The Great Wife
The Great Wife (1)
Pranggggg...
Ara yang sedang melap meja tidak sengaja menjatuhkan vas bunga kesayangan ibu mertuanya.
" Ya Allah, pasti bentar lagi Mommy akan..."
" Ara apa yang kamu lakukan dengan vas bunga kesayanganku?!", Mommy Leona berteriak.
" Maaf Mom, aku gak sengaja", Ara menundukkan kepalanya. Ia tahu ini kesalahannya.
" Maaf kamu bilang? Kamu pasti tidak tahu vas bunga itu harganya berapa kan?", Viona menarik kerudung Ara dengan keras. Rambutnya pun tertarik juga.
" Aku benar-benar gak sengaja, mom", Ara berusaha untuk tidak menangis walaupun rasanya kepalanya sakit sekali.
" Kau pikir harga vas bunga itu berapa?. Itu sangat, sangat mahal. Kau pasti tidak akan bisa membelinya", geram Leona merendahkan menantunya.
Seandainya mommy tahu bahwa aku bisa membelikan yang lebih dari ini, pasti kamu akan kaget, mom. batin Ara
" Sudah hampir waktunya nyonya", kepala pelayan mengingatkan sang nyonya.
" Kau selamat kali ini. Tapi, ingat! besok kamu akan menjalankan hukumanmu", bisik Leona dengan tersenyum sinis melepaskan tarikannya.
Ara bernafas lega. Tangannya segera mengusap-usap bagian kepala yang sakit. Kalau saja ia tidak memakai kerudung, entah berapa helai rambut yang akan tertinggal di tangan mertuanya saking kerasa tarikannya.
Ara segera berjongkok berniat membereskan pecahan pas bunga. Namun, baru saja ia memulainya jari tangannya mengenai pecahan pas bunga dan berdarah.
" Apa sih yang kamu bisa hah?" ,tanya Leona geram melihat Ara tak mampu melakukan apapun. " Sudah sana! Kamu bersiap-siap saja untuk menyambut suamimu. Biarkan pelayan yang membereskan semuanya ", sinis Leona.
" Ara permisi dulu, mom", Ara masih bersikap sopan. Namun, Leona tak menanggapinya.
" Mia!!", teriak Leona memanggil salah satu pelayannya.
Mia lari terburu-buru mendengar teriakan sang nyonya. Sementara Ara berjalan cepat menuju kamarnya.
" Bereskan kekacauan ini!" perintahnya sambil pergi berlalu menuju kamarnya.
" Baik nyonya", Mia membungkukkan badannya.
Setelah sang nyonya pergi, ia kembali ke belakang untuk mengambil alat kebersihan yang ia butuhkan.
Di kamar, Ara memakaikan plester di lukanya. Setelah selesai ia segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Berendam di bathtub dengan aroma yang di sukai suaminya walaupun tidak bisa berlama-lama. Karena Ara ingin, saat suaminya datang, ia sudah selesai.
Ara menghembuskan nafasnya denga kasar. Inilah kehidupannya setelah hampir tiga bulan menikah.
Ara yang memiliki nama lengkap Amara Bilqis Salfaraz menikah dengan Arion Alvarendra karena perjanjian perjodohan yang dilakukan oleh kedua kakek mereka. Ara yang memang menyukai Rion sejak kecil langsung menyetujuinya. Apalagi ia tahu bagaimana sikap dari Rion karena sering bertemu setiap sang kakek mendapatkan kunjungan dari kakeknya Rion.
Saat menikah Ara baru berusia 23 tahun. Selisih enam tahun dengan Rion yang saat itu berusia 29 tahun.
Tanpa mereka semua sadari, Leona adalah satu-satunya orang yang menentang perjodohan pernikahan itu. Ia ingin Rion menikah dengan pilihannya. Namun, ia tak bisa berbuat banyak karena posisinya hanyalah ibu tiri Rion yang mana Rion sendiri tidak tahu akan status aslinya.
Menurut Leona, Ara tidak sepadan dan yang pasti tidak bisa ia kendalikan. Namun, akhirnya ia hanya bisa berpura-pura setuju.
Ara sendiri adalah anak dari pasangan Malik Salfaraz dan Fadhilah Putri Aslan. Sedangkan kakak laki-lakinya bernama Azzam Salfaraz. Mereka dua bersaudara.
Ara sebenarnya adalah cucu dari Aslan yang sepak terjangnya di dunia bisnis tidak di ragukan lagi. Bahkan merupakan pengusaha terkaya. Namun, orang-orang tidak pernah tahu mengenai anggota keluarganya kecuali yang memang sudah di perkenalkan ke publik.
