Bab.2

Villa Bali.

Seorang Pria muda berusia sekitar 26 tahun sedang tersenyum memandangi beberapa lembar foto seorang wanita muda yang sepertinya berusia sekitar 21 tahun. Di foto wanita muda itu sedang tersenyum memandangi sebuah sunset di pinggir pantai.

Ada juga foto wanita itu sedang menaiki motornya yang terlihat sangat keren, juga foto-fotonya yang sedang berada di kampusnya. Ketika Lelaki itu melihat wanita di dalam foto, yang tak lain adalah Kane sedang bersama Devandra tadi pagi di tempat parkir seketika amarahnya menguasai dirinya, dia langsung menusuk-nusuk wajah Devandra dengan pisau. "Kau akan merasakan akibatnya karena sudah berani mendekati pasanganku

.

.

.

Kane perlahan membuka kedua matanya, ia melihat sahabatnya Dita sedang menatapnya.

"Heh ... loe gak pa pa kan Kane?! Ya ampun seorang Kane yang selama ini Gue kenal, akhirnya mengalami bagaimana rasanya itu pingsan! Haaha ... ups sorry," ledek Dita bercanda menertawakannya.

"Bang ke loe! Gue pingsan malah diketawain, dasar sahabat otak udang!" balas Kane sambil menjitak kepala bestie nya. "Woi dit, gue pingsan berapa lama? Apa pelajarannya udah selesai?" kane mencemaskan nilai mata kuliahnya.

"Ye kaleee blom kelar ... udah hampir satu jam loe pingsan. Makanya gue pas pelajaran selesai langsung cuss kesini periksa loe," jawab Dita.

"Ketinggalan pelajaran deh gue, btw yang bawa gue kesini siapa? Kagak mungkin loe kan ya, secara gitcu badan loe kurus kering udah kayak ikan teri dijemur. Kagak bakal kuat loe gendong gue!" merasa tak percaya bestienya sekuat itu.

"Biarpun gue kuat, ogah lah gue kudu gendong loe. Gak ada faedah nya!" masih saling melemparkan candaan.

"Dosen sejarah baru yang bawa loe kesini. Loe beruntung beut dah udah ngerasain badannya yang super kekar. Sialan gue iri! Tau gitu Gue pura-pura pingsan aja," Dita nyerocos mengagumi Dosen barunya.

Kane hanya menggelengkan kepalanya, ia sekali lagi mengetuk kepala sahabat bodohnya itu.

Dita masih nyerocos tak henti-hentinya, tapi Kane tidak mendengarkan celotehannya. Dirinya malah memikirkan Dosen barunya. Ia merasakan sangat familiar dengan aroma tubuh dosennya, bahkan dirinya merasakan aura teramat dingin di sekeliling tubuh Dosennya itu.

Setelah menyelesaikan semua mata kuliahnya, Kane yang sudah mengantar pulang Dita kerumahnya langsung melajukan motornya menuju Motel kecil milik orang tuanya. Orang tuanya hanya mempunyai usaha Motel kecil yang di dalamnya hanya terdapat 15 kamar.

Meskipun motel ini kecil, di bagian belakang motel sangat Indah. Jendela kamar langsung menghadap ke arah laut, para tamu yang menginap disini akan bisa merasakan angin hangat laut. Para tamu juga bisa mendengar deburan ombak laut dari dalam kamar mereka seperti sebuah harmoni musik.

Kane memarkirkan motornya di tempat biasanya, Ia berjalan lewat area belakang yang diperuntukkan bagi para pegawai.

Kane mempunyai ruangan kamar kecil khusus dari orang tuanya dibuat untuknya, jika dirinya sedang ingin tinggal di motel, ia bisa tinggal disana.

Kane membuka kunci pintu, berjalan masuk mengarah ke lemari pakaian. Ia langsung mengganti pakaiannya dengan seragam rapi bagi pegawai jka sedang bekerja membantu orang tuanya.

Bali adalah kawasan orang-orang luar negeri berdatangan, mereka berbisnis atau hanya menghamburkan uang untuk acara healing mereka. Wajahnya yang bule tidak terlihat aneh disana, bule yang berdatangan sangat banyak berseliweran.

Kane memulai pekerjaannya, membantu orang tuanya hingga hampir jam delapan malam. Karena pegawai orang tuanya juga lumayan banyak dia hanya membantu seadanya.

Esok pagi adalah weekend yang sering ramai pengunjung, Kane memutuskan pergi sebentar untuk berjalan-jalan terlebih dahulu di pesisir pantai di area belakang motelnya.

Saat dia sedang menikmati angin malam laut yang sangat sejuk, tiba-tiba telinganya mendengar seseorang meminta tolong.

Kane menghampiri sumber arah suara tersebut, ia melihat seorang lelaki bule berlumuran darah di sekitar area perutnya. Tanpa banyak berpikir ia menghampirinya untuk menolong.

"Are you ok?" tanya Kane cemas.

"Help me! Aku dirampok," jawab lelaki bule itu, dia ternyata bisa berbahasa Indonesia.

Kane pun mencoba menariknya berdiri, memapahnya lalu membawanya ke kamar pribadinya di motel, ia akan memberikan pertolongan pertama sebelum mengantarnya ke rumah sakit.

Setelah Kane membaringkan lelaki itu, ia memanggil Ayahnya agar menolongnya.

Ayahnya segera melakukan pertolongan pertama padanya, setelah selesai Kane dan Ayahnya segera membawa dia ke Rumah Sakit terdekat. Saat dalam perjalanan dengan mobil ayahnya, lelaki itu sudah tak sadarkan diri. Sesampainya di Rumah Sakit para petugas paramedis yang bertugas langsung membawanya ke ruangan UGD, sepertinya luka tusuknya lumayan dalam.

Kane menyuruh Ayahnya untuk pulang lebih dulu, keadaan motel mungkin saja sedang ramai karna malam itu adalah malam weekend.

Sekarang Kane sendirian menunggui lelaki itu, sekitar satu jam kemudian Ruang UGD terbuka. Dokter bilang padanya, untung saja luka tusukannya tidak terlalu dalam, juga tidak terkena organ dalam hingga lukanya hanya dijahit luka luarnya saja.

Tim medis memindahkan lelaki itu ke ruang rawat inap, Kane menemaninya masuk. Setelah sekitar setengah jam menunggu akhirnya lelaki itu sadarkan diri. Kane yang sedang menungguinya, langsung bergerak bangun dari tempat duduknya.

"Bagaimana perasaanmu sekarang? Aku sudah membawamu ke rumah sakit," ucap Kane.

"Makasih, kamu wanita baik. Orang yang tidak kamu kenal pun kamu tolong, aku merasa sangat bersyukur," jawabnya.

"I'm Ken, siapa namamu?" lelaki asing itu memperkenalkan diri.

"Wah, nama kita hampir sama. Namaku Kane loh," kane tersenyum padanya.

"Mungkin ... kita berdua jodoh," canda Ken.

"Haha ... Maybe. Sekarang kamu memerlukan sesuatu? Aku akan membantumu lagi sebelum pergi. Ah hampir lupa! Apakah ada keluargamu yang harus aku hubungi?" tanya Kane baru ingat pasien harus mempunyai wali, dirinya bukan wali pria di depannya.

"No! Tapi tidak apa-apa. Aku sudah merasa baikan, lagipula aku hanya punya beberapa orang kenalan. Sekali lagi makasih, kamu pergilah." Ken menggeleng.

"Ok kalau gitu, aku harus pergi. Cepat sembuh, setelah sembuh segeralah lapor polisi." Kane mengingatkan sebelum akhirnya pergi, karena ini adalah kasus perampokan.

Ken yang baru saja ditinggal pergi, langsung bangun dari pembaringannya dengan segar bugar tanpa terlihat sedang kesakitan. Tentu saja karena dirinya memang sengaja melukai diri sendiri, dengan cepat pula bisa menyembuhkan dirinya lagi.

Ken tersenyum saat membayangkan ketika Kane memeluk dirinya tadi saat menolongnya, aroma tubuhnya sangat membuatnya candu juga menghipnotisnya. Kane adalah pasangan Jiwa Abadinya, ia yang baru saja dekat dengannya lagi setelah bertahun-tahun berpisah, merasakan dahaga yang tak bisa lebih lama lagi dirinya tahan.

Ken turun dari ranjang pasien, berjalan pergi ke tempat penyimpanan Bank darah. Dengan cepat ia meminum darah segar dari beberapa kantong darah dengan lahapnya.

Setelah menghabiskan beberapa kantong darah, rasa hausnya sedikit berkurang. Ia dengan mudahnya keluar ruangan bank darah seperti hal nya dirinya masuk tadi. Para petugas yang berjaga diluar ruangan bank darah tentu saja sudah ia hipnotis, mereka hanya terdiam seperti manekin hidup. Saat dirinya melakukan semua itu, bahkan Cctv tentu saja sudah ia rusak, dirinya hanya cukup menjentikkan jari tangannya.

Kane keluar dari rumah sakit, berjalan linglung memikirkan yang terjadi barusan. Ia merasakan rasa sengatan listrik saat dirinya bersalaman ketika tadi berkenalan. Darah dalam dirinya seakan mendidih, tubuhnya merasakan rasa haus yang aneh. Ia mengenyahkan pikiran anehnya, tidak ingin berpikir banyak lagi, mungkin itu hanya perasaannya saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!