Pernikahan pak Pajar dengan Mawar akhirnya dilaksanakan, acara pernikahan mereka sangat sederhana, itu semua atas permintaan pak Pajar, karena ia merasa malu kepada tetangga juga kepada teman-teman dia, ia juga tidak enak hati kepada keluarga almarhum bu Lia yang terkesan terlalu cepat menikah lagi, pak Pajar juga merasa terpaksa menikah dia kali ini, semua itu ia lakukan demi ibu dia saja, karena bu Parida terus mendesak, dengan terpaksa ia menyetujuinya agar ia tidak terus berdebat dengan ibunya.
Akhirnya acara ijab Kabul sudah selesai, sekarang pak Pajar dan Mawar sudah resmi menjadi pasangan suami istri baik secara agama maupun secara negara.
Terlihat semua orang bahagia, hanya pak Pajar dan Ayu yang kelihatan sedih dengan pesta pernikahan itu, pak Pajar belum bisa melupakan almarhum istri pertama dia bu Lia, yang sudah menemani dia selama sebelas tahun lamanya, banyak kenangan yang mereka sudah lalui bersama, begitu juga dengan Ayu, ia juga belum bisa melupakan ibu angkat dia, masih lekat di ingatan dia, saat mereka pergi berlibur ke pantai, dan masih banyak lagi kenangan yang ia ingat bersama ibu angkatnya itu.
Para tetangga juga yang selama ini mengenal mendiang bu Lia dan pak Pajar, merasa heran begitu cepat pak Pajar menikah lagi, padahal mereka melihat selama ini pak Pajar begitu mencintai almarhum bu Lia, bahkan tidak pernah bertengkar dan selalu rukun, diwaktu ke matian almarhum bu Lia juga pak Pajar kelihatan sangat bersedih, tapi apa sekarang mereka melihat pak Pajar menikah lagi, ada rasa tidak percaya melihat itu, karena jarak meninggalnya almarhum bu Lia dengan pernikahan pak Pajar dan Mawar hanya tiga bukan. Ada juga yang menduga pak Pajar dan Mawar menjalin hubungan sewaktu almarhum bu Lia masih hidup, mereka menganggap pak Pajar terlalu tega dan egois, tanpa mereka ketahui pak Pajar juga terpaksa menerima pernikahan dia dan Mawar.
Akhirnya acara sudah selesai, orang-orang sudah pulang tinggallah keluarga inti yang masih bertahan disitu, tiba mantan mertua pak Pajar yaitu pak Rahmat mengucapkan selamat.
"Jar, selamat ya, semoga rumah tangga kalian langgeng sampai tua,'' kata pak Rahmat memberikan selamat.
''Amiin, makasih Pak, sudah mau datang dan terimakasih doanya,'' jawab pak Pajar, ia sebenarnya canggung dan malu melihat mantan mertua dia datang ke pernikahan dia, tapi dia tidak punya pilihan lain, selain mengundang pa Rahmat datang ke pernikahan dia, kalau ia tidak mengundang mantan mertua dia, itu lebih menyakitkan kalau mereka tau dari orang lain, itulah yang membuat pak Pajar mengundang pak Rahmat.
"Kalau kalian merasa keberatan mengasuh Ayu, atau merasa kerepotan, biar bapak yang mengurus Ayu,'' ujar pak Rahmat menawarkan, pak Rahmat mengatakan seperti itu, karena ia tahu kalau Anak dia yang dulunya bersikeras mengangkat Ayu jadi Anak mereka, karena almarhum Anak dia yang tidak bisa punya Anak.
"Kenapa bapak bicara seperti itu, Ayu Anak aku sudah seharusnya Ayu tinggal bersamaku,'' jawab pak Pajar.
"Bapak bicara seperti itu karena bapak tau almarhum Lia yang bersikeras mengadopsi Ayu, dan almarhum Lia yang bermasalah sehingga tidak bisa hamil, sedangkan kamu sehat, bapak kuatir kalau kamu punya Anak kandung, kamu akan mengabaikan Ayu dan tidak menyayanginya lagi,'' tutur pak Rahmat ia menyampaikan kekuatiran dia terhadap Ayu, karena pak Rahmat sudah menyayangi Ayu seperti cucu dia sendiri.
''Pemikiran bapak terlalu jauh, bapak tidak usah kuatir dengan Ayu, walaupun aku punya Anak kandung aku tetap akan menyayangi Ayu seperti anak kandung ku,'' jawab pak Pajar meyakinkan mantan mertua dia.
"Sukur kalau begitu bapak senang mendengarnya, pesan bapak, kalau kalian merasa kerepotan atau Ayu susah di kasih tau, antarkan ke rumah bapak, biar bapak yang mengasuh Ayu, bapak sekalian berpamitan mau pulang,'' kata pak Rahmat.
"Ya Pak, hati-hati dijalan, maaf aku tidak bisa antar bapak ke terminal,'' jawab pak Pajar.
"Tidak apa apa bapak naik taksi saja, masak pengantin baru mau pergi,'' ujar pak Rahmat bercanda, lalu pak Rahmat pulang.
Diperjalanan pak Rahmat termenung memikirkan nasib Ayu kelak, ia juga sedih melihat mantan menantunya itu sudah menikah lagi ''Begitu cepat dia melupakan anak ku, kuburan anak ku saja masih basah, dia sudah menikah lagi,'' ucap pak Rahmat bicara sendiri, tidak terasa air mata pak Rahmat menetes mengingat almarhum Anak dia.
Setelah tamu sudah pulang, pak Pajar masuk kedalam kamar, ia mau mandi karena ia sudah merasa badan dia sudah lengket seharian belum mandi, ia menghentikan langkah dia setelah sampai didalam kamar, karena ia melihat sesuatu yang membuat dia emosi, ia terkejut melihat Mawar mengeluarkan baju almarhum bu Lia dari lemari.
"Apa apaan ini! siapa yang menyuruh mu mengeluarkan baju itu?" kata pak Pajar membentak, karena emosi melihat semua itu.
Mawar terkejut melihat pak Pajar sudah ada dikamar, melihat reaksi pak Pajar yang menurut dia terlalu berlebihan, Mawar jadi kesal, tapi ia tidak berani menunjukan ke kekesalan dia karena baru menikah.
"Aku mengeluarkan baju almarhum kak Lia biar bisa menaruh baju aku disini,'' jawab Mawar sambil menunjuk lemari.
"Siapa yang menyuruhmu masuk ke kamar ini?" kata pak Pajar karena penasaran.
"Ibu yang menyuruh ku ke kamar ini, ibu juga yang menyuruhku mengeluarkan baju almarhum kak Lia,'' jawab Mawar.
''Kembalikan semua baju itu seperti semula, aku mau mandi, setelah selesai mandi ku tunjukan di mana kamar kita, ini bukan kamar kita,'' ucap pak Pajar.
Akhirnya dengan berat hati Mawar mengembalikan baju almarhum bu Lia ke tempat semula, walau sebenarnya ia kebaratan, tapi ia menurut karena biar terlihat istri penurut.
💟💟💟💟💟💟💟💟💟💟
Hai pembaca setia AYU MALANG ikuti terus ya ceritanya, dan jangan lupa dukung juga dengan cara beri like dan komen dibawah ini 👇👃 👃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Vernon
emang mulut tetangga tuh pedess banget ngalahin cabe 🙃
2023-11-08
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ
kayaknya munafik ya orangnya
2023-10-17
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦Amita Sahara ⍣⃝కꫝ
keliatan egois sekali ya si Mawar ini
2023-10-17
0