The Great Wife (13)
" Aku bahkan masih memiliki rekaman itu. Tapi, aku sendiri belum yakin kakak ada di pihak siapa ", jelas Ara.
" Tentu saja aku di pihak yang benar"
" Bagaiman kalau kita bekerja sama?", ajak Ara .
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
" Kerja sama?"
" Awalnya aku hanya ingin mencari bukti dan menunjukkan pada Kak Rion bahwa aku tidak bersalah. Tapi, aku menemukan fakta lain yang lebih besar. Selain fakta Mommy bukan ibu kandung Kak Rion, juga fakta di balik kematian ayah Kak Rion yang ternyata ulah Mommy juga, dan Javin bukan adik kandung Kak Rion ", Ara menyebutkan beberapa fakta yang baru ia ketahui.
" Apa? Benarkah ?",
" Kakek yang bilang. Tapi, buktinya ada di brankas milik kakek dan aku sulit untuk menjangkaunya dengan posisiku sekarang ", Ara menghela nafas.
" Bisa kamu tunjukkanlah videonya?"
" Aku hanya bisa memperdengarkan suaranya. Kalau ingin dengan gambarnya, harus pakai hp atau laptop. Sementara aku tidak memiliki keduanya karena di sita kak Rion "
" Bisa pakai ponselku?"
" Bisa, tapi buktinya ada di rumah belakang. Apa Kak Rion tidak akan curiga?"
" Akh benar"
" Besok saja sepertinya aku kesini lagi. Kalau sekarang aku terlalu lama di sini, Rion pasti curiga"
" Kalau Ilham mau aku ajak kerjasama, aku akan kirim filenya pada kakak"
"Ilham supir Rion ?"
" Iya. Ilham sebenarnya bekerja dengan Mommy. Aku sudah menyelidikinya. Namun, aku sedang mempengaruhinya agar berpihak pada kita. Aku yakin dia mau"
" Aku benar-benar salut. Ini sisi lain dari gadis manja milik Rion kah?", Bayu ternyata kalah langkah. Ara sudah bergerak lebih jauh sementara dirinya baru memulai.
Ara tidak menanggapi candaan sahabat suaminya.
" Boleh pinjam pulpennya? Aku mau minta nomor ponsel kak Bayu dan e-mail kakak"
Bayu memberikan pulpennya dan menyebutkan nomor ponselnya serta e-mail nya. Sementara Ara, Karena tidak ada kertas, ia mencatatkannya di tangannya.
Di kamar, Ilham terus menimbang-nimbang ajakan Ara. Ia boleh salah mengambil keputusan.
Leona, bukanlah lawan yang lemah. Ia tak segan melakukan apapun demi memuluskan rencananya. Sementara, ia pun tak mau sesuatu terjadi pada adik satu-satunya. Hanya dia yang Ilham miliki di dunia ini setelah kepergian orang tuanya.
Ilham keluar dari kamar, ia melihat Ara baru masuk.
" Nona, bisa kita bicara ?"
" Tentu "
Keduanya kembali duduk di tempat tadi mereka berbicara.
" Bagaimana ? Sudah mengambil keputusan ?"
" Saya hanya ingin jaminan terlebih dahulu jika saya memilih memihak anda",
" Maksudnya ?"
" Nyonya bukan lawan sembarangan. Dia bisa melakukan apapun termasuk pada saya jika saya mengkhianatinya. Sebenarnya ini konsekuensi bagi saya yang mau menjadi bawahan Nyonya, namun mendengar adik saya dalam keadaan berbahaya dan saya tidak bisa melakukan apapun rasanya menyesakkan"
" Aku mengerti, tunggu sebentar disini", Ara pergi ke kamar.
Setelah beberapa saat ia kembali dengan beberapa barang di tangannya.
" Ini identitas asliku", Ara memberikan tanda pengenal khusus keluarga Aslan.
Ilham terkejut. Ia memang baru bekerja, tapi ia sering mendengar nbahwa keluarga Aslan adalah salah satu keluarga yang disegani.
Ilham melihat ke arah nona mudanya. Bukan maksud tidak sopan, tapi ia benar-benar tak menyangka.
" Tidak ada yang tahu identitas asliku termasuk suamiku. Itu karena nama belakangku mengikuti nama ayah ku sementara nama kakek Aslan adalah Kakek dari pihak ibuku"
Ilham mengangguk.
"Kamu pasti tahu sebesar apa kekuasaan yang dimiliki keluarga ku?" diam sejenak. "Kalau kamu berpihak padaku, aku akan meminta pengawal bayangan untuk melindungi adikmu. Cukup berikan ini padanya", Ara memberikan sebuah cincin.
" Ini ada GPS-nya juga. Pengawal Keluarga Aslan akan tahu bahwa adikmu adalah salah satu orang yang berada di dalam perlindungan keluarga Aslan"
Ilham mengambilnya dan mulai memperhatikannya. Tidak ada yang aneh dengan cincin itu. Orang-orang juga pasti tidak akan curiga.
" Bagaimana ?"
"Saya bersedia "
"Aku ingin tahu alasannya. Bukankah ini cukup berbahaya seperti yang kau bilang tadi ?"
" Berada di pihak Nyonya pun sama bahayanya. Bedanya, anda memberikan jaminan perlindungan pada adik saya tapi tidak dengan Nyonya"
Ara tersenyum. Bertambah lagi orang yang ada di pihaknya.
" Baiklah. Kalau begitu, boleh pinjam laptop milikmu?. Aku ingin mengirimkan file kepada Kak Bayu. Dia bagian dari kita. Namun, Kak Rion, dia tidak tahu apa-apa ", jelas Ara.
Ara langsung mengutak-atik laptop dan mengirimkan file kepada Bayu. Ia juga ingin mengecek hasil rekaman dari kamera tersembunyi yang sudah ia letakkan beberapa hari yang lalu.
Semua yang di lakukan oleh Ara tidak luput dari penglihatan Ilham. Ia kagum dengan Nona Mudanya ini. Tidak ada keraguan bahwa Nona Muda nya ini adalah bagian dari keluarga Aslan.
" Mari kita lihat!"
Ara mulai melihat-lihat dan belum nampak ada yang aneh hingga ia melihat sosok Leona dan Javin.
" Javin, pergilah ke luar negeri sampai berita ini tak lagi ramai di bicarakan "
" Tapi, aku ingin melakukan satu hal dulu"
" Jangan bilang soal gadis yang dapat beasiswa itu. Barhentilah bermain-main dengan wanita ", Leona jengah.
" Ini terakhir sebelum aku pergi Mom. Dia sepertinya masih polos."
" Tapi, dia adik Ilham bukan?"
Deg
Ilham merasakan firasat buruk.
Sementara Ara merasa seolah alam mendukungnya. Ia langsung menunjukkan keburukan Javin pada Ilham.
" Sejak kapan Mommy peduli. Ilham kan cuma bawahan Mommy "
" Tapi, dia bagian penting dari rencana Mommy untuk menghancurkan Rion"
Suara keduanya sudah tak terdengar karena terlalu jauh dari alat yang di pasang Ara.
" Hah! Aku butuh lebih banyak alat untuk membongkar kejahatan Mommy ", gumam Ara sambil mengembalikan laptop milik Ilham.
" Apa Nona sudah bisa mulai menjaga adik ku ? Sepertinya dia dalam bahaya ", Ilham terlihat khawatir.
" Tentu "
...******...
" Bagaimana dengan berita viral mengenai Javin, Mom?", tanya Rion saat sang Mommy masuk ke ruang kerjanya.
" Semua beres. Cuma karena banyak yang sudah menyaksikan, mau tidak mau kita hanya bisa menunggu berita itu reda dengan sendirinya "
" Hah, aku sebenarnya tidak tahu bagaimana bisa Javin ada disana"
" Dia di jebak sepertinya "
" Jebakan itu salah sasaran "
" Maksud kamu apa, sayang?", tanya Leona pura-pura tidak tahu.
" Jebakan itu awalnya untukku. Namun, aku berhasil kabur dengan bantuan Bayu"
" Mommy bersyukur kamu selamat. Tapi, Mommy juga sedih karena malah Javin yang masuk jebakan itu", Leona mulai berakting.
" Mommy tenang saja, aku sedang menyelidiki pelakunya. Dia harus mendapatkan hukuman yang setimpal karena berani mengusik keluarga kita"
" Ya kamu benar, dia harus bertanggung jawab atas kekacauan ini", Leona setuju. " Sudah sejauh mana hasil penyelidikannya ?"
" Aku baru memerintahkan Bayu tadi siang, mungkin besok baru ada kabar ",jelas Rion.
" Semoga kita bisa segera tahu siapa orang itu", ucap Leona walau dalam hati ia berharap John bisa bertindak lebih cepat daripada Rion.
...******...
" Bagaimana hasilnya?", tanya Rion saat ia dan Bayu hanya berdua di ruangannya di perusahaan.
" Aku sudah berhasil menemukannya. Namun aku merasa tidak yakin dengan hasilnya "
" Kenapa ?"
" Sepertinya dia pun hanya korban kambing hitam seseorang. Apalagi CCTV hotel pada malam kejadian tiba-tiba hilang begitu saja. Entah siapa yang menghapusnya"
" Siapa orangnya ?"
TBC
...----------------...
...Jangan lupa untuk tinggalkan jejak, like, komentar dan subscribe....
...Terimakasih atas dukungannya...
...🥰🥰🥰...
...Mampir di karya author yang lainnya, ya!!...
...😉😉😉...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments