The Great Wife (9)
Ara menghela nafas. Meminta sang kakak mengirimkan laptop atau ponsel baru sangat riskan untuk ketahuan. Meminjam pada Ilham, ia khawatir Ilham akan membocorkan rencana mereka pada Leona. Apa lagi ia harus memastikan dulu Ilham memihak pada siapa.
"Memangnya kalau pinjam punya Ilham, gimana Non?", tanya Mbok Sum.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
" .Saya harus memastikan dulu, Mbok. Saya kan tidak boleh sampai salah langkah ", kilah Ara tanpa mau memberi tahu alasan sebenarnya.
Mbok Sum pun mengangguk. Ia paham kondisi mereka saat ini.
***
Rion dan asistennya Bayu, sedang dalam perjalanan menuju hotel tempat pernikahan salah satu kolega bisnisnya.
" Kamu tidak mengajak Ara ke pesta itu ?", tanya Bayu yang memang tidak tahu apa yang sedang menimpa Ara saat ini.
Bayu terpaksa menjadi supir bagi sahabatnya karena Ilham, supir Rion sedang mengantarkan Leona pulang.
"Aku sedang menghukumnya "
"Menghukum?, maksudnya ?", tanya Bayu bingung sambil tetap fokus pada jalan di depannya.
" Kau pasti tidak akan percaya kalau aku mengatakan penyebabnya"
" Apa penyebabnya ?"
" Ara adalah dalang di balik kematian kakek",
"Apa ? Tidak mungkin ", Bayu menggelengkan kepalanya.
"Sudah aku bilang, kau pasti tidak akan percaya apa yang aku katakan ", diam sejenak. " Kalau tidak ada bukti mana mungkin aku percaya ", jelas Rion menyebutkan alasan ia percaya.
"Kau sudah mengecek keaslian bukti itu ? Jangan sampai itu hasil rekayasa seseorang", Bayu mengingatkan agar Rion tidak menyesal nantinya.
Rion diam.
" Jangan bilang kamu langsung percaya tanpa mencari tahu lebih dahulu ", Bayu tidak habis pikir dengan sahabatnya yang satu ini.
" Tapi, orang yang memberikan bukti itu adalah orang yang aku percaya ",
" Tapi, bukan berarti kamu tidak mengecek terlebih dahulu. Melihat posisimu, kamu harus berhati-hati. Bisa saja ada musuh dalam selimut "
"Apa aku harus berhati-hati juga pada ibuku?", tanya Rion kemudian.
" Apa maksudmu ?"
" Seperti yang kau pikirkan, ibuku yang memberikan bukti itu"
Bayu diam.
" Tidak ada salahnya kamu mencari tahu kebenarannya. Bukan meragukan bukti yang di berikan Tante padamu, hanya saja bagaimana kalau orang yang memberikan bukti itu pada ibumu justru yang merekayasa bukti itu dengan tujuan tertentu ", jelas Bayu akhirnya.
" Ara yang aku kenal tidak akan mungkin melakukannya. Kau ingat saat ia kecil dan tidak sengaja membunuh seekor semut, ia menangis karena merasa bersalah. Sekarang, tanpa mencari tahu kebenarannya sendiri kau menuduh Ara membunuh kakek Rendra. Salah satu orang yang sangat ia sayangi. Aku menyangsikan itu semua", jelas Bayu.
Rion diam mengingat masa-masa itu.
" Kenapa tidak melaporkan ke polisi kalau kamu curiga?", tanya Bayu penasaran.
" Karena aku rasa hukuman penjara terlalu ringan untuk pembunuh kakekku "
" Aku setuju jika hukuman penjara terlalu ringan, tapi jika pembunuhan ini di rencanakan, tidak menutup kemungkinan pembunuhnya akan di hukum mati. Bukankah itu adil? nyawa di bayar nyawa ?"
Rion diam.
" Sekarang katakan, apa yang kamu rasakan saat menghukum Ara? Apa kau puas?"
"Sebaliknya. Aku merasa bersalah dan sakit di saat bersamaan ", jujur Rion.
" Ini saran ku, lakukan penyelidikan sendiri tanpa di ketahui siapa pun. Jika setelah mencari tahu ternyata Ara memang bersalah, maka terserah padamu. Jika ternyata dia korban kambing hitam seseorang, aku pastikan kamu akan sangat menyesal "
Di pesta pernikahan, Rion hanya melamun. Ia terus memikirkan perkataan Bayu.
Kini, Rion duduk seorang diri di sebuah meja. Sementara Bayu, ia langsung pulang.
