The Great Wife (5)
" Nikmatilah hari pertamamu sebagai seorang wanita penghangat ranjangku!",
" Aww. . ", teriak Ara kesakitan.
Rion langsung menghujamnya dengan kasar tanpa aba-aba.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Rion terkapar setelah melampiaskan semuanya pada Ara. Sementara Ara masih tersedu. Menangis dalam diam. Ia tak mau sampai membangunkan Rion.
Ara memandangi wajah tenang suaminya. Perlahan, tangannya membelai wajah sang pujaan hati.
Kak, apa yang harus aku lakukan? Sebanyak apapun kamu melukai hatiku, cintaku tetap besar padamu. Aku ingin menyerah, tapi aku tak bisa membiarkanmu membenciku karena alasan yang tak pernah aku lakukan. Batin Ara.
Kak, akan aku buktikan bahwa aku tidak salah. Tapi, entah mengapa aku malah jadi curiga dengan mommy. Apa mungkin Mommy melakukan hal keji itu?.
Ara menghela nafas. Ia teringat perkataan suaminya di sela-sela aktivitas panas tadi.
Aku bersyukur Mommy menunjukkan bukti-bukti itu hingga topengmu terbongkar. Ternyata, Mommy benar, hatimu busuk. Kau tidak pantas untuk di cintai. Rion
Perlahan, Ara turun dari tempat tidur. Saat ia akan memakai pakaiannya, pakaian itu justru sudah tak layak untuk ia pakai lagi.
Akhirnya, Ara mengambil mukenanya yang masih ada disana. Karena hanya satu mukena yang di masukkan ke kopernya a oleh Mkbok Sum. Ia segera pergi ke kamar pelayan yang sudah menjadi kamar pribadinya.
...***...
Pagi buta, sebelum adzan berkumandang, Ara kembali ke dapur untuk menyelesaikan pekerjaan yang kemarin tertunda.
Semalam, Ara tak kuat untuk meneruskan mencuci piring karena tubuhnya terasa remuk setelah menerima serangan sang suami. Rion benar-benar melakukannya tanpa perasaan.
Ara menguatkan diri. Ia tidak boleh lemah. Ia yakin ada yang tidak beres dengan sang ibu mertua.
Untuk saat ini Ara akan bertahan sekalipun harus banyak menerima luka. Ia tidak bisa membiarkan pelaku sebenarnya merasa senang karena sudah menjadikannya kambing hitam.
Ara sedang menyiram bunga saat Pak Mus, kepala pelayan memanggilnya.
" Nona, Anda di panggil tuan muda Rion. Ia menunggu di kamarnya", ucap Pak Mus.
Ara berjalan menuju kamar. Ia mendapati Rin duduk di atas sofa.
" Ka,, ehem. Tuan memanggil saya?," tanya Ara.
Deg!
Hati Rion terasa sakit. Panggilan itu, kenapa membuatnya sakit. Bukankah dia sedang menghukum dalang kematian kakek?. Kenapa hati kecilnya malah tidak menerima dengan tindakannya sendiri.
Jika boleh, ia sebenarnya ingin memanggil suaminya dengan panggilan sayang. Namun, ia ingat pesan Mommy padanya.
Ingat! Sekalipun statusmu masih istri Rion, tapi, mulai detik ini kamu tidak boleh memanggil Rion dengan sebutan lain kecuali Tuan! Statusmu hanya di atas kertas. Kamu tidak lebih dari pelayan di mension ini!Tegas Leona.
" Bereskan pakaianku, Aku akan pergi ke luar kota selama beberapa hari", Rion memerintah Ara.
" Baik," jawab Ara patuh.
Rion memang melarang siapapun masuk dan menyentuh barang-barangnya. Karena itu, ia tidak ingin menyuruh orang lain untuk melakukan pekerjaan itu.
Sebelum menikah dengan Ara, Mbok Sum lah yang melakukan semuanya. Namun, kini Mbok Sum sudah tua. Rion merasa kasihan kalau harus meminta tolong padanya.
Ara berjalan ke arah walk on closet. Ternyata koper Rion sudah ada di bawah. Padahal, koper itu biasanya ada di atas lemari. Dan itu sangat tinggi.
Makanya, kamu harus banyak minum susu biar cepat tinggi. Ucap Rion saat Ara meminta Rion mengambilkan koper.
Minta tolong kakak. Jangan, pernah naik kursi lagi untuk mengambil barang yang tidak bisa kamu ambil! , Rion marah saat Ara mencoba mengambil koper dengan bertumpu pada kursi yang hampir membuatnya jatuh ke lantai kalau saja Rion tidak sigap menangkapnya.
Aku gak mau kakak ejek lagi. Jawab Ara kesal dengan mengerucutkan bibirnya.
