Lalita sedikit kewalahan saat menangani rambut kusut Natasha, di mana rambut yang dimiliki Natasha sangatlah keras dan tak bisa diatur. " Sudah berapa lama kamu tidak keramas?" Pertanyaan Lalita membuat Natasha kini menjawab dengan wajah juteknya, " Baru satu bulan."
Lalita terkejut mendengar jawaban dari Natasha, dimana ia melirik kearah Sarah yang hanya mengangkat kedua bahunya, " Sudahlah Kalian tidak usah terkejut seperti itu, namanya penyanyi rock n roll dan juga bergaya metal, ya harus seperti ini. "
Wanita yang mempunyai salon itu kini menasehati anak Sarah secara perlahan, " tetap saja kalau kamu memang suka bergaya metal, kamu harus bisa mengurus dirimu dengan baik. Karena kebersihan itu nomor satu apalagi kecantikan."
Natasha benar-benar mengabaikan perkataan Lalita, dengan melipatkan kedua tangan terasa tak suka jika dinasehati seperti itu.
"Aku ganti warna rambut kamu ya?"
Natasha tentu terkejut, dengan perkataan Lalita, dimana ia berdiri dan berkata," Aku tidak mau jika rambutku harus dirubah."
Sarah berusaha merayu anak satu-satunya itu agar mau didandani menjadi wanita seutuhnya," Sayang, rambut kamu itu harus dirubah, biar terlihat sopan."
"Tapi ma, apa nanti kata teman teman, Natasha?"
"Nantikan bisa dirubah lagi!"
Pada akhirnya Natasha menurut, di mana ia mendengarkan perkataan sang mama, Lalita yang sudah gatal melihat rambut tak terurus itu, kini melayangkan aksinya.
Hanya mengurus rambut saja, butuh waktu 3 jam, belum lagi mengurus kuku-kuku panjang Natasha yang belum dipotong.
Apalagi dengan tempelan seperti tato pada tangan dan juga badan Natasha.
Sarah sudah menduga jika proses untuk merubah anaknya itu cukup lumayan memakan waktu, di mana Lalita hampir kebingungan sendiri, ketika melihat anting-anting pada telinga Natasha yang berjejeran.
"Atingku?"
Sarah mencoba menahan tangan anaknya," Sudahlah Natasha hanya beberapa pasang anting juga. Biar nanti Mama belikan yang lebih bagus dari itu."
Natasha menyunggingkan bibirnya lalu menjawab perkataan sang mama." Mama janjinya, awas kalau sampai bohong."
Tuttt …. Suara kentut Natasha begitu nyaring terdengar oleh para pelayan di salon Lalita.
"Natasha kamu kentut?"
Natasha hanya tersenyum, menikmati bau gas yang baru saja ia keluarkan.
" Ya habisnya Natasha nggak tahan lah!" Sarah kebingungan sendiri, harus dengan cara apa mendidik anak satu-satunya yang benar-benar bandel dan tidak bisa diurus itu.
Sarah segan-segan menjewer telinga Natasha dengan begitu keras, " ah sakit mah sakit. "
" Makanya kalau kentut itu jangan sembarangan."
" Yaelah hanya masalah perkara kentut juga sampai dibahas seperti itu, nih mah banyak orang-orang yang gak bisa kentut itu harus mengeluarkan uang jutaan untuk operasi. Biar mereka kentut, Mama itu harusnya menyadari jika kentut itu adalah sebuah anugerah yang diberikan Allah kepada kita, agar kita bisa mengeluarkan gas beracun dari tubuh kita ini."
" Apa yang kamu katakan itu benar, tapi tidak sampai segitunya Natasha, kamu benar-benar sudah keterlaluan sekali kamu ini wanita apa …."
Natasha menghentikan perkataan ibunya dengan berkata," lelaki jadi-jadian. Itu yang mau mama katakan?"
Mengepalkan kedua tangan tak mengerti dengan sifat anak nya_itu, " Natasha cepat kembali kamu, mau ke mana?"
" Aku mau pergi males ribut dengan mama!"
" Jika kamu sampai melangkahkan kakimu pergi dari salon ini, Mama pastikan kamu tidak akan mendapatkan uang jajan."
Orang mana yang tidak akan tertawa, mendengar kata-kata sang Ibunda yang memarahi anaknya seperti anak kecil.
Sifat metal dan sok jagoan Natasha, berubah menjadi cengeng.
"Yang benar saja, ma. "
"Ya sudah, makanya kamu menurut."
Kedua mata Natasha memerah, dia melirik ke arah orang-orang yang menertawakannya.
"Apa yang kalian lihat, hah. Mau apa?"
Mereka tampak menutup mulut mereka, tak berani menertawakan Natasha kembali.
Natasha, mulai ditangani oleh Lalita dengan penuh ketelitian, apalagi membahas tentang kebersihan. Natasha begitu jorok dan tak terurus, hingga tumpukan kutu bersarang di rambutnya. Beberapa kali, menggaruk kepalanya sendiri, kutu itu berterbangan hingga mengenai kedua buah yang menonjol.
"Kutu, kutu. "
Natasha berulah, Di mana para pelayan di salon Lalita tanpa ketakutan, begitupun dengan para pelanggan.
Hingga saatnya Natasha untuk kabur dari salon itu, Kebetulan sekali gaya rambut feminimnya sudah diatur dengan begitu rapi.
Natasha berhasil kabur dari salon langganan sang mama. Iya lari dan kabur, hingga dimana.
Tiddddd ….
Brakkk ….
Apa yang terjadi?
Natasha mulai bangun dari jalanan, di mana kepalanya terasa sangat pusing, iya memegang kedua kakinya, " Kakiku masih aman."
karena berlari hingga tak melihat ke arah jalanan, Natasha hampir saja tertabrak oleh mobil yang melaju ke arahnya.
Mengusap pelan dada dan berkata," ya ampun aku ternyata masih hidup. "
Natasha mencoba bangkit dari atas jalanan untuk segera pergi dari kejaran sang ibunda, begitupun penjaga salon, ia tak mau jika rambutnya harus dipermak menjadi rapi.
Sosok lelaki keluar, menghampiri Natasha yang tak sengaja ia tabrak, " Mbak, tidak kenapa kenapa kan?"
Natasha, kini menarik tangan lelaki yang hampir menabrak dirinya. Dimana mereka masuk secara bersamaan.
"Natasha, kemana kamu?"
Mendengar teriakan Sarah, membuat Natasha menyuruh lelaki itu untuk menjalankan mobilnya, " Cepat, nyalakan mobilnya."
"Tak mau. "
Natasha keluar, lalu menarik bahu lelaki itu agar menyingkir dari stir mobil, dimana ia mau menjalankan mobil. " Heh, apa yang kamu lakukan, gila kamu ya."
"Cepat masuk. "
Menyuruh lelaki itu untuk masuk, karena ia tahu jika keadaanya sedang darurat.
"Bod*h apa yang kamu lakukan."
Lelaki bernama Edwin, berusaha menarik tangan Natasha agar keluar dari mobilnya.
"Aduhh, tanganku sakit. "
Suara klakson mobil mengagetkan mereka. Berdua. " Heh, kalau mau cinta cintaan kaya film india sana, mainnya dikali, biar kecebur."
Edwin dan Natasha menatap ke arah lelaki yang mengatainnya, " malah begong, cepat menyingkir."
Sarah datang, tanganya mulai menjewer anak satu satunya," Natasha kenapa kamu bandel sekali?"
Lalita mengatur napas, merasakan rasa engap pada dadanya.
Natasha berusaha mencari ide agar Sarah tak memaksanya untuk berdandan, ia menarik kembali tangan Edwin untuk masuk ke dalam mobil.
"Natasha." Teriak Sarah, mengejar anaknya yang pergi.
Sedangkan Edwin menggerutu kesal pada Natasha
"Gila ya lu, "
"Udah cepat masuk. "
Natasha menyuruh Edwin untuk masuk ke dalam mobil, menancap_kan gas mobil, dimana sang ibu terus menggedor gedor kaca mobil anaknya.
"Turun kamu nak, kamu mau pergi ke mana?"
Natasha tak mempedulikan perkataan sang mama, ia melajukan mobil dengan kecepatan tinggi, dimana debu kenalpot mengenai wajah cantik Lalita.
"Hooh, hooh. "
"Natasha, kamu. "
Mengepalkan kedua tangan, bingung dengan tingkah anaknya yang semakin tak bisa di atur.
"Ya ampun Lalita, wajah kamu hitam kaya kebakar. "
Lalita memegang wajahnya lalu menangis histeris.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments