"Apa benar-benar sudah tertutup semua Kayla?" Tanya Moana kepada Kayla perihal lehernya yang ia tutupi dengan menggunakan losion, agar semua orang tidak dapat melihatnya dan mencemooh dirinya.
"Kau tenang saja Moana, losion yang aku berikan padamu sudah benar-benar menutupi jejak-jejak itu. Jangan takut jika nanti lehermu terkena air! Karena pada dasarnya aku sudah membuat losion itu tahan air, dan lagi satu kelemahannya" Jelas Kayla dengan meyakinkan Moana.
"Apa?"
"Jika sudah 3 jam maka losion ini akan luntur dengan sendirinya, jangan biarkan ia luntur sampai kau pulang ke rumah. Kau mengerti? Kau harus ingat bahwa hari ini tuan besar pemilik perusahaan akan datang mengunjungi perusahan kita, jangan sampai kau melupakan itu Moana" Ingat Kayla pada sahabatnya itu yang mana memang suka lupa akan suatu hal yang berbaur penting.
"Baiklah, terimakasih sudah mengingatkan diriku" Ucap Moana dengan tersenyum manis kepada Kayla.
"Sama-sama, kalau begitu aku akan pergi ke ruanganku dan kau berhati-hatilah" Pamit Kayla pada Moana karena waktu jam kerjanya kini telah dimulai dan ia harus pergi sesegera mungkin ke ruangan nya.
"Baik, semangat untuk hari ini Kayla" Balas Moana.
"Kau juga Moana"
"Ya"
Moana dan Kayla memang satu perusahaan dalam bekerja, tapi dalam bidang pekerjaan nya mereka memiliki tugas yang berbeda-beda bahkan jabatan yang berbeda.
Jika Kayla menjabat sebagai kepala HRD maka Moana hanya menjabat sebagai staf biasa di perusahaan anak cabang Galaxy Group. Yapsss... Galaxy Group perusahan milik Keandra! Keandra Narendra Galaxy.
Moana tidak mengenali Keandra karena memang pada dasarnya selama ini ia tidak pernah melihat pemilik asli perusahaan yang ia tempatkan untuk mencari nafkah tersebut, dan lagi. Keandra juga belum pernah menunjukkan wajahnya dihadapan karyawan anak cabang perusahannya tanpa terkecuali perusahan pusat nya yaitu Galaxy Group.
Jadi tidak heran jika pada malam tadi, Keandra dan Moana sama-sama tidak saling mengenali antara tuan dan karyawan.
"Huuuuffff..."
Entah mengapa dan entah karena apa Moana tiba-tiba saja menghela nafasnya begitu dalam, Moana bukan tidak sedih karena telah kehilangan mahkota hidupnya. Hanya saja ia lebih menutupi kesedihannya itu lewat tersenyum, karena jika ia terlihat sedih maka sahabatnya itu juga akan ikut merasa sedih seperti yang ia rasakan nantinya, jadi lebih baik ia terlihat baik-baik saja untuk menutupi kesedihannya itu dari pada ia harus mengutarakan kesedihannya.
"Ibu, ayah... kalian pasti telah kecewa denganku. Maafkan aku yang terlalu bodoh ini" Gumam Moana pelan lalu mulai mengambil sebuah bingkai foto keluarganya yang terdapat diatas meja kerjanya itu.
"Dunia ku telah hancur, tidak ada lagi yang harus aku banggakan pada diriku sendiri! Aku harus bagaimana kedepannya nanti..." Lirih Moana pelan.
"Moana" Panggil seseorang.
"Ah iya? Ada apa" Moana terkejut karena dirinya dipanggil oleh rekan kerjanya secara tiba-tiba.
"Bisa kau bantu aku mengantarkan dokumen ini pada kepala HRD? Bu Kayla. Hari ini tugasku ternyata sangat banyak dari biasanya, boleh aku meminta bantuanmu? Aku lihat kau seperti tidak terlalu sibuk" Tanya rekan kerja Moana.
"Oh baiklah, tentu saja aku akan membantumu. Kau benar, tugasku sedang tidak banyak hari ini, berikan dokumen itu padaku" Balas Moana dengan tersenyum manis kepada rekan kerjanya dan dengan senang hati membantu rekan kerjanya tersebut.
"Terimakasih Moana"
"Ya, sama-sama"
Setelah menerima dokumen tersebut, Moana dengan cepat pergi menuju ke ruangan Kayla karena memang dokumen tersebut akan dibutuhkan oleh Kayla nantinya.
Hingga di pertengahan jalan menuju ruangan Kayla, tiba-tiba saja Moana tidak sengaja menabrak dada bidang seseorang, hingga membuatnya menjatuhkan dokumen penting tersebut dan membuat keningnya terbentur sakit. Moana terlalu asik melamun ketika berjalan hingga sampai tidak sadar bahwa ia telah menabrak seseorang yang ada di hadapannya, dan hal hasil dokumen penting tadi ia bawa jatuh hingga berserakan.
Brukkk!
"Ah maaf, maaf tuan! Maafkan saya. Saya tidak hati-hati sehingga saya menabr--"
Deghhh!
Wangi tubuh, postur tubuh, tatapan tajam, dan aura dingin yang menyelimuti dirinya. Bukankah seseorang yang berada di hadapannya saat ini adalah seseorang yang telah bersamanya semalam, Keandra? Ya itu benar.
Ketika Moana meminta maaf sambil terburu-buru membereskan kembali dokumen yang terjatuh di lantai tadi, Moana pun dibuat diam mematung setelah melihat siapa yang ia tabrak barusan. Dan seketika tubuh Moana tidak dapat bergerak, jantungnya bahkan seketika berhenti sejenak dan nafasnya menjadi tidak beraturan. Matanya mulai berkaca-kaca dan bahkan kini tubuhnya mulai bergetar hebat setelah melihat Keandra.
"Ka--uu"
"Nona apa kau baik-baik saja?" Adam pun bertanya pada Moana karena melihat Moana bergetar tiba-tiba setelah melihat Keandra.
"Saya permisi tuan..." Gugup Moana lalu tiba-tiba pergi dengan begitu cepat, dan tak lupa dengan air mata yang tiba-tiba melanda keluar dari mata cantiknya, sangat terlihat jelas di penglihatan tajam Keandra bahwa Moana menghindarinya.
Sebegitu takutnya Moana padanya itu.
"Bawa ia padaku" Titah Keandra pada anak buahnya dengan wajah tak berekspresi menginginkan Moana.
"Baik tuan"
"Kita bertemu lagi, sayang" Batin Keandra.
*****
Brakk
"Tidak mungkin"
"Tidak mungkin hikssss..." Isak Moana pelan dengan tubuh yang bergetar hebat masuk kedalam ruangan Kayla dengan terburu-buru dan menutup pintu ruangan Kayla dengan kasar.
Ketika Moana sampai di depan pintu ruangan Kayla, Moana langsung saja membuka pintu ruangan Kayla tersebut lalu menutupnya dengan keras, hingga membuat Kayla tersentak kaget dibuatnya. Bahkan kini posisi Moana sedang terduduk lemas dalam sandaran pintu, dengan raut wajah yang penuh tak percaya diri.
"Moana"
"Moana ada apa denganmu? Hm, mengapa kau datang dengan menangis? Katakan padaku siapa yang membuatmu ketakutan seperti ini" Panik Kayla dengan melontarkan banyaknya pertanyaan pada Moana.
"Kayla" Lirih Moana.
Grepppp
"Kayla! Kayla aku takut hikssss... d-dia, dia ada disini hikssss..." Tangis Moana dengan memeluk erat tubuh Kayla erat-erat, karena ia benar-benar takut akan Keandra. Ia ingat kejadian semalam bagaimana Keandra memaksanya dan mengancamnya itu.
"Siapa? Siapa yang ada disini" Kayla bingung dengan apa yang sebenarnya Moana katakan, sebisa mungkin ia memahami tiap ucapan Moana.
"Pria malam itu... dia ada disini! Ba--barusan aku ta-tak senga-ja menabraknya. Kayla ak--"
"Dimana dia? Katakan padaku! Biarkan aku bertemu dengannya" Marah Kayla.
"Jangan... Aku mohon jangan tinggalkan aku... ak-aku.. aku takut hikssss... Bagaimana, bagaimana jika ia datang padaku kembali?" Kata Moana dengan cepat menggelengkan kepalanya karena merasa tidak setuju dengan yang Kayla lontarkan padanya.
Yang mana Kayla sahabatnya itu ingin pergi menemui laki-laki brengsek yang pernah bersamanya semalam, ya Keandra!.
"Biarkan aku bertemu dengan pria brengsek itu, bagaimana pun juga kau telah di lecehkan olehnya! Maka ia harus bertanggung jawab atas dirimu Moana" Geram Kayla.
"Tidak! Tid--"
Tokkk... tokkk...
"Siapa itu?" Gumam Kayla.
"Dengarkan aku"
"Moana berdirilah dan hapus air matamu, jangan terlihat lemah didepan orang lain selain diriku. Kau dengar barusan ada seseorang yang datang bukan?" Bisik pelan Kayla sambil membantu Moana menyeka air matanya.
"Emm" Dehem Moana sambil mengangguk kepalanya lalu setelah itu mulai menghapus air matanya dan mulai berdiri dibelakang Kayla.
"Apa sudah?"
"Iya Kayla"
"Baiklah"
Setelah Moana sedikit lebih tenang dan tak menangis kembali, Kayla kemudian langsung saja pergi untuk membukakan pintu ruangannya. Yang kini terdapat seseorang di depan pintu masuk ruangan miliknya itu menunggu dirinya.
Ceklekkk
"Kalian?" Bingung Kayla dengan mengerutkan keningnya ketika melihat siapa yang datang menemuinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments