Brakk!
"Turunkan saya tuan!" Teriak wanita cantik yang kini tengah di gendong bak karung beras oleh seorang pria tampan yang tengah mabuk dan tak sadar dengan apa yang di lakukannya saat ini.
"DIAM DAN PATUH LAH!" Bentak pria tersebut kepada Moana.
Moana yang mendengar bentakan dari pria yang berada di depannya saat ini pun seketika tersentak kaget, hingga membuatnya terdiam. Moana selama ini tidak pernah mendapatkan sebuah bentakan keras dari siapa pun, dan baru kali ini ka mendapatkan nya dan itu diberikan pertama kali oleh seorang Keandra Narendra Galaxy pria tampan yang memiliki paras sempurna, dengan bola mata berwarna hitam pekat dan postur mata yang tajam setajam elang, hidung yang mancung bak perosotan serta bibir yang mempesona itu. Dikatakan semuanya sempurna namun mines nya adalah sisi kejam nya serta sifat arogannya itu.
"Hikssss..."
"Sadarlah tuan..." Lirih Moana dengan ketakutan melihat Keandra yang tidak sadar akan perbuatannya saat ini pada dirinya.
"Bantu aku hilangkan obat sialan ini dari tubuhku, berapapun yang kau inginkan akan aku berikan" Bisik Keandra di telinga Moana dengan lembut.
Plakkkk
"..."
Wanita yang memiliki paras cantik dengan bola mata berwarna hijau, hidung mancung bak perosotan, bibir mungil yang ranum, alis yang terlukis cantik yang menyesuaikan di wajah di tambah lesung pipi yang dalam, serta bulu mata yang panjang nan lentik tersebut pun mampu mendambakan dan meluluhkan banyak hati. Sayangnya tak ada satupun dari mereka yang mampu mendapatkan hati wanita cantik bernama Moana Xaviera itu.
Mendengar dirinya ditawarkan harga oleh pria yang tak dikenalinya, membuat hati Moana mendidih, apakah ia terlihat seperti wanita jalang diluar sana? Pria tampan yang tiba-tiba membawanya paksa saat ini mungkinkah memiliki kelainan mental? Atau memang karena faktor dirinya yang sedang mabuk sampai tidak sadar atas apa yang ia ucapkan tanpa ia pikirkan terlebih dahulu itu.
"Tarik kembali kata-kata anda tuan!" Marah Moana dengan ringannya melayangkan salah satu tangan cantiknya itu pada wajah Keandra.
Oh shit!
"Saya bukan wanita malam yang bisa seenaknya anda beli dengan uang tuan! Apa dimata anda saya wanita murahan yang dapat anda beli?! Saya bukan jalang sewaan yang dapat anda beli dengan harga tuan" Katanya itu dengan marah.
"Munafik!"
"Bantu aku"
"Tidak! tuan... Hikssss... Saya mohon jangan lakukan ini" Berontak Moana, tapi sayangnya tenaganya tak sekuat tenaga milik Keandra.
Keandra yang sudah di gelapkan oleh sebuah obat kuat pun tidak memperdulikan isak tangisan Moana sama sekali, bahkan sentuhan yang diberikan padanya untuk Moana pun di tepis kuat-kuat oleh Moana. Tetap saja Keandra lebih kuat lagi menginginkan Moana pada malam yang dipenuhi suara tangisan tersebut.
SREKKK
Baju cantik yang menutupi tubuh indah Moana pun kini robek dan tak dapat berbentuk kembali, jelas pemandangan yang ada di depan mata Keandra itu pun membuat hasrat Keandra lebih bergemuruh. Sampai tak segan lagi Keandra melakukan sesuatu yang tak seharusnya ia lakukan pada Moana saat ini, hal ini membuat Moana memekik penuh kesakitan. Karena permainan yang Keandra lakukan tak dimulai dengan pemanasan yang benar.
"TIDAKKKK!"
"ARGHHHHHH"
*****
Keesokan harinya...
"Erghh"
"Shit! Kepalaku sangat berat" Gumam pria tampan itu yang baru saja bangun dari tidurnya, yang mana pria tersebut terbangun setelah melakukan sebuah hal yang mungkin telah menghancurkan hidup seorang wanita.
Keandra Narendra Galaxy... Ketika dirinya baru saja membuka kedua matanya itu, ia langsung saja menelusuri setiap sudut kamar hotelnya yang ia jadikan untuk bermain dengan wanita yang tak pernah ia kenali semalam, dan dengan pandangan yang terus mencari pun membuat Keandra mendesah pelan ketika sadar bahwa mungkin wanita semalam yang tidur bersamanya itu telah pergi.
"Kemana dia pergi?"
"Bastard! Kali ini aku terkena jebakan dari si brengsek Nathaniel hingga menghancurkan hidup seseorang" Geram Keandra dengan kembali mengingat-ingat kejadian hal semalam.
