Esok harinya Kane sengaja bangun siang, hari libur menurutnya untuk dinikmati bermalesan, rebahan atau motoran, tapi terkadang hari libur sesekali membantu orang tuanya juga. Siang itu tepat ketika dia baru saja terbangun, deringan telepon mengagetkannya, tangannya menggapai gapai mencari ponselnya yang tak mau berhenti berbunyi.
Tangannya menemukannya, dia membuka mata memeriksa siapa si penelepon, ternyata Dita. "Hem ya ... hoammm," Kane menjawab sambil menguap, masih merasa mengantuk.
"Kalo denger dari suaranya, loe pasti baru bangun molor," ucap dita dari ujung telepon.
"Loe udah tau, pake diperjelas lagi. Cepetan ngomong ada apaan?" Kane ingin segera ke kamar mandi tak ingin berbasi basi.
"Ayo kita shopping terus ke bioskop, ada Film baru yang baru rilis!" semangat Dita mengajaknya.
"Ogah males, film yang loe tonton tuh biasanya yang mewek-mewek, lebay. Kagak suka gue, mau ngajak gue loe wajib cari favorit gue lah. Vampire dan action!" ide Dita ditolak mentah-mentah oleh Kane.
"Ya gue tau, makanya sekarang gue ajak loe. Film nya memang tentang Vampire!" pancing Dita.
"Beneran kan loe. Awas aja loe bo'ongin gue. Ntar gue bejek loe jadi ulek rujak kesukaan gue. Oke deh, entar abis mandi gue jemput loe. Bye gue matiin telefonnya," Kane mengakhiri obrolannya melempar ponselnya k tempat tidur berlari masuk ke dalam kamar mandi, dirinya tak sanggup lagi menahan panggilan alam.
Dua jam kemudian mereka berdua sudah berada di dalam sebuah Mall yang cukup besar di Bali, lengkap dengan adanya bioskop di dalamnya.
Dita berbelanja banyak sekali barang, Kane hanya melirik lirik pakaian yang biasa dipakai cowok. Merasa dirinya kelaparan, Kane segera menarik tangan Dita untuk makan lebih dulu. Masih ada waktu sebelum film diputar.
"Loe bakal pesen seperti biasa Kane? Daging setengah mateng, terus di dalem daging itu masih ada darah-darahnya gtu. Oeekk ... kapan sih kebiasaan loe berubah, masih bikin gue pengen muntah!" membayangkannya saja sudah membuat Dita tak berselera makan.
"Ya gimana lagi, selera makan gue emang gitu. Emang loe aja yang sebel, gue juga sebel tau kalo liat loe makan sayuran mulu. Alesan diet tapi udah kayak kambing aja. Weeee !" kane membalas cibiran dita dengan puas.
"Hisss loe tuh! Gue ledekin pasti bales ledek lagi. Udah ah kita pesen aja, entar film nya keburu mulai!"
Mereka siap dengan pesanan mereka masing-masing, selera makan yang berlawanan tapi mereka masih tetap solid dengan persahabatannya.
Selesai makan mereka segera bergegas menuju ke ruang teater, masuk ke dalam lalu memeriksa tempat duduk. Menemukan tempat duduk mereka, di pojok kiri atas paling belakang. Dita yang memaksa Kane memesan kursi itu, sebenarnya Dita agak sedikit takut dengan genre film nya.
Tak lama menunggu, setelah lampu teater dimatikan, film segera dimulai. Sampai film berjalan setengah, Kane melihat sahabatnya malah tertidur pulas, dirinya hanya menggelengkan kepala.
Tiba-tiba suatu Aura dingin yang aneh menyerbu ke arahnya, Kane memutar tubuhnya ke belakang, manik matanya memeriksa sumber Aura dingin itu berasal tapi ia tak menemukan apapun. Kane merapatkan jaketnya, berbalik badan kembali ke depan, ia kembali fokus menonton film di depannya.
Di pojok ruangan paling belakang, di tempat paling gelap, Ken sedang memperhatikannya dengan pancaran mata kerinduan. Dirinya sudah mencoba dengan segala cara menahan hasrat dan rasa hausnya. Tapi dirinya benar-benar tak sanggup jika harus berpisah sedetik saja dari pasangannya.
***
Seminggu telah berlalu dari saat Dosen itu datang ke kampus, akhirnya liburan semester tiba. Mereka dari satu jurusan sudah merencanakan hiking dari waktu yang sudah lama. Semua persiapan telah selesai dan rencananya mereka akan pergi selama tiga hari dan dua malam.
Mereka semua berjumlah sekitar 20 mahasiswa satu jurusan, karena ada beberapa mahasiswa yang tidak bisa bergabung dengan acara itu. Tentu saja Dosen pembimbingnya adalah Dosen sejarah yang baru yakni Dosen Matyas. Kane yang baru mengetahuinya juga sedikit terkejut.
Sebenarnya yang lebih menganggu Kane adalah dengan ikutnya si biang kerok Devandra, bersama pengikut-pengikut setianya. Sekitar tiga lelaki dan dua wanita. Lebih menyebalkan lagi salah satu wanita itu naksir sama Devandra, yang sering membully dirinya.
Wanita yang bernama Sasha itu marah pada Kane, karena lelaki incarannya malah menaksir dirinya. Akhirnya Kane menjadi musuh terbesar Sasha dan sering dijahili olehnya. Sekarang dengan adanya rombongan Devandra, menambah kuota peserta haiking.
Kane melihat mobil-mobil Jeep Cherokee sudah berjejer di depan kampus.
Tanpa menunggu lama mereka semua segera masuk ke dalam mobil bagian mereka. Mobil-mobil Jeep yang berjumlah lima mobil itu adalah mobil sewaan yang biasanya mereka sewa untuk kegiatan seperti ini di kampus. Kecuali satu Jeep Cherokee yang asli milik dari Devandra yang adalah asli keturunan orang kaya Kasta Tinggi. Keenam Jeep Cherokee itu pun segera dipenuhi oleh mereka.
Kane memeriksa teman-teman seperjalanannya, ia sedikit tidak nyaman dengan satu teman seperjalannya. Dalam mobil berisi 4 orang, termasuk dosennya. Dosennya itu malah membuat dirinya semakin merasakan sesuatu ketertarikan yang aneh tapi bukan tertarik antara hubungan wanita dan lelaki.
Kane memilih duduk di bagian belakang, ketika ia melihat dosennya duduk di jok depan. Tak ingin merasa lebih tak nyaman lagi, dirinya memilih memasang earphone di telinganya berpura-pura tidur memejamkan kedua matanya.
Di perjalanan semua orang di dalam jeep sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, tak lama sekitar satu jam mereka semua sampai di tempat tujuan. Saat semua turun dari mobil, mata mereka disuguhkan akan pemandangan indah.
Kane tak bisa menahan senyumannya ketika melihat pemandangan itu. Matyas yang memang sejak awal selalu memperhatikan Kane, ikut tersenyum melihat senyumannya.
Semuanya mengeluarkan barang-barang mereka masing-masing dari dalam mobil, memeriksa dan mempersiapkan safety mereka. Kane segera menarik tangan Dita dan segera bergabung dengan teman-teman yang lainnya.
Kane mulai berjalan menanjak naik, si biang kerok Devandra mengekornya dari arah belakang. Kane memeloti Devandra agar menjauh darinya. "Pergi menjauh, awas aja kalau loe berani menganggu gue disini!"
Matyas yang melihat Kane yang sepertinya risih didekati Devandra, langsung berjalan mendekati Kane dengan sengaja menyelip diantara mereka berdua.
Devandra yang kesal karena kelakuan dosennya tak berani marah, dirinya hanya bisa mengalah.
Setelah sampai jauh di atas gunung, tempat biasanya para pendaki berkemah, mereka semua segera berhenti.
Kane menaruh ransel gunungnya, matanya takjub melihat pemandangan yang sangat indah dari atas sini, dirinya merasa ingin berteriak keras. "Aaaaaaaaaaaaaaaa..." teriaknya, beberapa temannya yang berkumpul dengannya mengikuti kelakuannya.
Mereka semua bergegas membuat tenda masing-masing, agar selesai terpasang sebelum malam hari tiba. Semua orang menikmati semua acara kegiatannya. Malam akhirnya datang, mereka semua segera beristirahat karena memang sudah kelelahan.
Kane tidak bisa beristirahat, dirinya memang memiliki ekstra kekuatan di tubuhnya, ia luar biasa berbeda dari orang lain. Merasa tubuhnya masih sangat segar, dirinya memutuskan untuk keluar dari dalam tenda tuk mencari udara malam. Melirik sebentar sahabatnya yang sudah tertidur pulas, ia segera menyelinap pergi ke luar.
Kane bahkan tidak merasa kedinginan di pegunungan itu, dirinya sudah tidak merasa aneh lagi. Ia ingat perkataan Ibunya dulu, sejak kecil suhu panas tubuhnya itu berbeda dari orang lain.
Hanya memakai jaket seadanya, Kane berjalan ke arah area sedikit lebih gelap. Siang tadi dirinya melihat di sana ada tempat duduk untuk bersantai. ia bisa duduk disana sambil melihat pemandangan langit malam yang indah.
Baru saja ia mendaratkan pantatnya, telinganya mendengar suara-suara seperti sedang berkelahi dari arah samping kirinya. Rasa penasaran membuat dirinya berdiri dari duduknya, berjalan ke arah suara itu berasal.
Sekitar 15 langkah Kane menghentikan langkah kakinya, memeriksa sekeliling yang gelap tapi tak menemukan apapun. Mengangkat bahu tak peduli, dirinya tak ingin berlama-lama disana, berbalik badan berjalan kembali ke tempat dirinya duduk tadi. Memasang earphone, ia ikut menyanyikan lagu favorit yang sedang dirinya dengarkan dari musik di ponselnya.
Sedangkan di tempat area dari arah tadi Kane mendengar suara-suara, terdengar suara berat berwibawa seorang lelaki yang tak lain adalah Ken, dia sedang berbicara kepada para bawahannya.
"Cepat singkirkan mayat-mayat ini dan juga kepala yang sudah terpisah segera bakar!" perintahnya kepada para bawahannya.
"Baik! Mister," jawab para bawahannya serentak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Erna Wati
ini cerita tentang apa ya ko blm paham. maaf
2025-01-10
0