Bagian 5

Tak peduli aturan, tak peduli kontrak, tak peduli tugas sebagai istri. Jika bisa, Cempaka hanya ingin menjadi dirinya sendiri yang bebas. Seperti burung yang mengepakkan sayapnya lebar-lebar, membentang di cakrawala.

Namun, kontrak jual-beli yang ditandatangani Baron juga dirinya beberapa saat lalu, meruntuhkan semua keinginan itu. Melemahkan tekad yang tumbuh dalam hati. Kini, hanya ada Cempaka yang harus menjalani pernikahan kontrak itu.

Mengandung seorang anak dan melahirkannya, tapi bukan untuk diri sendiri. Melainkan untuk seseorang yang telah rela membayar mahal rahimnya. Sayang, dia sama sekali tidak mengecap manisnya uang tersebut.

Ditemani Arjuna, Cempaka memasuki rumah besar itu. Betapa terkejut, ketika melihat ada beberapa orang di dalam sana. Langkahnya terhenti, rasa gugup juga mulai melanda hati.

"Ayo! Itu keluarga dari Tuan Caesar," ajak Arjuna sembari merangkul lengan Cempaka.

Oh! Sedikit bingung, tapi kemudian ia sadar bahwa di mata laki-laki itu pernikahan mereka hanyalah sebuah kontrak.

"Arjuna! Sini, Nak. Apa dia istrimu? Kenapa kau menikah tidak memberitahu kami?" panggil seorang wanita tua yang rambutnya disanggul rapi. Kacamata bertengger di wajahnya, ia melambai meminta Arjuna untuk mendekat.

Laki-laki itu mengangguk sambil berbisik kepada Cempaka, "Beliau itu Nyonya besar, ibu Tuan Caesar." Cempaka memperhatikan semua orang di sana, ada tiga orang wanita yang duduk di hadapan sepasang suami istri itu.

Arjuna berdiri di samping sofa yang diduduki oleh Caesar. Mengangguk sopan, layaknya seorang bawahan terhadap sang tuan. Cempaka hanya diam, tak tahu apa yang harus dia lakukan.

Mata ketiga perempuan yang duduk di sana menilik penampilan Cempaka yang tampak biasa saja. Mereka mencibirkan bibir, dan hal tersebut tak disukai oleh Caesar. Terlebih saat tangan gadis itu melingkar di lengan Arjuna.

Cempaka menunduk, sadar di mana tempatnya. Melihat dari pandangan mereka saja, sudah cukup memberitahunya.

"Siapa namanya?" Bukan bertanya pada orang yang dimaksud, tapi pada laki-laki di sampingnya.

"Cempaka, Nyonya." Wanita itu tersenyum, tapi sama sekali tidak memandang Cempaka, bahkan tak satupun dari mereka yang mempersilahkan keduanya untuk duduk.

"Permisi, Nyonya. Saya izin ke depan," pamit Arjuna betapa mengerti dengan perasaan Cempaka saat itu.

Tak ada sahutan, tangan wanita tua yang mengibas menjadi isyarat untuk mereka segera pergi.

"Ayo!" Arjuna mengajak gadis itu untuk pergi.

"Kita mau ke mana?" tanya Cempaka setelah mereka berada di teras.

"Tidak akan mungkin kita berada di dalam. Mereka tak suka di perkumpulan keluarga orang rendahan seperti kita ada di sana," jawab Arjuna melepas tangan Cempaka dan menuntunnya ke pos jaga.

Di sanalah pemuda itu selalu beristirahat ketika menunggu Caesar. Ada seorang penjaga gerbang di sana yang ramah, mempersilahkan mereka untuk duduk.

"Tuan, apa gadis ini istri Anda?" tanya sang penjaga gerbang dengan hati-hati.

"Bukan, Pak. Ini Nyonya Muda kita, istri Tuan Caesar, tapi jangan pernah beritahu siapapun tentang beliau. Ini rahasia," jawab Arjuna.

Ia percaya pada laki-laki paruh baya itu. Lisannya selalu terjaga, pandai menyimpan rahasia. Tak akan ia membocorkannya kepada orang lain.

"Baik, Tuan. Saya mengerti." Ia menoleh kepada Cempaka, menunduk penuh hormat.

"Saya Herman, Nyonya. Senang bisa mengenal Anda," ucapnya sopan.

Cempaka tersenyum meski penderitaan jelas tergambar di kedua maniknya.

"Saya Cempaka. Jangan sungkan kepada saya, Pak. Saya hanyalah istri rahasia yang kehadirannya tak diakui. Saya bukan majikan Bapak," tutur Cempaka yang tak ingin dianggap sebagai nyonya di rumah besar itu.

Herman serba salah, menatap pada Arjuna yang tak mampu berkata-kata. Pandangannya kembali beralih pada Cempaka, ada rasa kasihan muncul di hatinya.

"Bagi saya sama saja, Nyonya. Apapun status Anda, di mata saya Anda layak dihormati," tegas Herman tak akan merubah sikapnya terhadap Cempaka.

Cempaka terdiam, usia laki-laki itu mungkin saja sama dengan Baron. Ia permisi meninggalkan pos jaga dan duduk di luarnya.

"Bagaimana perasaanmu? Sudah lebih baik?" tanyanya menelisik wajah Cempaka yang begitu sederhana dan apa adanya.

Gadis itu menghela napas, bingung dengan perasaannya sendiri. Ia menunduk, menggelengkan kepala tak tahu. Arjuna tersenyum, berpaling dari menatap wajah sedih Cempaka.

"Aku pernah bertemu dengan seorang perempuan yang baik. Dia sama sekali tidak mengenalku, bahkan melihat wajahku saja tidak, tapi dia tak segan membantuku. Aku ingin bertemu lagi dengannya hanya untuk mengucapkan kata terima kasih yang tak sempat aku ucapkan." Arjun tersenyum membayangkan wajah muram Cempaka kala itu.

Sementara gadis di sampingnya mendengarkan dengan kepala tertunduk.

"Sore itu di apotik, aku yang lupa membawa dompet tak dapat membayar biaya obat yang kubeli. Gadis itu membayarnya meski tahu tak sedikit uang yang harus ia keluarkan." Arjuna melirik Cempaka.

Gadis itu bereaksi, teringat pada laki-laki yang menyerobot tubuhnya hingga terjatuh di lantai. Ia membelalak, sedikit kesal memang. Akan tetapi sudah melupakan kejadian itu dengan mudah.

"Terima kasih, karena kau telah menolongku saat itu. Jika tidak, mungkin aku telah kehilangan pekerjaan saat ini," ungkap Arjuna tersenyum ke arah Cempaka.

Gadis itu tertegun, ternyata memang dialah yang dimaksud Arjuna. Perlahan, kepalanya menoleh memandang lekat-lekat wajah tampan berkarisma di sampingnya.

"Jadi, kau laki-laki itu? Laki-laki yang menabrak tubuhku hingga terjatuh di lantai?" Cempaka memicing, menelisik manik Arjuna yang berwarna coklat dan hangat.

Dia terkekeh, itu tanpa sengaja karena terburu-buru harus menebus obat.

"Maaf, itu karena aku sedang terburu-buru untuk menembus obat." Arjuna tersenyum, terlihat tulus dan apa adanya.

Cempaka menghela napas, tak menyangka akan bertemu lagi dengan laki-laki itu.

"Tidak masalah. Bagaimana dengan ibumu? Dia baik-baik saja?" tanyanya. Mengulas senyum tanpa beban, senyum yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

Hati Arjuna bergetar, terguncang dunianya. Buru-buru ia berpaling, menatap pada yang lain.

"Beliau tidak apa-apa. Sudah baik-baik saja. Sekali lagi aku ucapkan banyak terima kasih," ucap Arjuna.

Ia beranjak dan pergi keluar, duduk berdua bersama penjaga pos di depan pos jaga. Berbincang sambil menahan gejolak yang meluap-luap dalam hati.

Di dalam rumah, Caesar mengurai kepalan tangan setelah kepergian Cempaka. Entah apa yang terjadi, setiap kali melihat gadis itu hatinya selalu bertingkah aneh.

"Apa dia akan tinggal di sini?" tanya wanita tua sembari menyesap teh hijau miliknya.

"Mungkin iya, Bu. Supaya Eva memiliki teman ketika aku harus pergi," sahut Caesar mencari alasan yang tepat untuk menyembunyikan Cempaka.

"Yah, itu memang benar karena Ibu juga tidak selalu bisa datang ke sini. Lalu, bagaimana hasilnya? Apa tidak ada masalah dengan kesuburan kalian?" Dia lanjut bertanya sebuah pertanyaan yang membuat keduanya menjadi gugup.

"Tidak ada, Ibu. Kami subur dan akan segera memiliki anak," jawab Eva meremas jemari Caesar.

Laki-laki itu tertunduk, sungguh tak berdaya di hadapan semua orang.

"Syukurlah. Segeralah beri wanita tua ini cucu, aku menginginkannya," pinta sang ibunda sambil mengulas senyum.

"Iya, Ibu."

Mereka harus segera melakukannya.

Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bagian 14
15 Bagian 15
16 Bagian 16
17 Bagian 17
18 Bagian 18
19 Bagian 19
20 Bagian 20
21 Bagian 21
22 Bagian 22
23 Bagian 23
24 Bagian 24
25 Bagian 25
26 Bagian 26
27 Bagian 27
28 Bagian 28
29 Bagian 29
30 Bagian 30
31 Bagian 31
32 Bagian 32
33 Bagian 33
34 Bagian 34
35 Bagian 35
36 Bagian 36
37 Bagian 37
38 Bagian 38
39 Bagian 39
40 Bagian 40
41 Bagian 41
42 Bagian 42
43 Bagian 43
44 Bagian 44
45 Bagian 45
46 Bagian 46
47 Bagian 47
48 Bagian 48
49 Bagian 49
50 Bagian 50
51 Bagian 51
52 Bagian 52
53 Bagian 53
54 Bagian 54
55 Bagian 55
56 Bagian 56
57 Bagian 57
58 Bagian 58
59 Bagian 59
60 Bagian 60
61 Bagian 61
62 Bagian 62
63 Bagian 63
64 Bagian 64
65 Bagian 65
66 Bagian 66
67 Bagian 67
68 Bagian 68
69 Bagian 69
70 Bagian 70
71 Bagian 71
72 Bagian 72
73 Bagian 73
74 Bagian 74
75 Bagian 75
76 Bagian 76
77 Bagian 77
78 Bagian 78
79 Bagian 79
80 Bagian 80
81 Bagian 81
82 Bagian 82
83 Bagian 83
84 Bagian 84
85 Bagian 85
86 Bagian 86
87 Bagian 87
88 Bagian 88
89 Bagian 89
90 Bagian 90
91 Bagian 91
92 Bagian 92
93 Bagian 93
94 Bagian 94
95 Bagian 95
96 Bagian 96
97 Bagian 97
98 Bagian 98
99 Bagian 99
100 Bagian 100
101 Bagian 101
102 Bagian 102
103 Bagian 103
104 Bagian 104
105 Bagian 105
106 Bagian 106
107 Bagian 107
108 Bagian 108
109 Bagian 109
110 Bagian 110
111 Bagian 111
112 Bagian 112
113 Bagian 113
114 Bagian 114
115 Bagian 115
116 Bagian 116
117 Bagian 117
118 Bagian 118
119 Bagian 119
120 Bagian 120
121 Bagian 121
122 Bagian 122
123 Bagian 123
124 Bagian 124
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bagian 14
15
Bagian 15
16
Bagian 16
17
Bagian 17
18
Bagian 18
19
Bagian 19
20
Bagian 20
21
Bagian 21
22
Bagian 22
23
Bagian 23
24
Bagian 24
25
Bagian 25
26
Bagian 26
27
Bagian 27
28
Bagian 28
29
Bagian 29
30
Bagian 30
31
Bagian 31
32
Bagian 32
33
Bagian 33
34
Bagian 34
35
Bagian 35
36
Bagian 36
37
Bagian 37
38
Bagian 38
39
Bagian 39
40
Bagian 40
41
Bagian 41
42
Bagian 42
43
Bagian 43
44
Bagian 44
45
Bagian 45
46
Bagian 46
47
Bagian 47
48
Bagian 48
49
Bagian 49
50
Bagian 50
51
Bagian 51
52
Bagian 52
53
Bagian 53
54
Bagian 54
55
Bagian 55
56
Bagian 56
57
Bagian 57
58
Bagian 58
59
Bagian 59
60
Bagian 60
61
Bagian 61
62
Bagian 62
63
Bagian 63
64
Bagian 64
65
Bagian 65
66
Bagian 66
67
Bagian 67
68
Bagian 68
69
Bagian 69
70
Bagian 70
71
Bagian 71
72
Bagian 72
73
Bagian 73
74
Bagian 74
75
Bagian 75
76
Bagian 76
77
Bagian 77
78
Bagian 78
79
Bagian 79
80
Bagian 80
81
Bagian 81
82
Bagian 82
83
Bagian 83
84
Bagian 84
85
Bagian 85
86
Bagian 86
87
Bagian 87
88
Bagian 88
89
Bagian 89
90
Bagian 90
91
Bagian 91
92
Bagian 92
93
Bagian 93
94
Bagian 94
95
Bagian 95
96
Bagian 96
97
Bagian 97
98
Bagian 98
99
Bagian 99
100
Bagian 100
101
Bagian 101
102
Bagian 102
103
Bagian 103
104
Bagian 104
105
Bagian 105
106
Bagian 106
107
Bagian 107
108
Bagian 108
109
Bagian 109
110
Bagian 110
111
Bagian 111
112
Bagian 112
113
Bagian 113
114
Bagian 114
115
Bagian 115
116
Bagian 116
117
Bagian 117
118
Bagian 118
119
Bagian 119
120
Bagian 120
121
Bagian 121
122
Bagian 122
123
Bagian 123
124
Bagian 124

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!