Bab 5

Natasha kembali menjelaskan semuanya, ia berjalan lagi ke arah lelaki tua yang selalu disebut Perwira itu.

"Bapak yang terhormat, kami berdua tidak melakukan hal yang bapak katakan, please deh. Percaya pada gue."

Saking menahan emosinya, Natasha melayangkan kata kata seharinya, dimana Edwin menyumpal mulut wanita itu dengan lap sapu tangan yang selalu ia bawa. 

Lorenza melihat kelakuan anaknya, memukul kepala Edwin dengan begitu keras, " Ini anak bisa tidak jangan kasar dengan wanita."

Natasha memperlihatkan kesedihannya dengan berpura pura menangis. " Anak tante memang selalu begitu, main kasar."

Menatap kearah Natasha, Edwin kini melayangkan sebuah tatapan yang menyeramkan. 

"Mommy, jangan percaya dengan setan dedemit ini, dia …. "

Lorenza tak segan segan menjewer anak semata wayangnya itu, " mommy kan bilang, jangan kasar dengan wanita."

Di posisi Edwin saat ini, begitu sangat memilukan apapun perkataan yang terlontar selalu salah dimata kedua orang tuanya. 

"Mommy, kenapa selalu membela orang lain daripada anaknya," ucap Edwin, merasakan ketidak adilan. 

Perwira kini menyeret kedua tangan anaknya, untuk segera masuk ke dalam rumah, " Ayo sekarang kamu masuk ke dalam rumah, jelaskan semuanya dengan benar. "

Winda yang dijodohkan oleh kedua orang tua Edwin hanya mengikuti dari belakang, ia menatap kesal ke arah Natasha.

"Siapa sih wanita ini, bisa bisanya Edwin berpacaran dengan wanita seperti macan tutul." ucap pelan Winda, dimana Natasha sedikit mendengar ucapan wanita yang berada di belakangnya. 

Ia melihat sesuatu yang menjijikan, dimana menjatuhkan sapu tangan itu, pas di arah ee kucing. Winda yang melihat sapu tangan terjatuh ke atas tanah membuat ia murka. 

Mengambil dan berkata, " Heh, wanita udik beraninya kamu menjatuhkan sapu tangan calon suamiku. "

Natasha tertawa lalu menutup hidungnya dengan dua jari tangan, " iww, bau. "

Kedua hidung Winda merekah, mencium bau yang tak biasa. " sepertinya kamu memegang sesuatu deh. "

Menatap ke arah tangannya sendiri, Winda menjerit, ia merasa jijik dengan apa yang ia pegang. Sedangkan Natasha hanya tertawa terbahak bahak dan berkata, " Sukurin lu, memangnya enak. "

Natasha menggelengkan kepala, melihat apa yang ia lihat adalah sesuatu menyenangkan. 

"Sialan, bisa bisanya wanita itu membuat lelucon yang membagongkan." Gerutu hati Winda. 

Natasha mulai mengikuti langkah kedua orang tua Edwin, untuk segera masuk ke dalam rumah. Terlihat rumah itu begitu mewah, isi didalamnya begitu banyak barang barang antik yang baru saja Natasha lihat. 

" OMG,  gila keren abis cukk. Gue kira ini istana jin atau dedemit, habisnya ini rumah dikelilingi hutan rimba. "

Lorenza terdengar heran dengan kata kata yang terlontar dari mulut Natasha, " Tadi kamu bilang apa?"

"Eh tante, gue." Natasha memukul mulutnya, ia harus bisa menyesuaikan diri dihadapan orang yang baru ia kenal. "Anu tante, rumah ini begitu mewah dan bagus, saya kira ini kerjaan dedemit karena dikeliling hutan."

Lorenza tertawa terbahak bahak, mendengar perkataan Natasha, ia terlihat senang dengan Natasha yang asal berbicara. 

"Hanya kamu yang berani mengatakan hal ini."

Natasha merasa malu pada dirinya sendiri, " Oh, tante maafkan saya. Kadang mulut saya memang seperti ini, asal ngomong. "

"Tak apa apa. "

Perwira mulai mempersilahkan semua untuk duduk, dimana Edwin sudah tak enak hati dengan tatapan sang ayah. 

"Daddy, semua tidak …."

Perwira menyuruh anaknya untuk tutup mulut, karena ia ingin mengintrogasi wanita yang dekat dengan anaknya. 

"Siapa nama kamu?" Pertanyaan Perwira membuat Natasha menunjuk dirinya. " Saya om?"

"Iya nama kamu!" Jawaban Perwira membuat Natasha mengulurkan tangan. 

"Nama saya Natasha Angelina Putri Laila muara Intan. Sebut saja nama saya Natasha atau bisa dibilang Tasya atau Sahsa."

Edwin menelan ludah setelah mendengar nama wanita yang dianggap Edwin wanita aneh. " Panjang amat ke jalan tol."

Natasha mendelik kesal, ia memperlihatkan bibir tipisnya yang tiba tiba memonyong. 

"Oh ya, Natasha, kamu sudah lama kenal dengan Edwin?"

Pertanyaan Perwira tiba tiba dikejutkan dengan kedatangan Winda, terlihat Lorenza sedikit mencium bau asem pada tubuh Winda. 

Edwin sengaja menjawab perkataan sang ayah, untuk membatalkan perjodohan antara dirinya dengan Winda. " Sudah dua tahun."

Natasha yang mendengar perkataan Edwin terkejut, ia menggerutu dalam hati, " Buset, berbohong ni orang. "

Edwin memperlihatkan kode mata agar Natasha menuruti perkataannya. 

Perwira tampak murka, dan berkata, " Pantas saja kalian sudah  bermain kuda kudaan di dalam mobil, jadi kalian sudah tidak kuat ingin menikah. "

Menepuk jidat, Edwin merasa geram dengan perkataan sang ayah yang mengulang ngulang hal yang tak dilakukannya sama sekali di dalam mobil. 

Sedangkan Natasha menjadi serba salah, karena posisinya yang berpura pura lugu. 

" Ya sudah, kalau begitu papah tanya sama kamu Edwin, kamu pilih Winda atau Natasha."

Tentu saja Winda menaruh harapan jika dirinya akan terpilih, karena Perwira sudah menjanjikan perjodohan ini. 

"Aku pilih Natasha, wanita yang sudah aku kenal dua tahun."

Winda nampak tak terima dengan perkataan Edwin calon suaminya," Om, tidak bisa begitu dong."

Perwira mengacak rambutnya dengan kasar, " Winda maafkan Om ya, karena pilihan Edwin pada Natasha. "

Winda yang kesal, mulai pergi dari hadapan keluarga Edwin, ia seakan dipermalukan saat itu. " Winda tunggu. "

Edwin memang tak menyukai Winda sama sekali, dimana ia mencegah sang ayah untuk tidak mengejar Winda. 

"Sudah Dad, biarkan saja."

"Tapi."

Lelaki tua itu mulai duduk di atas kursi, ia menatap ke arah Natasha dan juga Edwin.

"Jadi kapan kalian menikah?"

Edwin mengira jika sang ayah tidak akan mengatakan hal itu, padahal ia sengaja berbohong untuk membatalkan pernikahan dari perjodohan ayahnya.

Keduanya terkejut, apalagi Natasha, " Busett, deh om jangan bercanda saya .... "

Edwin mencubit lengan tangan Natasha, dimana wanita itu diam. " Kami sudah siap, kapanpun."

Natasha menoleh ke arah Edwin lalu menggerutu kesal hatinya, " bisa bisanya gue menikah dengan lelaki model ke gini, nggak ada keren kerennya. Pokonya sekarang gue harus nolak."

Setiap kali Natasha ingin angkat bicara, Edwin selalu mencegah, seakan Natasha dikendalikan olehnya.

"Baiklah, satu minggu lagi. Kita akan pergi ke rumah Natasha mengujungi kedua orang tuanya."

Mendengar Perwira berkata seperti itu, membuat Natasha membulatkan mulutnya, berkata pun seakan tertahan ia tiba tiba menjadi gugup dan tak bisa berkata kata.

Posisi Edwin saat ini hanya bisa, tersenyum lebar dan menangapi perkataan sang ayah.

Lorenza terlihat begitu bersemangat dimana ia berkata, " pokonya setelah kalian menikah, harus buru buru punya anak titik. "

Natasha seperti orang bodoh saat itu, ia kebingungan sendiri. " itukan kecepatan tante."

"Mm, masa sih, kalian kan sudah lihai bermain kuda kudaanya bukan?"

Deg .... Pertanyaan Lorenza membuat Natasha dan juga Edwin saling bertatapan satu sama lain.

Terpopuler

Comments

Lyeend

Lyeend

Hahahaha..padan muka kamu Natasha.terima ajalah

2023-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21 Salah
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75 Main bola
76 Bab 76 Teriakan Edwin
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 87
87 Bab 88
88 Bab 89
89 Bab 90
90 Bab 100
91 Bab 101
92 Bab 102
93 Bab 103
94 Bab 104
95 Bab 105
96 Bab 106
97 Bab 107
98 Bab 108
99 Bab 109
100 Keraguan hati.
101 Bab Rasa penasaran Perwira
102 Operasi di mulai
103 kejutan
104 Tak percaya.
105 Tangisan Perwira
106 Ingin mendengar Natasha berkata jujur.
107 Tersenyum
108 Terkejut
109 Menabrak.
110 Obrolan Perwira dan Edwin.
111 Lorenza kenapa?
112 Seperti mimpi.
113 Debat lagi.
114 Sarah benci suster
115 Ketakutan Suster Gina.
116 116
117 117
118 118
119 Merenungnya Edwin.
120 120
121 Bunga untuk sang istri.
122 Pulang ke rumah.
123 Natasha melahirkan
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21 Salah
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75 Main bola
76
Bab 76 Teriakan Edwin
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 87
87
Bab 88
88
Bab 89
89
Bab 90
90
Bab 100
91
Bab 101
92
Bab 102
93
Bab 103
94
Bab 104
95
Bab 105
96
Bab 106
97
Bab 107
98
Bab 108
99
Bab 109
100
Keraguan hati.
101
Bab Rasa penasaran Perwira
102
Operasi di mulai
103
kejutan
104
Tak percaya.
105
Tangisan Perwira
106
Ingin mendengar Natasha berkata jujur.
107
Tersenyum
108
Terkejut
109
Menabrak.
110
Obrolan Perwira dan Edwin.
111
Lorenza kenapa?
112
Seperti mimpi.
113
Debat lagi.
114
Sarah benci suster
115
Ketakutan Suster Gina.
116
116
117
117
118
118
119
Merenungnya Edwin.
120
120
121
Bunga untuk sang istri.
122
Pulang ke rumah.
123
Natasha melahirkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!