TGW 3 Perubahan Sikap Rion

The Great Wife (3)

Rion keluar dari mobil. Melihat orang yang keluar dari mobil adalah suaminya, Ara berniat menghampirinya. Namun, saat Rion melihat ke arahnya dengan tatapan kebencian. Ara terdiam mematung.

" Kenapa? Ada apa dengan Kak Rion?", lirih Ara yang akhirnya tak jadi menghampiri suaminya.

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

Waktu makan malam tiba, Ara yang biasanya duduk di meja makan kini justru berbaur dengan para pelayan di dapur kotor. Membantu mereka menyiapkan makan malam yang akan di hidangkan sebentar lagi.

" Biar saya yang membawanya ke meja makan, Nona", Rani menawarkan diri.

" Boleh", Ara tersenyum. Ia merasa tak sanggup walaupun hanya sekedar mengantarkan makanan ke meja makan. Ia tak sanggup berhadapan dengan suaminya setelah tadi ia melihat bagaimana sikap suaminya terhadapnya.

Rani pun mengantar makanan itu kedepan. Tidak lama, ia kembali menghampiri Ara.

" Nona maaf, Kepala pelayan meminta anda yang mengantarkan makanan-makanan ini ke depan. Katanya itu perintah Nyonya", ucap Rani tak enak hati.

" Tidak apa-apa, Rani", Ara bangkit dari duduknya dan mulai membawa makanan itu ke meja makan.

Ara melakukannya tanpa bantuan siapapun. Hingga saat ia meletakkan makanan terakhir, ia melihat suaminya ke meja makan. Rion hanya melihat sekilas ke arahnya. Tanpa berkata apapun, ia langsung duduk di kursi yang biasa ia tempati.

Lagi-lagi hati Ara berdenyut nyeri. Rion tak pernah mengabaikannya seperti ini.

Ara yang masih belum berani bertanya, akhirnya undur diri ke belakang. Ke tempat para pelayan berada.

" Mau kemana kamu?", tanya Leona yang baru datang. Di belakangnya ada Javin yang menatap Ara sambil memicingkan mata

" Saya,mau ke belakang lagi, Nyonya", jawab Ara sambil melihat bagaimana reaksi Rion saat Ara memanggil Leona dengan sebutan 'Nyonya'.

Rion tampak acuh dengan terus fokus pada ponselnya.

" Siapa yang menyuruhmu kembali ke belakang?", tanya Leona lagi.

" Karena aturan di mension mengatakan bahwa para pelayan tidak boleh terlihat saat makan malam tiba. Bukankah Nyonya bilang mulai hari ini saya adalah pelayan?", jelas Ara lagi-lagi melihat ke arah Rion berharap Rion membelanya dan mengatakan bahwa ia bukanlah pelayan tapi istrinya.

Namun, harapannya sia-sia. Rion acuh dan tidak beralih sedikitpun dari ponselnya.

Leona tersenyum sinis. Ia sadar dengan apa yang di lakukan Ara. Menjawab pertanyaannya namun selalu melihat ke arah Rion.

" Dengar ! Mulai hari ini, tugasmu adalah melayani kami saat makan malam. Peraturan yang tadi tidak berlaku untukmu yang punya tugas khusus", jelas Leona angkuh.

" Baik, Nyonya", jawab Ara patuh.

Ara sebenarnya sudah tak kuat. Di perlakukan tidak baik oleh sang mertua tidak masalah baginya karena masih ada suami yang mencintainya. Namun, mendapati suaminya yang berubah tidak peduli padanya, sungguh Ara tak sanggup.

Seperti perintah Leona, Ara mulai melayani semua orang di mulai dari ibu mertuanya.

" Kenapa nasinya terlalu sedikit? Kau ingin aku mati kelaparan?", ketus Leona.

Ara diam tak menjawab. Ia lalu menambahkan nasi ke dalamnya piring Leona.

" Kau ingin aku jadi gemuk karena makan nasi sebanyak itu saat makan malam?, lagi-lagi apa yang Ara lakukan salah di mata Leona.

Ara hanya menghela nafas. Ia tak mau berdebat. Fisik , hati dan pikirannya terlalu lelah. Semua yang terjadi terlalu tiba-tiba dan tidak bisa Ara cerna kenapa hidupnya berubah seperti ini.

"Apa segini cukup, Nyonya?", tanya Aa memastikan.

" Cukup ", jawab Leona tersenyum bahagia sudah bisa mempermainkan Ara.

Ingin rasanya Ara memaki wanita yang berstatus mertuanya itu. Bukankah porsi nasi yang ia ambilkan pertama kali juga sebanyak ini?.

Ah, kini ia merasakan bagaimana berada di posisi seorang pelayan. Dimana majikan selalu benar.

" Lauk pauknya apa saja, Nyonya?," Ara memilih bertanya lebih dulu sebelum dirinya di salahkan.

Ara pun mengambilkan makanan yang di inginkan Leona. Leona langsung menyantap makanan miliknya tanpa ada drama lagi.

Ara mulai melayani suaminnya. Ara meletakkannya makanan yang di sukai suaminya tanpa bertanya terlebih dahulu. Setelah selesai, Ara meletakkan piring berisi nasi dan lauk pauk itu di hadapan Rion. Rion mulai menyantap makanan itu tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Ara sangat miris dengan nasibnya. Bila sebelumnya ia melayani suaminya dengan statusnya sebagai istri, sekarang ia melayani suaminya dengan status sebagai pelayan.

Tak ada senyum manis dan ucapan terimakasih. Rion menampakkan wajah datarnya tanpa ekspresi.

Lagi-lagi Leona tersenyum sinis melihat sikap Rion pada Ara.

Javin menunggu Ara melayaninya. Ara sebenarnya malas melayani Javin yang ia tahu suka mencuri pandang padanya. Dulu mungkin hanya sembunyi-sembunyi. Saat Rion tak ada. Tapi, sekarang ia melakukannya tanpa takut sama sekali akan keberadaan Rion disana.

Javin terus memandanginya dengan penuh damba.

" Terimakasih Kakak ipar," ucapnya sambil mengambil alih piring yang Ara pegang yang akan ia letakkan di hadapan Javin.

Hingga tanpa di duga tangan keduanya bersentuhan. Ara yang kaget hampir saja membuat piring itu jatuh ke lantai kalau saja Javin tidak langsung memegang piring itu.

" Hati-hati, Kakak ipar", ucapnya di iringi senyum menggoda.

Ingin rasanya Ara menampar Javin atas sikap lancangnya. Namun, Ara hanya mampu mengepalkan tangannya menahan amarah. Ia pun menahan rasa sakit hatinya saat Rion tak membelanya dan membiarkan begitu saja.

Mata Ara mulai berkaca-kaca.

" Kau boleh kembali ke belakang dulu. Setelah itu, kembalilah kesini untuk membereskan semuanya. Jangan lupa cuci piring kotornya ", perintah Leona.

" Baik", jawab Ara singkat.

Ara pergi dari sana dengan hati terluka. Air mata yang coba ia tahan akhirnya meluncur dengan sendirinya saat ia sudah keluar dari mension. Ara memilih duduk di bangku taman sampai Leona dan yang lainnya menyelesaikan makan malamnya.

" Kak, apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu berubah? Apa salahku kak?", tanya Ara di sela-sela tangisnya.

Ara rapuh. Ia tak pernah di perlakukan buruk seperti ini. Ara melihat kedua tangannya. Tangan yang tak pernah melakukan pekerjaan berat itu tampak memerah.

" Kau biasanya peduli saat aku terluka walaupun itu luka kecil. Kau pun akan membelaku saat ada orang berniat tidak baik padaku. Tapi, sekarang kau bahkan diam padahal Javin menggodaku di depan matamu. Dia bahkan dengan lancangnya berani menyentuh tanganku?", Ara kembali mengeluarkannya air matanya.

" Apa yang harus aku lakukan sekarang, kak? Aku kuat di perlakukan buruk oleh mommy karena ada kamu. Tapi, sekarang kamu tak peduli padaku ,tidak ada lagi yang bisa melindungi ku," Lagi-lagi Ara menangis menumpahkan kesedihannya.

Ara duduk di taman sambil terisak. Hingga Rani datang menghampirinya.

"Nona, Pak Mus meminta anda membereskan meja makan sesuai perintah Nyonya"

Ara menghapus air matanya. Ia langsung berdiri.

" Ya, aku kan segera melakukannya ", ucap Ara melewati Rani sambil mencoba untuk tatap tersenyum.

Meja makan tampak kosong. Semua sudah kembali ke kamar masing-masing.

Ara pun membereskan semuanya. Hari semakin malam tapi, Ara masih belum bisa mengistirahatkan badannya. Piring kotor menunggu untuk di bersihkan.

Dengan sisa tenaga. Ia membersihka piring kotor yang menumpuk.

Sementara itu,Rion yang merasa haus segera pergi ke dapur. Biasanya air putih selalu tersedia di atas nakas. Namun, hari ini tidak ada karena Ara sudah tidak tidur di kamarnya.

Sayup-sayup ia mendengar suara air mengalir. Saat di lihat, ternyata sosok mungil yang tidak lain adalah istrinya sedang mencuci piring.

Tak ingin keberadaannya di ketahui Ara, Rion langsung membalikkan badan.

" Kak Rion.."

TBC

...----------------...

...Mohon dukungannya...

...Jangan lupa tinggalkan jejak like, komentar dan subscribe...

...Terimakasih ...

...😉😉😉...

