Ingin Putus

Ardy yang terus menatap layar ponselnya dikejutkan dengan suara dari ponselnya. Namun, di kecewakan saat melihat nomor yang memanggil bukanlah nomor Ayu. Ardy membiarkannya saja hingga berhenti dengan sendirinya.

Ardy yang lelah menatap dan menunggu telepon dari Ayu memilih untuk meletakkan ponselnya di meja dan ingin ke ruang rapat. Namun, tiba-tiba sebuah pesan masuk. Ia yang sudah melangkah menuju ke pintu keluar ruangannya dan meletakkan ponselnya itu di meja, saat mendengar suara pesan masuk, ia pun langsung menghentikan langkahnya dan berbalik.

Ardy dengan cepat berlari menghampiri ponselnya, berharap nomor yang mengirim pesan adalah nomor Ayu. Awalnya ia sedikit kecewa karena kembali melihat nomor baru di sana. Namun, saat ingin kembali meletakkan ponselnya ia membaca notifikasi pesan yang ada di bagian atas ponselnya, ada tertera nama Ayu di sana. Ia pun dengan cepat membuka pesan tersebut, senyumnya langsung terbit di bibirnya, jantungnya langsung berdegup kencang saat melihat jika pesan itu dari Ayu.

Ia dengan cepat melakukan panggilan. Namun, dia yang sudah sangat merindukan Ayu kembali mematikan panggilannya dan mengubah ke panggilan video.

"Ayo, Ayu. Angkat," ucapnya di saat sang kekasih tak juga mengangkat panggilannya, ia tetap berpikir positif, mungkin seperti biasa Ayu tak memakai hijabnya. Ia membayangkan bagaimana Ayu ketar-ketir mencari hijab sebelum mengangkat panggilannya, senyum kembali terbit di bibirnya, ia menggigit bibir bawahnya saking senangnya kembali akan melihat wanita pujaannya, dengan tak sabar ia terus menunggu panggilannya itu diangkat. Ia bahkan sudah melupakan rapat yang sudah menantinya.

Ardy menelpon sekertarisnya dengan telpon yang ada di mejanya untuk membatalkan rapatnya hari ini.

"Ayu?" ucapnya saat melihat Ayu sudah mengangkat panggilannya.

"Hai, apa kabar?" tanya Ayu membuat Ardy tak bisa menahan diri untuk terus tersenyum.

"Aku sangat merindukan, sangat-sangat merindukanmu. Kamu mengatakan hanya 7 hari, tapi ini sudah 10 hari, Ayu. Kau tak menghubungiku. Kamu curang, Sayang. Kamu sangat curang, kau membuatku menunggu di setiap detiknya," ucap Ardy menatap wanita yang sangat dirindukannya itu dengan mata yang berbinar, ia merasakan cinta yang begitu dalam.

Mendengar kata-kata itu, mulut Ayu terasa kaku untuk mengatakan maksud sebenarnya ia menelpon Ardy, bukan untuk melepas kerinduan seperti yang diucapkan Ardy, tapi untuk mengakhiri hubungan mereka.

Senyumnya sejak tadi terlihat di bibir Ardy kini perlahan memudar saat melihat genangan air mata di mata sang kekasih.

"Ayu, ada apa? Apa terjadi masalah?" tanya Ardy dengan ragu, yang bahkan bisa melihat air mata di sudut mata Ayu dan kini air mata itu sudah menetes dan itu membuatnya semakin khawatir.

"Maaf, sebenarnya selama ini aku tak kemana-mana. Aku di rumah saja," ucap Ayu berkata jujur, membuat Ardy hanya bisa mengerutkan kening mendengar apa yang dikatakan oleh kekasihnya itu. Ia masih mencerna apa maksud Ayu.

"Ayu, apa maksud kamu?"

"Ardy, maaf. Aku telah membohongimu, sebenarnya selama ini aku tak kemana-mana, aku hanya di rumah. Aku sengaja tak menghubungimu, aku merasa apa yang kita lakukan ini salah, tak seharusnya kita melakukan hubungan seperti ini, aku tak mengenalmu dan kamu tak mengenalku," ucap Ayu dengan suara bergetar, ia merasa tak kuasa untuk melanjutkan perkataannya. Namun, ia terus memaksa untuk mengatakan apa yang sudah menjadi tujuannya menelpon Ardy.

Hari ini ia harus menyelesaikan masalah yang dibuatnya sendiri, ia ingin menuruti apa yang dikatakan oleh ibunya dan juga saran dari adiknya.

"Ayu, apa maksudmu? Kamu jangan melakukan ini padaku, aku sungguh sangat mencintaimu. Aku menganggapmu sebagai kekasihku, bukan hanya pacar online ku saja, aku sangat mencintaimu, Ayu. Tolong, jangan katakan itu, itu sangat menyakitiku," ucap Ardy yang kini mengerti apa yang dikatakan oleh Ayu.

"Tidak, kita tak saling mencintai, kita hanya merasa nyaman dengan hubungan ini dan ini tak benar. Sebaiknya kita menjalin hubungan dengan orang yang memang bisa kita temui, bisa kita lihat, kita bisa berbicara bersamanya secara langsung, bukan seperti ini."

"Oke, Ayu. Jika itu alasanmu memutuskan hubungan kita, baiklah aku akan bertemu denganmu sekarang, katakan alamatmu. Aku akan menghampirimu hari ini juga, jika perlu aku akan melamarmu."

Mendengar apa yang dikatakan Ardy membuat Ayu menjadi terkejut, apakah pria itu benar-benar akan menghampirinya dan akan melamarnya seperti apa yang dikatakannya.

"Apa maksudmu? Kita ini hanya pacaran online saja, aku sudah menegaskan dari awal kan jika kita hanya sebatas berhubungan secara online dan ini sudah berakhir."

"Sekarang katakan, berikan aku alamatmu," ucap Ardy yang langsung mengirim nomor Ayu ke tim it-nya, meminta untuk melacak di mana alamat Ayu. Takut jika sampai Ayu tak memberikan alamat. Ia mengerti mengapa Ayu melakukan semua itu, mungkin ia takut padanya. Namun, ia sudah terlanjur mencintai Ayu dan tak akan melepaskannya begitu saja, tanpa sebuah perjuangan, ia akan memperjuangkan cintanya apapun yang terjadi, jarak baginya bukanlah masalah yang besar. Selagi Ayu mencintainya ia akan mencoba mendapatkannya.

Ardy terus mencoba mengulur waktu berbicara dengan Ayu, ia mencoba mendesak Ayu untuk memberikan alamatnya. Namun, Ayu tetap mengatakan jika ia tak bisa memberikan alamatnya dan ingin mengakhiri hubungan mereka.

Pesan masuk di laptop Ardy, pesan dari tim it-nya yang sudah mendapatkan alamat lengkap dari Ayu.

"Ayu, beri aku waktu, aku akan datang padamu, aku akan menjelaskan cintaku padamu secara langsung, jika memang alasanmu tak ingin melanjutkan hubungan kita karena hanya kita tak bertemu langsung."

"Maaf, hanya itu yang bisa aku sampaikan, aku matikan ya. Aku mohon mengertilah, tolong hormati keputusanku, aku tak bisa melanjutkan hubungan ini lagi, aku minta maaf." Ayu mematikan panggilannya, kemudian ia pun menangis, menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Ibu Ayu yang melihat anaknya ikut merasa sedih, sebegitu cintanya kah putrinya itu pada sosok yang dikenalnya hanya melalui ponsel, ibu pun menghampiri Ayu dan mengusap punggungnya.

"Ayu, apa kau sangat mencintainya, Nak?" ucap ibu membuat Ayu pun mengangguk di selah tangisnya.

"Iya, Bu. Aku sangat mencintainya, aku merasa nyaman, tapi apa yang Ibu katakan itu benar kita tak tahu siapa dia, apakah dia serius dengan Ayu atau hanya menganggap Ayu hanya sebagai pacar online saja yang hanya untuk bersenang-senang. Ayu tak mau akan hal itu, Ayu tak mau terperangkap semakin dalam dengan cinta yang memang tak seharusnya."

"Ya sudah, Nak. Jika memang kamu yakin dengan keputusan yang kamu buat itu. Tindakanmu sudah benar, kamu harus coba menerima keputusan yang kamu buat sendiri, jangan menyiksa diri dengan menangisi seperti ini. Cobalah untuk melupakannya dan memulai kehidupan baru, mungkin dengan menerima keberadaan Rendy itu bisa membuatmu sedikit melupakan Ardy. Ibu yakin dia juga akan segera melupakanmu."

"Tapi, Bu. Katanya dia ingin datang, bagaimana jika dia benar-benar datang?" tanya Ayu melihat ibunya, dia bisa melihat dari mata Ardy tadi jika dia mengatakan hal yang benar dan tak bermain-main jika dia akan datang padanya.

"Apa kau memberikan alamat kita?" tanya ibu membuat Ayu menggeleng.

"Nggak, Bu. Selama ini Ayu tak pernah memberikan alamat kita, tapi dia tahu jika kita tinggal di kota ini."

"Kota ini sangat luas, dia tak mungkin datang hanya karena tahu kita tinggal di kota ini, kamu sudah menegaskannya kan jika kamu ingin mengakhiri hubunganmu," ucapnya membuat Ayu mengangguk.

"Apa Ayu harus mengganti nomor ponsel Ayu lagi agar dia tak menghubungi Ayu, Bu?"

"Jangan, Nak. Biarkan dia menghubungimu jika memang dia ingin menghubungimu, yang jelas kamu sudah memberitahu keputusanmu untuk mengakhiri hubungan kalian kan, itu keputusannya jika memang ia ingin menghubungimu."

"Tapi bagaimana jika dia terus menelfon, Bu."

"Jika dia menelpon angkat saja jika kamu tak sibuk dan tetap katakan padanya jika kamu tak ingin melanjutkannua lagi, ibu yakin dia akan menyerah seiring berjalannya waktu. Yang terpenting kamu tak memberikannya harapan."

Ayu mengangguk mengerti.

Baru saja Ayu menatap layar ponselnya, satu pesan masuk di ponsel Ayu dan itu adalah pesan dari Ardy.

"Beri aku waktu seminggu, aku akan menjadikanmu milikku," tulis Ardy dalam pesan nya.

Setelah membaca pesan itu, Ayu memberikan ponselnya pada ibunya, memperlihatkan pesan Ardy yang baru masuk.

"Baiklah, kita tunggu sampai seminggu. Jika dia datang, kita bicarakan baik-baik dan mengambil keputusan setelah kita bertemu secara langsung, biarkan ia juga bertemu dengan ayah. Namun, jika dalam waktu seminggu dia tak datang, kita anggap dia tak akan datang selamanya," ucap ibu membuat Ayu pun mengangguk.

Terpopuler

Comments

Ari_nurin

Ari_nurin

nah yg aneh kamu ayu. dr awal bilang hanya pacar online begitu diajak serius dan benar benar diwujudkan malah ga mau. tp dia nya sendiri galau dg status yg dia buat sendiri. aneh. Disni jd korbannya si Ardy klu spt ini. di PHP ayu

