Bagian 4

"Pergilah!"

Untuk pertama kalinya suara dingin dan ketus itu menyambar telinga Cempaka. Ia mendongak cepat, kedua matanya berbinar, bahkan ada senyum tipis tersemat di bibir berpoles lipstik merah muda itu.

Dia, Caesar Arya Pratama, seorang laki-laki berusia tiga puluh dua tahun. Keturunan orang nomor satu di kota mereka.

Cempaka kira laki-laki itu memintanya untuk pergi, tak menginginkannya ... barangkali. Atau membatalkan kontrak yang telah dibuat oleh wanita di sampingnya.

Mata setajam elang itu berpusat pada wajah Cempaka yang berseri. Tampak manis dan natural. Tak dibuat-buat seperti wanita kebanyakan. Sederhana, apa adanya.

"Kenapa kau tersenyum?" Pertanyaan menohok itu membuat jantung Cempaka berdegup.

Baron melirik, seketika saja rahangnya mengeras menahan kesal yang meluap dalam hati. Senyum di bibir gadis itu raib seketika berganti awan kelabu yang membuat hatinya memanas pun dengan kedua matanya. Ia menunduk sembari mengepal udara kuat-kuat.

"Apa kau tidak mendengar perintahku? Pergi!" Lirikan tajam itu beralih pada sosok Baron yang tengah memandangi Cempaka.

Laki-laki pemalas itu gelagapan saat menyadari bahwa dialah yang diminta pergi dari ruangan itu.

"I-iya, Tuan!" ucapnya mengangguk-angguk.

Cempaka kembali mendongak, kali ini mata indah itu mengiba pada Baron untuk tidak meninggalkannya. Samar kepalanya menggeleng, memelas pada laki-laki itu.

Namun, siapa peduli? Baron tetap beranjak dari sofa, melenggang pergi dengan perasaan yang puas. Cempaka kembali menunduk, percuma mengiba padanya karena tak akan diacuhkan. Kini, ia hanya bisa pasrah pada garis takdir yang akan dilaluinya.

"Jika kau ingin menjadi istriku, maka perbaiki penampilanmu. Aku tidak suka kau mengenakan pakaian itu," ucap Caesar dengan tegas.

Cempaka hanya bisa menganggukkan kepala tanpa dapat membantah. Dia sudah dijual oleh ayahnya sendiri, dan laki-laki kaya di depan mata itu yang telah membelinya dengan mahal. Setidaknya seperti itu yang dikatakan Baron.

"Siapa yang memintamu mengenakan pakaian itu? Apa laki-laki tadi?" ketusnya lagi semakin membuat Cempaka bergetar. Lagi-lagi kepala gadis itu mengangguk, menjawab pertanyaan bernada dingin dari Caesar.

Laki-laki itu terdiam, tidak terlalu peduli pada gadis di depannya. Satu yang dia inginkan dari Cempaka adalah seorang anak.

"Belajarlah dari istriku, bagaimana menjadi istri seorang Caesar. Kau sudah tahu apa tugasmu, bukan?" Caesar menatap lekat-lekat sosok tertunduk di hadapannya.

Ada alasan mengapa Caesar setuju menikah lagi dengan perempuan pilihan sang istri. Melihat Cempaka yang memiliki kulit tak terawat, kusam dan kering. Berbanding terbalik dengan wanita di sampingnya yang memiliki kulit serta tubuh terawat. Itulah yang diinginkan Eva, istri pertama Caesar.

Cempaka menganggukkan kepala lagi, berharap semoga tak ada derita yang akan dialaminya selama pernikahan kontrak itu mereka jalani. Caesar bangkit, diikuti wanita seksi yang terus bergelayut di lengannya.

"Ikut aku sekarang juga!" Perintah itu menjadi akhir dari pertemuan mereka di ruangan tersebut. Keduanya berjalan keluar tanpa menunggu Cempaka.

Ia mendongak cepat, menatap punggung kedua orang yang terus menjauh. Helaan nafasnya terdengar berat dan panjang.

Cempaka mendesah, terus berdiri dan melangkah gontai mengikuti jejak kedua orang yang meninggalkannya. Keduanya masuk ke dalam mobil mewah yang terparkir di area khusus. Cempaka menyelipkan rambut ke belakang telinga, melangkah dengan kepala tertunduk.

Pintu belakang itu terbuka menunggu dirinya untuk masuk. Cempaka terlonjak ketika tangan Caesar terjulur keluar sambil memegangi jas.

"Gunakan ini untuk menutupi tubuhmu!" titahnya ketus.

Bergetar tangan Cempaka ketika menerima benda tersebut. Caesar segera menarik tangannya ke dalam, menutup kaca mobil tanpa ingin melirik pada gadis itu. Cempaka membalut tubuhnya sebelum memasuki mobil. Duduk sambil terus menjaga jarak dengan istri pertama sang calon suami.

Ia mendekap erat tubuhnya yang terbalut jas Caesar. Dari serat kain tersebut menguar sebuah aroma yang maskulin menusuk hidung Cempaka, tapi sekaligus menenangkan. Gadis itu menjatuhkan kepala pada pintu mobil, menatap bangunan yang berjajar di sepanjang jalan.

Sementara Eva, sibuk tertawa kecil dan sesekali tersenyum dengan ponsel di tangan. Tanpa memperhatikan Caesar yang diam-diam melirik Cempaka dari spion. Debar jantung terasa lain, sebuah rasa hadir yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Mobil menepi di depan sebuah gedung, di sanalah mereka akan melangsungkan pernikahan secara rahasia. Semuanya diatur oleh Eva, dan disetujui oleh Caesar. Tak ada saksi dari kedua belah pihak keluarga selain petugas dan supir pribadi yang merangkap sebagai asisten Caesar.

****

"Kau sudah menjadi istriku, tapi tidak di depan banyak orang. Berlaku selayaknya orang asing ketika di depan semua orang bahkan keluargaku. Karena istri sahku hanya Eva seorang," ingat Caesar yang hanya diangguki kepala oleh Cempaka.

Laki-laki itu bahkan tidak bertanya siapa namanya, hanya membaca sebuah tulisan yang diberikan oleh sang istri. Cempaka terus menunduk, hatinya perih serasa diremas. Dalam diam, dia berharap akan ada seseorang yang dapat menebusnya. Membebaskannya dari belenggu pernikahan itu.

Di antara mereka, sepasang mata menatap iba pada gadis itu. Tangannya mengepal mendengar aturan yang dibuat Caesar untuk menekan Cempaka. Laki-laki angkuh itu berjalan sambil bergandengan tangan dengan istrinya.

"Silahkan, Nyonya!" ucap asisten Caesar mempersilahkan Cempaka untuk menyusul keduanya.

Kali ini, mereka duduk di belakang dan Cempaka di samping kemudi. Suara tawa cekikikan, saling memuji dan saling merayu, bahkan suara saling mencecap pun amat mengganggu pikiran Cempaka. Namun, gadis itu mengalihkannya dengan menatap hamparan gedung di pinggir jalan.

Inilah nasibku. Menjadi istri kontrak dari laki-laki kejam tak berperasaan. Mengapa takdirku begini, Tuhan? Permainan seperti apa yang harus aku jalani untuk dapat melewati semuanya.

Cempaka menghela napas, rasa lelah yang mendera tubuh membawanya hanyut dalam rasa kantuk yang berat. Cempaka memejamkan mata, niat hati hanya tak ingin mempedulikan suara-suara yang berasal dari kursi belakang. Namun, nyatanya, dia memang tertidur.

"Nyonya! Kita sudah sampai." Arjun, sang asisten membangunkan Cempaka dari tidurnya setelah mendapat perintah dari sang tuan.

Gadis itu melenguh, bergerak pelan menjauhi kaca pintu. Matanya menyipit menyesuaikan dengan sinar matahari yang begitu menyengat. Cempaka membelalak melihat bangunan megah yang layak disebut sebagai istana. Diam-diam Arjun tersenyum, teringat pada seseorang yang tempo hari pernah menolongnya.

"Apa aku akan tinggal di sini?" tanyanya tak percaya.

"Iya, Nyonya. Di sini Anda akan tinggal, tapi saya mohon maaf ... mungkin istana itu tak akan semanis kelihatannya. Saya diberitahu, jika di hadapan keluarga mereka maka Anda harus berpura-pura menjadi istri saya." Arjun memberitahunya dengan hati-hati.

Pupil Cempaka melebar mendengar itu, kejam sekali, tapi dia bisa apa? Hanya bisa mendesah demi mengurangi beban yang bertumpuk di pundaknya.

"Tidak apa-apa. Aku sadar betul siapa aku?" Cempaka mendongak, tersenyum pada laki-laki di depannya.

Degup jantung Arjun berpacu tak seperti biasanya. Dialah gadis itu, gadis yang dicarinya.

"Aku Cempaka. Panggil saja begitu ketika kita hanya berdua. Mau jadi temanku?" Cempaka menjulurkan tangan, senyumnya tersemat manis dan apa adanya.

"Arjuna. Kau bisa memanggilku Juna atau Arjun." Ia membalas jabat tangan Cempaka, mencoba menekan rasa di hatinya.

"Untuk dapat berakting dengan baik, kita hanya harus berteman, bukan? Aku harap kau tidak keberatan saat aku mencari bahu untuk bersandar," pinta Cempaka seraya melepas jabat tangan mereka.

Arjun hanya tersenyum, tak akan pernah ia menolak. Tidak akan!

.

Terpopuler

Comments

Mak e Tongblung

Mak e Tongblung

∂ι αρσтєк уα?