Keluarga suaminya pun tidak tahu selain hanya kakek mertuanya yaitu Alvarendra yang biasa di panggil Kakek Andra. Mereka berencana memberitahukan siapa Ara yang sebenarnya saat usia pernikahan keduanya menginjak satu tahun.
Alasan disembunyikannya identitas asli Ara pun adalah demi keselamatan Ara. Ara sendiri harus kehilangan saudara kembarnya saat berusia 4 tahun karena ulah pesaing bisnis keluarganya. Bersyukur nama belakang Ara mengikuti nama belakang ayahnya sehingga membuat tidak banyak orang yang tahu identitas aslinya.
***
Ara sedang berhias di depan cermin. Berdandan untuk menyambut suami tercinta. Saat ia sedang mengoleskan skincare ke wajahnya, pintu kamar dibuka oleh seseorang.
ceklek
Seorang pria bertubuh tinggi dengan stelan kantornya masuk ke dalam kamar.
Ara segera menyambut orang tersebut yang tidak lain adalah suaminya. Mencium tangannya dan mengambilkan tas yang di bawa sang suami dan meletakkan pada tempatnya.
Ara langsung membantu sang suami membuka jas dan dasi nya dengan telaten.
" Kak Rion mau langsung mandi? Biar aku siapkan airnya", ucap Ara sambil membukakan dasi sang suami.
Rion memeluk istri kecilnya yang fokus melihat ke arah dasinya. Mengamati wajah cantik sang istri dan mencium aroma tubuh istrinya yang menenangkannya.
" Kalau aku meminta yang lain, boleh?", tanyanya tersenyum sambil menggenggam tangan mungil sang istri yang baru selesai membuka dasinya.
" Tentu saja saja boleh", jawab Ara.
" Ini kenapa?", tanya Rion menyadari jari telunjuk istrinya yang terbungkus plester.
" Ough ini hanya luka kecil karena terkena pecahan vas bunga tadi", jelas Ara jujur.
" Kakak kan sudah bilang, kamu tidak perlu melakukan tugas rumah tangga. Biarkan pelayan yang melakukannya," ucap Rion sambil mengecup jari telunjuk Ara.
" Aku suka kamu apa adanya. Tidak perlu mengikuti perkataan mommy yang ingin agar kamu mandiri. Kakak suka kamu apa adanya", jelas Rion lagi-lagi mengutarakan ketidaksetujuannya.
" Sweet banget sih!", seru Ara, wajahnya bersemu merah. " Ini hanya luka kecil gak apa-apa. Lagi pula aku senang melakukannya. walaupun banyak melakukan kesalahan ", jelasnya di sertai kekehan.
" Jadi, kakak mau minta apa?", tanya Ara mengalihkan pembicaraan.
" Mau minta makan",
" Tapi jam makan makan masih lama", Ara pura-pura tidak tahu.
" Aish makanan yang ini tidak ada jamnya, setiap saat pun bisa" Rion langsung menggendong Ara ke tempat tidur. Tempat ia menikmati hidangan favoritnya. Rion pun menikmatinya dengan senang hati karena Ara tidak menolak walaupun harus mandi kembali.
***
Ara dan Rion kini sedang menikmati makan malam bersama Leona dan Javin, adik Rion yang juga tinggal bersama mereka. Sementara Kakek Andra makan di kamarnya. Stroke yang dialaminya membuatnya tidak bisa beraktivitas seperti biasa.
" Ara bilang vas bunga Mommy rusak, nanti Rion ganti ya", kata Rion setelah selesai makan.
" Tidak apa-apa. Kamu tidak perlu menggantinya. Gimana jari Ara, tidak apa-apa kan?", Leona menjalankan perannya sebagai ibu mertua yang baik.
" Gak apa-apa mom, ini hanya luka kecil", jawab Ara mengimbangi drama yang di mainkan ibu mertuanya.
" Lain kali hati-hati ya", pesan Leona dengan senyum manis yang penuh kepalsuan.
" Baik, mom", jawab Ara.
" Iya kakak ipar, lain kali hati-hati", Javin ikut angkat bicara.
" Terimakasih atas perhatiannya", ucap Ara sekedarnya.
Lama-lama aku bisa dapat piala karena aktingku. Gumam Ara di dalam hati.
Dengan terburu-buru, Lia perawat Kakek Andra menghampiri meja makan.
" Nyonya, maaf mengganggu. Tuan Andra..."
TBC
...----------------...
...Mohon dukungannya...
...Tinggalkan jejak like, komentar dan subscribe...
...Terimakasih 😉😉😉...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments