One Night Love Moana
"Turunkan saya, Tuan!"
Suara teriakkan dari seseorang yang meronta-ronta meminta diturunkan dari gendongan seorang pria. Walaupun tak dihiraukan, ia terus memberontak meminta dilepaskan, hingga akhirnya tubuhnya dijatuhkan begitu saja diatas kasur.
BUKKK!
"DIAM DAN PATUH LAH!" bentak seorang pria pada wanita bernama Moana.
Moana yang mendengar bentakan dari pria yang berada di hadapannya saat ini pun seketika tersentak kaget hingga membuatnya terdiam. Moana selama ini tidak pernah mendapatkan sebuah bentakan keras dari siapa pun, untuk pertama kalinya ini ia mendapatkan sebuah bentakan, dan itu diberikan pertama kali oleh seorang Keandra Narendra Galaxy. Pria tampan yang memiliki paras sempurna, dengan bola mata berwarna hitam pekat, postur tubuh yang besar, garis mata yang tajam setajam elang, garis hidung yang mancung bak perosotan, disertai bibir yang mempesona. Dikatakan semuanya sempurna namun mines nya adalah sisi kejam serta sifat arogannya yang ia miliki.
Moana ingin bicara, tapi lidahnya kaku. Di hadapan Keandra, keberaniannya mati duluan. "Sadarlah Tuan..." lirih Moana pelan dengan ketakutan setengah mati, melihat sisi buas Keandra yang tidak sadar akan perbuatannya saat ini pada dirinya.
"Bantu aku hilangkan obat sialan ini dari tubuhku, berapa pun yang kau inginkan, akan aku berikan asalkan kau bisa membantuku dari penderita ini." bisiknya dengan lembut.
Wajah Moana memucat, tapi matanya menyala. Kata-kata Keandra barusan menampar harga dirinya lebih keras dari tamparan fisik mana pun. Seketika, perkataan itu membakar telinganya. Tanpa pikir panjang, Moana mengayunkan tangannya. Tamparan itu mendarat telak di pipi Keandra, menggema di udara yang mendadak membeku.
"Saya bukan barang, Tuan," ucap Moana dengan suara bergetar, antara marah dan terluka. "Dan Anda baru saja melewati batas."
Wanita muda yang memiliki paras cantik dengan bola mata berwarna hijau, hidung yang mancung bak perosotan, bibir mungil yang ranum, alis yang terlukis cantik menyesuaikan wajah manisnya itu, di tambah lesung pipi dalam yang dimiliki, serta bulu mata yang panjang nan lentik tersebut pun mampu mendambakan dan meluluhkan banyak hati. Sayangnya tak ada satupun dari mereka yang mampu mendapatkan hati wanita cantik bernama Moana Xaviera itu.
Mendengar dirinya ditawarkan harga oleh pria yang tak dikenalinya, membuat hati Moana mendidih, apakah ia terlihat seperti wanita jalang seperti diluar sana? Pria tampan yang tiba-tiba membawanya paksa saat ini mungkinkah memiliki kelainan mental?! Atau memang karena faktor dirinya yang sedang mabuk sampai tidak sadar atas apa yang ia ucapkan.
"Tarik kembali kata-kata Anda. Tuan!"
Oh shit!
Keandra tak bergeming.
Pipi kirinya masih panas akibat tamparan Moana, tapi ia hanya menatap dingin, menusuk, seperti badai yang memilih diam sebelum menghancurkan. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya, kuku nya hampir menembus telapak tangannya. Tetapi ia tetap menahan diri.
"Aku seharusnya marah, "bisiknya pelan, nyaris tak terdengar. "Tapi melihatmu berani padaku seperti ini… jauh lebih memuaskan." Sorot matanya tajam, penuh bara yang ditahan, namun senyum miringnya kembali muncul.
Moana tertawa kecil, getir. "Lucu sekali. Anda pikir semua orang sepicik Anda, Tuan? Maaf, tapi saya bukan mainan yang bisa Anda beli dengan uang Anda. Dan Anda? Bukan pembeli yang pantas untuk harga diri saya."
"Munafik!"
"Bantu aku."
Keandra yang sudah di gelapkan oleh sebuah obat perangsang pun tidak memperdulikan pemberontakan Moana, serta isak tangis Moana. Sentuhan yang diberikan dirinya pada Moana pun di tepis kuat-kuat oleh wanita itu. Tetap saja Keandra lebih kuat lagi menginginkan Moana pada malam yang dipenuhi suara tangisan dan penuh pemberontakan tersebut.
Gaun cantik yang menutupi tubuh indah Moana dirobek hingga tak berbentuk kembali, jelas pemandangan yang ada di depan mata Keandra saat ini membuat hasrat Keandra lebih hebat bergemuruh lagi. Sampai tak segan lagi Keandra melakukan sesuatu yang tak seharusnya ia lakukan pada Moana, hal ini membuat Moana memekik penuh kesakitan karena permainan yang Keandra lakukan tak dimulai dengan pemanasan yang benar.
"ARGHHHHHH!"
*****
Pagi hari pun datang, membawa sinar lembut yang menyelinap lewat celah jendela. Udara segar mulai mengisi ruangan, mengusir gelap dan dingin malam. Dunia yang semula sunyi mulai berdenyut perlahan, burung berkicau, dedaunan bergoyang, dan harapan baru mulai tumbuh bersama cahaya pagi.
Keandra mengerang sakit pada kepalanya yang terasa berat, ia bangkit dari tidurnya dan kemudian bayang-bayang semalam menghantui dirinya saat ini. Matanya mulai mencari-cari dimana keberadaan wanita semalam, Moana. Namun ia tak kunjung menemukan wanita tersebut.
ia mendesah pelan, dan rasa bersalah menyelimuti dirinya sekarang. Sungguh ironis, ia telah menghancurkan masa depan seorang wanita yang tak dikenalnya. Dan itu semua karena alkohol berisi obat perangsang di dalamnya.
"Bastard!"
"Aku terkena jebakan dari si brengsek Nathaniel." geram Keandra mengumpat kasar pada salah satu sahabatnya.
Flashback
Galaxy Hotel
Lampu-lampu neon berpendar dalam warna ungu dan merah, menyapu ruangan dengan kilau memabukkan. Dentuman bass mengguncang lantai, menyatu dengan suara gelas beradu dan tawa yang mengambang di udara. Asap tipis mengepul di bawah cahaya, menyelimuti tubuh-tubuh yang menari tanpa henti. Aroma parfum mahal, alkohol, dan ambisi mengisi setiap sudut club. Tempat di mana malam terasa abadi, dan dunia luar seolah tak pernah ada.
Keandra berada di dalam sebuah club yang terdapat disalah satu hotel miliknya, bersama dengan kedua sahabatnya. Pikirannya kacau, jadi ia datang kedalam club tersebut.
"Kau ingin minum Keandra?" tawarnya dengan bertanya, Adam salah satu sahabat Keandra yang barusan menawarkan alkohol.
"Tidak."
"Bagaimana mungkin kau menawarkan minuman alkohol kepada sahabat kuno kita ini Adam? Kau tahu bukan, jika ia ini tidak pernah lagi menyentuh alkohol semenjak kepergiannya--" celetuk Nathaniel terpotong cepat oleh Keandra lebih dahulu, karena tidak ingin mendengar ucapan satu sahabatnya yang ngeselin itu.
"Diam!"
"Sekali lagi kau membahas tentang wanita itu, maka aku tidak akan segan-segan mencekik dirimu saat ini juga Aniel!" ancam Keandra dengan tajam.
"Mengapa? Lagi pula aku benar bukan? Semenjak kepergian wanita itu kau tidak pernah lagi menyentuh wanita dan juga alkohol, bukankah begitu Adam? Dimana salahku dalam menjelaskan." Nathaniel dengan santainya melemparkan pertanyaan tersebut pada Adam, yang sejak tadi memberikannya tatapan kode bearti diam dan berhenti memprovokasi Keandra.
Bughhh
"Damn it! Keandra." rintih Nathaniel merasa sakit sebab mendapatkan sebuah pukulan keras pada wajahnya secara tiba-tiba dari Keandra.
"Aku tak ikutan." sahut Adam dengan cepat mencari aman untuk dirinya sendiri, karena ia tidak ingin Keandra memukul juga.
"Adam berikan botol itu padaku, mulai malam ini dan seterusnya aku akan kembali seperti dulu! Seperti yang kalian inginkan."
"Kau yakin Keandra?" tanya Adam dengan nada sedikit tak percaya untuk memberikan salah satu botol alkohol yang terdapat dihadapannya ini.
"Hmm..."
"Sudahlah Adam, berikan saja botol alkohol itu padanya. Lagi pula ia lebih bagus seperti dulu dari pada seperti orang kuno."
"Kau diam lah Nathaniel! Lebih baik kau tutup mulutmu itu. Kau sudah seperti perempuan yang suka berbicara, sangat cerewet." geramnya.
"Woh woh, santai bro!"
"Berisik!" Keandra merampas salah satu botol alkohol dari tangan Nathaniel, setelah satu botol alkohol yang diberikan oleh Adam tadi sudah habis diminumnya. Kini dilanjutkan dengan botol alkohol yang di genggam Nathaniel tanpa bertanya kasar dosis alkohol tersebut.
"Keandra tung--, sialan!" Karena merasa kesal dengan tingkah sembrono Keandra saat ini, tanpa sadar tangan Nathaniel memukul kepala Keandra dengan keras. Dan hal itu membuat Keandra menatap tajam wajah tanpa dosa Nathaniel saat ini, biasanya Nathaniel tidak akan berani memukul Keandra namun saat ini berbeda.
"Oh shit! Keandra bodoh." umpatnya kembali.
"Fuck! Beraninya kau memukul kepalaku!"
"Ada apa Nathaniel?" tanya Adam, menatap lekat wajah cemas Nathaniel. "Lihatlah karena matanya yang buta ini, ia salah mengambil botol alkohol! Botol kedua yang ia ambil adalah milikku!" sungut Nathaniel tak terima.
"Memangnya apa yang salah? apa bedanya botol ini dengan botol milikmu? Bukankah sama saja..."
Lagi dan lagi, Nathaniel kembali memukul kepala sahabatnya, hanya saja kali ini ia memukul kepala Adam dan bukan Keandra. Karena tingkah kebodohan keduanya saat ini tengah menerjang otak keduanya, jadi Nathaniel memukulnya secara bergantian.
"Kau bahkan ikut bodoh dalam semalam Adam! Kau tahu bukan setiap botol alkohol yang aku bawa berisi apa? hah?!"
Ah ia ingat! Nathaniel itu senang sekali membawa alkohol berdosis obat perangsang. Mengapa juga Adam sampai melupakan hal itu? Jika sudah begini, bukankah sebentar lagi Keandra akan membuat kerusuhan? Jadi bagaimana ini, dan apa yang harus segera mereka lakukan...
"Cepat kita bawa Keandra ke kamar hotelnya, sebelum obat perangsang itu merangsang tubuhnya." pinta Adam meminta bantuan kepada Nathaniel untuk membawa pergi Keandra saat ini juga.
"Aku akan mencari seorang wanita untuknya." ujar Nathaniel berniat pergi mencari seorang wanita yang mana nantinya akan menemani Keandra bermalam sekaligus menjadi obat penawar untuk tubuh Keandra saat ini.
"Bodoh! Bawa Keandra terlebih dahulu, setelah itu baru kita mencari wanita untuk menemaninya. Dasar payah!"
"Oh baiklah."
Bukan Keandra tidak bisa membedakan mana alkohol berdosis obat mana alkohol berdosis biasa, hanya saja hatinya saat ini sedang tidak baik-baik saja. Makanya ia bertindak sembrono dengan mengambil botol alkohol yang terdapat di salah satu tangan Nathaniel.
