Bagian 11

Cahaya mentari menggantikan malam, seluruh penghuni rumah itu telah pun terbangun. Kecuali dia, masih mendengkur di dalam selimut setelah hampir semalaman tak tidur karena harus melayani keinginan sang tuan.

Sementara laki-laki yang menggagahinya semalam, telah berpindah tempat ke kamarnya sendiri.

"Kau tidur dengannya semalaman?" Pertanyaan sinis dari Eva ketika Caesar memasuki kamarnya. Wanita itu duduk sambil menumpuk kedua kaki di tepi ranjang, menatap tajam suaminya yang baru memasuki kamar.

"Bukankah kau berjanji hanya akan menabur benih dan bermalam denganku saja? Kenapa kau ingkar, Caesar? Apa kau tidak memiliki pendirian lagi?" Bertubi-tubi pertanyaan yang menyudutkan laki-laki itu terlontar dari bibirnya yang tipis.

Lingerie merah kesukaan Caesar pun ia kenakan demi menggoda pria itu. Sayang, Cempaka telah memuaskannya semalam. Ia tak berkeinginan melakukan permainan dengan wanita di tepi ranjang itu.

"Aku sudah menepati janjiku, tapi kau menghilang. Dengan alasan yang sama dan hanya lewat sebuah pesan kau memberitahuku. Hampir setiap malam, setiap aku terbangun kau selalu tidak ada di kamar ini. Ke mana kau semalam ketika aku kembali ke sini? Merawat sepupumu? Menemani ibumu? Perlukah setiap harinya? Perhatian sekali kau!" Caesar mencibir seraya menyambar handuk dan melilitkannya di pinggang.

Eva terhentak, dia pikir Caesar tidak keberatan dengan kepergiannya. Selama ini laki-laki itu selalu diam dan tak pernah peduli pada apa yang dia lakukan yang penting membuatnya bahagia. Eva beranjak mendekati laki-laki bertubuh tegap itu. Meraba dadanya yang tak tertutup kain dengan leluasa.

"Kenapa, sayang? Kenapa kau baru mempersalahkan ini sekarang? Bukankah selama ini kau membebaskan aku untuk melakukan apapun yang membuatku senang? Kenapa sekarang kau berubah?" Eva melabuhkan kepala di dada bidang Caesar.

Mengecup dan menyesap kulitnya memberikan sensasi yang selalu tak dapat ditolak laki-laki itu.

"Apa kau lupa, Eva. Jika aku tak dapat tidur sendirian? Aku butuh teman tidur, tapi kau seolah-olah lupa akan hal itu. Jangan salahkan aku bila kau pergi di malam hari aku akan bermalam di kamarnya," ancam Caesar tak mau kalah.

Eva mendongak, menatap sedih manik hitam berkilat di atasnya. Dia menggelengkan kepala, kedua mata indah itu berembun dan hampir menjatuhkan airnya.

"Tidak! Aku tak rela kau bermalam dengannya. Tabur saja benihmu dan kau harus tetap bermalam denganku. Aku tidak akan pergi lagi. Jangan lakukan itu padaku, sayang. Aku merasa sakit," mohon Eva kembali memeluk Caesar.

Dia yang begitu mencintai wanitanya, tak tega mendengar permohonan dari bibir itu. Tangan Caesar ikut melingkar hangat. Tersenyum bibir Eva merasa masih menguasai hati laki-laki itu.

"Aku tidak akan pernah melarangmu untuk menemui keluargamu, aku juga tidak pernah melarangmu untuk berkumpul bersama teman-temanmu. Yang aku inginkan kau selalu ada saat aku membutuhkanmu." Caesar mengeratkan pelukan, hangat terasa.

Eva mengangkat wajahnya, senyum kembali terukir di bibir tipis itu. Tanpa komando melahap bibir seksi Caesar dengan penuh sensasi. Menghanyutkan, memabukkan, membuat angan melayang-layang. Caesar membalasnya sembari menekan tengkuk Eva. Keadaan pun memanas, permainan dimulai lagi.

****

Eva tersenyum-senyum sendiri di atas ranjang, Caesar masih mencintainya meski sudah memiliki dua istri. Permainannya masih sama panas dan ganas, dan wanita itu amat menyukainya.

"Kau milikku, hanya milikku! Tak akan aku biarkan dia merebutmu dariku. Tidak akan pernah? Dia tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu berdua denganmu. Waktumu hanya milikku, hidupmu hanya untukku!" Eva tersenyum sinis, melirik kamar mandi di mana Caesar tengah membersihkan diri.

Dibiarkannya tubuh tanpa busana itu terpampang, dia tidak merasa malu sama sekali. Menatap pantulan dirinya di cermin, memuji, menyanjung keseksian yang dia miliki.

"Kau begitu seksi, Eva! Coba lihat dirimu, siapa yang tidak tergoda oleh pesonamu itu!" Senyum tajam kembali terulas, dia menyukai keseksiannya.

Eva merubah posisi menghadap kamar mandi saat pintu tersebut terbuka. Tersenyum menggoda Caesar sambil melakukan gerakan-gerakan menggoda.

"Jangan menggodaku, aku harus pergi ke kantor," ucap Caesar menahan dirinya agar tidak tergoda.

Eva duduk dan menumpuk kaki, memandang laki-laki yang berdiri di depan almari. Ia beranjak, memeluk tubuh Caesar yang hanya terbalut handuk saja di bagian bawah. Laki-laki itu meneguk ludah, saat kulit punggungnya bersentuhan dengan dua benda kenyal milik Eva.

"Bersihkan dirimu! Bukankah hari ini kau harus pergi bersama teman-temanmu? Aku akan mengantarmu," ucap Caesar ketika dahaga tak lagi dapat ditahannya.

Ia mengeraskan rahang, menggenggam kuat pakaian dalam di tangannya. Demi menahan rayuan yang sudah meluap-luap. Eva terkekeh, dia selalu suka saat tubuh Caesar menegang karena tergoda.

"Baiklah, aku akan membersihkan diriku dulu. Kau tunggu aku di meja makan, jangan pergi dulu," ucapnya melayangkan kecupan di punggung Caesar.

Laki-laki itu menghirup udara panjang dan mengembuskannya perlahan. Mengusir debar yang terus berpacu di dada. Mengenakan pakaian dengan cepat, seraya keluar dari kamar menuju ruang makan di lantai satu.

Namun, langkah Caesar terhenti begitu tiba di tangga, ia melirik kamar Cempaka teringin tahu apakah wanita itu sudah membuka matanya?

Langkah Caesar berbelok mendekati kamar yang semalam memuaskan keinginannya. Membuka pintu sedikit memastikan penghuninya. Ia tersenyum ketika melihat Cempaka masih berada dalam balutan selimut.

"Kau pasti sangat kelelahan. Aku tahu ini adalah pertama kalinya untukmu. Ke depannya kau pasti akan terbiasa," gumam Caesar seraya menutup pintu perlahan.

Langkahnya berlanjut ke lantai satu, dan menuju ruang makan. Sigap para pelayan berbaris menyambut kedatangan tuan mereka. Makanan telah terhidang dengan sempurna, tak ada sedikitpun yang kurang.

Tak perlu bertanya, mereka tahu kebiasaan tuan mereka. Akan makan bila sang istri telah duduk bersamanya.

"Antar makanan ini ke kamarnya, dia masih tertidur dan biarkan terbangun dengan sendirinya." Telunjuk Caesar terangkat, menggoyang-goyangkannya memanggil sang kepala asisten.

Yudi mendekat, membungkuk di dekat Caesar dan menerima perintah rahasia. Tubuh laki-laki itu menegang, sedikit melotot melihat Caesar. Laki-laki itu berdekhem menormalkan rasa malu yang tiba-tiba datang di hatinya.

Sang kepala asisten terhenyak, segera menegakkan tubuh dan menjauh dari sang tuan.

Beruntung sekali Anda, Tuan. Saat baru menikah dengan Nyonya, tidak ada perintah seperti ini. Aku malu sendiri rasanya. Astaga!

Wajah sang kepala asisten yang sedikit memucat juga tubuhnya yang menegang membuat kecurigaan di hati pelayan lain. Mereka bertanya-tanya apa yang terjadi?

Berselang, Eva turun dan mengernyit ketika tiba di ambang pintu ruang makan. Ia tak mendapati sosok Cempaka duduk di sana.

Apa gadis itu belum bangun?

Seketika langkahnya berbalik kembali menapaki anak tangga dan langsung menuju kamar Cempaka. Langkah terburu-buru Eva menandakan emosi yang memuncak. Tangannya dengan kasar membuka pintu kamar Cempaka, menggeram melihat tubuh itu masih terbalut selimut.

"Kurang ajar! Dia pikir dia siapa, hah?!"

Sret!

Suara tirai terbuka mengusik ketenangan tidur Cempaka. Cahaya yang menelusup masuk menyilaukan matanya. Ia melenguh, berbalik dan kembali menutupi tubuhnya yang polos dengan selimut.

Eva semakin menggeram, rahangnya mengeras dan kedua tangan terkepal kuat.

"Kau pikir, kau nyonya di rumah ini!" Suara bentakan yang tinggi melengking menyentak tidur Cempaka.

Ia terbangun, sembari menahan selimut di dadanya.

"Ma-maaf, Nyonya." Hanya itu, dengan kepala tertunduk.

"Kau jangan berlaku selayaknya seorang nyonya di rumah ini. Kau hanyalah seorang budak yang dibeli suamiku. Ingat itu!" hardik Eva menuding kepala Cempaka dengan cukup keras.

"I-iya, Nyonya."

Cempaka menghela napas setelah kepergian wanita kejam itu. Begitulah nasibnya kini, hamba sahaya, seorang budak belian.

Terpopuler

Comments

‼️n

‼️n

Maaf.....nyo....sy msh....capwk...

