana kalau kita lupakan masalah ini dan melanjutkan ke rencana berikutnya." Kekasih Leona bersikap santai.
" Lalu bagaimana dengan masalah ini?"
" Kita tidak perlu khawatir. Bukankah tidak ada yang tahu selain mantan mertuamu?" jawabnya enteng.
Leona mendengus. " Bagaimana kalau dia sudah mempercayakan bukti itu kepada orang kepercayaannya? Tidakkah kamu berpikir sejauh itu?"
Mereka diam
" Honey, bagaimana kalau kita melakukan hal lain untuk membuat rileks pikiran kita. Setelah itu, baru kita pikirkan lagi masalah ini."
" Baiklah. Aku juga sepertinya membutuhkan itu." jawab Leona tersenyum penuh arti.
Keduanya pun melakukan kegiatan panas mereka di atas sofa.
"Astaghfirullah..." teriakan menggema.
Ara menutup laptopnya dengan segera, lalu melempar earphonenya asal.
" Ya Allah, hampir saja aku menonton... Arghhhh." Ara bergidik ngeri.
Sekalipun ia sudah menikah dan melakukan aktivitas seperti itu, ia tak pernah menonton aktivitas orang lain.
" Mereka benar-benar tidak tahu diri." Geram Ara.
Ara yang sudah tahu siapa sosok yang selalu di kenalkan sebagai sepupu oleh Mommy Leona merasa geram.
Orang itu adalah kekasih dari Mommy Leona bahkan saat ibu mertuanya itu berstatus istri dari ayah Rion.
" Kehancuran sedang menantimu, Mom." Ucap Ara sambil melihat map berisi berkas yang di cari Mommy Leona.
Ara mengambil dan meletakkannya ke bawah tumpukan bajunya.
Kemarin, Ara berhasil mengambil berkas di dalam brangkas Kakek Rendra.
" Aku harus segera mengeluarkan berkas ini dan menyimpan di tempat yang aman. Guman Ara.
TBC
...----------------...
...Jangan lupa untuk tinggalkan jejak, like, komentar dan subscribe....
...Terimakasih atas dukungannya...
...🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments