Pak Pajar masuk ke kamar Ayu, ia datang untuk memberi tahu Ayu ke pindahan Ayu.
''Ayu lagi apa?" Ucap pak Pajar, mendengar suara papa dia ada di kamarnya Ayu terkejut, sebab sudah lama papa dia tidak masuk ke kamar dia.
"Ayu belajar pa," Ujar Ayu, menjawab.
"Ada yang mau papa bicarakan dengan Ayu," kata pak Pajar, ia menarik napas panjang sebelum berkata, pak Pajar berpikir kata-kata apa yang tidak membuat Ayu tersinggung pak Pajar sangat berat menyampaikan niat dia yang akan memindahkan Ayu ke rumah pak Rahmat. Ayu menunggu apa yang mau di sampaikan papa dia.
"Ayu akan tinggal di rumah kakek Rahmat untuk sementara waktu." Ujar pak Pajar.
''Kenapa Pa? Ayu harus tinggal dirumah kakek?" Ayu bertanya.
"Ini demi kebaikan kita bersama." Ujar pak Pajar, ia sudah tidak tahan melihat wajar Ayu yang terlihat sedih.
"Apa Ayu membuat kesalahan" Ayu bertanya.
"Tidak, Ayu tidak perlu tau apa alasan papa menyuruh Ayu tinggal di rumah kakek Rahmat, yang penting Ayu harus tau papa melakukan ini, demi kebaikan kita bersama, Ayu tinggal di sana hanya sementara, kalau sudah selesai urusan papa Ayu papa jemput kembali tinggal di rumah ini lagi.
"Sekolah Ayu bagai mana pa? " Ayu bertanya.
"Ya Ayu pindah sekolah, nanti biar papa yang mengurus Ayu hanya perlu bersiap saja." Ucap pak Pajar.
"Kapan Ayu berangkat?" Ayu bertanya.
"Besok, ya sudah Ayu tidur ini sudah tengah malam." Kata pak Pajar.
''Iya pa." Ayu menjawab.
Pak Pajar beranjak dari duduk dia, sebelum ia pergi pak Pajar mengelus rambut Ayu dengan kasih sayang, setelah itu pak Pajar pergi dari kamar Ayu menuju kamar dia.
Pak Pajar kembali ke kamarnya sesampai ia dikamar ia disambut istrinya, Mawar yang sudah menunggu lama, Mawar yang penasaran apa saja yang suaminya bicarakan dengan Ayu, dengan tidak sabaran Mawar bertanya.
"Bagaimana Pa?" tanya Mawar.
"Gimana apanya?" Ujar pak Pajar tidak mengerti.
"Maksut mama apa Ayu setuju untuk pindah dari rumah kita.
"Ayu tidak pernah membatah apa saja yang papa katakan, sebab itu papa heran kenapa ia selalu bertengkar dengan Pikri.
"Jadi papa mengira mama yang mengada-ada!" Kata Mawar dengan emosi.
"Bukan ma, ya sudahlah tidak usah di bahas lagi, ini sudah tengah malam lebih baik kita tidur biar cepat bangun besok pagi, papa mau mengantar Ayu." Kata pak Pajar, ia sengaja mengalihkan pembicaraan, karena ia tidak mau kalau mereka bertengkar yang akan membuat anak dia yang di kandungan Mawar merasakannya.
"Apa papa bilang! jadi papa yang mau mengantar Ayu?" Ucap Mawar tidak senang.
"Iya, jadi mau siapa lagi?" Ujar pak Pajar.
"Apa tidak bisa suruh orang saja pa?" Ucap Mawar protes.
"Papa tidak enak ma, sama mereka kalau bukan papa yang antar Ayu, papa mau menyerahkan Ayu langsung ke pak Rahmat, kalau papa menyuruh orang lain yang mengantar Ayu, kesannya papa tidak menghargai mereka." Ujar pak Pajar.
"Bukan apa-apa pa, tapi kalau mama tiba-tiba sakit siapa yang menemani mama ke dokter, papakan tau kandungan papa lemah." Ujar Mawar berbohong.
"Ya sudah, nanti papa suruh si udin yang mengantar Ayu." Ujar pak Pajar, sebenarnya pak Pajar tidak enak hati kepada pak Rahmat kalau ia tidak mengantar Ayu langsung, tapi pak Pajar tidak mau berdebat sama Mawar, ia bukan tidak berani melawan Mawar, tapi pak Pajar mengkuatirkan anak dia yang di kandungan Mawar. Pak Pajar ahir nya menghubungi Udin dan mintak tolong ke dia, agar mau mengantar Ayu, Udin bersedia mengantar Ayu, Udin adalah sepupu pak Pajar.
Mawar merasa senang karena pak Pajar tidak jadi mengantar Ayu, karena ia tidak mau kalau pak Pajar masih berhubungan baik dengan keluarga almarhum bu Lia.
Pagi sekali Ayu sudah siap berkemas, dan disinilah mereka sekarang semua berkumpul di halaman rumah, bu Parida juga datang di kabari Mawar, dengan berurai air mata Ayu berpamitan ke semua orang yang ada disitu, Mawar dan bu Parida juga ikut menangis mengeluarkan air mata buaya mereka untuk mengelabui pak Pajar padahal mereka senang Ayu pergi dari rumah mereka, Mawar dan bu Parida berdoa agar Ayu tidak lagi kembali ke rumah mereka.
Saatnya Ayu berpamitan ke pak Pajar, Ayu langsung memeluk pak Pajar ia sangat sedih berpisah dengan papanya, sebab selama ini pak Pajar tidak pernah berbuat kasar ke dia, Ayu sudah menganggap pak Pajar seperti papa kandung dia sendiri, pak Pajar membalas pelukan anaknya pak Pajar juga sangat sedih berpisah dengan Ayu.
💟💟💟💟💟💟💟💟💟💟💟💟
Hai pembaca setia AYU YG MALANG ikuti terus ya jangan lupa dukung juga beri like dan komen dibawah ini👇👇
👃👃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Episa Panjaitan
ikut mewek thor.
2023-10-15
0
Sky
Aku kecewa dengan sikap pak Pajar, sebagai kepala keluarga, harusnya bisa adil dan bijaksana
2023-10-05
0
Sky
dihh lebay 🙄 moso cuma perjalanan bentar saja mendadak pake acara gimana kalau mendadak sakit, klise banget tuhh
2023-10-05
1