2024-08-15

1

Ernaningsih

Ernaningsih

narik nafas dalam hebuskan sampai lupa komen maaf thor

2023-05-02

1

kia

kia

bacanya marathon Ampe lupa mau koment😂 seru

2023-05-01

0

lihat semua
Episodes
1 Salah Nomor Telpon
2 Fakta Salah Sambung.
3 Kenalan dan Merasa nyaman
4 Pacaran
5 Pacar Online
6 Resmi Pacaran
7 Keputusan Ayu
8 Mencoba melupakan
9 Kunjungan Randy
10 Merasa Bimbang
11 Ingin Putus
12 Mengejar cinta Ayu.
13 Lamaran Randy
14 Meminta Waktu
15 Ardy Menuju ke Rumah Nia
16 Kecelakaan
17 Kedatangan Ayah dan Ibu Ardy
18 Kondisi Ardy
19 Oprasi
20 Menemani Ardy
21 Jangan Jauh Dariku
22 Dalam Doa
23 Tak merestui
24 Meresa Tak Pantas
25 Sakit Hati Ayu
26 Sikap Keluarga Ardy pada Ayu
27 Mengantarkan Ayu pulang
28 Menjemput Ardy
29 Menyambut Kedatangan Ardy
30 RESTU
31 Ardy Mengantar Ayu Bekerja.
32 Pesona Ardy
33 Keputusan Bersama
34 Acara Lamaran
35 Persiapan Pesta
36 Menjelang Resmi.
37 Hari yang Dimanti
38 Kamu Milikku
39 Malam Pertama
40 Ya ... Terlambat.
41 Acara Resepsi
42 Aparteman Ardy
43 Jalan Bareng Mamer
44 Menghabiskan Uang Suami
45 Deretan Angka Nol
46 Ke Kantor Untuk Pertama Kalinya
47 Kakak Ipar Galak
48 Sedih dan Bahagia
49 Shopping Bareng Ipar
50 Karena Tas
51 Semahal Ini?
52 Untuk Ibu Mertua
53 Kebaikan Hati Ayu
54 Kabar Buruk
55 Pengakuan Adelia
56 Kenyataan Menyayat Hati
57 Kabar Janin
58 Perhatian Ardy
59 Menantu Kesayangan
60 Persiapan Persalinan
61 Ketakutan Ardy
62 Selamat Datang Baby Boy
63 Kepulangan Ayu
64 Acara Syukuran Rafif Syabani
65 Hari Pertama Sekolah.
66 Kebaikan Rafif
67 Kecemasan Ibu
68 Pemandangan Indah disore Hari
69 Kepanikan Ayu
70 Resiko punya Suami Tampan
71 Ayah Yang Hebat
72 Rasa Bangga
73 Kesayangan Semua Keluarga
74 Kebahagian Keluarga
75 Promo Karya Chika Ssi
76 Promo karya Author. M Anha
77 Rekomendasi karya tamat
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Salah Nomor Telpon
2
Fakta Salah Sambung.
3
Kenalan dan Merasa nyaman
4
Pacaran
5
Pacar Online
6
Resmi Pacaran
7
Keputusan Ayu
8
Mencoba melupakan
9
Kunjungan Randy
10
Merasa Bimbang
11
Ingin Putus
12
Mengejar cinta Ayu.
13
Lamaran Randy
14
Meminta Waktu
15
Ardy Menuju ke Rumah Nia
16
Kecelakaan
17
Kedatangan Ayah dan Ibu Ardy
18
Kondisi Ardy
19
Oprasi
20
Menemani Ardy
21
Jangan Jauh Dariku
22
Dalam Doa
23
Tak merestui
24
Meresa Tak Pantas
25
Sakit Hati Ayu
26
Sikap Keluarga Ardy pada Ayu
27
Mengantarkan Ayu pulang
28
Menjemput Ardy
29
Menyambut Kedatangan Ardy
30
RESTU
31
Ardy Mengantar Ayu Bekerja.
32
Pesona Ardy
33
Keputusan Bersama
34
Acara Lamaran
35
Persiapan Pesta
36
Menjelang Resmi.
37
Hari yang Dimanti
38
Kamu Milikku
39
Malam Pertama
40
Ya ... Terlambat.
41
Acara Resepsi
42
Aparteman Ardy
43
Jalan Bareng Mamer
44
Menghabiskan Uang Suami
45
Deretan Angka Nol
46
Ke Kantor Untuk Pertama Kalinya
47
Kakak Ipar Galak
48
Sedih dan Bahagia
49
Shopping Bareng Ipar
50
Karena Tas
51
Semahal Ini?
52
Untuk Ibu Mertua
53
Kebaikan Hati Ayu
54
Kabar Buruk
55
Pengakuan Adelia
56
Kenyataan Menyayat Hati
57
Kabar Janin
58
Perhatian Ardy
59
Menantu Kesayangan
60
Persiapan Persalinan
61
Ketakutan Ardy
62
Selamat Datang Baby Boy
63
Kepulangan Ayu
64
Acara Syukuran Rafif Syabani
65
Hari Pertama Sekolah.
66
Kebaikan Rafif
67
Kecemasan Ibu
68
Pemandangan Indah disore Hari
69
Kepanikan Ayu
70
Resiko punya Suami Tampan
71
Ayah Yang Hebat
72
Rasa Bangga
73
Kesayangan Semua Keluarga
74
Kebahagian Keluarga
75
Promo Karya Chika Ssi
76
Promo karya Author. M Anha
77
Rekomendasi karya tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!