Merasa Bimbang

Seminggu kini sudah berlalu, Ardy dengan tak sabar menunggu kabar dari Ayu. Dari pagi ia terus menatap ponselnya dengan senyuman, berharap Ayu sudah kembali dan akan menghubunginya sesegera mungkin. Namun, sampai malam hari juga ia belum mendapatkan kabar dari Ayu.

"Mungkin dia kelelahan dan tak sempat mengaktifkan ponselnya." Ardy masih berpikir positif.

Hari kedelapan Ardy menghampiri keluarganya yang sedang sarapan, ia pun duduk sarapan dengan wajah yang ditekuk, tak seperti kemarin wajahnya berseri karena sudah tak sabar ingin kembali berkomunikasi dengan Ayu.

Pagi hari saat sarapan, Ardi sarapan bersama semua keluarganya, "Ardy, bagaimana dengan gadis itu? Apa sudah ada kabar?" tanya Anya, kakak pertama Ardy.

Ardy hanya menggeleng, kemudian ia pun berdiri dari duduknya. "Aku sudah selesai, aku ke kantor dulu," ucap Ardy dan berlalu meninggalkan meja makan, ada perasaan yang tak karuan dihatinya, ada perasaan takut jika Ayu benar-benar tak lagi bisa dihubungi.

Di kantor Ardy bekerja seperti biasanya, jika biasanya ia selalu bekerja dengan semangat dan selalu menyapa para karyawannya yang menyapanya, tapi tidak untuk hari ini, wajahnya benar-benar ditekuk.

Sementara itu, di kediaman Ayu. Ayu tak pergi ke puskesmas. Ia uring-uringan di kamarnya, dia dilema antara ingin menghubungi Ardy atau tidak.

"Ayu, sebenarnya kamu ini kenapa, dari kemarin ibu perhatikan kamu itu terus termenung," ucap ibu menghampiri putrinya yang masih berbaring di tempat tidurnya.

Ayu menatap ibunya dengan sangat intens, ia ingin mengatakan perihal masalah Ardy. Namun, ia merasa ragu untuk mengatakannya.

"Ayu, katakan saja apa yang ingin kamu katakan," tanya ibu membuat Ayu pun menghela nafas.

"Bu, sebenarnya selama ini Ayu menjalin hubungan dengan seseorang," ucap Ayu menunduk, membuat ibu semakin mendekat ke arah putrinya.

"Apa maksudmu Randy?" tanya ibu yang berpikir pria yang dimaksud dekat dengan Ayu adalah Rendy yang sudah datang menemui mereka malam itu.

Ayu menggeleng.

"Bukan Rendy?" tanya ibu membuat Ayu kini mengangguk.

"Jika bukan Rendy, lalu siapa?" tanya ibu, yang ia tahu yang dekat putrinya hanyalah Rendy. Ibu sejak dulu tak pernah tahu jika Ayu memiliki hubungan dengan siapapun, berbeda dengan anak keduanya.

Hampir setiap bulan Chika membawa seorang pria untuk berkenalan dengan kedua orang tuanya dan mengatakan jika dia itu pacarnya, walau Chika gonta-ganti pacar. Namun, ia tak pernah berpacaran keluar dari rumah, jika pacarnya ingin bertemu dengannya, mereka biasa bertemu di rumah dan terus cengkrama di ruang tamu karena kedua orang tua Ayu tak mengizinkan anak-anaknya untuk keluar bersama dengan seorang pria, apalagi Chika masih sangat labil.

"Sebenarnya Ayu menjalin hubungan dengan seorang pria, tapi hanya lewat telepon saja, Bu. Orangnya jauh di Jakarta, Ayu juga berkenalan dengannya hanya karena salah sambung," ucapnya yang kini semakin menunduk, membuat ibunya semakin tak mengerti apa yang dimaksud oleh anaknya.

"Ayu, kalau kamu cerita yang jelas. Ibu tak mengerti apa yang kamu katakan, Nak," ucap ibu Ayu, bagaimana mungkin anaknya berpacaran dengan orang dari Jakarta, sedangkan anaknya itu tak pernah keluar dari kampung halaman mereka.

Begitupun di daerah kampung, ia sama sekali tak mendengar jika ada pria yang datang di kampung mereka dari Jakarta.

Mendengar pertanyaan ibunya, Ayu pun menceritakan bagaimana ia bertemu dengan Ardy dan sudah sampai mana hubungan mereka. Bukan hanya itu, Ayu juga menceritakan sampai bagaimana keadaannya saat ini, di mana ia mencoba untuk melupakan Ardy karena takut jika Ardy hanyalah seorang playboy yang memainkan perasaannya.

Setelah mendengar cerita putrinya, ibu pun mengerti. Ia tak tahu apakah ia membenarkan tindakan Ayu atau tidak. Tapi, yang jelas ia juga setuju jika Ayu mengakhiri hubungannya dengan orang yang sama sekali mereka kenal.

"Lalu bagaimana, Bu?" ucap Ayu yang minta pendapat ibunya. Ia tak bisa memilih jalannya sendiri, jika mengikuti kata hatinya ia menginginkan Ardy, sangat menginginkan melanjutkan hubungan mereka. Namun, ia juga merasa takut jika ia terlalu berharap akan hubungan yang belum pasti.

"Begini saja, kamu telepon dia. Akhiri hubungan kalian, katakan jika kamu tak ingin melanjutkan hubunganmu lagi, lagian ibu lihat Rendy serius denganmu."

"Iya, Bu. Rendy memang serius, bahkan jika aku menerimanya, ia ingin langsung melamar," ucap Ayu menunduk membuat ibu pun langsung menggenggam tangan putrinya itu.

"Ya sudah, telepon pria yang bernama Ardy itu. Katakan padanya jika kamu sudah akan menikah dan ingin mengakhiri hubunganmu dengannya, jangan memberikan dia harapan juga, Nak. Tak baik! Kita juga tak bisa berharap padanya karena kita juga tak tahu seperti apa sifat dan seperti apa keluarganya."

Mendengar itu, Ayu pun setuju, kemudian ia pun mengambil ponselnya.

Ia memang sudah menghapus semua pesan dan juga nomor Ardy. Namun, ia masih mengingat jika nomor Ardy hanya beda satu nomor dengan nomor Nasya, ia pun mencari nomor kontak Nasya dan mengubah nomor satu angka di belakangnya.

Ayu pun melakukan panggilan, ia sengaja mengaktifkan pengeras suara agar ibunya bisa mendengar pembicaraan mereka, nada dering tersambung. Namun, sampai sambungan itu terputus Ardy tak mengangkat panggilannya.

Ayu melihat jam digital yang ada di ponselnya, "Sepertinya dia sedang bekerja, Bu. Nanti saja saat jam istirahat aku telepon lagi," ucap Ayu yang tahu jika Ardy bekerja sebagai seorang karyawan dan ini masih jam kantor, pasti Ardy saat ini sedang bekerja sehingga tak mengangkat panggilannya.

"Ya sudah, ibu ke dapur dulu. Keputusan itu sudah benar, akhiri saja hubungan kalian hari ini, agar dia tak berharap, begitupun denganmu," ucap ibu kembali menasehati Ayu sebelum beranjak dari tempat duduknya. Ayu pun mengangguk dan ibunya pun keluar dari kamar Ayu menuju ke dapur. Ayu kembali berbaring dan terus melihat nomor ponsel Ardy.

"Ardy, ini aku, Ayu," tulisnya mengirim pesan pada nomor Ardy, berharap saat jam istirahat nanti Ardy yang menelponnya lebih dulu. Namun, dugaannya salah, Ayu yang berpikir Ardy akan menelponnya saat jam istirahat justru menelepon setelah pesannya itu dibaca.

Baru saja Ayu ingin mengangkat panggilannya. Namun, panggilannya terputus dan Ayu ingin kembali menghubungi Ardy. Namun, panggilan video Ardy masuk di ponselnya.

Ayu yang tak memakai hijab langsung dengan terburu-buru mengambil hijabnya dan menarik nafas serta menghembuskannya dengan perlahan, mencoba menyusun kata-kata untuk mengakhiri hubungannya dengan Ardy.

Sudah seminggu tak bertemu dengan Ardy membuat ia sangat merindukan sosok pacar onlinenya itu, jantungnya bahkan berdegup dengan sangat hebat. Namun, ia kembali pada apa yang dikatakan oleh ibunya tadi, ia harus mengakhiri hubungan mereka dan mencoba memulai hubungan bersama dengan Rendy.

Terpopuler

Comments

Ummi Nza

Ummi Nza

yaaaaahhh kasian ardy

2024-03-01

3

Juragan Jengqol

Juragan Jengqol

padahal chika cuma ngusulin pisah seminggu buat meyakinkan hati...

2023-09-16

0

Memyr 67

Memyr 67

jdi sedih gini ceritanya

2023-06-17

0

lihat semua
Episodes
1 Salah Nomor Telpon
2 Fakta Salah Sambung.
3 Kenalan dan Merasa nyaman
4 Pacaran
5 Pacar Online
6 Resmi Pacaran
7 Keputusan Ayu
8 Mencoba melupakan
9 Kunjungan Randy
10 Merasa Bimbang
11 Ingin Putus
12 Mengejar cinta Ayu.
13 Lamaran Randy
14 Meminta Waktu
15 Ardy Menuju ke Rumah Nia
16 Kecelakaan
17 Kedatangan Ayah dan Ibu Ardy
18 Kondisi Ardy
19 Oprasi
20 Menemani Ardy
21 Jangan Jauh Dariku
22 Dalam Doa
23 Tak merestui
24 Meresa Tak Pantas
25 Sakit Hati Ayu
26 Sikap Keluarga Ardy pada Ayu
27 Mengantarkan Ayu pulang
28 Menjemput Ardy
29 Menyambut Kedatangan Ardy
30 RESTU
31 Ardy Mengantar Ayu Bekerja.
32 Pesona Ardy
33 Keputusan Bersama
34 Acara Lamaran
35 Persiapan Pesta
36 Menjelang Resmi.
37 Hari yang Dimanti
38 Kamu Milikku
39 Malam Pertama
40 Ya ... Terlambat.
41 Acara Resepsi
42 Aparteman Ardy
43 Jalan Bareng Mamer
44 Menghabiskan Uang Suami
45 Deretan Angka Nol
46 Ke Kantor Untuk Pertama Kalinya
47 Kakak Ipar Galak
48 Sedih dan Bahagia
49 Shopping Bareng Ipar
50 Karena Tas
51 Semahal Ini?
52 Untuk Ibu Mertua
53 Kebaikan Hati Ayu
54 Kabar Buruk
55 Pengakuan Adelia
56 Kenyataan Menyayat Hati
57 Kabar Janin
58 Perhatian Ardy
59 Menantu Kesayangan
60 Persiapan Persalinan
61 Ketakutan Ardy
62 Selamat Datang Baby Boy
63 Kepulangan Ayu
64 Acara Syukuran Rafif Syabani
65 Hari Pertama Sekolah.
66 Kebaikan Rafif
67 Kecemasan Ibu
68 Pemandangan Indah disore Hari
69 Kepanikan Ayu
70 Resiko punya Suami Tampan
71 Ayah Yang Hebat
72 Rasa Bangga
73 Kesayangan Semua Keluarga
74 Kebahagian Keluarga
75 Promo Karya Chika Ssi
76 Promo karya Author. M Anha
77 Rekomendasi karya tamat
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Salah Nomor Telpon
2
Fakta Salah Sambung.
3
Kenalan dan Merasa nyaman
4
Pacaran
5
Pacar Online
6
Resmi Pacaran
7
Keputusan Ayu
8
Mencoba melupakan
9
Kunjungan Randy
10
Merasa Bimbang
11
Ingin Putus
12
Mengejar cinta Ayu.
13
Lamaran Randy
14
Meminta Waktu
15
Ardy Menuju ke Rumah Nia
16
Kecelakaan
17
Kedatangan Ayah dan Ibu Ardy
18
Kondisi Ardy
19
Oprasi
20
Menemani Ardy
21
Jangan Jauh Dariku
22
Dalam Doa
23
Tak merestui
24
Meresa Tak Pantas
25
Sakit Hati Ayu
26
Sikap Keluarga Ardy pada Ayu
27
Mengantarkan Ayu pulang
28
Menjemput Ardy
29
Menyambut Kedatangan Ardy
30
RESTU
31
Ardy Mengantar Ayu Bekerja.
32
Pesona Ardy
33
Keputusan Bersama
34
Acara Lamaran
35
Persiapan Pesta
36
Menjelang Resmi.
37
Hari yang Dimanti
38
Kamu Milikku
39
Malam Pertama
40
Ya ... Terlambat.
41
Acara Resepsi
42
Aparteman Ardy
43
Jalan Bareng Mamer
44
Menghabiskan Uang Suami
45
Deretan Angka Nol
46
Ke Kantor Untuk Pertama Kalinya
47
Kakak Ipar Galak
48
Sedih dan Bahagia
49
Shopping Bareng Ipar
50
Karena Tas
51
Semahal Ini?
52
Untuk Ibu Mertua
53
Kebaikan Hati Ayu
54
Kabar Buruk
55
Pengakuan Adelia
56
Kenyataan Menyayat Hati
57
Kabar Janin
58
Perhatian Ardy
59
Menantu Kesayangan
60
Persiapan Persalinan
61
Ketakutan Ardy
62
Selamat Datang Baby Boy
63
Kepulangan Ayu
64
Acara Syukuran Rafif Syabani
65
Hari Pertama Sekolah.
66
Kebaikan Rafif
67
Kecemasan Ibu
68
Pemandangan Indah disore Hari
69
Kepanikan Ayu
70
Resiko punya Suami Tampan
71
Ayah Yang Hebat
72
Rasa Bangga
73
Kesayangan Semua Keluarga
74
Kebahagian Keluarga
75
Promo Karya Chika Ssi
76
Promo karya Author. M Anha
77
Rekomendasi karya tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!