Rion mencium pipi sang istri, Aku hanya bercanda, sayang. Aku mencintaimu. Aku tidak ingin kamu terluka.
Tiba-tiba bayangan suaminya ada di depan mata. Air mata Ara mengalir. Namun, segera ia tepis. Ia tidak boleh terlihat lemah.
Ara tahu, hati suaminya masih sama seperti dulu. Hanya saja kebencian membuatnya berubah. Hal ini membuatnya bertekad untuk bisa membongkar kejahatan sang mertua.
Di mata Rion, Leona adalah ibu yang baik. Karena itu, Ara tidak boleh gegabah dalam bertindak.
Ayah maupun kakak Ara, sudah mengingatkan seperti apa Leona. Hal ini, karena keduanya sudah melakukan penyelidikan sebelumnya.
Namun, sekalipun Ara tahu, ia tetap mau menerima perjodohan itu. Hal ini karena ia sudah menyukai Rion sejak kecil. Mengetahui Leona berbahaya, justru membuatnya ingin tetap ada di sisi Rion.
Rion berjalan ke arah walk in closet. Ia ingin melihat pekerjaan Ara. Dilihatnya sang istri sedang bolak-balik mengambil pakaian dari dalam lemari.
Aku menyakitinya untuk menghukum kesalahannya. Tapi, kenapa setiap aku menyakitinya, malah aku yang sakit?. Batin Rion sambil tetap mengamati pergerakan sang istri dengan matanya.
Melihat Ara sudah selesai, Rion kembali duduk di sofa dan berpura-pura sibuk dengan ponselnya.
" Saya sudah selesai", Ara meletakkan koper Rion di samping sofa. " Ada yang harus saya kerjakan lagi?", tanya Ara.
Jarak seperti ini nyatanya tidak hanya membuat Ara sakit, tapi juga Rion. Ia ingin memeluk tubuh istrinya, namun tak boleh ia lakukan. Sebelum, istri kecilnya itu mau mengakui kesalahannya.
" Tidak", jawab Rion datar.
" Emm, bolehkah aku membawa barang-barang yang aku bawa dari rumah? Barangku yang di bawa ke kamar pelayan hanya pakaian saja. Sementara barang yang lainnya tidak", Ara meminta izin.
" Bawalah. Tapi, jangan pernah berpikir untuk kabur atau menceritakan apa yang terjadi di dalam mension ini",
"Saya tidak akan kabur. Anda tahu, saya tidak pernah ingkar janji", jelas Ara.
Dengan pantauan Rion, Ara mengambil semua barang yang ia bawa dari rumah. Mulai dari alat kosmetik, perhiasan, jam tangan dan laptop dan sebuah tas yang Rion sendiri tidak tahu isinya. Namun, ia tahu bahwa tas itu pun memang milik Ara.
" Kamu tidak boleh membawa laptop itu. Sekalipun itu milikmu. Karena kamu bisa saja meminta bantuan pada keluargamu", Rion menyita laptop.
Ara pasrah saja.
Ponsel Ara sendiri sudah di sita sejak ia di pindahkan ke kamar pelayan.
Ara kembali ke kamar pelayan setelah pekerjaan di kamar Rion. Ara meletakkan barang-barang miliknya dahulu sebelum kembali bekerja.
Ara mengambil jam tangannya. Ia menekan sebuah tombol dan mulai merekam suaranya untuk meminta bantuan sang kakak.
Jam tangan khusus yang sebenarnya adalah alat berkomunikasi yang hanya dimiliki keluarga Aslan. Alat yang hanya di gunakan jika dalam kondisi terdesak.
Setelah itu Ara membuka tas yang di bawanya dan mengambil sebuah benda dan di masukkan ke dalam sakunya.
Ara keluar kamar dan kembali ke mension. Ia harus membantu pelayan lain memasak sarapan.
Sambil memasak, ia mencari titik buta kamera pengawas dan meletakkan sesuatu di tempat tersembunyi. Kadang ia membelakangi kamera berpura-pura membersihkan perabotan, lalu kembali menyimpan benda kecil yang tidak akan terlihat jika di lihat sekilas.
" Waktunya bergerak. Aku diam bukan berarti kalah, Mom. Lihat apa yang bisa aku lakukan padamu", Ara tersenyum misterius.
"Mommy memilih lawan yang salah",
TBC
...----------------...
...Jangan lupa untuk tinggalkan jejak, like, komentar dan subscribe....
...Terimakasih atas dukungannya...
...🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
sihat dan kaya
haimmm ... patutnya masa2 kakaknya hidup udah BERGERAK... kan memang Leona tu mendera kamu... adehaiiii... kihkihkih
2024-05-29
0