Seorang pelayan perempuan memberikan minuman ke hadapan Rion. Karena minuman itu bukanlah minuman beralkohol,Rion langsung meminumnya sampai tandas.
Di sudut lain, seseorang tersenyum bahagia saat melihat Rion menghabiskan minuman itu tanpa sisa. Hingga, terlihat olehnya sikap Rion yang berubah.
" Obatnya mulai bereaksi ", lirihnya.
Perempuan itu memberi tanda pada pelayan wanita yang memberikan minuman pada Rion tadi.
"Astaghfirullah,aku kenapa ? kenapa rasanya sangat panas ?", Rion mulai melonggarkan dasinya.
" Jangan-jangan...", Rion segera berdiri berniat meninggalkan acara saat itu juga.
"Biar saya bantu,tuan", seorang pelayan perempuan menghampiri Rion.
Rion semakin bergairah saat merasakan sentuhan pelayan tersebut.
" Tidak, terimakasih ", Rion menepis tangan pelayan yang berusaha kembali menyentuhnya sambil terus berjalan keluar.
Akhirnya pelayan itu hanya mengikuti dari jarak aman.
"Bayu kembali dan jemput aku pulang. Aku di jebak seseorang! ", Rion menelpon Bayu dan langsung menjelaskan kondisinya dengan susah payah.
Dua orang pelayan laki-laki datang menghampiri Rion. Mereka memapah Rion menuju sebuah kamar hotel. Rion yang ingin memberontak tak bisa menyaingi tenaga keduanya.
Hingga akhirnya, ia dimasukkan ke dalam sebuah kamar. Sekuat tenaga, Rion segera masuk ke kamar mandi dan menguncinya dari dalam.
Di sisi lain, sepasang kekasih melihat pintu kamar hotel tempat Rion berada. Tidak lama kemudian seorang perempuan berpakaian minim masuk ke dalam kamar. Setelah memastikan perempuan itu masuk ke kamar yang sama, keduanya pun masuk ke kamar hotel yang sudah mereka booking.
Di kamar mandi, Rion mencoba mengantisipasi dengan berendam di dalam bathtub sambil berharap Bayu segera tiba.
Sementara di luar kamar mandi, seorang perempuan menggedor-gedor pintu kamar mandi. Dia yakin orang yang harus dia layani ada di dalam.
Sementara Bayu yang mendapat telpon dari Rion segera tancap gas kembali menuju hotel. Sambil berdoa agar ia datang tepat waktu.
Di kamar hotel yang lain.
" Kamu yakin akan berhasil, sayang?", tanya sang perempuan dengan suara manjanya.
" Tentu, obat yang di masukkan itu dosis tinggi. Berendam di bathtub tidak akan mampu neredamnya"
"Bagus. Aku ingin melihat kehancurannya. Dengan begitu, Javin bisa menggantikannya", Leona tersenyum sinis.
" Kita harus menghilangkan penghambat ini satu per satu ",ucap laki-laki yang tidak lain kekasih Leona.
" Kamu benar, Sayang. Kita harus segera memiliki harta kekayaan Aris. Enak saja aku dan Javin dapat bagian sedikit. Sedangkan Ara dan calon anaknya mendapatkan hak yang besar. Aku gak terima. Kakek Tua itu tetap membuat ulah padahal sudah ada di dalam tanah ", gerutu Leona.
" Sabar, sayang. Kita akan mendapatkannya secepatnya. Daripada memikirkan masalah itu, lebih baik kita nikmati malam ini. Merayakan keberhasilan kita menjebak Rion"
Pasangan tidak halal itu pun memadu kasih dengan bahagia karena keberhasilan rencananya.
Di kamar hotel yang di gunakan untuk menjebak Rion, wanita yang di sewa oleh orang suruhan Leona pun sedang menjalankan tugasnya dengan baik.
Kamar hotel yang awalnya rapi, kini berantakan seperti telah terjadi gempa. Kedua pasangan tidak halal itu pun menikmati malam panjang mereka di hotel yang sama di kamar yang berbeda.
Lagi-lagi Leona tersenyum bahagia karena besok akan ada berita yang menggemparkan. Yang pastinya akan membuatnya semakin dekat pada tujuannya. Itulah yang ada dalam benaknya.
...*****...
" Kakak kenapa ? Kakak baik-baik saja ?"
TBC
...----------------...
...Jangan lupa untuk tinggalkan jejak, like, komentar dan subscribe....
...Terimakasih atas dukungannya...
...🥰🥰🥰...
...Mampir di karya author yang lainnya, ya!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments