Bab 3

Di dalam mobil, Natasha tertawa terbahak bahak karena berhasil kabur dari sang ibunda. Sedangkan Edwin menatap tajam ke arah gadis yang berada disampingnya, terlihat aneh tidak seperti gadis pada umumnya.

"Apa maksud kamu melakukan semua ini?" Pertanyaan Edwin membuat Natasha, mengedipkan matanya, tak ada yang lucu sama sekali bagi dirinya semua itu menjijikan.

"Sorry gue numpang mobil lu!" jawab Natasha, melajukan mobil Edwin dengan kecepatan tinggi.

Edwin seakan murka, ia berusaha mengambil alih mobilnya sendiri, " Hey, wanita aneh. Cepat berhenti. "

Natasha sedikit kewalahan saat mengendarai mobil, karena lelaki disampingnya terus mengoceh dan memegang setir mobil.

"Stop, kalau lu ngelakuin ke gini lagi. Bisa bisa kita berdua mati konyol. "

"Aku tak peduli, sini biar aku yang mengambil alih mobil ini. "

Natasha tak bisa mengontrol lelaki yang terus mengambil alih stir mobil, kini terpaksa mengerem mobil secara mendadak.

Brakkk ....

Pada akhirnya mobil itu menabrak pohon besar.

Natasha berusaha keluar dengan memegang kepalanya.

"Aduh kepalaku. "

Edwin mencoba keluar. Keadaan ternyata baik baik saja, ia menarik tangan Natasha untuk segera masuk ke dalam mobil.

"Heh, apa apaan ini. Mau lu bawa gue ke mana?"

Edwin tak berucap satu patah katapun, ia terus menarik tangan Natsha, hingga dimana wanita itu masuk lagi ke dalam mobil.

"Kamu harus mempertanggung jawabkan semua kesalahanmu ini. "

"Apa maksud lu. "

"Aku akan bawa kamu ke kantor polisi."

Pintu mobil sudah sengaja Edwin kunci, agar wanita yang baru saja ia temui setidak kabur, ya masuk ke dalam mobil, lalu memasangkan sabuk pengaman kepada Natasha.

"Pake sabuk pengaman biar aman."

Natasha berusaha memberontak, ia berharap jika dirinya bisa kabur dari dalam mobil.

"Lepaskan aku atau ...."

Edwin membulatkan kedua matanya," atau apa?"

Melihat tatapan Edwin yang terlihat begitu menyeramkan, pada akhirnya Natasha hanya menundukkan pandangan. Gadis bermata sipit itu berusaha mengalah. Sampai Edwin menyalahkan mesin mobil.

Namun saat mesin mobil menyala, Natasha memohon kepada lelaki yang berada di sampingnya," gue mohon lepaskan gue saat ini juga, jangan bawa gue ke kantor polisi oke."

Perkataan Natasha yang terdengar Barbar itu, membuat Edwin hanya tersenyum sinis, " kita lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan."

Natasha berusaha memberontak untuk kabur dari dalam mobil Edwin, namun bukannya bebas Natasha malah diikat dan bibirnya dilakban.

"Mm. Mm."

Natasha tak menyangka jika dirinya akan bertemu dengan lelaki yang ia kira bahwa lelaki itu baik, "kamu tenang saja, ya. Aku akan membawa kamu ke rumah orang tuamu. "

Deg ....

Mendengar hal itu tentu saja membuat Natasha terkejut, ia menggelengkan kepala, berharap jika lelaki yang berada di sampingnya tidak mengadu kepada orang tua Natasha.

"Kenapa kamu tidak mau. "

Natasha berusaha menggerakkan tubuhnya mencari cara agar ia bebas dari dalam mobil.

" Aku tahu pastinya kamu ingin bebas kan dari ikatan tali ku?"

Natasha mulai menganggukkan kepala, ia berharap sekali jika lelaki yang baru saja ia temui tidak melakukan hal yang tak terduga.

Edwin mulai menyalakan mobilnya lagi, " gue mohon jangan pergi ke rumah orang tua gue. please ya. "

Lelaki berbadan kekar itu tak mendengarkan perkataan Natasha, ia terus melajukan mobilnya, membuat wanita itu berusaha mencari ide untuk kabur dari lelaki yang baru saja ia temui.

Edwin ternyata menyadari gerak gerik Natasha, terlihat tangannya berusaha membuka pintu mobil.

"Kamu mau ke mana? Percuman, sudah aku kunci otomatis. "

Membulatkan kedua mata, nampak Natasha terkejut, ia tak bisa melakukan hal apapun hanya bisa pasrah. Hingga dimana. " Loh, loh. Lu mau bawa gue ke mana? Sampai melewati hutan riba begini, Wah lu m*sumnya."

Edwin, tetap fokus mengendarai mobil, berusaha tak mendengarkan ocehan wanita disampingnya itu.

Sampai dimana, mobil itu berhenti di depan gerbang rumah yang nampak mewah, Natasha melihat pemandangan itu takjub.

"Kok, bisa ada rumah mewah di hutan rimba ke begini. "

Natasha menatap kearah Edwin, berusaha membaca ayat ayat suci. " Bismillahirohmanirohim allahumma bariklana Fima rozaktana Wakina adzabannar, menyingkirlah kau jin. Dedemit dan sejenisnya. "

Edwin terdiam ia mendelik ke arah wanita yang terus membaca surat pendek yang biasa dipakai ketika mau makan.

