Bab.9

Pelajaran pertama sejarah akhirnya selesai, Kane bersama dita tak terkecuali Ken berjalan keluar menuju kantin kampus.

Tepat baru saja mereka keluar dari ruangan, seseorang menghalangi jalan mereka.

Devandra menatap tidak suka kepada Ken. "Kane kamu lupa apa yang aku bilang tadi pagi!" bentak lelaki itu geram sambil menarik pergelangan tangan Kane dengan kasar.

"Devandra, sakit! Lepasin. Apaan sih loe, jaga kelakuan loe ya Dev, gue ingetin ya jangan kasar sama gue!" marah Kane sebari berusaha menarik tangannya dari cekalan Devandra.

"Kane! Jangan menguji kesabaran ku. Sekarang ikut aku!" Devandra tak ingin menyerah, menarik tangan Kane mulai menyeretnya pergi.

Tiba-tiba tubuh Devandra terjengkang ke belakangan, menabrak dinding lalu merosot ke lantai.

"Arggttht!!!" jerit semua orang yang sedang berkumpul melihat kehebohan itu.

Kane tercengang melihat jika Ken lah yang baru saja menendang Devandra sampai tak sadarkan diri.

"Ken! Apa yang kamu lakukan?!" pekik Kane.

Devandra segera dibawa pergi oleh para pengikutnya. Lelaki itu benar-benar tak sadarkan diri.

Kane langsung menarik pergi Ken dari sana, Dita mengikuti mereka berdua karena semakin banyak orang yang berdatangan karena penasaran.

Sampai di kantin Dita sibuk memesan makanan mereka, merasa dia lah yang harus mendinginkan suasana.

"Kane, loe gak apa-apa kan? Napa muka loe kayak ketakutan? Loe takut sama Devandra?" tanya Dita penasaran.

"Enggaklah ... skip deh!" balas Kane, ia tidak ingin mengatakan yang sebenarnya apa yang pagi tadi Devandra katakan padanya.

Ken tak percaya ucapan wanita itu. Ia akan mencari tau kebenarannya, hanya butuh memberi perintah info apa saja akan sampai padanya.

"Nih minum yang seger dulu deh, biar pada rileks lagi semua urat tegang loe Kane. Nah ini buat loe Kane eh sorry Ken. Aissh! Ribet deh kalo nama loe berdua mirip. Loe ngalah deh Ken, ganti aja panggilan nama loe!" ucap Dita, bawelnya sudah tidak tertolong lagi.

"Hmm ... boleh sih. Menurut kamu gimana Kane?" tanya Ken meminta pendapatnya.

"Boleh juga deh daripada entar ada yang manggil nama aku, eh malah kamu yang nengok. Kamu pasti punya nama kepanjangan kan? Aku juga ada sih, tapi udah terbiasa sama nama yang sekarang."

"Ya udah, aku yang ganti. Nama kepanjanganku Kendell Nickusor. Nah kalian panggil aku Nick, gimana?"

"Wow, namanya keren juga loe. Hive Nick!" Dita heboh sendiri.

"Tapi kalau kamu ingin tetap panggil aku dengan nama kesayangan Ken Ken, boleh kok Kane," sengaja menggoda kane.

"Ish, gak lah. Kayaknya lebih enak panggil kamu Nick deh," tolak mentah-mentah kane.

"Hahaha ..." Nick hanya tertawa.

Setelah menyelesaikan makanan mereka, Dita pamit lebih dulu. Pelajaran keduanya sebentar lagi akan mulai, meninggalkan Nick dan Kane dalam suasana canggung berdua saja.

Kane mencuri pandang ke arah Nick, merasa lelaki itu sepertinya ingin terus berada di dekatnya. Tapi tak ingin kepedean, ia tidak ingin mencari tau lebih dalam.

Mereka berdua masuk ke dalam kelas, kebetulan lainnya dengan mata pelajaran yang sama lagi. Setelah kelas berakhir, Nick membututi Kane keluar kampus.

Kane menuju tempat parkir, tapi tiba-tiba sekali lagi ada yang menghalanginya membuat Nick yang ada di belakangnya waspada.

"Nona Kane, maaf. Tuan Devandra baru saja siuman dan dia ingin bertemu sebentar. Kami adalah pengawalnya, jadi silahkan ikut kami!" seorang lelaki berbadan kekar mendekatinya.

"Hei, mau apa kalian?!" Nick maju mulai menyerang mereka, tapi karena dirinya tak bisa mengeluarkan identitas aslinya, hanya bisa berpura-pura lemah. Saat saling menyerang, Nick tersungkur jatuh.

"Nick!" teriak Kane.

"Kalian! Seret dia. Tuan juga memerintahkan agar kita juga membawa dia!" perintah lelaki berbadan besar tadi menunjuk kepada Nick.

Kane ketakutan bukan takut dirinya terluka tapi takut Nick yang terluka.

Nick bersikap biasa saja, hanya cukup tetap berpura-pura lemah.

"Baiklah aku akan pergi dengan kalian, tapi lepaskan temanku!" Kane mulai bernego dengan suruhan Devandra agar mereka melepaskan Nick.

"Maaf Nona, tapi Tuan kami menginginkan kalian berdua. Kami harus mematuhinya," jawab si lelaki berbadan besar, lalu memberi kode pada para bawahannya.

Para bawahannya segera menyeret tubuh Nick, sedangkan si pria berbadan basar yang adalah ketuanya membawa Kane secara terpisah.

Kedua mata Kane dan Nick ditutup sebuah kain hitam, memasukan mereka berdua ke dalam mobil yang berbeda.

Selama kurang lebih empat puluh menit, mobil mereka sampai ke tempat rahasia Ayah dari Devandra.

Bangunan itu adalah tempat Ayah devandra melakukan pertemuan-pertemuan rahasia, tempat berkumpulnya orang-orang penting.

Devandra memperhatikan mobil yang baru saja datang dari jendela di atas, dirinya sengaja memakai tempat tersebut. Ia berniat akan menjadikan Kane miliknya, jika wanita itu melawan dan menolak, dirinya akan memenjarakan Kane disana. Termasuk Ken si lelaki bule, ia akan menyiksa pria itu karena sudah berani melukainya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!