Bab 17

Kesal bercampur aduk menjadi satu, ingin rasanya Lorenza memberi pelajaran yang setimpal untuk suaminya ini. " Mengaku saja."

"Mengaku untuk apa? Aku benar benar tidak melakukan apa yang dikatakan suster tadi!" jawab Perwira, berusaha menyakinkan sang istri.

Namun Lorenza tetap saja tak percaya, ia mendekat dengan berkacak pinggang. " Aku tanya sama kamu, apa aku cantik?"

Perwira menatap perlahan sang istri, terlihat wajah berkerut itu menunjukkan jika Lorenza sudah tak menarik lagi.

"Aku tanya sama kamu, sayang. Aku cantik apa tidak?"

Lorenza berusaha menekan sang suami agar berkata jujur, " kamu."

"Ya, aku kenapa?"

"Sudah tak menarik lagi!"

Plakkk ....

Perwira membayangkan perkataan yang akan ia lontrakan pada sang istri dengan memegang pipi kanan.

"Sayang, kenapa kamu malah melamun?"

Perwira menatap kearah istrinya, dimana ia menelan ludah lalu menjawab, " tidak apa apa sayang, hanya sesuatu sedikit mengganjal dalam hatiku. "

"Jadi, apa jawabanya. "

"Sayang, kamu memang sudah tua dan berkerut, tapi bagiku, semua itu tak ada arti. Kamu selalu cantik dengan dirimu yang apa adanya. " Gombalan yang baru saja terlontar dari mulut Perwira, sedikit membuat gejolak hati Lorenza berdesit.

Sepertinya wanita tua itu mendadak salting, dihadapan sang suami.

"Benarkah itu sayang?"

Pertanyaan Lorenza membuat Perwira kembali menelan ludah.

"Ahk, benar sayang. Untuk apa aku berbohong, jikapun aku berbohong, potonglah telinga sapi!" Jawaban Perwira membuat Edwin sedikit tertawa.

"Baiklah aku percaya padamu sekarang, tapi jika kamu melakukan hal itu lagi, hemm. Awas ya, pedang untuk bertempurmu itu, ujungnya kubuat jadi gepeng. "

Perwira bersuara, sembari memegang benda berharganya. " Aw, Aw, Aw. "

Edwin mendekat lalu menenangkan keduanya, " sudahlah, kalian jangan bertengkar seperti anak kecil, apa kalian tidak punya rasa malu sedikit pun?"

Melipatkan kedua tanganya, sang mommy kini mendelik kesal lalu menjawab," Daddy kamu tuh yang nggak punya rasa malu, bisa bisanya .... "

Edwin menyela pembicaraan sang mommy, " sudahlah mom, tak ada baiknya menyalahkan Daddy, kalian itu sama saja. Harusnya semakin tua saling introfeksi diri, jangan saling menyalahkan. "

Keduanya terdiam, setelah mendengar perkataan Edwin, seakan sebuah tampar keras untuk Perwira dan Lorenza, nasehat dari sang anak dengan harapan bisa membuat mereka menjadikan pribadi yang lebih baik lagi.

Suster kini datang memberitahu Lorenza, jika Perwira sudah bisa pulang hari ini juga. "Untuk pasien Pak Perwira, hari ini bisa pulang."

Lorenza mengusap pelan dada bidangnya," Syukurlah, jadi besok bisa datang keacara perkumpulan para petinggi perusahaan. "

Edwin mengerutkan dahi, dimana sang mommy menatap ke arahnya, " ngapain mommy liat aku sampai segitunya. "

"Mm, kamu kaya nggak ngerti mommy saja, besok kamu harus ikut." balas sang mommy, membuat Edwin memajukkan bibirnya.

"Kenapa, kamu menolak?" tanya sang mommy dengan nada ketusnya, terlihat Lorenza tak suka akan penolakan anaknya jika diajak ke sebuah perkumpulan atau pesta.

"Malas lah, mom. Edwin takut jika menuruti keinginan mommy, malah nanti Edwin dijodoh jodohkan sama anak sahabat mommy itu!"

tolak Edwin dengan alasan yang membuat Lorenza menatap sayu pada anaknya.

"Hmm, mommy janji tidak akan menjodoh jodohkan kamu lagi. "

Mendengar perkataan keduanya, membuat Perwira tiba tiba saja batuk, " Edwin. Huuk, huuk. "

"Biasa aja kali pak, batuknya. Kaya orang bengek aja. "

"Ya elah mommy, banyak komen."

Perwira mulai fokus menatap anak semata wayangnya itu, " Edwin, kenapa kamu malah takut di jodohkan, bukannya kamu sudah punya pacar si , si. Ahk, Daddy lupa namanya. "

"Natasha, sayang. " Lorenza meneruskan perkataan Perwira.

"Ah, ya itu dia namanya. Nahanyasa. " Perkataan Perwira membuat Lorenza memukul punggung sang suami. " Papah ini kenapa coba, panggil nama Natasha aja susah, kaya orang struk. "

"Ya elah mami, baru saja keracunan susu basi, wajarlah ngomong nggak lancar, coba kalau susu .... "

Perkataan Perwira terhenti saat bola mata Lorenza seperti mau keluar begitu saja. " Apa, hah. "

"Nggak jadi, buah bundaran bulat mami juga masih terjamin kualitasnya, dan ada label halalnya lagi, hanya expirednya saja yang sudah jatuh tempo. " Perwira mencoba membuat suasana tidak tegang.

Dimana Lorenza menyungingkan bibir atasnya, menatap kesal pada sang suami.

"Heh, namanya wanita tidak ada yang mempunyai susu basi, semua alami tanpa label expirednya. Karena sudah terbungkus rapi tanpa di obral sana sini, emangnya papi mau. Susu mami ini di obral sana sini."

Sontak ending dari cerita susu basi ini, membuat Edwin tertohok. Menggelangkan kepala," silahkan, kalau masih laku. Kalau susu sudah peot ya nggak ada yang mau lah, ada pun paling orangnya bego aja. "

Kesal bukan main, Lorenza baru kali ini mendengar perkataan suaminya yang terang terangan. " Papi bilang begitu, hah. Awasnya. "

Lorenza menatap ke sekeliling ruangan, mencari sebuah benda yang akan ia pukulkan pada Perwira.

"Hah, ini rasakan. "

Sebuah sapu yang tak sengaja ada di ruangan, membuat Lorenza memukul memukulkannya pada Perwira tanpa rasa kasihan sedikitpun.

"Hah, rasakan ini. Bisa bisanya berkata seperti itu pada istrinya sendiri, sudah lupa apa, bentuk yang tadinya bulat kencang jadi mengkerut dan layu. Papih harus ingat, semua itu karena ulah papih sendiri. "

"Aduhh, mami sakit. "

"Rasakan."

Perwira merengek kesakitan seperti anak kecil yang diberi hukuman karena nakal.

Tatapan Perwira membuat Edwin tak tega. " Mommy, sudah hentikan. "

"Dasar, laki laki tidak tahu diri, pengennya enak sendiri. Giliran sudah kenyang sesuka hati menghina."

Edwin berusaha menahan kedua tangan Lorenza, " lepaskan Edwin, mommy harus beri pelajaran Daddy kamu ini. "

"Mommy, ini benar benar keterlaluan. Sudah stop jangan lakukan ini lagi. "

"Mommy akan berhenti saat Daddy kamu yang tua ini meminta maaf pada mommy.

Mendengar hal itu Perwira terlihat egois. Dimana Edwin menasehati kembali sang Daddy. "come on daddy apologize to mommy. "

Perwira malah melipatkan kedua tangannya. Seakan enggan meminta maaf pada sang istri.

"Daddy."

"Edwin, Daddy itu tidak salah, Daddy berbicara sesuai fakta, jika bundaran bulat milik mommy kamu sudah mengkerut dan sudah tak baik di konsumsi. "

Mengusap kasar wajah, Edwin kesal dengan pikiran kekanak kanakan sang Daddy,

"Daddy."

Lorenza semakin menjadi jadi, ia memegang sapu lalu meleparkan pada badan Perwira begitu saja.

"Heh, Perwira, awas saja. Aku akan mengencangkan semua kulit kulit mengkerut ini, agar mulutmu ini terdiam dan tak berkoar koar lagi. "

"Daddy."

Perwira mulai menyadarkan dirinya, " mommy, Daddy hanya bercanda."

Saking kesalnya, karna alur cerita yang membag*ngkan, pada akhirnya Lorenza mengepalkan tangan kanan dan meninju sang suami saat itu juga.

Brakk ....

Terjatuh dari atas ranjang tempat tidur rumah sakit, Lorenza mengambil ponsel pada tasnya, lalu memotret sang suami dengan posisi lidah menjulur, mengirimkannya pada grup WA keluarga dengan menuliskan caption. (Azab karena sudah menghina sus* peot sang istri.)

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21 Salah
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75 Main bola
76 Bab 76 Teriakan Edwin
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 87
87 Bab 88
88 Bab 89
89 Bab 90
90 Bab 100
91 Bab 101
92 Bab 102
93 Bab 103
94 Bab 104
95 Bab 105
96 Bab 106
97 Bab 107
98 Bab 108
99 Bab 109
100 Keraguan hati.
101 Bab Rasa penasaran Perwira
102 Operasi di mulai
103 kejutan
104 Tak percaya.
105 Tangisan Perwira
106 Ingin mendengar Natasha berkata jujur.
107 Tersenyum
108 Terkejut
109 Menabrak.
110 Obrolan Perwira dan Edwin.
111 Lorenza kenapa?
112 Seperti mimpi.
113 Debat lagi.
114 Sarah benci suster
115 Ketakutan Suster Gina.
116 116
117 117
118 118
119 Merenungnya Edwin.
120 120
121 Bunga untuk sang istri.
122 Pulang ke rumah.
123 Natasha melahirkan
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21 Salah
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75 Main bola
76
Bab 76 Teriakan Edwin
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 87
87
Bab 88
88
Bab 89
89
Bab 90
90
Bab 100
91
Bab 101
92
Bab 102
93
Bab 103
94
Bab 104
95
Bab 105
96
Bab 106
97
Bab 107
98
Bab 108
99
Bab 109
100
Keraguan hati.
101
Bab Rasa penasaran Perwira
102
Operasi di mulai
103
kejutan
104
Tak percaya.
105
Tangisan Perwira
106
Ingin mendengar Natasha berkata jujur.
107
Tersenyum
108
Terkejut
109
Menabrak.
110
Obrolan Perwira dan Edwin.
111
Lorenza kenapa?
112
Seperti mimpi.
113
Debat lagi.
114
Sarah benci suster
115
Ketakutan Suster Gina.
116
116
117
117
118
118
119
Merenungnya Edwin.
120
120
121
Bunga untuk sang istri.
122
Pulang ke rumah.
123
Natasha melahirkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!