2023-04-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bagian 14
15 Bagian 15
16 Bagian 16
17 Bagian 17
18 Bagian 18
19 Bagian 19
20 Bagian 20
21 Bagian 21
22 Bagian 22
23 Bagian 23
24 Bagian 24
25 Bagian 25
26 Bagian 26
27 Bagian 27
28 Bagian 28
29 Bagian 29
30 Bagian 30
31 Bagian 31
32 Bagian 32
33 Bagian 33
34 Bagian 34
35 Bagian 35
36 Bagian 36
37 Bagian 37
38 Bagian 38
39 Bagian 39
40 Bagian 40
41 Bagian 41
42 Bagian 42
43 Bagian 43
44 Bagian 44
45 Bagian 45
46 Bagian 46
47 Bagian 47
48 Bagian 48
49 Bagian 49
50 Bagian 50
51 Bagian 51
52 Bagian 52
53 Bagian 53
54 Bagian 54
55 Bagian 55
56 Bagian 56
57 Bagian 57
58 Bagian 58
59 Bagian 59
60 Bagian 60
61 Bagian 61
62 Bagian 62
63 Bagian 63
64 Bagian 64
65 Bagian 65
66 Bagian 66
67 Bagian 67
68 Bagian 68
69 Bagian 69
70 Bagian 70
71 Bagian 71
72 Bagian 72
73 Bagian 73
74 Bagian 74
75 Bagian 75
76 Bagian 76
77 Bagian 77
78 Bagian 78
79 Bagian 79
80 Bagian 80
81 Bagian 81
82 Bagian 82
83 Bagian 83
84 Bagian 84
85 Bagian 85
86 Bagian 86
87 Bagian 87
88 Bagian 88
89 Bagian 89
90 Bagian 90
91 Bagian 91
92 Bagian 92
93 Bagian 93
94 Bagian 94
95 Bagian 95
96 Bagian 96
97 Bagian 97
98 Bagian 98
99 Bagian 99
100 Bagian 100
101 Bagian 101
102 Bagian 102
103 Bagian 103
104 Bagian 104
105 Bagian 105
106 Bagian 106
107 Bagian 107
108 Bagian 108
109 Bagian 109
110 Bagian 110
111 Bagian 111
112 Bagian 112
113 Bagian 113
114 Bagian 114
115 Bagian 115
116 Bagian 116
117 Bagian 117
118 Bagian 118
119 Bagian 119
120 Bagian 120
121 Bagian 121
122 Bagian 122
123 Bagian 123
124 Bagian 124
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bagian 14
15
Bagian 15
16
Bagian 16
17
Bagian 17
18
Bagian 18
19
Bagian 19
20
Bagian 20
21
Bagian 21
22
Bagian 22
23
Bagian 23
24
Bagian 24
25
Bagian 25
26
Bagian 26
27
Bagian 27
28
Bagian 28
29
Bagian 29
30
Bagian 30
31
Bagian 31
32
Bagian 32
33
Bagian 33
34
Bagian 34
35
Bagian 35
36
Bagian 36
37
Bagian 37
38
Bagian 38
39
Bagian 39
40
Bagian 40
41
Bagian 41
42
Bagian 42
43
Bagian 43
44
Bagian 44
45
Bagian 45
46
Bagian 46
47
Bagian 47
48
Bagian 48
49
Bagian 49
50
Bagian 50
51
Bagian 51
52
Bagian 52
53
Bagian 53
54
Bagian 54
55
Bagian 55
56
Bagian 56
57
Bagian 57
58
Bagian 58
59
Bagian 59
60
Bagian 60
61
Bagian 61
62
Bagian 62
63
Bagian 63
64
Bagian 64
65
Bagian 65
66
Bagian 66
67
Bagian 67
68
Bagian 68
69
Bagian 69
70
Bagian 70
71
Bagian 71
72
Bagian 72
73
Bagian 73
74
Bagian 74
75
Bagian 75
76
Bagian 76
77
Bagian 77
78
Bagian 78
79
Bagian 79
80
Bagian 80
81
Bagian 81
82
Bagian 82
83
Bagian 83
84
Bagian 84
85
Bagian 85
86
Bagian 86
87
Bagian 87
88
Bagian 88
89
Bagian 89
90
Bagian 90
91
Bagian 91
92
Bagian 92
93
Bagian 93
94
Bagian 94
95
Bagian 95
96
Bagian 96
97
Bagian 97
98
Bagian 98
99
Bagian 99
100
Bagian 100
101
Bagian 101
102
Bagian 102
103
Bagian 103
104
Bagian 104
105
Bagian 105
106
Bagian 106
107
Bagian 107
108
Bagian 108
109
Bagian 109
110
Bagian 110
111
Bagian 111
112
Bagian 112
113
Bagian 113
114
Bagian 114
115
Bagian 115
116
Bagian 116
117
Bagian 117
118
Bagian 118
119
Bagian 119
120
Bagian 120
121
Bagian 121
122
Bagian 122
123
Bagian 123
124
Bagian 124

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!