"Karena kebodohan mu aku harus repot-repot menggotong tubuhmu ini, Keandra sialan!" maki Nathaniel.
"Jika bukan karena dirimu memancing Keandra untuk kembali minum alkohol seperti dahulu. Mungkin kita tak akan seperti ini. Ini karena mu sialan!" balas Adam menatap geram wajah Nathaniel.
*****
Dua wanita muda berdiri di depan pintu kamar hotel dengan aura memikat yang tak bisa diabaikan. Moana, dengan rambut panjang tergerai dan gaun indah pas badan, memancarkan ketenangan dan keanggunan. Di sampingnya, Kayla sahabatnya itu tampak kontras namun serasi, rambut yang terikat kepang kesamping, dengan gaun indah pas badan menambah kesan mahal dan keanggunan. Keduanya seperti magnet dalam malam yang dingin, berdiri di depan pintu kamar hotel seolah tengah menanti sesuatu.
"Apakah disini kamar hotelmu, yang kau sewa mendadak itu, Kayla?" tanya Moana, pada sahabatnya bernama Kayla yang baru saja ia antar pulang selepas jam kerjanya habis.
"Benar disini... Moana, terimakasih sudah mengantarkan diriku sampai ke depan pintu kamar hotelku, seharusnya kau tidak perlu repot-repot seperti ini" jawabnya Kayla.
"Jangan sungkan denganku Kayla, aku senang dapat membantu dirimu kembali dengan selamat."
"Oh ayolah... mengapa ini terlihat seperti kau adalah tukang ojek yang baru saja mengantarkan pelanggannya yang tak lain adalah aku, menuju tempat tujuannya dengan selamat."
"Ya, kau bisa menganggap seperti itu."
"Sudahlah..."
"Kayla, berhati-hatilah selama kau disini. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu, seperti hal-hal yang tidak pernah terbayangkan."
"Hey! Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu. Berhati-hatilah dijalan saat kau akan keluar dari hotel ini, jangan sampai kau kenapa-kenapa selama di perjalanan. Kau mengerti kan Moana ku sayang."
"Ya-ya baiklah... Kayla ku sayang, kalau begitu aku pamit dahulu. Sampai jumpa kembali, Kayla!"
"Ya Moana, berhati-hatilah lah dan kabari aku jika kau sudah sampai rumah." Moana mengangguk, selepas itu pergi dengan melambaikan tangannya pada Kayla sebagai tanda perpisahan. Melihat Moana yang sudah pergi, Kayla pun masuk.
Dan baru saja Kayla masuk kedalam kamar hotelnya, Moana yang baru saja melangkahkan kakinya sedikit tidak jauh dari kamar Kayla, tiba-tiba saja merasakan tarikan dari lengannya oleh seseorang secara kasar. Yang mana orang tersebut adalah Keandra. Bukankah Keandra bersama dengan Adam dan Nathaniel? Jawabnya mereka berdua memang sudah mengantarkan Keandra pergi kedalam kamar hotel, tapi selepas mereka berdua pergi, Keandra justru ikut keluar beberapa langkah dan tak sengaja melihat Moana pada saat itu juga.
Ketika Moana ingin berteriak, Keandra lebih dahulu membungkam mulut Moana dengan bibirnya itu. Dan memberikan sebuah bisikan yang menakutkan di telinga Moana hingga membuat Moana menjadi patuh di dalam ketakutan.
"Jangan berteriak atau kau akan tau akibatnya, sayang." bisik Keandra pada Moana, dan Moana yang mendengar bisikan tersebut menjadi patuh seketika. Karena ia tidak ingin terluka jika dirinya memberontak pada saat itu, jadi ia memilih untuk tidak memberontak dan mematuhi permintaan Keandra lebih dahulu.
Flashback off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Uthie
sudah like dan subscribe 👍🤗
2024-02-03
0
Mommy QieS
like subscribe dulu ya kak
2023-05-20
0