Episodes
1 TGW 1 Ibu Mertua Bermuka Dua
2 TGW 2 Menjadi Pelayan
3 TGW 3 Perubahan Sikap Rion
4 TGW 4 Hukuman
5 TGW 5 Mulai Bergerak
6 TGW 6 Identitas yang Disembunyikan
7 TGW 7 Terkuaknya Sebuah Rahasia
8 TGW 8 Memilih Teman Untuk Berjuang
9 TGW 9 Jebakan
10 TGW 10 Berita Yang Menggemparkan
11 TGW 11 Bekerja Sama
12 TGW 12 Mencari Pelakunya
13 TGW 13 Berbagi Tugas
14 TGW 14 Gerak-gerik Mencurigakan
15 TGW 15 Hampir Ketahuan
16 TGW 16 Telpon Dari Ibu Mertua
17 TGW 17 Totalitas Dalam Berakting
18 TGW 18 Kedatangan Ibu Dhila ( Ibunda Ara)
19 TGW 19 Membuka Brangkas
20 TGW 20 Memantau Di Balik Laptop
21 TGW 21 Berkas Rahasia
22 TGW 22 Kekhawatiran Rion
23 TGW 23 Kecelakaan
24 TGW 24 Sikap Rion
25 TGW 25 Akhirnya Rion Tahu
26 TGW 26 Rahasia Keluarga Ara
27 TGW 27 Bertemu Ara
28 TGW 28 Pengakuan Mommy Leona
29 TGW 28 Rion Kecelakaan?
30 TGW 30 Kondisi Rion
31 TGW 31 Surat Wasiat?
32 TGW 32 Pembacaan Surat Wasiat
33 TGW 33 Rencana Untuk Javin
34 TGW 34 Masih Flashback
35 TGW 35 Memeriksakan Kandungan
36 TGW 36 Keterkejutan Javin
37 TGW 37 Perdebatan Javin dan Mommy Leona
38 TGW 38 Foto Anniversary
39 TGW 39 Kejutan Rion
40 TGW 40 Firasat Johan
41 TGW 41 Ulang Tahun Perusahaan
42 TGW 42 Kejutan Untuk Semua
43 TGW 43 Pertemuan Kakak Beradik
44 TGW 44 Tidak Berubah
45 TGW 45 Hukuman
46 TGW 46 Mengunjungi Makam
47 TGW 47 Akhirnya
48 Promo Novel Terbaru: Sebatas Ibu Untuk Anakmu
49 Promo Novel Terbaru: Sebatas Ibu Untuk Anakmu
Episodes

Updated 49 Episodes

1
TGW 1 Ibu Mertua Bermuka Dua
2
TGW 2 Menjadi Pelayan
3
TGW 3 Perubahan Sikap Rion
4
TGW 4 Hukuman
5
TGW 5 Mulai Bergerak
6
TGW 6 Identitas yang Disembunyikan
7
TGW 7 Terkuaknya Sebuah Rahasia
8
TGW 8 Memilih Teman Untuk Berjuang
9
TGW 9 Jebakan
10
TGW 10 Berita Yang Menggemparkan
11
TGW 11 Bekerja Sama
12
TGW 12 Mencari Pelakunya
13
TGW 13 Berbagi Tugas
14
TGW 14 Gerak-gerik Mencurigakan
15
TGW 15 Hampir Ketahuan
16
TGW 16 Telpon Dari Ibu Mertua
17
TGW 17 Totalitas Dalam Berakting
18
TGW 18 Kedatangan Ibu Dhila ( Ibunda Ara)
19
TGW 19 Membuka Brangkas
20
TGW 20 Memantau Di Balik Laptop
21
TGW 21 Berkas Rahasia
22
TGW 22 Kekhawatiran Rion
23
TGW 23 Kecelakaan
24
TGW 24 Sikap Rion
25
TGW 25 Akhirnya Rion Tahu
26
TGW 26 Rahasia Keluarga Ara
27
TGW 27 Bertemu Ara
28
TGW 28 Pengakuan Mommy Leona
29
TGW 28 Rion Kecelakaan?
30
TGW 30 Kondisi Rion
31
TGW 31 Surat Wasiat?
32
TGW 32 Pembacaan Surat Wasiat
33
TGW 33 Rencana Untuk Javin
34
TGW 34 Masih Flashback
35
TGW 35 Memeriksakan Kandungan
36
TGW 36 Keterkejutan Javin
37
TGW 37 Perdebatan Javin dan Mommy Leona
38
TGW 38 Foto Anniversary
39
TGW 39 Kejutan Rion
40
TGW 40 Firasat Johan
41
TGW 41 Ulang Tahun Perusahaan
42
TGW 42 Kejutan Untuk Semua
43
TGW 43 Pertemuan Kakak Beradik
44
TGW 44 Tidak Berubah
45
TGW 45 Hukuman
46
TGW 46 Mengunjungi Makam
47
TGW 47 Akhirnya
48
Promo Novel Terbaru: Sebatas Ibu Untuk Anakmu
49
Promo Novel Terbaru: Sebatas Ibu Untuk Anakmu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!