Di dalam mobil, Natasha tertawa terbahak bahak karena berhasil kabur dari sang ibunda. Sedangkan Edwin menatap tajam ke arah gadis yang berada disampingnya, terlihat aneh tidak seperti gadis pada umumnya.
"Apa maksud kamu melakukan semua ini?" Pertanyaan Edwin membuat Natasha, mengedipkan matanya, tak ada yang lucu sama sekali bagi dirinya semua itu menjijikan.
"Sorry gue numpang mobil lu!" jawab Natasha, melajukan mobil Edwin dengan kecepatan tinggi.
Edwin seakan murka, ia berusaha mengambil alih mobilnya sendiri, " Hey, wanita aneh. Cepat berhenti. "
Natasha sedikit kewalahan saat mengendarai mobil, karena lelaki disampingnya terus mengoceh dan memegang setir mobil.
"Stop, kalau lu ngelakuin ke gini lagi. Bisa bisa kita berdua mati konyol. "
"Aku tak peduli, sini biar aku yang mengambil alih mobil ini. "
Natasha tak bisa mengontrol lelaki yang terus mengambil alih stir mobil, kini terpaksa mengerem mobil secara mendadak.
Brakkk ....
Pada akhirnya mobil itu menabrak pohon besar.
Natasha berusaha keluar dengan memegang kepalanya.
"Aduh kepalaku. "
Edwin mencoba keluar. Keadaan ternyata baik baik saja, ia menarik tangan Natasha untuk segera masuk ke dalam mobil.
"Heh, apa apaan ini. Mau lu bawa gue ke mana?"
Edwin tak berucap satu patah katapun, ia terus menarik tangan Natsha, hingga dimana wanita itu masuk lagi ke dalam mobil.
"Kamu harus mempertanggung jawabkan semua kesalahanmu ini. "
"Apa maksud lu. "
"Aku akan bawa kamu ke kantor polisi."
Pintu mobil sudah sengaja Edwin kunci, agar wanita yang baru saja ia temui setidak kabur, ya masuk ke dalam mobil, lalu memasangkan sabuk pengaman kepada Natasha.
"Pake sabuk pengaman biar aman."
Natasha berusaha memberontak, ia berharap jika dirinya bisa kabur dari dalam mobil.
"Lepaskan aku atau ...."
Edwin membulatkan kedua matanya," atau apa?"
Melihat tatapan Edwin yang terlihat begitu menyeramkan, pada akhirnya Natasha hanya menundukkan pandangan. Gadis bermata sipit itu berusaha mengalah. Sampai Edwin menyalahkan mesin mobil.
Namun saat mesin mobil menyala, Natasha memohon kepada lelaki yang berada di sampingnya," gue mohon lepaskan gue saat ini juga, jangan bawa gue ke kantor polisi oke."
Perkataan Natasha yang terdengar Barbar itu, membuat Edwin hanya tersenyum sinis, " kita lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan."
Natasha berusaha memberontak untuk kabur dari dalam mobil Edwin, namun bukannya bebas Natasha malah diikat dan bibirnya dilakban.
"Mm. Mm."
Natasha tak menyangka jika dirinya akan bertemu dengan lelaki yang ia kira bahwa lelaki itu baik, "kamu tenang saja, ya. Aku akan membawa kamu ke rumah orang tuamu. "
Deg ....
Mendengar hal itu tentu saja membuat Natasha terkejut, ia menggelengkan kepala, berharap jika lelaki yang berada di sampingnya tidak mengadu kepada orang tua Natasha.
"Kenapa kamu tidak mau. "
Natasha berusaha menggerakkan tubuhnya mencari cara agar ia bebas dari dalam mobil.
" Aku tahu pastinya kamu ingin bebas kan dari ikatan tali ku?"
Natasha mulai menganggukkan kepala, ia berharap sekali jika lelaki yang baru saja ia temui tidak melakukan hal yang tak terduga.
Edwin mulai menyalakan mobilnya lagi, " gue mohon jangan pergi ke rumah orang tua gue. please ya. "
Lelaki berbadan kekar itu tak mendengarkan perkataan Natasha, ia terus melajukan mobilnya, membuat wanita itu berusaha mencari ide untuk kabur dari lelaki yang baru saja ia temui.
Edwin ternyata menyadari gerak gerik Natasha, terlihat tangannya berusaha membuka pintu mobil.
"Kamu mau ke mana? Percuman, sudah aku kunci otomatis. "
Membulatkan kedua mata, nampak Natasha terkejut, ia tak bisa melakukan hal apapun hanya bisa pasrah. Hingga dimana. " Loh, loh. Lu mau bawa gue ke mana? Sampai melewati hutan riba begini, Wah lu m*sumnya."
Edwin, tetap fokus mengendarai mobil, berusaha tak mendengarkan ocehan wanita disampingnya itu.
Sampai dimana, mobil itu berhenti di depan gerbang rumah yang nampak mewah, Natasha melihat pemandangan itu takjub.
"Kok, bisa ada rumah mewah di hutan rimba ke begini. "
Natasha menatap kearah Edwin, berusaha membaca ayat ayat suci. " Bismillahirohmanirohim allahumma bariklana Fima rozaktana Wakina adzabannar, menyingkirlah kau jin. Dedemit dan sejenisnya. "
Edwin terdiam ia mendelik ke arah wanita yang terus membaca surat pendek yang biasa dipakai ketika mau makan.
"Kenapa dedemit atau setan ini tidak hilang ya," gumam hati Natasha.
Ia lalu membaca surat yang lainnya." Allahumma inni a'udzubika minahu fishi warobbaisi. Buahhh, pergi kau. "
Mengambil air dalam botol meminum dan mulai menyemburkannya. Edwin kesal, ia menutup mulut Natasha, dan berkata, " heh, aku bukan setan."
Pertarungan antara keduanya semakin barbar, mereka berusaha saling mengalahkan satu sama lain.
" Ngusir setan pake baca doa makan sama ke Wc. Makanya gaji yang benar. Semua bacaannya banyak yang salah. "
"Heh, lu, segini gue juga masih hapal. Dari pada lu. "
Tok .... Tok ....
Ketukan tangan pada jendela mobil Edwin terdengar begitu jelas, membuat lelaki berbadan kekar itu dengan sigap menutup mulut Natasha, lalu menundukan badannya.
"Mmm."
"Mmm."
Edwin kini membuka jendala dan bertanya, " ada apa pak?"
"Tuan muda sudah pulang, kebetulan Nyonya Lorenja sama Pak Pewira, menunggu anda di rumah."
" Baiklah, saya nanti menyusul. "
Jendela mobil kini ditutup, waktunya Edwin melepaskan dekapannya pada Natasha.
"Sialan, lu. Mau bikin gue mati?"
Natasha berusaha mengatur napas, karena bekaman Edwin hampir membuat nyawanya melayang.
"Stop, aku cape berkelahi dengan kamu, sekarang aku minta pertanggung jawaban, cepat ganti biaya mobilku yang rusak."
Edwin mempelihatkan telapak tangannya, dihadapanku Natasha, dimana ia kebingungan sendiri. " Ee. Anterin gue pulang ke temen. Nanti gue ganti deh biaya perbaikan mobil lu. Memangnya berapa ya. "
"Mm, murah, cuman enam puluh lima juta."
Natasha menelan air ludahnya, mendengar jumlah uang yang dikatakan Edwin. " Enam juta."
Edwin mendengar Natasha salah menyebut jumlah uang kini mendorongkan jidat lalu berkata, " Kurang puluhnya. "
Seketika mulut Natasha membulat setelah mendengar nominal uang enam puluh juta. " Yaelah lu, mana ada mobil butut ke gini. Biaya perbaikan sampe puluhan juta. Oh gue tahu, lu pasti mau meras duit gue ya. "
"Heh, Kamu gak tahu kalau ini mobil mahal, jadi cepat ganti. Aku tidak mau tahu, kalau tidak ganti sekarang, aku sered kamu ke kantor polisi. "
"Nggak, nggak. "
"Makanya cepat ganti. " Dengan nada menekan, akhirnya Natasha meminta keringanan.
"Ya elah lu, emang nggak bisa apa besok gantinya, kan mobil lu nggak langsung di servis ini. "
"Enggak bisa harus sekarang. "
Natasha menggaruk belakang kepalanya, walau tak terasa gatal, tapi ia merasa kebingungan sendiri, mencari uang dengan nominal puluhan juta.
"Gimana?"
"Memang kagak ada cara lain apa?"
Edwin terlihat sedang berpikir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments