Bab 18

"Daddy, bangun. "

Akibat pukulan keras dari kepalan tangan sang mommy, membuat Perwira tak sadarkan diri.

"Aduh, mommy ini gimana sih. Bisa bisanya melakukan hal yang seberono, hanya karena Daddy bercanda, mommy tega memukul suami sendiri, " ucap Edwin, berusaha membangunkan sang Daddy, dengan menepuk nepuk kedua pipinya.

"Siapa suruh, bercanda di saat orang tengah serius, jadinya kaya gitu kan." balas Lorenza seakan tak ada rasa menyesal sedikit pun.

"Mommy, sebaiknya panggil suster atau dokter, " printah Edwin, berusaha menganggkat tubuh Perwira.

"Idih, malas. Mending Mommy pergi saja kesalon, ngapain ngurus Daddy kamu yang tak bisa menghargai seorang istri, " cetus Lorenza pergi dari hadapan Edwin dan Perwira.

"Mommy, come on. Jangan begitulah, bagaimana pun dia suami mommy loh, ayah Edwin juga," teriak Edwin, dimana sang mommy tampak tak perduli, dia pergi begitu saja.

Mengacak rambut dengan kasar, bukannya tenang sudah jauh dari masalah dengan Natasha, kini Edwin dihadapkan lagi masalah kedua orang tuanya yang membahas akan fisik dalaman yang berubah.

Edwin mulai menekan tombol, untuk memanggil suster atau perawat di rumah sakit, sampai dua puluh menit kemudian.

Perawat dan suster datang, berusaha membantu Perwira agar terbaring di atas kasur.

"Terima kasih atas bantuanya."

Perawat dan suster menganggukkan kepala, mereka kini pergi dari hadapan Edwin, dimana lelaki tua itu bangun.

"Edwin, apa itu kamu?" Pertanyaan Perwira membuat Edwin menjawab dengan kekhawatirannya.

"Akhinya Daddy sadar juga! Apa yang Daddy rasakan!?" Balasan Edwin membuat Perwira meneteskan air matanya.

"Dad, kenapa menangis, apa ada sesuatu yang Daddy rasakan, sakit. Apa ada yang patah. Atau, "

Tiba tiba saja Perwira menempelkan telunjuk tanganya pada bibir Edwin. " Suttt. "

"Daddy kira Daddy mati, karena pukulan mommymu, tapi ternyata Daddy masih hidup, padahal tadi Daddy bermimpi menyedot susu segar dari sang bidadari, " ucap Perwira sembari membayangkan mimpi itu.

Plukk.

Pukulan kecil dilayangkan Edwin, " aw. Kamu berani sama Daddy?"

"Bukan berani, tapi Edwin berusaha menyadarkan Daddy dari pikiran kotor!"

"Daddy hanya menceritakan mimpi saja, bukan berpikiran kotor. "

"Sama saja, siapa suruh mimpi nete bidadari. Hah, itu sudah termasuk pikiran kotor Daddy yang sengaja Daddy bayang bayangi."

"Mm, tetap saja. "

"Apa."

Terdengar bantahan dari Edwin, membuat lelaki itu terdiam, " sudah sebaiknya sekarang Daddy istirahat, karena nanti sore kita akan pulang."

"Ya, mana mommy kamu?"

"Ngapain nanya mommya, kalau pada ujungnya kalian bertemu malah bertengkar!"

"Habisnya, mommy kamu yang suka mulai duluan."

"Daddy sama saja. "

Edwin yang mulai jenuh dan kesal, ketika mendengar perkataan Daddynya sendiri, membuat ia melangkahkan kaki keluar dari ruangan.

*********

Sedangkan Lorenza pulang ke rumah sendiri, ia berusaha menenangkan pikiran, menatap pada cermin. Memegang raut wajah penuh dengan kerutan.

"Ahk, kenapa wajah ini penuh dengan kerutan, padahal aku sudah berusaha menjaga kulit wajah. Tapi hasilnya tetap terlihat. "

Lorenza mulai menghubungi beberapa sahabatnya yang sudah lama tak bertemu. Ia ingin menanyakan tentang perawatan wajah, yang bagus untuk kulitnya.

Tring .... Baru saja mengetik pesan, tiba tiba pesan dari grup silih berdatangan.

(Haduhhh, Lorenza kamu jadi istri nggak sadar diri apa. Pake acara bikin caption azab, harusnya sebagai seorang istri sadar diri lah.)

(Hahhahhhah, norak.)

(Si Lorenza ini nggak punya kaca apa?)

Grup WhatsApp keluarga suaminya, membuat ia merasa tak nyaman, karena keluarga Perwira adalah keluarga yang terlihat kurang menyukai dirinya, apalagi dengan ipar dan juga adik Perwira. Selalu mencari cari kesalahan Lorenza.

Lorenza langsung saja menyematkan nada pesan dari grup keluarga Perwira, ia selalu malas menjawab dan membela diri. Karena diam lebih baik dari pada harus berkoar koar.

"Ceritaku ini hampir sama saja dengan sinetron pada umumnya, dijahatin ipar julid, diselingkuhin suami. "

Lorenza berusaha menenangkan diri, ia tak mau stres karena memikirkan hal hal yang malah membuat kehidupannya terganggu.

********

Jam sudah menunjukkan pukul 05.00 sore, Perwira tidak melihat tanda-tanda istrinya datang kembali ke rumah sakit. Sampai ia bertanya kepada anaknya?" Edwin, kemana mommy, kenapa jam segini dia tak datang datang. "

"Ya elah, Dad. Mommy kan kelelahan, jadi wajar dia tidak datang lagi ke rumah sakit, palingan mommy nunggu kita di rumah. "

Perwira seakan tak terima jika istrinya berleha-leha di rumah," Tapi tetap saja kan Daddy ini suami mommy kamu. "

Edwin berusaha tak mendengarkan ocehan sang Daddy, ia bersiap-siap mengemasi barang-barang Perwira.

"Kamu dengar nggak, Daddy ngomong?"

Edwin menatap ke arah anaknya itu, " Daddy itu dari tadi ngomel terus kaya bibir cewek. Pusing Edwin dengarnya. "

"Hah, kalian berdua sama sama tak mengerti kondisi Daddy sekarang. "

"Terserah Daddy, mau ngomong apa. Edwin tak peduli, sekarang Edwin mau pulang istirahat. "

*******

Lorenza mulai terbangun dari tidurnya. iya lupa bahwa sore ini Perwira sudah bisa pulang dari rumah sakit, seharusnya Lorenza datang untuk menjemput sang suami, namun ia malah tertidur setelah melihat Drama pada ponselnya.

"Ini semua gara gara aku tidur, jadi beginikan. "

Lorenza kini bergegas mengambil tas, berlari menuju ke pintu rumah. Saat membuka pintu rumah, betapa terkejutnya Lorenza melihat sosok lelaki bertubuh tinggi dengan rambut yang sedikit memutih.

"Eh, papi pulang. Tadi mommy .... "

Perwira seperti sengaja tak mendengar perkataan istrinya, ia terlihat kesal karena sang istri tak menjemputnya di rumah sakit.

Memajukkan kedua bibirnya, Lorenza mulai mendekat. " kamu marah karena aku tak menjemputmu."

Perwira menatap sekilas ke arah istrinya," kalau kamu sadar. Kenapa kamu tidak minta maaf kepadaku."

Lorenza mencubit bahu suaminya, " kamu bilang aku harus minta maaf, hello, saat kamu berselingkuh dengan suster itu, tidak ada tuh kata maaf pada bibirmu yang terucap. Diam saja, pas aku sindir baru mereka sadar."

"Sudahlah Mommy, Daddy. Hentikan pertengkaran kalian, jangan seperti anak kecil lagi, kalian itu sudah tua sudah bau tanah, sebentar lagi sudah mau dimasukin ke liang tanah. "

Keduanya menatap ke arah Edwin. " berani kamu sebagai seorang anak mengatakan hal itu kepada Mommy dan juga Daddy. "

Edwin hanya diam, dimama Perwira berkata, " kamu berkata seperti itu Edwin, Karena kamu belum merasakan bagaimana rasanya berumah tangga yang sesungguhnya. "

"Iya Edwin, kamu itu terlalu bersenang-senang hingga lupa mencari seorang pasangan, adapun pasangan itu kamu malah menolaknya, dengan perjodohan dari mommy pun kamu tolak."

"Aku tak peduli dengan orang lain mommy, inilah hidupku. Aku tak suka dikomentari, Ibu tahu sendiri kan jika kebahagiaan itu diciptakan dari diri kita sendiri. "

"Tetap saja kamu harus menikah."

Edwin pergi meninggalkan kedua orang tuanya, Iya malas jika mengobrol dengan kedua orang tuanya itu, selalu membahas seorang wanita dan juga perjodohan yang mereka lakukan beberapa kali.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21 Salah
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75 Main bola
76 Bab 76 Teriakan Edwin
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 87
87 Bab 88
88 Bab 89
89 Bab 90
90 Bab 100
91 Bab 101
92 Bab 102
93 Bab 103
94 Bab 104
95 Bab 105
96 Bab 106
97 Bab 107
98 Bab 108
99 Bab 109
100 Keraguan hati.
101 Bab Rasa penasaran Perwira
102 Operasi di mulai
103 kejutan
104 Tak percaya.
105 Tangisan Perwira
106 Ingin mendengar Natasha berkata jujur.
107 Tersenyum
108 Terkejut
109 Menabrak.
110 Obrolan Perwira dan Edwin.
111 Lorenza kenapa?
112 Seperti mimpi.
113 Debat lagi.
114 Sarah benci suster
115 Ketakutan Suster Gina.
116 116
117 117
118 118
119 Merenungnya Edwin.
120 120
121 Bunga untuk sang istri.
122 Pulang ke rumah.
123 Natasha melahirkan
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21 Salah
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75 Main bola
76
Bab 76 Teriakan Edwin
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 87
87
Bab 88
88
Bab 89
89
Bab 90
90
Bab 100
91
Bab 101
92
Bab 102
93
Bab 103
94
Bab 104
95
Bab 105
96
Bab 106
97
Bab 107
98
Bab 108
99
Bab 109
100
Keraguan hati.
101
Bab Rasa penasaran Perwira
102
Operasi di mulai
103
kejutan
104
Tak percaya.
105
Tangisan Perwira
106
Ingin mendengar Natasha berkata jujur.
107
Tersenyum
108
Terkejut
109
Menabrak.
110
Obrolan Perwira dan Edwin.
111
Lorenza kenapa?
112
Seperti mimpi.
113
Debat lagi.
114
Sarah benci suster
115
Ketakutan Suster Gina.
116
116
117
117
118
118
119
Merenungnya Edwin.
120
120
121
Bunga untuk sang istri.
122
Pulang ke rumah.
123
Natasha melahirkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!