Flashback
Galaxy Hotel
"Kau ingin minum Keandra?" Tanya Adam salah satu sahabat Keandra.
"Tidak"
"Bagaimana mungkin kau menawarkan minuman alkohol kepada sahabat kuno kita ini Adam? Kau tau bukan, jika ia ini tidak pernah menyentuh alkohol semenjak kepergiannya--" Celetuk Nathaniel tapi terpotong oleh Keandra lebih dahulu.
"Diam!"
"Sekali lagi kau membahas tentang dia maka aku tidak akan segan-segan mencekik dirimu saat ini juga Aniel" Ancam Keandra dengan menatap tajam wajah Nathaniel sahabatnya itu.
"Mengapa? Lagi pula aku benar bukan? Semenjak kepergiannya dia kau tidak pernah kembali menyentuh wanita dan juga alkohol, bukankah begitu Adam?" Nathaniel dengan santainya melemparkan pertanyaan untuk Adam yang sejak tadi memberikannya kode lirik untuk ia berhenti memprovokasi Keandra.
Bughhh
"Damn it! Keandra" Rintih Nathaniel yang merasa kesakitan karena mendapatkan sebuah pukulan keras di wajahnya oleh Keandra.
"Aku tidak ikutan" Sahut Adam dengan cepat mencari aman untuk dirinya sendiri, karena ia tidak ingin Keandra memukul juga.
"Adam berikan botol itu padaku, mulai malam ini dan seterusnya aku akan kembali seperti dulu! Seperti yang kalian inginkan" Pinta Keandra dingin kepada Adam untuk memberikan dirinya sebuah botol alkohol yang berdosis tinggi.
"Kau yakin Keandra?" Tanya Adam dengan nada sedikit tak percaya untuk memberikan satu botol alkohol yang kini tengah berada di depannya.
"Hmm"
"Ck"
"Sudahlah Adam, berikan saja botol alkohol itu padanya. Lagi pula ia lebih bagus seperti dulu dari pada seperti orang kuno" Ujar Nathaniel kepada Adam.
"Kau diam lah Nathaniel Ailen Akaskara! Lebih baik kau tutup mulutmu itu. Kau sudah seperti perempuan yang suka berbicara, cerewet" Geram Adam kepada sahabatnya itu.
"Woh woh, santai bro!"
"Bacot!" Kesal Keandra dengan merampas satu botol alkohol dari tangan Nathaniel, setelah satu botol alkohol yang diberikan oleh Adam tadi sudah habis.
"Keandra tung--"
Plakkkk
Karena merasa kesal dengan tingkah sembrono Keandra saat ini, tanpa sadar tangan Nathaniel memukul kepala Keandra dengan keras. Dan hal itu membuat Keandra menatap tajam wajah tanpa dosa Nathaniel saat ini, karena biasanya Nathaniel tidak akan berani memukul Keandra.
"Oh shit! Keandra bodoh"
"Fuck! Berani kau memukul ku!" Geram Keandra.
"Kenapa?" Tanya Adam sambil mengangkat satu alisnya kepada Nathaniel.
"Lihatlah karena matanya yang buta ini, ia salah mengambil botol alkohol! Botol kedua yang ia ambil adalah milikku" Sungut Nathaniel.
"Memangnya apa yang salah? apa bedanya botol ini dengan botol milikmu? Bukankah sama saja" Bagi Adam itu Nathaniel sangat tengil, jadi ia malas jika harus berhubungan dengan Nathaniel.
Plakkkk
Lagi-lagi Nathaniel memukul kepala sahabatnya, hanya saja kali ini ia memukul kepala Adam dan bukan Keandra. Karena tingkah kebodohan keduanya saat ini tengah menerjang otak keduanya, jadi Nathaniel memukulnya.
"Kau bahkan ikut bodoh dalam semalam Adam! Kau tau bukan setiap botol alkohol yang aku bawa berisi apa? HAA?!" Nathaniel benar-benar geram akan dua sahabatnya itu, namun ia kini harus mengontrol emosinya lebih dahulu.
"Ck, sialan kau"
Benar juga, Nathaniel itu senang sekali membawa alkohol berdosis perangsang. Mengapa juga Adam sampai melupakan hal itu? Jika sudah begini, bukankah sebentar lagi Keandra akan membuat kerusuhan? Jadi bagaimana ini, dan apa yang harus segera mereka lakukan.
"Cepat bawa ia ke kamar hotel miliknya sebelum obat kuat itu merangsang tubuhnya" Titah Adam meminta bantuan kepada Nathaniel untuk membawa pergi Keandra saat ini juga.
"Aku akan mencari seorang wanita untuknya" Ujar Nathaniel dengan berniat untuk pergi mencari seorang wanita yang mana nantinya akan menemani Keandra bermalam sekaligus menjadikan obat penawar untuk tubuh Keandra saat ini.
"Bodoh! Bawa Keandra terlebih dahulu, setelah itu baru kita mencari wanita untuk menemaninya. Dasar payah" Marah Adam.
"Oh baiklah"
"Berisik" Kesal Keandra yang mulai tidak sadarkan diri, hingga ketika dirinya berdiri pun ia hampir saja terjatuh, untungnya Adam bergerak cepat untuk menangkap tubuh Keandra lebih dahulu sebelum terjatuh.
Bukan Keandra tidak bisa membedakan mana alkohol berobat mana alkohol biasa, hanya saja hatinya saat ini sedang tidak baik-baik saja. Makanya ia sembrono atau sembarangan mengambil botol alkohol yang terdapat di salah satu tangan Nathaniel.
Oh yaa, mereka saat ini tengah berada di ruang club VVIP yang berada di dalam Galaxy Hotel, sebuah club yang tidak bisa sembarangan orang untuk masuk. Makanya tidak heran Adam tadi mengatakan bahwa harus membawa Kendara lebih dahulu ke kamar hotelnya. Karena memang Keandra pemiliknya, jadi sudah pasti Keandra memiliki kamar hotel tersendiri yang ia ciptakan untuk dirinya itu.
"Karena kebodohan mu aku harus repot-repot menggotong tubuhmu ini, Keandra sialan!" Maki Nathaniel.
"Jika bukan karena dirimu memancing Keandra untuk kembali minum seperti dulu, mungkin kita tidak akan seperti ini. Ini karenamu sialan!" Balas Adam dengan menatap geram wajah Nathaniel.
"BERISIK APA KALIAN TIDAK BISA DIAM" Bentak Keandra kepada keduanya secara tidak sadar akibat pengaruh alkohol berobat keras tersebut hingga membuat keduanya seketika bungkam.
*****
"Apakah disini kamar hotelmu, yang kau sewa mendadak tadi?" Tanya seorang wanita cantik kepada sang sahabat yang mana dirinya baru saja selesai bekerja dan langsung mengantarkan sang sahabat untuk pulang ke hotel tempat tinggalnya.
"Benar disini... Moana terimakasih sudah mengantarkan diriku sampai ke depan pintu kamar hotelku, seharusnya kau tidak perlu seperti ini" Jawab Kayla Isvara satu-satunya sahabat dari Moana Xaviera.
"Jangan sungkan denganku Kayla, aku senang dapat membantu dirimu kembali dengan selamat" Balas Moana dengan tersenyum manis.
"Ck, mengapa vibes nya seperti kau adalah tukang ojek yang baru saja mengantarkan costumer yang tak lain adalah aku, menuju tempat tujuannya dengan selamat" Ledek Kayla pada sahabatnya itu.
"Ya, kau bisa menganggap seperti itu. Hahahaha... Aku bercanda" Tawa Moana begitu manis itu.
"Sudahlah"
"Ya baik, kalau begitu aku pulang. Kau berhati-hatilah di sini" Ujar Moana pada Kayla.
"Hey! harusnya aku yang mengatakan itu padamu. Berhati-hatilah dijalan jangan sampai kau kenapa-kenapa, kau mengerti?" Kata Kayla pada Moana.
"Ya-ya baiklah"
"Aku pamit, sampai jumpa Kayla" Moana benar-benar sudah lelah, ia kemudian pamit dan akan segera pulang. Lalu kemudian ia tertidur pulas setelah membersihkan tubuhnya, wah di bayangkan saja sudah sangat menggiurkan apalagi Moana lakukan.
"Berhati-hatilah"
Baru saja Kayla masuk kedalam kamar hotelnya, dan Moana yang baru saja melangkahkan kakinya sedikit tidak jauh dari kamar Kayla, tiba-tiba saja lengan Moana ditarik seseorang secara kasar. Yang mana orang tersebut adalah Keandra.
Bukankah Keandra bersama dengan Adam dan Nathaniel? Jawabnya mereka berdua memang sudah mengantarkan Keandra pergi ke kamar hotelnya tapi selepas mereka berdua pergi, Keandra pun ikut keluar dan tak sengaja Keandra bertepatan melihat Moana pada saat itu juga.
Ketika Moana ingin berteriak, Keandra lebih dulu membungkam mulut Moana dengan bibirnya itu. Dan memberikan sebuah bisikan yang menakutkan di telinga Moana hingga membuat Moana menjadi patuh di dalam ketakutan yang melanda dirinya itu saat ini.
"Jangan berteriak atau kau akan tau akibatnya, sayang" Bisik Keandra pada Moana, Moana yang mendengar bisikan tersebut menjadi patuh seketika. Karena ia tidak ingin nanti dirinya terluka jika dirinya memberontak pada saat itu juga, jadi ia memilih untuk tidak memberontak dan patuh lebih dahulu.
Flashback off
Disisi lain...
"Mengapa ini tidak bisa hilang! Aku benci diriku... Mengapa aku lemah hingga tidak mampu untuk memberontak dari pria itu hikssss..." Tangis Moana begitu histeris nya itu.
Kini Moana tengah berdiam diri dibawah guyuran air shower di dalam kamar mandi miliknya, jelas... Karena Moana memang dari pagi-pagi buta sudah pergi lebih dahulu sebelum Keandra membuka kedua bola matanya itu, makanya tadi Keandra mencari keberadaan Moana setelah dirinya sudah sadar, atau lebihnya tepatnya sudah terbangun Moana sudah tidak ada.
"Hikssss..."
"Maafkan aku... Maafkan aku Ibu, Ayah, maafkan aku! Aku pasti telah membuat kalian kecewa dengan apa yang telah terjadi padaku" Isak Moana dengan terus berusaha menghilangkan jejak-jejak tanda merah kepemilikan yang ada di tubuhnya itu akibat ulah Keandra.
"MENGAPA TIDAK BISA HILANG!!" Teriak Moana penuh frustasi sambil menangis sampai membuat suaranya serak, dimana ia kini tengah berusaha keras menghilangkan jejak yang di ciptakan oleh Keandra, namun tak kunjung menghilang juga, dan itu membuatnya sangat benci sekaligus kesal.
Tokkk... tokkk...
"Moana"
"Moana apa kau berada di dalam?" Moana panik ketika mendengar suara teriakan Kayla dari luar, ia kemudian buru-buru membilas tubuhnya setelah berlama-lama menyabuni tubuhnya itu.
"Mengapa Moana tidak menjawab ku?"
"Moana jawab aku! Tolong katakan sesuatu, apa kau baik-baik saja berada di dalam?" Tanya Kayla sekali lagi dengan sedikit berteriak.
"Ini tidak benar... Kayla tidak boleh tau tentang aku atau ia juga akan ikut kecewa terhadapku" Lirih Moana.
"Moana?"
"I--iyaaa Kayla... aku sedang mandi, tunggu aku sebentar lagi aku akan keluar nanti" Jawab Moana dengan sedikit berteriak pula.
"Ohhh baiklah..."
"Syukurlah kau baik-baik saja, Moana cepatlah... aku menunggumu" Balas Kayla dengan menghela nafasnya lega setelah mendapatkan jawaban dari Moana bahwa ia baik-baik saja.
"Kau baik-baik saja bukan?"
Tapi ketika pertanyaan terakhir yang Kayla lontarkan untuk Moana, Moana justru tidak menjawabnya. Tapi Kayla tidak memperdulikan itu, ia berfikir mungkin Moana baik-baik saja dan tadi tidak mendengar pertanyaan terakhir darinya karena suara air yang begitu keras terdengar.
"Ahh sudahlah... mungkin shower air nya terlalu keras hingga membuat Moana tidak mendengar pertanyaan terakhirku, sebaiknya aku membantunya untuk memilih pakaian yang akan ia kenakan saja untuk bekerja hari ini" Ujar Kayla dengan tersenyum kecil.
Beberapa menit kemudian....
Ceklekkk
Pintu kamar mandi Moana pun akhirnya terbuka, kemudian menampakkan wajah Moana yang lembab seperti habis menangis. Sekaligus menampakkan tubuhnya yang sangat merah itu.
"Kau sud--"
Kayla hendak bertanya namun kemudian di urungkan setelah melihat bagaimana kondisi Moana saat ini, tubuh yang memerah, banyaknya kiss mark, dan mata yang sembab. Ia tau telah terjadi sesuatu pada Moana saat ini.
"Aku sudah selesai, tunggulah aku sebentar lagi. Setelah itu kita baru akan berangkat bekerja bersama" Moana tersenyum manis seolah menutup keras tentang apa yang telah terjadi padanya dari Kayla, namun Kayla tidak bodoh! Kayla tau apa yang telah terjadi. Namun ia masih tidak bergeming sedikitpun.
Cara jalan Moana pun berbeda dan Kayla bertambah yakin dengan pemikirannya saat ini.
"Siapa yang melakukan semua ini padamu?!"
"Ak--aku akan memakai pakaianku sekarang, bisa kau tunggu aku di luar kamarku sebentar, Kayla?" Moana gelagapan ketika Kayla benar-benar menyadari perubahan dirinya itu, ia kemudian meminta Kayla untuk keluar lebih dahulu.
"Katakan padaku Moana?!" Pinta Kayla dengan tegas.
"Kayla aku ingin menggunakan pakaianku, kau sebaiknya tung--"
"MOANA!" Bentak Kayla mulai menitikkan air matanya setelah melihat tingkah Moana yang kian menahan tangisnya sebisa mungkin.
Ia benci keadaan Moana seperti ini.
Ia sangat kecewa!
"Hikssss..."
"Maafkan aku.. Ini semua terjadi begitu saja, ak-aku... Kayla" Tangis Moana dengan terduduk lemas diatas kasurnya, karena tak sanggup untuk menahan bobot tubuhnya lagi saat ini.
Grepppp
"Moana"
"Moana hikssss... Mengapa kau bisa seperti ini? mengapa kau ingin menutupinya dariku, mengapa Moana?!"
"Tolong jangan memelukku terlalu lama Kayla hikssss... Aku kotor Kayla! Pria itu memaksaku, ia mengancam ku dan aku tidak bisa melawannya hikssss..." Moana jijik dengan tubuhnya sendiri, ia benar-benar kotor dan tidak ingin Kayla menyentuhnya. Namun Kayla justru malah mempererat pelukannya itu.
"Tidak! Tidak... Jangan berkata seperti itu. Jangan berbicara lagi Moana" Isak Kayla dengan menggelengkan kepalanya karena merasa tidak setuju dengan apa yang dibicarakan oleh Moana barusan.
Moana sangat malu ketika sahabatnya melihat tubuhnya yang begitu amat menjijikkan saat ini yang tengah terekspos jelas di kedua pandangan bola mata sahabatnya itu, tapi Kayla justru malah tidak merasakan seperti apa yang Moana rasakan. Kayla justru malah terus memeluk tubuh Moana dengan erat dan tidak mau melepaskannya.
"Hikssss..."
"Maafkan aku, sebagai sahabatmu aku tidak bisa menjagamu hikssss... Moana maafkan aku, maafkan aku!" Kata Kayla dengan nada bersalah meminta maaf.
"Tidak!"
"Kau tidak salah Kayla... Tapi aku lah yang tidak becus menjaga diriku sendiri, aku terlalu lemah untuk bertahan diri hikssss... Jadi jangan meminta maaf atas apa yang bukan kesalahan mu" Elak Moana dengan menggelengkan kepalanya cepat.
"Bagaimana bisa seperti ini" Lirih Kayla.
"Ini berawal dari tadi malam, semalam...." Cerita Moana kepada Kayla perihal kejadian semalam yang telah terjadi padanya selepas mengantarkan Kayla pulang ke hotelnya.
Menceritakan...
Moana menceritakan semuanya tanpa ada yang terlewat sedikitpun, dan Kayla menyimaknya dengan sangat baik. Ada pancaran amarah dari Kayla ketika mendengar penjelasan dari Moana, namun ia tidak menunjukkan itu semua di hadapan Moana.
"Sudah benar seharusnya aku melarang mu untuk mengantarkan diriku sampai kedepan pintu kamar hotelku semalam... Moana ini semua salahku! Jika bukan karena kau mengant--"
"Cukup Kayla! jangan menyalahkan dirimu atas apa yang terjadi padaku. Biarlah berlalu, anggaplah aku tidak apa-apa" Lirih Moana pelan.
"Tapi seharusnya memang--"
"Kayla"
"Maafkan aku Moana"
"Tidak apa, sudah sebaiknya kau keluarlah karena aku akan berganti pakaian! Tunggulah aku dalam waktu 10 menit" Ujar Moana.
"Kau tidak perlu bekerja saja Moana, kau pasti--"
"Aku akan tetap bekerja! Bagaimanapun aku butuh biaya untuk hidupku ini Kayla, aku tidak mau bergantung hidup padamu. Karena kau sendiri memiliki biaya hidup yang tinggi! Izinkan aku bekerja"
"Apa kau tidak merasa sakit Moana? Maksudku, kau habis..."
"Aku mengoleskan salep pereda nyari pada bagian itu, aku sempat melewati tokoh obat saat aku pulang. Aku awalnya malu untuk bertanya apakah ada pereda nyeri untuk bagian itu ada atau tidak, namun ternyata ada... Lalu aku membelinya dan mengoleskannya sesuai apa yang di anjurkan disana, itulah mengapa aku tidak merasakan sakit yang teramat dalam seperti yang aku dengar dari kebanyakan orang di luar sana" Jawab Moana.
Walaupun sudah di oleskan salep pereda nyeri, tentu tidak hilang sepenuhnya rasa sakit itu. Tapi walaupun begitu Moana tetap akan memaksa untuk berjalan dengan normal, sambil menahan sedikit rasa sakit yang tersisa dan membenarkan cara jalan yang terlihat berbeda nantinya.
"Ah ya aku tau salep itu, baguslah setidaknya kau bisa membantu menghilangkan sedikit rasa sakit pada dirimu sendiri. Padahal kau bisa saja mengambil cuti untuk beberapa minggu kedepan"
"Sayangnya aku tidak mau dan tidak bisa, karena ada pekerjaan yang sangat penting untuk aku kerjakan"
"Kau memang wanita gila kerja!"
*****
Galaxy Group
"Pergi, dan cari wanita itu" Titah Keandra kepada anak buahnya untuk pergi mencari keberadaan Moana.
"Kau ingin mencari wanita itu Keandra?" Nathaniel bingung mengapa Keandra sangat ingin mencari keberadaan Moana, padahal biasanya Keandra tidak seperti ini.
Keandra biasanya tidak pernah perduli.
Namun kali ini berbeda.
"Jika kalian sudah menemukannya, bawa ia ketempat yang sudah aku persiapkan. Kalian mengerti?!" Ujar Keandra kepada anak buahnya kembali.
Keandra tidak menjawab pertanyaan Nathaniel karena dirinya masih merasa kesal karena sahabatnya itu, ia harus merusak hidup wanita cantik yang bukan dari kalangan wanita malam. Jika pada saat tadi wanita yang menemaninya adalah wanita malam, maka ia tidak akan pernah menyuruh para anak buahnya untuk mencari keberadaan Moana saat ini, karena dengan uang ia pasti akan langsung bisa menyelesaikan masalahnya.
Tapi kali ini berbeda, ia berfikir wanita yang semalam bersamanya pasti akan menolak pemberian uang darinya. Semalam saja ia ditampar, oleh sebab itu ia akan mencari keberadaan wanita yang bersamanya semalam dan akan bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan.
"Jika bukan karena kau yang salah menaruh alkohol diatas meja semalam, mungkin aku tidak akan pernah merusak kehidupan seorang wanita cantik tadi malam" Sinis Keandra.
"Mengapa kau ingin mencari nya?" Tanya Adam penasaran.
"Wanita cantik ini berbeda dari wanita malam yang selalu aku jumpai, ketika setengah kesadaranku tadi malam masih ada, aku mengatakan bahwa aku akan membayarnya jika ia membantuku. Berapapun yang ia inginkan akan aku berikan, tapi ia justru malah menampar wajahku dengan begitu keras" Jelas Keandra dengan lagi-lagi mengingat kejadian semalam.
"Apa? Seorang Keandra pewaris tunggal dari Galaxy Group ditampar oleh seorang wanita? Hey... dimana Keandra yang kejam dan dingin yang ku kenal itu. Biasanya kau tidak akan pernah terima dengan apa yang orang lain lakukan padaku apa lagi itu seorang wanita" Terkejut Nathaniel.
"Diam atau ku bunuh!"
"Nathaniel, sebaiknya kau diam untuk saat ini. Jangan banyak bicara itu akan bagus untuk nyawamu" Ucap Adam dengan menasehati Nathaniel untuk tidak lagi bicara apa-apa.
"Padahal yang salah dirinya sendiri, siapa suruh otaknya semalam tak berfungsi dengan baik" Gerutu Nathaniel pelan.
BUGHHH
Sebuah barang yang bernilai tinggi pun terlempar dari tempatnya, dan tepat mengenai sebuah kening seseorang, yang melempar adalah Keandra dan yang ia lempar adalah sebuah hiasan meja kantornya. Untuk yang ia targetkan adalah Nathaniel, bidikannya pun meleset cepat dan tepat mengenai kening Nathaniel saat itu juga.
"Argh!"
"Aku tidak tuli, aku dapat mendengarkan gerutuan yang tidak bermutu dari mulutmu yang busuk itu" Dingin Keandra menatap tajam wajah Nathaniel yang hendak protes.
Suasana dalam ruangan Keandra pun menjadi dingin seketika, bukan karena AC namun karena perubahan sikap pada aura tubuh Keandra.
Hal itu mampu membuat Adam dan Nathaniel terdiam.
"Tidak perduli siapa dirimu, yang jelas kau adalah milikku mulai sekarang. Karena kau, kau mampu meluluhkan aku dalam sehari pertemuan dan aku langsung menginginkan mu kembali sayang... Kau milikku sekarang, tak perduli siapa kau, apa statusmu, dan apa pendapatmu mengenai aku, tetap saja aku menginginkan mu. Moana Xaviera aku menginginkanmu sayang" Batin Keandra.
"Apa benar-benar sudah tertutup semua Kayla?" Tanya Moana kepada Kayla perihal lehernya yang ia tutupi dengan menggunakan losion, agar semua orang tidak dapat melihatnya dan mencemooh dirinya.
"Kau tenang saja Moana, losion yang aku berikan padamu sudah benar-benar menutupi jejak-jejak itu. Jangan takut jika nanti lehermu terkena air! Karena pada dasarnya aku sudah membuat losion itu tahan air, dan lagi satu kelemahannya" Jelas Kayla dengan meyakinkan Moana.
"Apa?"
"Jika sudah 3 jam maka losion ini akan luntur dengan sendirinya, jangan biarkan ia luntur sampai kau pulang ke rumah. Kau mengerti? Kau harus ingat bahwa hari ini tuan besar pemilik perusahaan akan datang mengunjungi perusahan kita, jangan sampai kau melupakan itu Moana" Ingat Kayla pada sahabatnya itu yang mana memang suka lupa akan suatu hal yang berbaur penting.
"Baiklah, terimakasih sudah mengingatkan diriku" Ucap Moana dengan tersenyum manis kepada Kayla.
"Sama-sama, kalau begitu aku akan pergi ke ruanganku dan kau berhati-hatilah" Pamit Kayla pada Moana karena waktu jam kerjanya kini telah dimulai dan ia harus pergi sesegera mungkin ke ruangan nya.
"Baik, semangat untuk hari ini Kayla" Balas Moana.
"Kau juga Moana"
"Ya"
Moana dan Kayla memang satu perusahaan dalam bekerja, tapi dalam bidang pekerjaan nya mereka memiliki tugas yang berbeda-beda bahkan jabatan yang berbeda.
Jika Kayla menjabat sebagai kepala HRD maka Moana hanya menjabat sebagai staf biasa di perusahaan anak cabang Galaxy Group. Yapsss... Galaxy Group perusahan milik Keandra! Keandra Narendra Galaxy.
Moana tidak mengenali Keandra karena memang pada dasarnya selama ini ia tidak pernah melihat pemilik asli perusahaan yang ia tempatkan untuk mencari nafkah tersebut, dan lagi. Keandra juga belum pernah menunjukkan wajahnya dihadapan karyawan anak cabang perusahannya tanpa terkecuali perusahan pusat nya yaitu Galaxy Group.
Jadi tidak heran jika pada malam tadi, Keandra dan Moana sama-sama tidak saling mengenali antara tuan dan karyawan.
"Huuuuffff..."
Entah mengapa dan entah karena apa Moana tiba-tiba saja menghela nafasnya begitu dalam, Moana bukan tidak sedih karena telah kehilangan mahkota hidupnya. Hanya saja ia lebih menutupi kesedihannya itu lewat tersenyum, karena jika ia terlihat sedih maka sahabatnya itu juga akan ikut merasa sedih seperti yang ia rasakan nantinya, jadi lebih baik ia terlihat baik-baik saja untuk menutupi kesedihannya itu dari pada ia harus mengutarakan kesedihannya.
"Ibu, ayah... kalian pasti telah kecewa denganku. Maafkan aku yang terlalu bodoh ini" Gumam Moana pelan lalu mulai mengambil sebuah bingkai foto keluarganya yang terdapat diatas meja kerjanya itu.
"Dunia ku telah hancur, tidak ada lagi yang harus aku banggakan pada diriku sendiri! Aku harus bagaimana kedepannya nanti..." Lirih Moana pelan.
"Moana" Panggil seseorang.
"Ah iya? Ada apa" Moana terkejut karena dirinya dipanggil oleh rekan kerjanya secara tiba-tiba.
"Bisa kau bantu aku mengantarkan dokumen ini pada kepala HRD? Bu Kayla. Hari ini tugasku ternyata sangat banyak dari biasanya, boleh aku meminta bantuanmu? Aku lihat kau seperti tidak terlalu sibuk" Tanya rekan kerja Moana.
"Oh baiklah, tentu saja aku akan membantumu. Kau benar, tugasku sedang tidak banyak hari ini, berikan dokumen itu padaku" Balas Moana dengan tersenyum manis kepada rekan kerjanya dan dengan senang hati membantu rekan kerjanya tersebut.
"Terimakasih Moana"
"Ya, sama-sama"
Setelah menerima dokumen tersebut, Moana dengan cepat pergi menuju ke ruangan Kayla karena memang dokumen tersebut akan dibutuhkan oleh Kayla nantinya.
Hingga di pertengahan jalan menuju ruangan Kayla, tiba-tiba saja Moana tidak sengaja menabrak dada bidang seseorang, hingga membuatnya menjatuhkan dokumen penting tersebut dan membuat keningnya terbentur sakit. Moana terlalu asik melamun ketika berjalan hingga sampai tidak sadar bahwa ia telah menabrak seseorang yang ada di hadapannya, dan hal hasil dokumen penting tadi ia bawa jatuh hingga berserakan.
Brukkk!
"Ah maaf, maaf tuan! Maafkan saya. Saya tidak hati-hati sehingga saya menabr--"
Deghhh!
