Melihat sikap suami dan mertua dia berubah kepada dia, Mawar jadi sedih ia juga selalu menangis memikirkan nasib dia yang membuat ia susah tidur padahal Mawar saat ini sedang hamil, seharusnya tidak boleh tertekan dan tidak boleh banyak pikiran.
Pagi ini Mawar kesiangan bangun karena tadi malam ia susah tidur lagi, karena banyak yang pikiran.
Pak Pajar juga ikut kesiangan, karena Mawar yang selama ini membangunkan pak Pajar kalau mau pergi kerja, karena Mawar kesiangan tidak ada yang membangunkan pak Pajar ia tidak jadi berangkat kerja karena kesiangan pak Pajar melampiaskan rasa marah dia kepada Mawar.
Mawar di marahi habis-habisan oleh pak Pajar, tidak sengaja Fikri mendengar pak Pajar memarahi Mama dia, Fikri yang mau berangkat sekolah mendengar mama dia dimarahi tidak jadi pergi, ia segera mendatangi kamar Mama dia, sesampainya Fikri didalam kamar Mama dia tepat saat pak Pajar melayangkan tamparan di pipi Mawar, melihat mama dia disakiti pak Pajar, Fikri emosi ia menjauhkan pak Pajar dari Mama dia dengan cara mendorong pak Pajar pak Pajar semakin emosi melihat Fikri ikut-ikutan, tapi Fikri tidak takut sedikitpun lalu Fikri berkata,
"Jangan sakiti Mama ku Papa pengecut merani nya sama perempuan saja!" ucap Fikri dengan lantang kepada pak Pajar, walau ia masih kecil tapi keberanian dia sudah seperti orang dewasa.
''Dasar Anak sialan beraninya kau membentak ku! aku yang sudah membiayai hidupmu! apa kau tidak sadar siapa aku ini," kata pak Pajar dengan nada emosi lalu pak Pajar ingin memukul Fikri, tapi dihalangi Mawar, Mawar tidak tega kalau sampai Fikri kena pukul suaminya.
''Jangan Pa, Fikri masih kecil dia hanya membantu Mama dia, Fikri tidak salah," ucap Mawar sambil memeluk pak Pajar dari belakang untuk menghalangi agar pak Pajar tidak memukul Fikri.
Karena sudah emosi pak Pajar tidak menghiraukan perkataan Mawar ia berusaha melepaskan diri dari pelukan Mawar, karena tenaga pak Pajar lebih kuat dengan mudah pak Pajar lepas dari pelukan Mawa.
Mawar terpental kebelakang perut Mawar mengenai meja hias yang ada dikamar itu, seketika Mawar menjerit karena kesakitan ia terjatuh ke lantai dari pangkal paha nya banyak mengeluarkan darah, Mawar lemas pandangan dia menjadi gelap lalu ia tergeletak tidak sadarkan diri dilantai.
Mendengar istri dia menjerit, baru pak Pajar tersadar kalau istri dia saat ini sedang mengandung Anak dia, ia melihat banyak darah di lantai dekat istri dia, pak Pajar jadi cemas bercampur takut dengan keadaan istri dia juga Anak dia yang dikandungan istri dia, ia buru-buru menggendong istri dia keluar dari kamar, lalu ia membawa istri dia menuju luar, di teras pak Pajar berpapasan dengan bu Parida, bu Parida bertanya kenapa dengan Mawar, lalu ia menceritakan semua yang terjadi ke bu Parida, karena bu Parida bertanya.
Dalam hati bu Parida menyesali kenapa ia tidak melerai pertengkaran Anak dan menantu dia, melihat banyak darah keluar dari pangkal paha menantu dia, ia kuatir cucu dia yang dikandungan Mawar kenapa-kenapa, bukan kuatir kepada menantu dia, bu Parida bertanya hanya menutupi dari Anak dia, kalau dia mengetahui pertengkaran mereka, bu Parida juga ikut ke rumah sakit, karena pak Pajar menyuruh dia ikut.
Fikri yang melihat keadaan Mama dia tadi jadi cemas, ia takut kalau Mama dia kenapa-kenapa Fikri terus saja berdoa agar Mama dia tidak kenapa-kenapa, ia juga menyesal kenapa dia datang kekamar Mama dia, kalau saja dia tidak datang mungkin Mama dia tidak akan kecelakaan.
Pak Pajar sudah sampai di rumah sakit, Mawar langsung di tangani oleh dokter, sedangkan pak Pajar dan bu Parida menunggu di ruangan tunggu, selama menunggu pak Pajar terus saja mondar-mandir dipintu ruangan istri dia.
Dalam hati pak Pajar mengutuk perbuatan dia yang membuat istri dan anak dia dalam bahaya, pak Pajar sangat cemas ia terus saja berdoa agar anak dan istri dia selamat.
Bu Parida juga kuatir kalau cucu dia tidak bisa selamat, penyesalan bu Parida datang mengapa ia tadi tidak segera datang ke kamar anak dia melerai pertengkaran mereka, kalau bu Parida tadi datang mungkin tidak sampai seperti ini, dalam hati bu Parida membatin, karena masih kesal kepada menantunya atas meninggalnya Maysa, jadi ia tidak perduli walau Anak dia bertengkar.
Setelah menunggu beberapa jam dokter keluar juga dari ruangan pemeriksaan dengan wajah lesu, melihat Dokter sudah keluar dari ruangan pemeriksaan istri dia, pak Pajar segera mendatangi Dokter.
''Bagaimana keadaan istri dan Anak saya Dok," kata pak Pajar langsung bertanya, ia menunggu jawaban Dokter dengan tidak sabaran.
''Maaf pak, Anak Bapak tidak bisa kami selamatkan kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi tuhan berkehendak lain, anak Bapak sudah tidak bernyawa didalam kandungan istri Bapak, Bapak yang sabar ya, Anak Bapak harus segera dikeluarkan dengan cara operasi," kata Dokter menjelaskan.
Mendengar perkataan Dokter pak Pajar langsung lemas ia sangat menyesali perbuatan dia membuat Anak dia meninggal, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengembalikan Anak dia.
**
Mawar susah selesai dioperasi, Anak mereka juga sudah dikeluarkan perawat memberikan Anak mereka kepada pak Pajar.
Dengan tangan gemetar pak Pajar menerima anak dia yang sudah meninggal, setelah di keluarkan melalui operasi Caesar, Anak dia berjenis kelamin laki-laki, wajah anak dia tampan mirip dia, melihat wajah Anak dia yang kelihatan pucat, pak Pajar kembali diliputi rasa bersalah yang sangat mendalam.
"Maaf kan Papa Nak, karena perbuatan Papa kamu tidak sempat melihat dunia ini hiks.. hiks..hiks," kata pak Pajar dengan berurai air mata, pak Pajar mencium Anak dan mengelus pipi bayi itu dengan rasa sesal yang mendalam.
Melihat Anak dia begitu bersedih bu Parida mendekat lalu berkata,
"Sabar Jar, Allah lebih sayang sama dia makanya dia ambil lebih dulu dari pada kita, kamu harus ikhlas menerima keputusan Allah, sekarang keruangan Dokter, tadi Dokter tadi pesan sama perawat sini kalau kamu disuruh keruangan dia, Anak kamu sini ibu bawa pulang biar dikubur setelah selesai dikubur ibu kemari lagi," kata bu Parida sambil mengelus bahu anak dia agar lebih tenang.
Dengan berat hati pak Pajar memberikan anaknya ke Ibu dia, lalu bu Parida membawa jenazah Anak pak Pajar pulang, sesampainya dirumah para tetangga sudah menyiapkan keperluan pemakaman Anak pak Pajar, para tetangga memang diberitahu bu Parida agar menyiapkan keperluan pemakaman Anak pak Pajar, Anak pak Pajar segera dikubur setelah selesai dimandikan dan dikafani.
💟💟💟💟💟💟💟
Hai para pembaca setia ku, jangan lupa
beri dukungan, dengan cara meng like juga
komen, dibawah ini,👃👃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Episa Panjaitan
itu adalah karma
2023-10-15
1
Ñůŕšý
orang yang oendiam bisa jadi kasar karena ada tekanan. Sebenarnya pak pajar juga tidak ingin seperti itu. Namun karena ada kekecewaan yang mendalam dari sikap mawar dan fikri maka pak pajar jadi khilaf melakukan sesuatu di luar kendali
2023-09-30
1
💕NARA༄𝑓𝑠𝑝⍟
syukurin pada nyesel kn salah sendiri egois
2023-09-11
1