Bab 14

Edwin pulang dengan mengendari mobil bekecepatan tinggi, hatinya merasa tak karuan setelah melihat ayah Natasha yang terlihat tak menyukai dirinya sama sekali.

Suara ponsel terdengar bersuara, mengeluarkan nada getarannya, Edwin mulai menatap layar ponsel melihat siapa yang masuk," Halo, mom?"

"Halo, Edwin kamu kenapa nggak pulang!" jawab sang mommy terdengar kuatir

"Tadi malam, Edwin menginap di hotel setelah mengatarkan Natasha," ucap Edwin berbohong dihadapan sang mommy.

"Kamu ini gimana sih, sekarang kamu cepat pulang. Daddy masuk ke rumah sakit," balas sang mommy membuat Edwin terkejut.

"Kenapa dengan Daddy, kenapa bisa masuk rumah sakit," ucap Edwin nampak panik.

"Daddy kamu keracunan, " balas sang mommy, membuat Edwin mengerutkan dahinya, merasa heran dengan perkataan Lorenza.

"Keracunan, kok bisa. Mom, memang mommy kasih apa pada Daddy sampai keracunan?" tanya Edwin merasa cemas.

"Semalam itu, papah kamu minta susu. Kebetulan stok susu habis di dapur, mommy kasih saja susu mommy yang sudah lama tak terpakai ini, " balas sang mommy, membuat Edwin tertawa terbahak bahak.

"Kok kamu malah ketawa, Edwin memang lucu?" tanya sang mommy dengan rasa bimbangnya.

"Mama ada ada aja, jelas Daddy keracunan, susu yang mommy kasih udah basi!" jawab Edwin masih dengan nada tertawanya.

"Sembarangan kamu kalau ngomong," ketus sang mommy.

"Lah, memang benarkan. "

"Sudah, sudah. Cepat kamu pulang, Daddy kamu menunggu. "

"Iya mom. "

Hanya butuh tiga puluh menit sampai rumah sakit, Edwin dengan santainya mengendari mobil, ia terbayang akan senyuman Natasha.

"Ngapain coba aku mengigat gadis itu, lupakan Edwin. Dia hanya pacingan agar kedua orang tuamu tak menjodohkamu dengan Wina, cewek manja dan membosankan itu. "

Edwin bergumam dalam hati, ia tak ada niat untuk menghampiri Natasha kembali.

Setelah sampai di rumah sakit, Edwin mulai mencari ruangan Perwira, " Edwin."

Panggilan Lorenza membuat Edwin membalikkan badan. " Mommy. Dimana Daddy. "

"Ayo kita mommy. "

Mereka berjalan menuju ke ruangan Perwira, dimana sang Daddy tengah memegang perutnya yang mungkin masih terasa sakit.

"Dad, gimana keadaanya?"

Pertanyaan Edwin membuat, Perwira mendelik kesal, " kamu kemana saja, baru datang. Nggak kasihan sama Daddy?"

"Bukan begitu, Dad. Edwin tadi malam kejebak macet, sampai tak bisa pulang, oh ya ngomong ngomong Daddy kenapa?"

Lelaki tua itu menatap ke arah istrinya, lalu menjawab. " Daddy, minum susu mommymu. Daddy kira susu mommymu itu enak,"

Edwin memotong pembicaraan sang Daddy dengan tertawa terbahak bahak." Edwin, Daddy belum selesai ngomong."

"Oke, oke, coba lanjut. "

Perwira perlahan menceritakan lagi, karnologi kenapa ia sampai sakit perut.

" Daddy sedot tuh ujungnya, eh Daddy kira manis, ternyata asin, Daddy sedot lagi. Pas tahap air keluar, dari sana saking semangatnya. Daddy .... "

Lorenza kesal dengan cerita yang dilontarkan suaminya ia berucap, " sudah, sudah jangan cerita lagi, sebaiknya kamu istirahat. Jangan cerita yang aneh aneh. "

Sang dokter datang, mengagetkan keduanya, " permisi Pasien Perwira ada pengecekan kondisi. "

Lorenza melihat dokter itu kini bertanya?" Jadi suami saya itu, sakit perut apa ada penyakit lain. "

Edwin yang mendengar cerita Perwira, membuat ia menjawab, " Kayanya penyakit gizi buruk deh mah, kan kekurangan susu. "

Lorenza mendengar anaknya berkata seperti itu kini memukul pelan lalu berkata," sembarangan sekali kamu."

"Maafkan anak saya, dok. Anak saya memang begitu suka mengada ngada. "

Dokter yang menangani sang suami kini tersenyum, lalu menjawab perkataan Lorenza. " Suami ibu kerancunan makanan, jadi saya sudah memberikan obat untuk mengeluarkan racun itu. Dimana .... "

Edwin mendengar hal itu, langsung menimpal, " benarkan kataku, Daddy itu keracunan susu basi."

Sang dokter terkejut dengan perkataan Edwin.

"Susu basi. Maksudnya. "

Edwin mulai menjelaskan semuanya, dimana telapak tangan mulai membekam mulutnya.

"Mm. Mm. "

"Dokter jangan dengarkan perkataan anak saya, dia memang suka berbicara yang aneh aneh, jadi maaf ya dok. "

"Mm."

"Ya sudah. Kalau begitu. "

Dokter mulai pergi, dimana Lorenza melepaskan bekaman tangannya.

"Mommy, kenapa. "

Sang mommy, menutup mulut Edwin dengan jari tangannya, " Edwin, kamu ini ada ada aja. Kenapa malah berbicara seperti itu pada dokter?"

"Kan biar jelas!"

"Kamu ini ada ada aja. Sudah sebaiknya kamu jaga Daddy kamu ini. "

"Ya, mommy. "

Wanita tua itu pergi berlenggak lenggok meninggalkan Edwin, " Loh, mommy mau kemana lagi?"

"Mommy bosan ada di rumah sakit dari semalam, mommy mau pergi kesalon, mencukur hutan rimba ini," balas Lorenza membuat Edwin tak mengerti.

Perwira kini memukul pelan punggung anaknya, " masa kaya gitu aja kamu nggak tahu, main kudakudaan bisa. "

"Apa sih Dad, aku nggak mengerti."

"Ahk, sok polos kamu jadi anak. "

Lelaki tua itu mulai menutup kedua matanya, beristirahat karena semalam tak bisa tidur. Sedangkan Edwin duduk lalu menyandarkan punggungnya.

Janji yang seharusnya ia tempati, kini tak ia tempati, Edwin malah bersantai santai menjaga sang Daddy di rumah sakit.

"Heh, Edwin. Apa kamu sudah bertemu dengan orang tua Natasha?" tanya Perwira nampak penasaran dengan kelanjutan kisah asmara anaknya.

"Tidak tuh pah, Natasha tidak memperkenalkan Edwin dengan orang tuanya sama sekali!" jawab Edwin sengaja berbohong dihadapan sang papah, hanya karena ia tak mau menikah.

"Loh, kenapa bisa seperti itu, harusnya mereka menyetujui kamu, karena kalian sudah melakukannya lebih awal, " ucap Perwira berusaha menasehati anaknya.

"Sudah, sebaiknya Daddy itu istirahat, jangan memikirkan hal yang tidak tidak, " balas Edwin sengaja membuat Perwira tak menyukai Natasha dengan kebohongannya.

Perwira menurut, karena keadaanya yang drop, ia harus berusaha tetap tenang, takut jika pikirannyan terganggu, membuat ia tak bisa sembuh secepatnya.

*******

Lorenza berniat pergi kesebuah toko baju langganannya, ia berusaha mencari pakaian untuk pergi kepesta. Karena mendapatkan undangan dari sang sahabat, membuat ia diharuskan datang.

Lorenza memilih milih baju untuk sang suami, begitupun dengan anal semata wayangnya.

Ia tampak sengaja, bertemu dengan Sarah sang sahabat.

"Hey, Sarah, apa kabar?"

Sarah mendengar suara yang menyebut namanya, ia membalikkan badan, " Loh, kamu Lorenza apa kabar, aku kira siapa?"Pertanyaan Sarah sedikit terdengar kurang menyenangkan bagi Lorenza.

Dimanan Lorenza, wanita bermata sipit itu mejawab," Owh ya, kamu kok nggak ada perubahan, tetap awet muda ya, kaya pake pormalin gitu, atau pake cream abal abal, soalnya wajahmu golowing gitu kaya minyak goreng yang lagi dipanasin di kate!"

Sindiran pedas dari Lorenza membuat Sarah merasa sakit hati, ia kini menatap sinis ke arah sahabatnya yang dari dulu tak pernah akur ataupun dekat dengannya. " Wow. Terima kasih atas pujianya, aku lihat kamu tuh awet tua ya, kaya nenek nenek, cepat keriput, nggak menarik sama sekali saat laki laki memandang wajah kamu ini. Coba deh pake tepung biar dicetak kaya adonan. Rekomendasi banget buat menganti kulit kamu yang keriput itu. "

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21 Salah
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75 Main bola
76 Bab 76 Teriakan Edwin
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 87
87 Bab 88
88 Bab 89
89 Bab 90
90 Bab 100
91 Bab 101
92 Bab 102
93 Bab 103
94 Bab 104
95 Bab 105
96 Bab 106
97 Bab 107
98 Bab 108
99 Bab 109
100 Keraguan hati.
101 Bab Rasa penasaran Perwira
102 Operasi di mulai
103 kejutan
104 Tak percaya.
105 Tangisan Perwira
106 Ingin mendengar Natasha berkata jujur.
107 Tersenyum
108 Terkejut
109 Menabrak.
110 Obrolan Perwira dan Edwin.
111 Lorenza kenapa?
112 Seperti mimpi.
113 Debat lagi.
114 Sarah benci suster
115 Ketakutan Suster Gina.
116 116
117 117
118 118
119 Merenungnya Edwin.
120 120
121 Bunga untuk sang istri.
122 Pulang ke rumah.
123 Natasha melahirkan
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21 Salah
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75 Main bola
76
Bab 76 Teriakan Edwin
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 87
87
Bab 88
88
Bab 89
89
Bab 90
90
Bab 100
91
Bab 101
92
Bab 102
93
Bab 103
94
Bab 104
95
Bab 105
96
Bab 106
97
Bab 107
98
Bab 108
99
Bab 109
100
Keraguan hati.
101
Bab Rasa penasaran Perwira
102
Operasi di mulai
103
kejutan
104
Tak percaya.
105
Tangisan Perwira
106
Ingin mendengar Natasha berkata jujur.
107
Tersenyum
108
Terkejut
109
Menabrak.
110
Obrolan Perwira dan Edwin.
111
Lorenza kenapa?
112
Seperti mimpi.
113
Debat lagi.
114
Sarah benci suster
115
Ketakutan Suster Gina.
116
116
117
117
118
118
119
Merenungnya Edwin.
120
120
121
Bunga untuk sang istri.
122
Pulang ke rumah.
123
Natasha melahirkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!