Wangi tubuh, postur tubuh, tatapan tajam, dan aura dingin yang menyelimuti dirinya. Bukankah seseorang yang berada di hadapannya saat ini adalah seseorang yang telah bersamanya semalam, Keandra? Ya itu benar.
Ketika Moana meminta maaf sambil terburu-buru membereskan kembali dokumen yang terjatuh di lantai tadi, Moana pun dibuat diam mematung setelah melihat siapa yang ia tabrak barusan. Dan seketika tubuh Moana tidak dapat bergerak, jantungnya bahkan seketika berhenti sejenak dan nafasnya menjadi tidak beraturan. Matanya mulai berkaca-kaca dan bahkan kini tubuhnya mulai bergetar hebat setelah melihat Keandra.
"Ka--uu"
"Nona apa kau baik-baik saja?" Adam pun bertanya pada Moana karena melihat Moana bergetar tiba-tiba setelah melihat Keandra.
"Saya permisi tuan..." Gugup Moana lalu tiba-tiba pergi dengan begitu cepat, dan tak lupa dengan air mata yang tiba-tiba melanda keluar dari mata cantiknya, sangat terlihat jelas di penglihatan tajam Keandra bahwa Moana menghindarinya.
Sebegitu takutnya Moana padanya itu.
"Bawa ia padaku" Titah Keandra pada anak buahnya dengan wajah tak berekspresi menginginkan Moana.
"Baik tuan"
"Kita bertemu lagi, sayang" Batin Keandra.
*****
Brakk
"Tidak mungkin"
"Tidak mungkin hikssss..." Isak Moana pelan dengan tubuh yang bergetar hebat masuk kedalam ruangan Kayla dengan terburu-buru dan menutup pintu ruangan Kayla dengan kasar.
Ketika Moana sampai di depan pintu ruangan Kayla, Moana langsung saja membuka pintu ruangan Kayla tersebut lalu menutupnya dengan keras, hingga membuat Kayla tersentak kaget dibuatnya. Bahkan kini posisi Moana sedang terduduk lemas dalam sandaran pintu, dengan raut wajah yang penuh tak percaya diri.
"Moana"
"Moana ada apa denganmu? Hm, mengapa kau datang dengan menangis? Katakan padaku siapa yang membuatmu ketakutan seperti ini" Panik Kayla dengan melontarkan banyaknya pertanyaan pada Moana.
"Kayla" Lirih Moana.
Grepppp
"Kayla! Kayla aku takut hikssss... d-dia, dia ada disini hikssss..." Tangis Moana dengan memeluk erat tubuh Kayla erat-erat, karena ia benar-benar takut akan Keandra. Ia ingat kejadian semalam bagaimana Keandra memaksanya dan mengancamnya itu.
"Siapa? Siapa yang ada disini" Kayla bingung dengan apa yang sebenarnya Moana katakan, sebisa mungkin ia memahami tiap ucapan Moana.
"Pria malam itu... dia ada disini! Ba--barusan aku ta-tak senga-ja menabraknya. Kayla ak--"
"Dimana dia? Katakan padaku! Biarkan aku bertemu dengannya" Marah Kayla.
"Jangan... Aku mohon jangan tinggalkan aku... ak-aku.. aku takut hikssss... Bagaimana, bagaimana jika ia datang padaku kembali?" Kata Moana dengan cepat menggelengkan kepalanya karena merasa tidak setuju dengan yang Kayla lontarkan padanya.
Yang mana Kayla sahabatnya itu ingin pergi menemui laki-laki brengsek yang pernah bersamanya semalam, ya Keandra!.
"Biarkan aku bertemu dengan pria brengsek itu, bagaimana pun juga kau telah di lecehkan olehnya! Maka ia harus bertanggung jawab atas dirimu Moana" Geram Kayla.
"Tidak! Tid--"
Tokkk... tokkk...
"Siapa itu?" Gumam Kayla.
"Dengarkan aku"
"Moana berdirilah dan hapus air matamu, jangan terlihat lemah didepan orang lain selain diriku. Kau dengar barusan ada seseorang yang datang bukan?" Bisik pelan Kayla sambil membantu Moana menyeka air matanya.
"Emm" Dehem Moana sambil mengangguk kepalanya lalu setelah itu mulai menghapus air matanya dan mulai berdiri dibelakang Kayla.
"Apa sudah?"
"Iya Kayla"
"Baiklah"
Setelah Moana sedikit lebih tenang dan tak menangis kembali, Kayla kemudian langsung saja pergi untuk membukakan pintu ruangannya. Yang kini terdapat seseorang di depan pintu masuk ruangan miliknya itu menunggu dirinya.
Ceklekkk
"Kalian?" Bingung Kayla dengan mengerutkan keningnya ketika melihat siapa yang datang menemuinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!