Mencoba melupakan

Siang hari, biasanya Ardy selalu nelpon Ayu. Namun, kali ini ia tak bisa menghubunginya, ia sudah beberapa kali mencoba. Namun, nomor Ayu tak aktif. Sepertinya ia sudah berada di tempat yang tak memiliki jaringan. Namun, tetap saja di setiap ada kesempatan Ardy selalu melakukan panggilannya, ia merasa kesal sendiri karena tak bisa berkomunikasi dengan Ayu.

"Di daerah mana sih yang tak ada jaringan di zaman seperti sekarang, apa masih ada?" kesalnya.

Ardy hanya bisa menghela nafas, kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya seperti biasa. Bukan hanya Ardy yang merasa gelisah, begitupun dengan Ayu. Sesekali ia melihat ponselnya yang sengaja ia matikan, dia sangat gemas ingin mengaktifkan ponselnya dan ingin melakukan panggilan kepada Ardy. Namun, ia kembali mengingat apa yang dikatakan Chika, bagaimana jika Ardy seorang playboy yang hanya mempermainkannya dan paling parahnya bagaimana jika dia sudah memiliki istri, mereka sama sekali tak tahu seperti apa sifat asli mereka.

"Ayu, kamu itu kenapa sih, dari tadi aku lihat kamu tak konsentrasi pada pekerjaanmu," ucap Pipit memperhatikan tingkah Ayu, bukannya mengerjakan pekerjaannya ia malah terus memandang layar ponselnya yang tak aktif.

Ayu menghela nafas kemudian menceritakan bagaimana kisahnya dan Ardy, bagaimana kisah salah sambungnya hari itu berubah menjadi sebuah kisah pacaran online dan sampai ia meresakan cinta. Pipit sangat terkejut dengan apa yang baru saja diceritakan oleh Ayu.

"Kok bisa sih, coba aku lihat orangnya," ucap Pipit kemudian Ayu pun mengaktifkan ponselnya, tak lupa ia tak mengaktifkan kartu sim cardnya. Ia tak ingin jika sampai pesan yang dikirim oleh Ardy terkirim di ponselnya, sandiwaranya jika ia bekerja di daerah yang tak memiliki jaringan bisa terbongkar.

"Ya ampun, Ayu, ini memang tampan, kalau jadi kamu aku juga pasti menerimanya" ucap Pipit yang melihat beberapa foto Ardy yang sengaja di screenshot oleh Ayu saat mereka melakukan panggilan video.

"Tapi, aku takut melanjutkannya, bagaimana jika dia datang dan mengajakku serius, aku kan belum mengenalnya dan kata Chika bagaimana jika dia itu sudah punya istri."

Mendengar itu Pipit pun membenarkannya. "Iya, sebaiknya kamu jangan melayani orang-orang seperti ini, terkadang mereka itu hanya memberi harapan palsu dan bagaimana jika dia ingin menjadikanmu istri kedua," ucap Pipit bergidik nyeri.

"Ya, justru itu aku akan coba menghindarinya, ini aku sengaja tak mengaktifkan nomorku dan yang ia tahu aku sedang bekerja di tempat yang tak ada jaringannya. Aku akan coba memutuskan komunikasi dengannya, nanti aku beli nomor baru, Deh," ucap Ayu membuat Pipit pun setuju.

"Iya, aku setuju kamu menjalin hubungan dengan orang yang kita kenal saja. Apalagi kan usia kita bukan usia untuk berpacaran yang hanya untuk bersenang-senang, kita harus mulai memikirkan masa depan kita," ujar Pipit lagi, semakin membuat Ayu yakin dengan keputusan yang ia ambil.

Ayu mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan oleh Pipit, kemudian ia pun bertekad untuk melupakan Ardy. Ia tak ingin terlalu berharap pada pria yang sama sekali tak dia ketahui kebenarannya, terlalu banyak resiko jika menganggap hubungan mereka itu serius. Bayangan jika Ardy memiliki seorang istri di sana membuatnya takut untuk menjalin hubungan berpacaran online seperti yang dilakukannya saat ini. Ia tak mau lagi melakukan hal yang sama.

Mereka pun melanjutkan kembali pekerjaannya, memeriksa pasien balita yang dibawa ke Puskesmas itu.

Saat pulang, Ayu sengaja mengajak Pipit untuk pergi berbelanja. Ia ingin melupakan tentang Ardy. Namun, tetap saja ia tak tahan dan terus melihat layar ponselnya

"Ini baru hari pertama, jadi wajar jika kamu masih ingin selalu mendapat panggilan darinya. Kamu pasti terlepas dari kebiasaanmu yang selalu mendapatkan telepon darinya, apa kamu mau aku mengenal kamu dengan seorang pria? Dia ini sudah lama menyimpan perasaan denganmu dan selalu minta aku untuk menjodohkan kalian," ujar Pipit yang baru mengingat seseorang yang pernah menitip salam pada Ayu.

"Siapa?" tanya Ayu.

"Rendy, dia itu sudah lama menyukaimu bahkan terus mendesakku untuk mengenalkan kalian," ujar Pipit lagi.

Mendengar nama Randy, Ayu mencoba mengingat-ingat siapa Rendy yang dimaksud oleh Pipit.

"Rendy yang mana, ya? Aku sepertinya nggak pernah kenal tuh dengan orang yang bernama Rendy," ucap Ayu melihat kearah Pipit.

"Iya, kamu nggak pernah mengenalnya. Dia itu kakak sepupuku. Dia pernah melihatmu saat kamu berkunjung ke rumahku, sejak itu dia terus saja memintaku untuk mengenalkan kalian, tapi aku nggak mau. Aku tahu kamu orangnya seperti apa, sudah pasti jika dia menyatakan perasaannya padamu, kamu pasti menolaknya seperti yang sudah-sudah," ucap Pipit yang kemasukan kentang goreng ke dalam mulutnya.

Mendengar itu Ayu kembali terdiam, ia masih bingung harus berbuat apa dan mengambil tindakan apa tentang Ardy.

"Bagaimana? Jika kamu mau berkenalan dengannya? Nanti aku kenalkan, tapi jika kamu berkenalan dengannya siap-siap saja dia akan melamarmu langsung," ucap Pipit terkekeh kecil.

"Ya udah deh, boleh. Kenalkan aku, tapi katakan kepadanya hanya kenalan dulu," ucap Ayu membuat Pipit mengangguk dan memperlihatkan jempolnya.

"Iya, aku mengerti maksudmu. Kau suka atau tidak itu urusan belakangan, yang penting kamu kenalan dulu dan semoga saja kehadiran Rendy bisa membuatmu melupakan Ardy, orangnya juga tak kalah tampan kok dari Ardy. Dia seorang pengusaha, dia memiliki beberapa rumah makan dan sudah berkembang di beberapa tempat," jelas Pipit.

"Ya udah! Yuk kita pulang. Ini sudah sore," ucap Ayu membereskan barang-barangnya. Pipit yang juga sudah selesai dengan kentang gorengnya pun hanya mengangguk dan keduanya pun menggunakan motor masing-masing melaju menuju ke rumah masing-masing. Rumah mereka searah, Pipit berhenti lebih dulu setelah 1 km kemudian barulah rumah Ayu.

Begitu Ayu sampai, ia langsung disambut oleh Chika di teras rumah. Ayu langsung duduk di samping Chika membuat Chika langsung menanyakan tentang misi mereka.

"Kakak nggak menelpon Ardy 'kan?" tanya Chika membuat Ayu pun mengangguk dengan lemas.

"Apakah ini yang namanya patah hati? Kakak masih ingin terus mendengar suara Ardy," lirihnya membuat Chika hanya terkekek kecil dan mengambil ponsel kakaknya.

"Sabar ya, Kak. Cinta memang seperti itu, tapi jika sudah terbiasa tak bersamanya Kakak pasti akan cepat melupakannya, ini aku punya nomor lamaku, Kakak pakai nomor ini saja, nomor Kakak yang ini aku simpan, biar Kakak selama seminggu ini benar-benar tak menghubungi Ardy. Takutnya Kakak tak tahan dan mengaktifkan nomor Kakak," ucap Chika sambil memasang nomor baru di ponsel kakaknya dan nomor Ayu sendiri disimpan di dompetnya.

"Oh ya, kamu kenal Pipit kan? Teman Kakak?" ucap Ayu membuat Chika pun menggangguk .

"Ada apa dengan Kak Pipit?"

"Katanya dia punya Kakak sepupu, namanya Randy seorang pengusaha, memiliki beberapa cabang rumah makan. Katanya si Rendy ini sudah suka sama Kakak sejak lama dan ingin dikenalkan sama Kakak. Apa Kakak coba jalan dengan Randy, ya?" tanyanya pada adik semata wayangnya itu.

"Boleh tuh, Kak. Ide yang bagus, nanti jika Kakak merasa cocok dengan Rendy Kakak tinggal putusin Ardy aja, gampang 'kan? Lagian kalian hanya menjalin hubungan secara online, menjalin hubungan secara langsung lebih bagus, Kak. Kita bisa tahu seperti apa orangnya dengan bertemu, nggak seperti Ardy. Bagaimana jika dia memakai filter saat berbicara dengan Kakak dan aslinya orangnya tak setampan yang Kakak kira," ucap Chika dengan ekspresi serius. Dimana ada beberapa temannya yang tertipu hanya karena filter.

Terpopuler

Comments

Ulna Yana

Ulna Yana

bnyak kasus seperti itu /Facepalm/

2024-10-23

1

istiqlal👻👻

istiqlal👻👻

kasian rendy....tega bgt si ayu

2024-02-29

2

Dul...😇

Dul...😇

cowoknya sebenarnya nama nya Rendy ap randy.