"Kenapa dedemit atau setan ini tidak hilang ya," gumam hati Natasha.

Ia lalu membaca surat yang lainnya." Allahumma inni a'udzubika minahu fishi warobbaisi. Buahhh, pergi kau. "

Mengambil air dalam botol meminum dan mulai menyemburkannya. Edwin kesal, ia menutup mulut Natasha, dan berkata, " heh, aku bukan setan."

Pertarungan antara keduanya semakin barbar, mereka berusaha saling mengalahkan satu sama lain.

" Ngusir setan pake baca doa makan sama ke Wc. Makanya gaji yang benar. Semua bacaannya banyak yang salah. "

"Heh, lu, segini gue juga masih hapal. Dari pada lu. "

Tok .... Tok ....

Ketukan tangan pada jendela mobil Edwin terdengar begitu jelas, membuat lelaki berbadan kekar itu dengan sigap menutup mulut Natasha, lalu menundukan badannya.

"Mmm."

"Mmm."

Edwin kini membuka jendala dan bertanya, " ada apa pak?"

"Tuan muda sudah pulang, kebetulan Nyonya Lorenja sama Pak Pewira, menunggu anda di rumah."

" Baiklah, saya nanti menyusul. "

Jendela mobil kini ditutup, waktunya Edwin melepaskan dekapannya pada Natasha.

"Sialan, lu. Mau bikin gue mati?"

Natasha berusaha mengatur napas, karena bekaman Edwin hampir membuat nyawanya melayang.

"Stop, aku cape berkelahi dengan kamu, sekarang aku minta pertanggung jawaban, cepat ganti biaya mobilku yang rusak."

Edwin mempelihatkan telapak tangannya, dihadapanku Natasha, dimana ia kebingungan sendiri. " Ee. Anterin gue pulang ke temen. Nanti gue ganti deh biaya perbaikan mobil lu. Memangnya berapa ya. "

"Mm, murah, cuman enam puluh lima juta."

Natasha menelan air ludahnya, mendengar jumlah uang yang dikatakan Edwin. " Enam juta."

Edwin mendengar Natasha salah menyebut jumlah uang kini mendorongkan jidat lalu berkata, " Kurang puluhnya. "

Seketika mulut Natasha membulat setelah mendengar nominal uang enam puluh juta. " Yaelah lu, mana ada mobil butut ke gini. Biaya perbaikan sampe puluhan juta. Oh gue tahu, lu pasti mau meras duit gue ya. "

"Heh, Kamu gak tahu kalau ini mobil mahal, jadi cepat ganti. Aku tidak mau tahu, kalau tidak ganti sekarang, aku sered kamu ke kantor polisi. "

"Nggak, nggak. "

"Makanya cepat ganti. " Dengan nada menekan, akhirnya Natasha meminta keringanan.

"Ya elah lu, emang nggak bisa apa besok gantinya, kan mobil lu nggak langsung di servis ini. "

"Enggak bisa harus sekarang. "

Natasha menggaruk belakang kepalanya, walau tak terasa gatal, tapi ia merasa kebingungan sendiri, mencari uang dengan nominal puluhan juta.

"Gimana?"

"Memang kagak ada cara lain apa?"

Edwin terlihat sedang berpikir.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21 Salah
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75 Main bola
76 Bab 76 Teriakan Edwin
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 87
87 Bab 88
88 Bab 89
89 Bab 90
90 Bab 100
91 Bab 101
92 Bab 102
93 Bab 103
94 Bab 104
95 Bab 105
96 Bab 106
97 Bab 107
98 Bab 108
99 Bab 109
100 Keraguan hati.
101 Bab Rasa penasaran Perwira
102 Operasi di mulai
103 kejutan
104 Tak percaya.
105 Tangisan Perwira
106 Ingin mendengar Natasha berkata jujur.
107 Tersenyum
108 Terkejut
109 Menabrak.
110 Obrolan Perwira dan Edwin.
111 Lorenza kenapa?
112 Seperti mimpi.
113 Debat lagi.
114 Sarah benci suster
115 Ketakutan Suster Gina.
116 116
117 117
118 118
119 Merenungnya Edwin.
120 120
121 Bunga untuk sang istri.
122 Pulang ke rumah.
123 Natasha melahirkan
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21 Salah
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75 Main bola
76
Bab 76 Teriakan Edwin
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 87
87
Bab 88
88
Bab 89
89
Bab 90
90
Bab 100
91
Bab 101
92
Bab 102
93
Bab 103
94
Bab 104
95
Bab 105
96
Bab 106
97
Bab 107
98
Bab 108
99
Bab 109
100
Keraguan hati.
101
Bab Rasa penasaran Perwira
102
Operasi di mulai
103
kejutan
104
Tak percaya.
105
Tangisan Perwira
106
Ingin mendengar Natasha berkata jujur.
107
Tersenyum
108
Terkejut
109
Menabrak.
110
Obrolan Perwira dan Edwin.
111
Lorenza kenapa?
112
Seperti mimpi.
113
Debat lagi.
114
Sarah benci suster
115
Ketakutan Suster Gina.
116
116
117
117
118
118
119
Merenungnya Edwin.
120
120
121
Bunga untuk sang istri.
122
Pulang ke rumah.
123
Natasha melahirkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!