Disisi lain...
"Mengapa ini tidak bisa hilang! Aku benci diriku... Mengapa aku lemah hingga tidak mampu untuk memberontak dari pria itu hikssss..." Tangis Moana begitu histeris nya itu.
Kini Moana tengah berdiam diri dibawah guyuran air shower di dalam kamar mandi miliknya, jelas... Karena Moana memang dari pagi-pagi buta sudah pergi lebih dahulu sebelum Keandra membuka kedua bola matanya itu, makanya tadi Keandra mencari keberadaan Moana setelah dirinya sudah sadar, atau lebihnya tepatnya sudah terbangun Moana sudah tidak ada.
"Hikssss..."
"Maafkan aku... Maafkan aku Ibu, Ayah, maafkan aku! Aku pasti telah membuat kalian kecewa dengan apa yang telah terjadi padaku" Isak Moana dengan terus berusaha menghilangkan jejak-jejak tanda merah kepemilikan yang ada di tubuhnya itu akibat ulah Keandra.
"MENGAPA TIDAK BISA HILANG!!" Teriak Moana penuh frustasi sambil menangis sampai membuat suaranya serak, dimana ia kini tengah berusaha keras menghilangkan jejak yang di ciptakan oleh Keandra, namun tak kunjung menghilang juga, dan itu membuatnya sangat benci sekaligus kesal.
Tokkk... tokkk...
"Moana"
"Moana apa kau berada di dalam?" Moana panik ketika mendengar suara teriakan Kayla dari luar, ia kemudian buru-buru membilas tubuhnya setelah berlama-lama menyabuni tubuhnya itu.
"Mengapa Moana tidak menjawab ku?"
"Moana jawab aku! Tolong katakan sesuatu, apa kau baik-baik saja berada di dalam?" Tanya Kayla sekali lagi dengan sedikit berteriak.
"Ini tidak benar... Kayla tidak boleh tau tentang aku atau ia juga akan ikut kecewa terhadapku" Lirih Moana.
"Moana?"
"I--iyaaa Kayla... aku sedang mandi, tunggu aku sebentar lagi aku akan keluar nanti" Jawab Moana dengan sedikit berteriak pula.
"Ohhh baiklah..."
"Syukurlah kau baik-baik saja, Moana cepatlah... aku menunggumu" Balas Kayla dengan menghela nafasnya lega setelah mendapatkan jawaban dari Moana bahwa ia baik-baik saja.
"Kau baik-baik saja bukan?"
Tapi ketika pertanyaan terakhir yang Kayla lontarkan untuk Moana, Moana justru tidak menjawabnya. Tapi Kayla tidak memperdulikan itu, ia berfikir mungkin Moana baik-baik saja dan tadi tidak mendengar pertanyaan terakhir darinya karena suara air yang begitu keras terdengar.
"Ahh sudahlah... mungkin shower air nya terlalu keras hingga membuat Moana tidak mendengar pertanyaan terakhirku, sebaiknya aku membantunya untuk memilih pakaian yang akan ia kenakan saja untuk bekerja hari ini" Ujar Kayla dengan tersenyum kecil.
Beberapa menit kemudian....
Ceklekkk
Pintu kamar mandi Moana pun akhirnya terbuka, kemudian menampakkan wajah Moana yang lembab seperti habis menangis. Sekaligus menampakkan tubuhnya yang sangat merah itu.
"Kau sud--"
Kayla hendak bertanya namun kemudian di urungkan setelah melihat bagaimana kondisi Moana saat ini, tubuh yang memerah, banyaknya kiss mark, dan mata yang sembab. Ia tau telah terjadi sesuatu pada Moana saat ini.
"Aku sudah selesai, tunggulah aku sebentar lagi. Setelah itu kita baru akan berangkat bekerja bersama" Moana tersenyum manis seolah menutup keras tentang apa yang telah terjadi padanya dari Kayla, namun Kayla tidak bodoh! Kayla tau apa yang telah terjadi. Namun ia masih tidak bergeming sedikitpun.
Cara jalan Moana pun berbeda dan Kayla bertambah yakin dengan pemikirannya saat ini.
"Siapa yang melakukan semua ini padamu?!"
"Ak--aku akan memakai pakaianku sekarang, bisa kau tunggu aku di luar kamarku sebentar, Kayla?" Moana gelagapan ketika Kayla benar-benar menyadari perubahan dirinya itu, ia kemudian meminta Kayla untuk keluar lebih dahulu.
"Katakan padaku Moana?!" Pinta Kayla dengan tegas.
"Kayla aku ingin menggunakan pakaianku, kau sebaiknya tung--"
"MOANA!" Bentak Kayla mulai menitikkan air matanya setelah melihat tingkah Moana yang kian menahan tangisnya sebisa mungkin.
Ia benci keadaan Moana seperti ini.
Ia sangat kecewa!
"Hikssss..."
"Maafkan aku.. Ini semua terjadi begitu saja, ak-aku... Kayla" Tangis Moana dengan terduduk lemas diatas kasurnya, karena tak sanggup untuk menahan bobot tubuhnya lagi saat ini.
Grepppp
"Moana"
"Moana hikssss... Mengapa kau bisa seperti ini? mengapa kau ingin menutupinya dariku, mengapa Moana?!"
"Tolong jangan memelukku terlalu lama Kayla hikssss... Aku kotor Kayla! Pria itu memaksaku, ia mengancam ku dan aku tidak bisa melawannya hikssss..." Moana jijik dengan tubuhnya sendiri, ia benar-benar kotor dan tidak ingin Kayla menyentuhnya. Namun Kayla justru malah mempererat pelukannya itu.
"Tidak! Tidak... Jangan berkata seperti itu. Jangan berbicara lagi Moana" Isak Kayla dengan menggelengkan kepalanya karena merasa tidak setuju dengan apa yang dibicarakan oleh Moana barusan.
Moana sangat malu ketika sahabatnya melihat tubuhnya yang begitu amat menjijikkan saat ini yang tengah terekspos jelas di kedua pandangan bola mata sahabatnya itu, tapi Kayla justru malah tidak merasakan seperti apa yang Moana rasakan. Kayla justru malah terus memeluk tubuh Moana dengan erat dan tidak mau melepaskannya.
"Hikssss..."
"Maafkan aku, sebagai sahabatmu aku tidak bisa menjagamu hikssss... Moana maafkan aku, maafkan aku!" Kata Kayla dengan nada bersalah meminta maaf.
"Tidak!"
"Kau tidak salah Kayla... Tapi aku lah yang tidak becus menjaga diriku sendiri, aku terlalu lemah untuk bertahan diri hikssss... Jadi jangan meminta maaf atas apa yang bukan kesalahan mu" Elak Moana dengan menggelengkan kepalanya cepat.
"Bagaimana bisa seperti ini" Lirih Kayla.
"Ini berawal dari tadi malam, semalam...." Cerita Moana kepada Kayla perihal kejadian semalam yang telah terjadi padanya selepas mengantarkan Kayla pulang ke hotelnya.
Menceritakan...
Moana menceritakan semuanya tanpa ada yang terlewat sedikitpun, dan Kayla menyimaknya dengan sangat baik. Ada pancaran amarah dari Kayla ketika mendengar penjelasan dari Moana, namun ia tidak menunjukkan itu semua di hadapan Moana.
"Sudah benar seharusnya aku melarang mu untuk mengantarkan diriku sampai kedepan pintu kamar hotelku semalam... Moana ini semua salahku! Jika bukan karena kau mengant--"
"Cukup Kayla! jangan menyalahkan dirimu atas apa yang terjadi padaku. Biarlah berlalu, anggaplah aku tidak apa-apa" Lirih Moana pelan.
"Tapi seharusnya memang--"
"Kayla"
"Maafkan aku Moana"
"Tidak apa, sudah sebaiknya kau keluarlah karena aku akan berganti pakaian! Tunggulah aku dalam waktu 10 menit" Ujar Moana.
"Kau tidak perlu bekerja saja Moana, kau pasti--"
"Aku akan tetap bekerja! Bagaimanapun aku butuh biaya untuk hidupku ini Kayla, aku tidak mau bergantung hidup padamu. Karena kau sendiri memiliki biaya hidup yang tinggi! Izinkan aku bekerja"
"Apa kau tidak merasa sakit Moana? Maksudku, kau habis..."
"Aku mengoleskan salep pereda nyari pada bagian itu, aku sempat melewati tokoh obat saat aku pulang. Aku awalnya malu untuk bertanya apakah ada pereda nyeri untuk bagian itu ada atau tidak, namun ternyata ada... Lalu aku membelinya dan mengoleskannya sesuai apa yang di anjurkan disana, itulah mengapa aku tidak merasakan sakit yang teramat dalam seperti yang aku dengar dari kebanyakan orang di luar sana" Jawab Moana.
Walaupun sudah di oleskan salep pereda nyeri, tentu tidak hilang sepenuhnya rasa sakit itu. Tapi walaupun begitu Moana tetap akan memaksa untuk berjalan dengan normal, sambil menahan sedikit rasa sakit yang tersisa dan membenarkan cara jalan yang terlihat berbeda nantinya.
"Ah ya aku tau salep itu, baguslah setidaknya kau bisa membantu menghilangkan sedikit rasa sakit pada dirimu sendiri. Padahal kau bisa saja mengambil cuti untuk beberapa minggu kedepan"
"Sayangnya aku tidak mau dan tidak bisa, karena ada pekerjaan yang sangat penting untuk aku kerjakan"
"Kau memang wanita gila kerja!"
*****
Galaxy Group
"Pergi, dan cari wanita itu" Titah Keandra kepada anak buahnya untuk pergi mencari keberadaan Moana.
"Kau ingin mencari wanita itu Keandra?" Nathaniel bingung mengapa Keandra sangat ingin mencari keberadaan Moana, padahal biasanya Keandra tidak seperti ini.
Keandra biasanya tidak pernah perduli.
Namun kali ini berbeda.
"Jika kalian sudah menemukannya, bawa ia ketempat yang sudah aku persiapkan. Kalian mengerti?!" Ujar Keandra kepada anak buahnya kembali.
Keandra tidak menjawab pertanyaan Nathaniel karena dirinya masih merasa kesal karena sahabatnya itu, ia harus merusak hidup wanita cantik yang bukan dari kalangan wanita malam. Jika pada saat tadi wanita yang menemaninya adalah wanita malam, maka ia tidak akan pernah menyuruh para anak buahnya untuk mencari keberadaan Moana saat ini, karena dengan uang ia pasti akan langsung bisa menyelesaikan masalahnya.
Tapi kali ini berbeda, ia berfikir wanita yang semalam bersamanya pasti akan menolak pemberian uang darinya. Semalam saja ia ditampar, oleh sebab itu ia akan mencari keberadaan wanita yang bersamanya semalam dan akan bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan.
"Jika bukan karena kau yang salah menaruh alkohol diatas meja semalam, mungkin aku tidak akan pernah merusak kehidupan seorang wanita cantik tadi malam" Sinis Keandra.
"Mengapa kau ingin mencari nya?" Tanya Adam penasaran.
"Wanita cantik ini berbeda dari wanita malam yang selalu aku jumpai, ketika setengah kesadaranku tadi malam masih ada, aku mengatakan bahwa aku akan membayarnya jika ia membantuku. Berapapun yang ia inginkan akan aku berikan, tapi ia justru malah menampar wajahku dengan begitu keras" Jelas Keandra dengan lagi-lagi mengingat kejadian semalam.
"Apa? Seorang Keandra pewaris tunggal dari Galaxy Group ditampar oleh seorang wanita? Hey... dimana Keandra yang kejam dan dingin yang ku kenal itu. Biasanya kau tidak akan pernah terima dengan apa yang orang lain lakukan padaku apa lagi itu seorang wanita" Terkejut Nathaniel.
"Diam atau ku bunuh!"
"Nathaniel, sebaiknya kau diam untuk saat ini. Jangan banyak bicara itu akan bagus untuk nyawamu" Ucap Adam dengan menasehati Nathaniel untuk tidak lagi bicara apa-apa.
"Padahal yang salah dirinya sendiri, siapa suruh otaknya semalam tak berfungsi dengan baik" Gerutu Nathaniel pelan.
BUGHHH
Sebuah barang yang bernilai tinggi pun terlempar dari tempatnya, dan tepat mengenai sebuah kening seseorang, yang melempar adalah Keandra dan yang ia lempar adalah sebuah hiasan meja kantornya. Untuk yang ia targetkan adalah Nathaniel, bidikannya pun meleset cepat dan tepat mengenai kening Nathaniel saat itu juga.
"Argh!"
"Aku tidak tuli, aku dapat mendengarkan gerutuan yang tidak bermutu dari mulutmu yang busuk itu" Dingin Keandra menatap tajam wajah Nathaniel yang hendak protes.
Suasana dalam ruangan Keandra pun menjadi dingin seketika, bukan karena AC namun karena perubahan sikap pada aura tubuh Keandra.
Hal itu mampu membuat Adam dan Nathaniel terdiam.
"Tidak perduli siapa dirimu, yang jelas kau adalah milikku mulai sekarang. Karena kau, kau mampu meluluhkan aku dalam sehari pertemuan dan aku langsung menginginkan mu kembali sayang... Kau milikku sekarang, tak perduli siapa kau, apa statusmu, dan apa pendapatmu mengenai aku, tetap saja aku menginginkan mu. Moana Xaviera aku menginginkanmu sayang" Batin Keandra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Uthie
seru 👍
2024-02-03
0