Bagian 14

Di dalam sebuah cafe, sekelompok wanita kaya asik berbincang sambil memamerkan apa yang mereka miliki. Harta benda, kendaraan, suami, bahkan masalah ranjang sekalipun. Tertawa terbahak, tanpa tahu malu.

"Aku memang diberikan fasilitas mewah oleh suamiku, tapi ... dia payah sekali dalam masalah ranjang," ucap salah satu dari mereka.

Eva tertegun, melirik tajam ke arah pembicara tersebut sambil menyeruput teh hijaunya.

"Kau pasti membutuhkan seseorang yang bisa memuaskanmu. Aku betul, bukan?" Tertawalah mereka.

Tak ada yang ditutup-tutupi kecuali masalah anak dan ketidakmampuan Eva memilikinya. Dia menunggu Cempaka hamil.

"Eva, pernikahanmu sudah lebih dari enam tahun, bukan? Kapan kalian memutuskan akan memiliki anak? Ayolah, kami ingin berkunjung ke rumahmu yang besar itu dalam pesta penyambutan si jabang bayi."

Yang lain mengangguk setuju, Eva selalu mengatakan dirinya dan Caesar menunda memiliki anak karena satu hal. Ia tersenyum canggung, entah seperti apa harus menjawab.

"Yah, kami sedang melakukan program sekarang. Doanya saja semoga aku bisa cepat mengandung. Aku juga ingin memiliki anak seperti kalian," ujar Eva berbohong.

Mereka saling berpelukan, menguatkan selayaknya sahabat tanpa kedok. Dilanjutkan makan-makan, juga berkaraoke ria seolah-olah tak ada beban pikiran yang mengganggu.

Sementara di kantor, Caesar kembali sibuk berkutat dengan pekerjaannya. Menandatangani dokumen setelah diperiksa sang asisten. Dia membuka ponsel, tersenyum ketika melihat kontak nama Cempaka di sana.

Ada apa dengan hatiku? Kenapa setiap kali mengingatnya, aku selalu ingin tersenyum.

Caesar menjatuhkan punggung pada sandaran, menatapi ponsel di tangan membayangkan apa saja yang terjadi di antara mereka. Bukan Eva, tapi Cempaka. Gadis yang dia nikahi secara paksa.

Pintu diketuk, kemudian terbuka, dan seorang sekretaris berpakaian seksi melangkah sambil menggoda Caesar.

"Tuan! Anda harus memeriksa ini juga," ucapnya dengan suara yang dibuat seksi.

Caesar memindai dari atas kepala hingga kaki wanita itu. Membayangkan bila dia adalah Cempaka. Namun, senyum itu surut, ketika tiba di wajahnya yang tidak alami.

"Aku tidak suka penampilanmu. Mulai besok kantor tidak memperbolehkan karyawan berpakaian seksi sepertimu!" titah Caesar seraya mengibaskan tangan mengusir wanita itu.

Ada banyak karyawan wanita yang kerap menggodanya, mereka bahkan selalu siap untuk diajak naik ke atas ranjangnya kapanpun laki-laki itu membutuhkan. Sayang, Caesar tak pernah tergoda, tapi juga tidak melarang cara berpakaian mereka.

Wanita itu mendengus, berbalik dengan kesal. Caesar terpikir memberikan hadiah untuk Cempaka. Sebuah lingerie seksi berwarna merah. Dia mulai menjelajah di toko online, mencari-cari pakaian yang dia inginkan. Senyum di bibir itu terbit saat menemukannya.

"Katakan padanya, nanti malam dia harus memakai itu," perintah Caesar pada Yudi melalui sambungan telepon.

"Tuan!" Arjuna mengetuk pintu, kemudian membukanya. Memberitahu Caesar jadwal pertemuan dengan seorang klien.

Laki-laki itu bangkit, keluar bersama sang asisten.

"Juna, buatlah aturan dengan jelas. Mulai hari ini tak ada lagi karyawan yang memakai pakaian seksi di dalam kantor. Tidak terkecuali!" ucap Caesar dengan tegas.

Juna sedikit tercenung, tapi mengangguk setuju pada akhirnya.

"Baik, Tuan!"

****

"Apa maksud tuan? Kenapa tiba-tiba memerintah seperti itu?" gumam Yudi setelah Caesar menutup telponnya.

Ia berjalan ke teras, menunggu apa yang akan datang. Berselang, seorang kurir tiba membawakan paket pesanan Caesar. Yudi menerima, menandantangani penerimaan, dan membawanya ke kamar Cempaka.

Gadis itu tengah asik mempelajari ponsel barunya, tersenyum-senyum sendiri. Kemudian mengernyit ketika sebuah pesan masuk ke ponselnya.

Kenakan itu malam nanti.

Sebuah pesan dari nomor asing. Cempaka melihat gambar si pengirim, hanya sebuah gambar pemandangan alam yang indah. Sebuah pegunungan yang sejuk, yang Cempaka tidak mengenalinya.

Tok-tok-tok!

"Nona, Anda menerima pesan dari tuan." Suara Yudi menguar, Cempaka yang penasaran beranjak membuka pintu.

"Apa ini?" tanya Cempaka sambil menerima sebuah bingkisan kecil.

"Saya tidak ada keberanian mencari tahu isinya, Nona. Silahkan Anda buka sendiri, saya permisi." Yudi menarik tuas pintu menutupnya.

Cempaka memutar bingkisan tersebut, menilik setiap sisinya. Menduga apa isi di dalamnya.

"Apa ini yang dimaksud si pengirim pesan tadi, tapi apa isinya?" Cempaka membuka cepat dan seketika napasnya tertahan saat melihat sebuah lingerie yang transparan.

"Astaga! Pakaian apa ini? Apa aku harus mengenakan ini? Tidak! Aku akan masuk angin jika tidur dengan pakaian seperti ini," lirih Cempaka sambil meringis ngeri.

Ia menyambar ponsel, mengetik pesan balasan untuk si pengirim pesan tadi.

Maaf. Apa ini tuan Caesar? Apa aku harus mengenakan pakaian yang Anda kirimkan, Tuan?

Pesan tersebut diketik Cempaka dengan tangan bergetar. Menggigit bibir menunggu balasan. Bukan pesan balasan, tapi sebuah panggilan masuk dari nomor tersebut.

"Ya, Tuan!" sambut Cempaka setelah telepon tersambung.

Jantung Caesar tiba-tiba berdegup mendengar suara gadis itu. Apa yang terjadi padanya? Kenapa Cempaka berbeda dengan Eva?

"Kau sudah menerimanya?" tanya Caesar dingin.

"Ya, Tuan. Apa aku harus mengenakan itu? Sepertinya Anda salah memberikan hadiah. Bukankah Nyonya yang selalu berpakaian seperti itu?" tanya Cempaka berdebar jantungnya menunggu jawaban.

Yah, dia sering melihat Eva mengenakan pakaian itu tanpa malu meski di hadapan para pelayan laki-laki walaupun dilapisi blazer.

"Yah. Kenakan itu malam nanti, aku akan berkunjung ke kamarmu." Caesar menutup sambungan, tak kuasa menahan degup jantung karena mendengar suara Cempaka. Ia berdekhem, menormalkan perasaannya.

"Eh? Tuan! Tuan!" Cempaka memanggil-manggil Caesar, tapi sayang sambungan sudah dimatikan.

"Kenapa semaunya, sih. Hmm!" Ia membanting tangan di kasur, kesal melihat pakaian yang kekurangan bahan tersebut. Cempaka menjatuhkan diri, mulai menyimpan kontak Caesar dan mencari-cari gelar yang pas untuknya.

Sementara di persembunyian, Baron berjalan mondar-mandir gelisah. Uang yang dia dapatkan dari Eva hasil penjualan Cempaka, sudah mulai menipis. Tak ada apapun yang dapat dia lakukan, posternya terpampang di segala penjuru kota.

"Argh! Sial! Aku harus bagaimana? Aku ingin menemui Cempaka, tapi polisi ada di mana-mana. Apa yang harus aku lakukan!" Dia merutuki diri sendiri, mengancam dengan geram tindakan Cempaka yang melaporkannya pada pihak berwajib.

Jika saja malam itu dia tidak melarikan diri, sudah pasti saat ini mendekam di dalam penjara. Ada niatan membunuh Cempaka saat malam itu, tapi mengingat uang yang dijanjikan Caesar juga Eva, dia tidak melakukannya.

"Aku harus mencari cara agar bisa bertemu dengan Cempaka. Dia harus memberiku uang yang banyak." Baron mencari-cari jalan mana yang aman untuk dia lewati sehingga pihak berwajib tidak akan menemukannya.

Dia membanting diri di sebuah kursi kayu, berpikir dalam-dalam.

Brak!

Pintu rumah terbuka dengan sengit, Baron sudah terbiasa dengan hal itu.

"Lakukan sesuatu, uang darimu sudah menipis. Kau bilang anak gadismu itu menikah dengan orang kaya, tapi kenapa masih kesulitan meminta uang padanya? Datangi rumahnya dan minta uang yang banyak. Aku tidak mau tahu!" sentak seorang wanita paruh baya dengan tegas kepada Baron.

Dia Heni, istri kedua Baron, ibu tiri Cempaka.

Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bagian 14
15 Bagian 15
16 Bagian 16
17 Bagian 17
18 Bagian 18
19 Bagian 19
20 Bagian 20
21 Bagian 21
22 Bagian 22
23 Bagian 23
24 Bagian 24
25 Bagian 25
26 Bagian 26
27 Bagian 27
28 Bagian 28
29 Bagian 29
30 Bagian 30
31 Bagian 31
32 Bagian 32
33 Bagian 33
34 Bagian 34
35 Bagian 35
36 Bagian 36
37 Bagian 37
38 Bagian 38
39 Bagian 39
40 Bagian 40
41 Bagian 41
42 Bagian 42
43 Bagian 43
44 Bagian 44
45 Bagian 45
46 Bagian 46
47 Bagian 47
48 Bagian 48
49 Bagian 49
50 Bagian 50
51 Bagian 51
52 Bagian 52
53 Bagian 53
54 Bagian 54
55 Bagian 55
56 Bagian 56
57 Bagian 57
58 Bagian 58
59 Bagian 59
60 Bagian 60
61 Bagian 61
62 Bagian 62
63 Bagian 63
64 Bagian 64
65 Bagian 65
66 Bagian 66
67 Bagian 67
68 Bagian 68
69 Bagian 69
70 Bagian 70
71 Bagian 71
72 Bagian 72
73 Bagian 73
74 Bagian 74
75 Bagian 75
76 Bagian 76
77 Bagian 77
78 Bagian 78
79 Bagian 79
80 Bagian 80
81 Bagian 81
82 Bagian 82
83 Bagian 83
84 Bagian 84
85 Bagian 85
86 Bagian 86
87 Bagian 87
88 Bagian 88
89 Bagian 89
90 Bagian 90
91 Bagian 91
92 Bagian 92
93 Bagian 93
94 Bagian 94
95 Bagian 95
96 Bagian 96
97 Bagian 97
98 Bagian 98
99 Bagian 99
100 Bagian 100
101 Bagian 101
102 Bagian 102
103 Bagian 103
104 Bagian 104
105 Bagian 105
106 Bagian 106
107 Bagian 107
108 Bagian 108
109 Bagian 109
110 Bagian 110
111 Bagian 111
112 Bagian 112
113 Bagian 113
114 Bagian 114
115 Bagian 115
116 Bagian 116
117 Bagian 117
118 Bagian 118
119 Bagian 119
120 Bagian 120
121 Bagian 121
122 Bagian 122
123 Bagian 123
124 Bagian 124
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bagian 14
15
Bagian 15
16
Bagian 16
17
Bagian 17
18
Bagian 18
19
Bagian 19
20
Bagian 20
21
Bagian 21
22
Bagian 22
23
Bagian 23
24
Bagian 24
25
Bagian 25
26
Bagian 26
27
Bagian 27
28
Bagian 28
29
Bagian 29
30
Bagian 30
31
Bagian 31
32
Bagian 32
33
Bagian 33
34
Bagian 34
35
Bagian 35
36
Bagian 36
37
Bagian 37
38
Bagian 38
39
Bagian 39
40
Bagian 40
41
Bagian 41
42
Bagian 42
43
Bagian 43
44
Bagian 44
45
Bagian 45
46
Bagian 46
47
Bagian 47
48
Bagian 48
49
Bagian 49
50
Bagian 50
51
Bagian 51
52
Bagian 52
53
Bagian 53
54
Bagian 54
55
Bagian 55
56
Bagian 56
57
Bagian 57
58
Bagian 58
59
Bagian 59
60
Bagian 60
61
Bagian 61
62
Bagian 62
63
Bagian 63
64
Bagian 64
65
Bagian 65
66
Bagian 66
67
Bagian 67
68
Bagian 68
69
Bagian 69
70
Bagian 70
71
Bagian 71
72
Bagian 72
73
Bagian 73
74
Bagian 74
75
Bagian 75
76
Bagian 76
77
Bagian 77
78
Bagian 78
79
Bagian 79
80
Bagian 80
81
Bagian 81
82
Bagian 82
83
Bagian 83
84
Bagian 84
85
Bagian 85
86
Bagian 86
87
Bagian 87
88
Bagian 88
89
Bagian 89
90
Bagian 90
91
Bagian 91
92
Bagian 92
93
Bagian 93
94
Bagian 94
95
Bagian 95
96
Bagian 96
97
Bagian 97
98
Bagian 98
99
Bagian 99
100
Bagian 100
101
Bagian 101
102
Bagian 102
103
Bagian 103
104
Bagian 104
105
Bagian 105
106
Bagian 106
107
Bagian 107
108
Bagian 108
109
Bagian 109
110
Bagian 110
111
Bagian 111
112
Bagian 112
113
Bagian 113
114
Bagian 114
115
Bagian 115
116
Bagian 116
117
Bagian 117
118
Bagian 118
119
Bagian 119
120
Bagian 120
121
Bagian 121
122
Bagian 122
123
Bagian 123
124
Bagian 124

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!