Immortal LIFE
Puluhan mayat bergelimpangan di atas genangan lautan darah, bahkan mungkin ratusan. Mayat saling bertumpuk membentuk sebuah gunung. Ada seorang anak kecil perempuan diantara mayat-mayat itu, darah yang menggenang sedikitpun tidak membuat anak itu ketakutan.
Mayat -mayat di tanah menutupi tubuh kecilnya, tapi dia hanya diam. Anak kecil itu tak menangis sedikit pun, suara sekecil apapun tidak dia keluarkan. Di depan matanya sendiri dia melihat Ibu dan keluarganya dibantai, dibunuh dengan keji oleh para Rezim yang menamai mereka sendiri dengan Pembasmi Vampire.
...*****...
Empat belas tahun kemudian, Bali Indonesia.
"Tidak!!!" seorang wanita muda menjerit, dia terbangun dari tidur malamnya.
Wanita muda yang bernama Kalinda Malika Kaneida dengan nama panggilannya Kane. Arti nama itu sendiri di Bali adalah Perempuan yang ceria, bersemangat serta berhati suci dan tulus seperti Matahari juga berhati Emas.
Hosh !! Hosh !! Hosh !!.
Kane terbangun karena mimpi itu datang lagi, bernapas dengan sangat cepat, jantungnya serasa akan meledak. Selama hampir tiga tahun sekali disaat bulan purnama terjadi, dirinya memimpikannya. Tapi kali ini bahkan dirinya sudah dua kali mengalami mimpi itu selama sebulan penuh.
Kane mengatur napasnya perlahan, ia segera mengambil segelas air putih di meja pinggir ranjangnya. Saat dirinya menghabiskan satu gelas penuh air, terdengar ketukan di pintu kamarnya.
Tok.
Tok.
Tok.
"Masuk ma," Kane tau itu Ibunya.
Benar saja, Ibunya membuka pintu berjalan mendekatinya di ranjang.
"Anakku ... kamu kenapa?" tanya Ibunya sambil memeriksa dahinya. "Bermimpi lagi?" cemasnya.
"Kane gak apa-apa Ma. Sudah lama kane tidak memimpikannya." jawab Kane berbohong, dia tidak ingin membuat Ibunya cemas.
"Ya sudah, tidur lagi. Apa mau Mama temenin?"
"Gak usah Mah," Kane menggeleng.
"Kalau begitu, mama keluar lagi ya sayang. Semoga tidurmu nyenyak," ibunya kemudian berjalan keluar kamar.
Sepergi Ibunya dari dalam kamarnya, Kane tak bisa melanjutkan tidurnya. Jantungya masih berdebar tak karuan, firasatnya mengatakan akan terjadi sesuatu pada dirinya. Padahal besok ia ada kuliah pagi, apalagi katanya Dosen barunya sangat galak dan aneh.
Kane akhirnya memaksakan menutup matanya untuk terpejam kembali, wanita itu pun tertidur dan tidak bermimpi lagi.
Esoknya Kane sudah bersiap dengan tampilannya yang simpel, memakai kaos T-Shirt putih dipadukan dengan celana jeans navy panjang dan jaket kulit hitamnya. Terlihat semakin segar dengan rambut bulenya yang di ikat kuncir kuda, sangat fresh dan seperti anak remaja yang masih duduk di bangku SMA.
Sebenarnya Kane sudah mengetahui jika wajahnya yang berbeda dari orang tuanya karena dia adalah anak adopsi. Ibunya berwajah oriental tipe Asia, orang tuanya bercerita jika mereka menemukan nya di pesisir pantai, tergeletak tak sadarkan diri saat dia berusia 7 tahun. Menurut Dokter yang memeriksa ketika Kane kecil, dia kehilangan ingatannya bahkan sampai saat ini.
Kane turun dari lantai atas, menuruni undakan tangga kayu, sesekali melompati 2 undakan. Ia menuju keluar dengan tergesa-gesa, dirinya tidak ingin terlambat di awal pengenalannya dengan Dosen barunya. Ibunya berteriak dari arah dapur yang menyuruhnya untuk sarapan tapi tak dirinya dengarkan, Ia hanya berteriak berpamitan sambil berlari keluar.
Kane pergi memakai motor kesayangannya, ia mempunyai hobi yang ingin selalu memacu adrenalin. Darahnya bergejolak jika dirinya melihat atau melakukan sesuatu yang bisa memacu adrenalin nya itu. Menurutnya terasa mendebarkan dan menyegarkan.
Karena memakai motor Kane pun sampai di kampus dengan lebih cepat, ia segera memarkirkan motornya yang agak sedikit mencolok di antara motor yang lainnya. Motor KLX hitam yang sudah di modifikasi.
Kane membuka helm, mengunci motornya dan bersiap masuk ke dalam kampus. Ia mengerenyitkan kedua alisnya saat menyadari kehadiran seorang lelaki yang tidak disukainya. Kane menghela nafasnya kesal, lelaki itu selalu tau jadwal kuliahnya.
Lelaki itu bernama Gusti Devandra Arsa karena dia termasuk keturunan Kasta tinggi di Bali, semua orang memanggilnya Devandra.
"Hei Beb, gue masih setia menunggu jawabanmu nich," rayu devandra memulai gombalannya.
"Minggir loe! Gue udah bilang jangan ganggu Gue !" ketus Kane padanya.
"Gue juga udah bilang, semakin kamu jutek padaku beb kamu itu semakin gemesin, itu yang gue suka dari kamu sayang," gombal devandra lagi.
Kane yang mendengarnya langsung bergidik, ia segera pergi meninggalkannya. Lelaki itu otaknya sepertinya memang bermasalah, padahal sejak awal Devandra mendekatinya dirinya langsung menolaknya mentah-mentah.
Kane sampai ke kelasnya, ia melihat sahabatnya Nandita sudah datang. Ia pun berjalan menghampiri sahabatnya, duduk di sampingnya, mereka sudah lengket karena berteman sejak SMA.
"Tumben Loe udah dateng, biasanya loe paling males pelajaran sekarang," Kane menyikut tangan Dita.
"Eh Loe gak tau ya, coba deh loe perhatiin. Yang masuk kuliah pelajaran hari ini, semua hampir penuh dengan cewek. Mereka semua dapet kabar, katanya meskipun Dosen baru kita galak tapi ketampanannya bahkan menandingi Idola Loe Robert Pattinson!" sahabatnya itu menjerit bersemangat.
"Gila Loe! Idola kesayangan gue, mana ada yang bisa menyainginya. Sekali lagi Loe ngomong kayak barusan, gue gak bakal bantuin tugas-tugas kuliah Loe lagi. Paham loe Andita genit!" ancam Kane sambil melotot, dia fans garis keras Robert Pattinson setelah dia menonton Film Vampire Twilight.
"Ampun Ratu, ok! Seganteng apapun entar Dosen itu, gue gak kan pernah lagi membandingkan dengan idola kesayangan Loe. I'm Promise, hehe..." ujar Dita sambil mengangkat dua jari ke atas seakan bersumpah.
Mereka lalu tertawa terbahak-bahak seperti biasa hal-hal konyol yang mereka bicarakan selalu mengocok perut mereka. Lanjut mengobrol tentang liburan yang sebentar lagi tiba, mereka sudah merencanakan akan hiking bersama teman-teman satu jurusan dan Dosen Pembimbing. Saat mereka masih mengobrol seru, tiba-tiba kelas yang ramai menjadi hening. Kane dan Dita merasakan keheningan itu, mereka berdua memutar tubuhnya ke depan. Dita terpana melihat sosok Pria dewasa berumur kira-kira 30 tahun berwajah bule.
Sedangkan Kane merasa aneh saat matanya dan mata dosen itu bertemu, seperti ada sesuatu yang tidak asing akan sosok dosen itu. Ia merasakan kulitnya seketika merinding, terasa aura dingin terpancar keluar dari sosok Dosen itu. Tak ingin lebih lama bertatapan, dirinya dengan cepat segera mengalihkan tatapannya.
Sang Dosen bule itu pun berjalan ke mejanya sendiri. "Selamat pagi. Halo semua! Saya adalah Dosen sejarah yang baru. Meskipun saya Bule, saya sudah lancar berbahasa Indonesia. Jadi semoga kalian bisa mengikuti pelajaran saya dengan semangat!" Dosen itu mulai memperkenalkan dirinya.
"Nama Saya adalah Matyas Szilard, panggil saja saya matyas. Saya berasal dari Negara Rumania, sekian pengenalan diri saya. Terima kasih!" katanya mengakhiri pengenalannya.
Semua murid pun bertepuk tangan, bahkan murid wanita memberikan senyuman terbaik mereka.
Tapi tidak dengan Kane, saat ia mendengar kata Rumania, kepalanya terasa sakit seperti tertusuk jarum.
Dia memegang kepalanya karena kesakitan dan Dita yang melihatnya segera bertanya.
"Kane woi, loe kenapa?!" teriaknya tanpa sadar.
Matyas mendengarnya, melihat langsung ke arah Kane dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
Tiba-tiba tubuh Kane lemas seperti akan terjatuh, tepat saat dia akan terjatuh Matyas dengan cepat sudah memeluk tubuhnya yang sudah tak sadarkan diri.
Matyas segera membawanya keluar ruangan kelas, membopongnya dalam pelukan menuju ruangan kesehatan.
Dia membaringkan Kane di atas ranjang, tiba-tiba dia mengelus rambut kane.
"Akhirnya kita bertemu, draga.." ucap Dosen itu memakai bahasa Rumania yang artinya sayang.
Kane masih tak sadarkan diri tapi samar-samar dirinya merasakan seseorang membisikkan sesuatu di telinganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
@ꪶꫝ༄Cherry🍒Chubby༄💕🇵🇸
wow keren
2023-03-12
0