2023-05-01

0

lihat semua
Episodes
1 Salah Nomor Telpon
2 Fakta Salah Sambung.
3 Kenalan dan Merasa nyaman
4 Pacaran
5 Pacar Online
6 Resmi Pacaran
7 Keputusan Ayu
8 Mencoba melupakan
9 Kunjungan Randy
10 Merasa Bimbang
11 Ingin Putus
12 Mengejar cinta Ayu.
13 Lamaran Randy
14 Meminta Waktu
15 Ardy Menuju ke Rumah Nia
16 Kecelakaan
17 Kedatangan Ayah dan Ibu Ardy
18 Kondisi Ardy
19 Oprasi
20 Menemani Ardy
21 Jangan Jauh Dariku
22 Dalam Doa
23 Tak merestui
24 Meresa Tak Pantas
25 Sakit Hati Ayu
26 Sikap Keluarga Ardy pada Ayu
27 Mengantarkan Ayu pulang
28 Menjemput Ardy
29 Menyambut Kedatangan Ardy
30 RESTU
31 Ardy Mengantar Ayu Bekerja.
32 Pesona Ardy
33 Keputusan Bersama
34 Acara Lamaran
35 Persiapan Pesta
36 Menjelang Resmi.
37 Hari yang Dimanti
38 Kamu Milikku
39 Malam Pertama
40 Ya ... Terlambat.
41 Acara Resepsi
42 Aparteman Ardy
43 Jalan Bareng Mamer
44 Menghabiskan Uang Suami
45 Deretan Angka Nol
46 Ke Kantor Untuk Pertama Kalinya
47 Kakak Ipar Galak
48 Sedih dan Bahagia
49 Shopping Bareng Ipar
50 Karena Tas
51 Semahal Ini?
52 Untuk Ibu Mertua
53 Kebaikan Hati Ayu
54 Kabar Buruk
55 Pengakuan Adelia
56 Kenyataan Menyayat Hati
57 Kabar Janin
58 Perhatian Ardy
59 Menantu Kesayangan
60 Persiapan Persalinan
61 Ketakutan Ardy
62 Selamat Datang Baby Boy
63 Kepulangan Ayu
64 Acara Syukuran Rafif Syabani
65 Hari Pertama Sekolah.
66 Kebaikan Rafif
67 Kecemasan Ibu
68 Pemandangan Indah disore Hari
69 Kepanikan Ayu
70 Resiko punya Suami Tampan
71 Ayah Yang Hebat
72 Rasa Bangga
73 Kesayangan Semua Keluarga
74 Kebahagian Keluarga
75 Promo Karya Chika Ssi
76 Promo karya Author. M Anha
77 Rekomendasi karya tamat
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Salah Nomor Telpon
2
Fakta Salah Sambung.
3
Kenalan dan Merasa nyaman
4
Pacaran
5
Pacar Online
6
Resmi Pacaran
7
Keputusan Ayu
8
Mencoba melupakan
9
Kunjungan Randy
10
Merasa Bimbang
11
Ingin Putus
12
Mengejar cinta Ayu.
13
Lamaran Randy
14
Meminta Waktu
15
Ardy Menuju ke Rumah Nia
16
Kecelakaan
17
Kedatangan Ayah dan Ibu Ardy
18
Kondisi Ardy
19
Oprasi
20
Menemani Ardy
21
Jangan Jauh Dariku
22
Dalam Doa
23
Tak merestui
24
Meresa Tak Pantas
25
Sakit Hati Ayu
26
Sikap Keluarga Ardy pada Ayu
27
Mengantarkan Ayu pulang
28
Menjemput Ardy
29
Menyambut Kedatangan Ardy
30
RESTU
31
Ardy Mengantar Ayu Bekerja.
32
Pesona Ardy
33
Keputusan Bersama
34
Acara Lamaran
35
Persiapan Pesta
36
Menjelang Resmi.
37
Hari yang Dimanti
38
Kamu Milikku
39
Malam Pertama
40
Ya ... Terlambat.
41
Acara Resepsi
42
Aparteman Ardy
43
Jalan Bareng Mamer
44
Menghabiskan Uang Suami
45
Deretan Angka Nol
46
Ke Kantor Untuk Pertama Kalinya
47
Kakak Ipar Galak
48
Sedih dan Bahagia
49
Shopping Bareng Ipar
50
Karena Tas
51
Semahal Ini?
52
Untuk Ibu Mertua
53
Kebaikan Hati Ayu
54
Kabar Buruk
55
Pengakuan Adelia
56
Kenyataan Menyayat Hati
57
Kabar Janin
58
Perhatian Ardy
59
Menantu Kesayangan
60
Persiapan Persalinan
61
Ketakutan Ardy
62
Selamat Datang Baby Boy
63
Kepulangan Ayu
64
Acara Syukuran Rafif Syabani
65
Hari Pertama Sekolah.
66
Kebaikan Rafif
67
Kecemasan Ibu
68
Pemandangan Indah disore Hari
69
Kepanikan Ayu
70
Resiko punya Suami Tampan
71
Ayah Yang Hebat
72
Rasa Bangga
73
Kesayangan Semua Keluarga
74
Kebahagian Keluarga
75
Promo Karya Chika Ssi
76
Promo karya Author. M Anha
77
Rekomendasi karya tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!