Penderitaan Ayu.

Pak pajar mengelus perut Mawar, diraihnya tangan Mawar lalu ia menciumnya, ia juga mencium kening Mawar.

''Kita USG ya Bu, biar kita lihat janinnya,'' kata Dokter.

''Iya Dok,''serentak pak Pajar dan Mawar menjawab.

Selesai USG mereka pulang, di perjalanan pak Pajar bertanya kepada Mawar.

"Ma, tidak mau mampir kemana gitu, atau ada yang mau di beli?" kata pak Pajar menawarkan

"Kita ke Apotik saja nebus obat Mas,'' jawab Mawar.

"Oh iya, hampir Papa lupa,'' kata pak Pajar.

Pak Pajar dan Mawar singgah di Apotik, setelah selesai membeli obat mereka pulang, sesampainya mereka dirumah, Fikri mulai drama ia mengadu ke Mawar.

"Ma, Ayu merobek buku ku,''kata Fikri ia bicara sambil nangis.

"Ya udah nanti diganti," jawab Mawar singkat, karena ada pak Pajar.

"Tapi itu buku PR ku, besok mau di kumpul,'' ujar Fikri ia belum puas dengan respon Ibu dia.

"Coba kau minta salinan dari temanmu, kamu harus banyak mengalah sama Ayu, karena kamu lebih tua,'' jawab Mawar, Fikri akhirnya mengalah ia menganggukkan kepala dia, tanda mengerti, dalam hati Fikri membatin," kok aku lupa ya ada Papa kalau tau begini ceritanya mending tidak usah drama,'' Fikri berbicara dalam hati.

Pak Pajar tidak terlalu menanggapi cerita Fikri, ia sudah tau watak Fikri, sering kali pak Pajar di panggil ke sekolah karena Fikri membuat onar di sekolah, sebab itu pak Pajar tidak terlalu suka sama Fikri, tapi apa daya pak Pajar karena Fikri bukan Anak kandung dia, setiap pak Pajar ingin memarahi Fikri, Mawar selalu membela ujung-ujungnya dia yang bertengkar dengan Mawar, karena itu ia tidak terlalu memperdulikan Fikri.

Kehamilan Mawar sudah diketahui bu Parida, bu Parida sangat senang mendengar kabar kehamilan Mawar, bu Parida semakin menghasut Mawar agar mau mengusir Ayu, sebab bu Parida merasa Ayu bukan siapa-siapa mereka, ia berpikir kalau Ayu terus tinggal bersama Anak dia, Ayu akan di sekolahkan pak Pajar sampai sarjana, menghabiskan uang Anak dia saja pikir bu Parida, belum lagi kalau pak Pajar memberi warisan, itu yang paling ditakutkan bu Parida, karena dia tau Anak dia sangat menyayangi Ayu.

Semenjak Ibu mertua dia, mengatakan apa alasannya ingin menyingkirkan Ayu, semenjak itu Mawar semakin menyiksa Ayu, karena Mawar takut apa yang di takutkan mertua dia menjadi kenyataan,

seperti pagi ini Ayu harus bolak balik keluar kamar Mawar, mengantar apa saja pesanan Mawar, bak seorang ratu begitu Mawar saat ini.

Sikap pak Pajar juga berubah kepada Mawar, biasa cuek sekarang perhatian, malah perhatian pak Pajar berlebihan.

Sikap pak Pajar kepada Ayu, juga berubah biasa perhatian sekarang tidak lagi, bahkan untuk menyapa saja terhitung jari, sebab pak Pajar sibuk mengurusi istri dia yang lagi ngidam, sekarang pak Pajar dan Mawar sudah pindah ke kamar utama, baju juga barang almarhum bu Lia, sudah di pindahkan ke gudang semua itu permintaan Mawar yang lagi ngidam.

Ayu hanya bisa meratapi nasibnya yang tersiksa.

''Ma, Ayu rindu, Ayu tidak punya siapa-siapa lagi..hiks..hiks..hiks,'' Ayu berbicara sendiri sambil memeluk foto almarhum bu Lia, ''Jemput Ayu Ma hiks..hiks..hiks,'' Ayu hanya bisa mengadu ke foto almarhum bu Lia, begitu Ayu setiap malam tanpa sepengetahuan semua orang di rumah itu.

Pagi-pagi sekali bu Parida sudah datang ke rumah Anak dia pak Pajar, ia ingin menyampaikan niat dia untuk menyuruh pak Pajar membuat sukuran kehamilan Mawar.