Di tengah perjalanan dewi dan vevi lagi asik berbincang namun di saat bersamaan tiba-tiba ada kucing nyebrang jalan.
"awas vi ada kucing di depan". ucap dewi dengan rasa paniknya bercampur trauma yang selalu menghantui pikirannya akan sebuah kecelakaan.
"APA?". jawab vevi yang kaget dan langsung rem mendadak hingga..
BRAKKKK...!!!
Bunyi suara mobil nabrak dari arah belakang alhasil terjadi kecelakaan yang begitu kuat hingga menghancurkan kondisi mobil depan dan belakang. Dewi yang memiliki trauma akan kecelakaan keluarganya teringat lagi tragedi tersebut hingga membuat badannya gemetar hebat dengan keringat yang sudah keluar dari dahinya.
"Wi, dewi lu baik-baik aja? Wi jawab ini gue vevi lu denger suara gue?". ucap vevi yang cemas akan kondisi syok sahabatnya yang udah seperti ketakutan akan hal yang besar, sedangkan dewi masih dalam tatapan kosong dengan badan yang semakin gemetar ketakutan dan air mata yang terus jatuh dari sudut matanya. Tiba-tiba ada suara gedoran dari balik kaca mobil dengan kuat.
Dug-dug-dug dengan begitu kencang...
"Hey buka pintunya, keluar sekarang juga. Cepat buka pintunya atau saya pecahkan kaca mobil ini". jawab seorang pria dengan wajah yang sangat menyeramkan dan mata yang merah melotot ke arah vevi. Akhirnya pintu mobil terbuka juga keluar lah sosok wanita tomboy yang balik marah dengan sikap laki-laki tersebut yang menurutnya sangat tidak sopan dan kurang ajar.
"Iya ini gue keluar, sabar kenapa sih lu kira telinga gue tuli apa hah?". jawab vevi yang kembali ketus tanpa rasa takut sama sekali. "Gue tuh lagi tenangin sahabat gue yang ketakutan, tuh lu liat tuh, gak mungkin gue diamin sahabat gue seperti itu". jawab vevi lagi yang gak suka liat pria itu yang matanya seperti nahan amarah tapi bukan vevi namanya jika dia harus menghadapi ini yang sama sekali tidak membuat dirinya takut.
"Saya tidak perduli itu bukan urusan saya, yang saya mau nona harus tanggungjawab atas kerusakan mobil bos saya karna ini kesalahanan nona yang rem mendadak". ucap cowok tersebut yang semakin dingin.
"Ck, kirim aja ke bengkel nanti gue yang bayar biayanya, gitu aja bikin repot". jawab vevi yang seakan lebih gak perduli dengan ucapan pria di depannya ini sambil ambil kartu namanya di tas miliknya yang ada di dalam mobilnya lalu ia serahkan ke pria di hadapannya.
"Hm baiklah saya ambil kartu nama ini, jika anda berani lari dari tanggungjawab maka siap-siap saja anda akan terima resikonya". jawabnya sambil terus melotot ke arah cewek yang sama sekali gak ada takutnya, pikirnya. Lalu terdengarlah suara bariton dari arah belakang yang masih duduk di mobil belakang. "Jack cepatlah lama sekali kita harus segera pergi, Jack..". ucap pria dalam mobil yang teriak kepada asistennya karna menurutnya sangatlah lama dan buang-buang waktu.
"Awas kalau anda lari nona, akan saya laporkan anda ke pihak berwajib". ucapnya lalu pergi. Ya pria yang nabrak dari arah belakang karna rem dadakan dari mobil vevi adalah mobil Reza dan Jackob.
"Laporkan saja, lu kira gue takut sama polisi. Dasar orang gila". Teriaknya kepada pria yang menurutnya sudah gila dan sok nakutin itu. Kembali kepada dewi yang masih gemetaran di dalam mobil, vevi pun kembali masuk ke dalam mobil untuk tenangin sahabatnya itu karna dia tau bahwa sahabatnya punya trauma yang begitu dalam akan sebuah kecelakaan dan kehilangan.
"Wi, it's oke kita baik-baik aja dan tidak ada korban bahkan kucing tadi juga selamat kan karna gue udah rem mendadak, jadi it's oke ya jangan takut ada gue". ucap vevi sambil tenangin sahabatnya dengan cara memeluk dan mengelus punggung sahabatnya yang gemetaran itu biar cepat tenang.
"Bener vi gak ada korban dan kucingnya baik-baik aja?". jawab dewi yang sudah mulai tenang.
"Yups, jadi it's oke gak perlu takut lagi ingat hari ini lu harus kerja jadi semangat okey". jawab vevi sambil melepaskan pelukannya dari sahabatnya yang ia rasa sudah mulai tenang sambil tersenyum ke arah sahabatnya itu.
"Hem, baiklah terimakasih vi udah tenangin gue. Baiklah ayok kita berangkat sebelum gue terlambat". ucap dewi dengan senyum penuh semangat meski di hati masih deg-deg akibat tragedi yang barusan terjadi.
"Hem ayok, gue anterin tapi setelah itu gue langsung ke bengkel soalnya mobil cantik gue udah jadi jelek gak cantik lagi jadi harus di dandanin dulu, masa yang bawa cantik sedangkan mobilnya jadi jelek gak ber make-up". ucap vevi yang mulai muncul lagi sifat aslinya sehingga sahabatnya pun jadi tertawa mendengar ucapannya. Dan mobil pun melaju lagi dengan tingkat sedang.
Di sebuah gedung tinggi tertera nama perusahaan Kenric Company, sedang ada meeting penting yang membahas tentang sebuah proyek pembangunan hotel untuk di negara B.
"Jadi bagaimana bos, apakah kita harus pergi untuk cek lokasinya jika ya, besok atau lusa biar saya catat jadwalnya bos?". tanya sang asisten kepada bosnya.
"Hem". tangannya sambil mengetukkan meja untuk berpikir bukan tanpa alasan hanya saja di sana adalah daerah kekuasaan dari musuhnya yaitu Tiger Black. "Persiapkan saja jack, besok kita akan pergi ke sana jangan lupa telepon Musa untuk ikut bersama kita ke Negara B biarkan markas di pegang sementara dengan Dicky, aku yakin pasti Dia akan tahu kedatangan kita ke sana". jawab Reza sambil menyeringai yang ia yakin bahwa besok ada sambutan kecil dari musuhnya.
"Baik bos, dan saya mau kasih informasi bahwa malam ini kita dapat undangan untuk menghadiri pesta antar kolega perusahaan di Hotel Piramid sekitar jam 7 malam dan bos wajib datang kata Tuan Besar untuk mewakili atas nama Perusahaan Kenric Company". ucap Jack yang baru saja dapat info melalui notif di hp nya dari Tuan Besar yang tidak lain adalah Ayah sang bos.
"Haisss merepotkan saja". ucap nya kesal karna harus menghadiri acara yang menurutnya norak dan gak menarik terlebih pasti membosankan.
Mohon dukungannya untuk semua pembaca , semoga suka dengan ceritanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments