Bagian 8

"Apa selama itu kau mandi!"

Tubuh gadis di depan lemari besar itu tersentak, suara dingin nan menusuk membuatnya menegang. Cengkeraman tangan pada handuk di dada menguat, tak membiarkannya terlepas. Cempaka meneguk ludah, darah berdesir hingga ke ubun-ubun. Kepalanya tiba-tiba berdenyut nyeri, pening dan pandangan berkunang-kunang.

"Kau bisu? Kau tidak mendengarku?!" Bentakan selanjutnya semakin membuat tubuh Cempaka mengkerut.

Punggung yang terekspos bebas itu membuat Caesar meneguk liur sendiri. Sesuatu mengalir di pembuluh darahnya, meronta meminta puncak keinginan. Bibirnya berkedut, tak henti mengeluarkan liur.

Sial!

Dia mengumpat dalam hati, demi gejolak rasa dia tergoda.

"Se-sedang apa Tuan di kamar saya?" tanya Cempaka terbata dan gugup.

Sebelah tangannya menarik piyama, menggamitnya di antara kedua paha.

"Sedang apa? Tentu saja untuk mendapatkan hakku sebagai tuan yang telah membelimu!" ketus Caesar menambah ketakutan di hati Cempaka.

Gadis itu memejamkan mata, menghirup udara panjang dan dalam menekan rasa sakit yang mendera jiwa.

"Permisi, Tuan. Sa-saya ke kamar mandi dulu!" Terburu-buru dia berlari dan masuk ke kamar mandi. Menguncinya dengan pasti, seraya menyandarkan tubuh di daun pintu.

"Oh, jantungku! Kenapa dia bisa tiba-tiba ada di kamarku?" umpatnya sambil mengurut dada yang terasa menyempit.

"Tuan? Seorang tuan yang membeli seorang budak?" Cempaka tertawa getir, "aku hanyalah seorang budak. Yang harus patuh dan manut pada tuannya." Air mata jatuh mengalir, rasa sakit semakin menggetarkan hatinya.

Sementara Caesar tak beranjak sedikitpun dari tempatnya. Dia tersenyum smirk, mencibir kepolosan Cempaka. Laki-laki itu kira semua wanita adalah sama. Malu pada awalnya, gila pada akhirnya.

"Pakai saja, aku yang akan menanggalkan semuanya." Ia melipat kedua tangan, kemudian merebahkan diri di ranjang. Menunggu beberapa saat, sampai rasa kantuk datang menyerang.

Caesar memejamkan mata, menunggu Cempaka yang terlalu lama di dalam sana.

"Semua perempuan itu sama. Tidak ada yang suci, yang ada hanya sok suci." Lisannya bergumam pelan, mendoktrin semua perempuan itu sama.

Suara kunci terbuka, membuka kelopak Caesar yang terpejam. Cempaka berjalan pelan, berdiri menunduk di samping ranjang tempat laki-laki itu berbaring. Caesar melirik, wajah apa adanya itu secara tiba-tiba menarik hati. Ia menepuk-nepuk kasur di sampingnya, meminta Cempaka untuk ikut berbaring di sana.

Mata tajam yang menerjang manik lawan bicaranya, membuat Cempaka tak dapat membantah.

"Sa-saya tidur di sofa saja, Tuan," tolak Cempaka bergetar.

Caesar mengeraskan rahang menahan amarah yang tiba-tiba meluap. Jika bukan karena kontrak untuk mendapatkan anak dengannya, tak akan ia berada di kamar tersebut. Caesar beranjak duduk, pandangannya tak teralihkan dari sosok Cempaka yang terdiam menundukkan kepala.

Secepat kilat tangan besar Caesar menarik tangan Cempaka, mengangkat tubuh itu dan membaringkannya di atas ranjang. Menindihnya dengan segera, mengunci kedua tangan Cempaka di atas kepalanya.

Deru napas yang memburu beradu dengan hembusan napas cepat dari mulut Cempaka. Mata mereka saling menatap tajam, tak ingin mengalah pada salah satunya.

"Kau pikir aku sudi tidur denganmu? Hanya karena perjanjian konyol itu, dan jika bukan karena menginginkan anak, tak akan aku meniduri wanita lain. Sekarang, lakukan tugasmu karena aku sudah membayar mahal untuk seorang gadis jelek sepertimu!" kecam Caesar sembari melotot ke arah Cempaka.

Jatuh air mata gadis itu, tangisan pertamanya setelah berjanji tak akan pernah menangis lagi. Pasrah. Cempaka diam membiarkan laki-laki yang telah membelinya menjamah setiap inci bagian tubuh.

Bagai sebujur bangkai, Cempaka diam tak melawan. Satu-satunya yang dia lakukan hanyalah menangis dengan kedua tangan saling meremas satu sama lain dalam kungkungan lengan besar itu. Kedua mata terpejam tatkala tangan besar Caesar merobek piyama yang ia kenakan.

Ibu ....

Batinnya bergumam lirih dan perih, pada siapa ia meminta pertolongan. Berada di bawah kungkungan dua tangan besar nan kokoh, membuat Cempaka tak mampu melakukan apapun. Dia lemah, dia pasrah.

Sampai pada intinya ....

"ARGH!"

Cempaka menjerit, tatkala benda besar itu merangsek masuk menembus inti miliknya.

Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bagian 14
15 Bagian 15
16 Bagian 16
17 Bagian 17
18 Bagian 18
19 Bagian 19
20 Bagian 20
21 Bagian 21
22 Bagian 22
23 Bagian 23
24 Bagian 24
25 Bagian 25
26 Bagian 26
27 Bagian 27
28 Bagian 28
29 Bagian 29
30 Bagian 30
31 Bagian 31
32 Bagian 32
33 Bagian 33
34 Bagian 34
35 Bagian 35
36 Bagian 36
37 Bagian 37
38 Bagian 38
39 Bagian 39
40 Bagian 40
41 Bagian 41
42 Bagian 42
43 Bagian 43
44 Bagian 44
45 Bagian 45
46 Bagian 46
47 Bagian 47
48 Bagian 48
49 Bagian 49
50 Bagian 50
51 Bagian 51
52 Bagian 52
53 Bagian 53
54 Bagian 54
55 Bagian 55
56 Bagian 56
57 Bagian 57
58 Bagian 58
59 Bagian 59
60 Bagian 60
61 Bagian 61
62 Bagian 62
63 Bagian 63
64 Bagian 64
65 Bagian 65
66 Bagian 66
67 Bagian 67
68 Bagian 68
69 Bagian 69
70 Bagian 70
71 Bagian 71
72 Bagian 72
73 Bagian 73
74 Bagian 74
75 Bagian 75
76 Bagian 76
77 Bagian 77
78 Bagian 78
79 Bagian 79
80 Bagian 80
81 Bagian 81
82 Bagian 82
83 Bagian 83
84 Bagian 84
85 Bagian 85
86 Bagian 86
87 Bagian 87
88 Bagian 88
89 Bagian 89
90 Bagian 90
91 Bagian 91
92 Bagian 92
93 Bagian 93
94 Bagian 94
95 Bagian 95
96 Bagian 96
97 Bagian 97
98 Bagian 98
99 Bagian 99
100 Bagian 100
101 Bagian 101
102 Bagian 102
103 Bagian 103
104 Bagian 104
105 Bagian 105
106 Bagian 106
107 Bagian 107
108 Bagian 108
109 Bagian 109
110 Bagian 110
111 Bagian 111
112 Bagian 112
113 Bagian 113
114 Bagian 114
115 Bagian 115
116 Bagian 116
117 Bagian 117
118 Bagian 118
119 Bagian 119
120 Bagian 120
121 Bagian 121
122 Bagian 122
123 Bagian 123
124 Bagian 124
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bagian 14
15
Bagian 15
16
Bagian 16
17
Bagian 17
18
Bagian 18
19
Bagian 19
20
Bagian 20
21
Bagian 21
22
Bagian 22
23
Bagian 23
24
Bagian 24
25
Bagian 25
26
Bagian 26
27
Bagian 27
28
Bagian 28
29
Bagian 29
30
Bagian 30
31
Bagian 31
32
Bagian 32
33
Bagian 33
34
Bagian 34
35
Bagian 35
36
Bagian 36
37
Bagian 37
38
Bagian 38
39
Bagian 39
40
Bagian 40
41
Bagian 41
42
Bagian 42
43
Bagian 43
44
Bagian 44
45
Bagian 45
46
Bagian 46
47
Bagian 47
48
Bagian 48
49
Bagian 49
50
Bagian 50
51
Bagian 51
52
Bagian 52
53
Bagian 53
54
Bagian 54
55
Bagian 55
56
Bagian 56
57
Bagian 57
58
Bagian 58
59
Bagian 59
60
Bagian 60
61
Bagian 61
62
Bagian 62
63
Bagian 63
64
Bagian 64
65
Bagian 65
66
Bagian 66
67
Bagian 67
68
Bagian 68
69
Bagian 69
70
Bagian 70
71
Bagian 71
72
Bagian 72
73
Bagian 73
74
Bagian 74
75
Bagian 75
76
Bagian 76
77
Bagian 77
78
Bagian 78
79
Bagian 79
80
Bagian 80
81
Bagian 81
82
Bagian 82
83
Bagian 83
84
Bagian 84
85
Bagian 85
86
Bagian 86
87
Bagian 87
88
Bagian 88
89
Bagian 89
90
Bagian 90
91
Bagian 91
92
Bagian 92
93
Bagian 93
94
Bagian 94
95
Bagian 95
96
Bagian 96
97
Bagian 97
98
Bagian 98
99
Bagian 99
100
Bagian 100
101
Bagian 101
102
Bagian 102
103
Bagian 103
104
Bagian 104
105
Bagian 105
106
Bagian 106
107
Bagian 107
108
Bagian 108
109
Bagian 109
110
Bagian 110
111
Bagian 111
112
Bagian 112
113
Bagian 113
114
Bagian 114
115
Bagian 115
116
Bagian 116
117
Bagian 117
118
Bagian 118
119
Bagian 119
120
Bagian 120
121
Bagian 121
122
Bagian 122
123
Bagian 123
124
Bagian 124

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!