Eps 17

"Baiklah kalian lewat pintu belakang, saya harus segera pergi untuk membantu Tuan Reza mengamankan yang lain". bohongnya padahal ia sudah di kasih tugas oleh Bosnya.

"Ah benar, dari tadi saya tidak melihat tuan reza mengikuti kita." kata tuan alvin.

"Saya harus segera pergi membantu bos saya, sebelum itu tolong tuan alex hubungi keamanan di hotel ini karna hotel ini milik tuan sendiri." ujarnya.

"Ya kau benar, baiklah hati-hati aku akan telepon anak buahku untuk mengamankan hotel ini. Terimakasih tuan jack." katanya.

Saat jack akan melangkah, tangannya di tarik oleh seseorang yang berada di belakang.

"Tunggu, aku mau ikut kau tenang saja tuan aku bisa beladiri." ucapnya namun tangannya langsung di hempaskan dan pergi begitu saja.

"Ck, sombong sekali dia." kesalnya.

Di sisi lain tepatnya di dalam gedung hotel suasana masih belum aman karna sebagian tamu masih dalam keadaan panik dan sebagian lagi beberapa kelompok masih saling menyerang.

"Ada apa ini bay, kenapa ada ******* di sini?" tanyanya yang heran karna tiba-tiba ada serangan di hotel padahal ia baru saja datang bersama asistennya.

Pria itu pun menggelengkan kepalanya "Saya juga tidak tahu tuan, lebih baik kita cari tempat yang aman kalau tidak kita bisa kena sasaran tembakkan dari ******* itu." katanya yang ia pikir adalah akibat para *******.

"Sial, tahu akan begini aku tidak usah hadir bay." langsung pergi cari tempat persembunyian karna mereka semua terjebak di dalam gedung sedangkan aksi tembak menembak di luar gedung.

Jack sudah bergabung dengan bosnya sambil terus berbicara dengan musa lewat earphone yang ada di telinganya.

"Bos, mereka masih di luar sebaiknya kita selesai kan ini dengan cepat sebelum polisi tiba." katanya

"Hm, aku tahu kau urus yang di dalam gedung biar aku yang keluar temui musa dan dicky." ujarnya.

Depan gedung hotel Musa dan Dicky bersembunyi di balik dinding tembok sambil terus memantau pergerakan musuhnya. Tadinya mereka memang sudah menyamar jadi pelayan hotel yang mengantarkan minuman ke meja namun saat mereka hendak balik ke dapur mereka mendengar seseorang berbicara melalui telpon.

Kejadian 10 menit sebelum peristiwa peperangan terjadi.

Flashback ON ↩️

"Tenang saja bos, semua sudah saya siapkan sebentar lagi saya akan menemuinya untuk transaksi ini."

....📳

"Ya, saya memang tadi melihatnya bos tapi dia hanya datang berdua dengan asistennya."

...📳

"Baik bos, kita akan melakukannya di luar gedung."

Tut...

Lalu pria itu pun pergi keluar, musa dan dicky yang mendengar pembicaraan pria itu dengan seseorang di balik telpon bergegas bersiap ke luar gedung. Namun siapa sangka bahwa penyamaran mereka sebenarnya sudah terbongkar oleh musuh yang memang sengaja memancing mereka keluar.

Dor.

Suara tembakan yang sengaja di lesatkan untuk mengagetkan mereka. Untungnya musa dan dicky yang memiliki insting kuat langsung cepat menghindar.

"Jangan ikut campur urusan kami, kami tidak punya urusan dengan kalian." jawab salah satu musuh tersebut.

Tersenyum menyeringai "Siapa bilang kalian tidak punya urusan dengan kita justru karna kalian telah berani melakukan tindakan kalian di wilayah kekuasaan Red Dragon jadi tentu urusan kita ada." jawab musa dengan sisi dinginnya.

"Ck, karna kalian yang sudah memulainya maka terimalah akibatnya." ujarnya.

Dicky dan musa saling pandang lalu mengangguk "Kau gagalkan transaksi mereka biar aku yang tangani mereka di sini dan cepat hubungi ketua sekarang." perintah musa yang memang sebagai pimpinan mereka di markas. Dicky menggangguk lalu pergi menuju mobil box tempat dimana semua ganja ada di dalam bagasi.

"Sial, terima ini." mengarahkan pistolnya ke arah musa. Terjadilah tembak menembak hingga terdengar dari dalam gedung.

↪️ Flashback OFF

Ketua Red Dragon itu sudah keluar dari hotel di sana masih ada musa yang terus adu tembak. Reza yang melihat iti langsung keluarkan pistol kecil dari balik jasnya yang selalu dia bawa kemana-mana.

Dor.Dor.Dor.Dor..

Sudah ada sekitar 6 nyawa tertembak dan di tambah tembakan darinya 4. Musuh yang melihat rekannya tewas ia pun pergi dari sana.

"Biarkan dia melarikan diri, kau urus mayat disini lagian dicky sudah berhasil gagalkan transaksi nya karna barang itu sudah ada sama kita." ucapnya ke musa yang tadi ingin mengejarnya.

"Baik ketua. katanya

"Bersihkan tempat ini dan lakukan dengan cepat jangan sampai polisi datang dan para media yang di dalam keluar." ujarnya dengan suara dingin khasnya.

"Siap ketua." yang pergi meninggalkan ketuanya untuk mengurus mayat-mayat itu.

"Jack, aku pulang duluan kau bantu musa untuk mengurus masalah disini sampai selesai jangan sampai polisi dan media tahu akan hal ini." katanya melalui earphone di telinganya yang terhubung ke semua anggota nya.

"Baik bos, akan saya lakukan."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dalam perjalanan pulang, reza yang memang membawa mobil sendiri terlihat beberapa kali memegang kepalanya.

Sambil menggelengkan kepalanya agar tetap fokus "Ck, sial kenapa kepala ku tiba-tiba mendadak pusing." ujarnya.

Sejenak reza berhentikan mobilnya di pinggir jalan untuk nenangin kepalanya yang sakit sambil membuka kaca mobilnya yang di sebelah kanan dan memejamkan matanya sebentar.

Sekitar 5 menitan ia tenangin kepala nya lalu membuka matanya tiba-tiba matanya melihat seorang gadis cantik dari kaca spion samping yang mengarahkan kebelakang, gadis itu sedang mendorong motor dengan seorang pria sambil terus berbicara tanpa henti dan diapun terus perhatikan tingkah dua orang asing itu yang ada di belakang mobilnya menuju ke arah mobilnya.

"Makanya lain kali di cek dulu motornya ada gak bensinnya atau bannya pecah atau enggak, kau ini selalu saja bikin aku kesal." katanya.

"Aduh kakaku yang cantik bisa diam gak dari tadi cerewet banget sih, aku juga gak tahu kalau tiba-tiba bannya bocor." jawabnya pusing karna sepanjang jalan sang kaka mengomel terus tanpa henti.

Dia melirik ke arah adiknya "Lalu gimana sekarang, kita sudah jalan dari tadi tapi tidak ada bengkel yang buka, mau sampai kapan jalan kaki begini capek tahu." kesal dia bener-bener kesal sudah capek kerja, hampir di rampok sekarang malah motor sang adik bannya pecah.

"Haisss, sial kali aku hari ini." botol minum yang ia pegang sedari tadi botol minum stenlis itu ia lemparkan asal tanpa melihatnya.

DUKKK, PRANGGGGG...

Suara benda jatuh lalu di iringi suara pecahan terdengar begitu kuat.

Langsung menoleh ke asal suara "OMG, apa yang kulakukan". katanya kaget melihat yang terjadi di depannya.

Ikut melihat ke arah mata kakanya "Astaga, ka apa yang kau lakukan." teriak adiknya yang juga melihat ke arah depan dan terkejut.

*glek*. rasanya tenggorokannya tercekat.

'kesialan apalagi ini Tuhan' batinnya.

Yap, dua orang yang lagi dorong motor itu adalah Dewi dan adiknya Sepnat. Mereka terpaksa dorong motor karna motornya tiba-tiba pecah (bocor) di tengah jalan dan belum ketemu bengkel sedari tadi.

...----------------...

Penampilan dari Rangga Hadley (CEO HLY Sky Company).

................

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!