🤭☺️☺️☺️☺️☺️😉😉😉😉😉

2023-03-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bagian 14
15 Bagian 15
16 Bagian 16
17 Bagian 17
18 Bagian 18
19 Bagian 19
20 Bagian 20
21 Bagian 21
22 Bagian 22
23 Bagian 23
24 Bagian 24
25 Bagian 25
26 Bagian 26
27 Bagian 27
28 Bagian 28
29 Bagian 29
30 Bagian 30
31 Bagian 31
32 Bagian 32
33 Bagian 33
34 Bagian 34
35 Bagian 35
36 Bagian 36
37 Bagian 37
38 Bagian 38
39 Bagian 39
40 Bagian 40
41 Bagian 41
42 Bagian 42
43 Bagian 43
44 Bagian 44
45 Bagian 45
46 Bagian 46
47 Bagian 47
48 Bagian 48
49 Bagian 49
50 Bagian 50
51 Bagian 51
52 Bagian 52
53 Bagian 53
54 Bagian 54
55 Bagian 55
56 Bagian 56
57 Bagian 57
58 Bagian 58
59 Bagian 59
60 Bagian 60
61 Bagian 61
62 Bagian 62
63 Bagian 63
64 Bagian 64
65 Bagian 65
66 Bagian 66
67 Bagian 67
68 Bagian 68
69 Bagian 69
70 Bagian 70
71 Bagian 71
72 Bagian 72
73 Bagian 73
74 Bagian 74
75 Bagian 75
76 Bagian 76
77 Bagian 77
78 Bagian 78
79 Bagian 79
80 Bagian 80
81 Bagian 81
82 Bagian 82
83 Bagian 83
84 Bagian 84
85 Bagian 85
86 Bagian 86
87 Bagian 87
88 Bagian 88
89 Bagian 89
90 Bagian 90
91 Bagian 91
92 Bagian 92
93 Bagian 93
94 Bagian 94
95 Bagian 95
96 Bagian 96
97 Bagian 97
98 Bagian 98
99 Bagian 99
100 Bagian 100
101 Bagian 101
102 Bagian 102
103 Bagian 103
104 Bagian 104
105 Bagian 105
106 Bagian 106
107 Bagian 107
108 Bagian 108
109 Bagian 109
110 Bagian 110
111 Bagian 111
112 Bagian 112
113 Bagian 113
114 Bagian 114
115 Bagian 115
116 Bagian 116
117 Bagian 117
118 Bagian 118
119 Bagian 119
120 Bagian 120
121 Bagian 121
122 Bagian 122
123 Bagian 123
124 Bagian 124
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bagian 14
15
Bagian 15
16
Bagian 16
17
Bagian 17
18
Bagian 18
19
Bagian 19
20
Bagian 20
21
Bagian 21
22
Bagian 22
23
Bagian 23
24
Bagian 24
25
Bagian 25
26
Bagian 26
27
Bagian 27
28
Bagian 28
29
Bagian 29
30
Bagian 30
31
Bagian 31
32
Bagian 32
33
Bagian 33
34
Bagian 34
35
Bagian 35
36
Bagian 36
37
Bagian 37
38
Bagian 38
39
Bagian 39
40
Bagian 40
41
Bagian 41
42
Bagian 42
43
Bagian 43
44
Bagian 44
45
Bagian 45
46
Bagian 46
47
Bagian 47
48
Bagian 48
49
Bagian 49
50
Bagian 50
51
Bagian 51
52
Bagian 52
53
Bagian 53
54
Bagian 54
55
Bagian 55
56
Bagian 56
57
Bagian 57
58
Bagian 58
59
Bagian 59
60
Bagian 60
61
Bagian 61
62
Bagian 62
63
Bagian 63
64
Bagian 64
65
Bagian 65
66
Bagian 66
67
Bagian 67
68
Bagian 68
69
Bagian 69
70
Bagian 70
71
Bagian 71
72
Bagian 72
73
Bagian 73
74
Bagian 74
75
Bagian 75
76
Bagian 76
77
Bagian 77
78
Bagian 78
79
Bagian 79
80
Bagian 80
81
Bagian 81
82
Bagian 82
83
Bagian 83
84
Bagian 84
85
Bagian 85
86
Bagian 86
87
Bagian 87
88
Bagian 88
89
Bagian 89
90
Bagian 90
91
Bagian 91
92
Bagian 92
93
Bagian 93
94
Bagian 94
95
Bagian 95
96
Bagian 96
97
Bagian 97
98
Bagian 98
99
Bagian 99
100
Bagian 100
101
Bagian 101
102
Bagian 102
103
Bagian 103
104
Bagian 104
105
Bagian 105
106
Bagian 106
107
Bagian 107
108
Bagian 108
109
Bagian 109
110
Bagian 110
111
Bagian 111
112
Bagian 112
113
Bagian 113
114
Bagian 114
115
Bagian 115
116
Bagian 116
117
Bagian 117
118
Bagian 118
119
Bagian 119
120
Bagian 120
121
Bagian 121
122
Bagian 122
123
Bagian 123
124
Bagian 124

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!