Saat ini mereka perjalanan pulang.
''Ma, kita cari makan ya! Papa sudah lapar,'' kata pak Pajar sambil mengelus perutnya yang sudah berbunyi minta disini.
''Ya Pa, Mama juga sudah lapar." jawab Bu Lia setuju dengan permintaan suaminya.
Pak Pajar membelokkan mobilnya ke salah satu rumah makan di pinggir jalan yang mereka lalui, setelah Pak Pajar memarkirkan mobil, mereka pun masuk ke dalam rumah makan itu, setelah mereka duduk, mereka memesan makanan masing-masing sesuai selera mereka, setelah makanan datang mereka menyantap hidangan yang ada dihadapan mereka, setelah selesai makan mereka keluar dari rumah makan itu. Sesampainya mereka diluar Bu Lia melihat penjual buah Durian di sebrang jalan, ia sangat menyukai buah Durian, ia ingin membeli buah durian itu.
''Itu penjual buah Durian Pa,'' kata Bu Lia sambil menunjuk buah Durian yang ada di seberang jalan.
''Iya, Ma." ujar Pak Pajar sambil ikut melihat penjual buah Durian di sebrang jalan.
''Kita beli Yok!" kata Bu Lia bersemangat,
''Ayok." jawab Pak Paja.Tiba-tiba Ayu kebelet pipis.
''Ma, Ayu mau pipis." kata Ayu sambil menarik-narik baju mamanya, ia sudah gelisah menahan agar tidak pipis di celana.
''Papa saja yang temani Ayu ya! Mama yang membeli Duriannya, Papakan tidak tau milih buah Durian mana yang enak." ujar Bu Lia.
''Ya sudah, Papa yang temani Ayu kekamar mandi." jawab Pak Pajar mengalah.
Pak Pajar membawa Ayu ke kamar mandi. Setelah Ayu selesai dari kamar mandi Pak Pajar dan Ayu bergegas menyusul Bu Lia kedepan, sesampainya mereka di tempat penjual buah Durian, mereka tidak menemukan Bu Lia.
Mereka berdua mencari Bu Lia disekitar penjual buah Durian itu, saat mereka mencari Bu Lia Pak Pajar melihat banyak orang-orang berkerumun di pinggir jalan, Pak Pajar penasaran mengapa orang-orang berkerumunan, lalu Pak Pajar bertanya ke salah satu orang yang berkerumun itu, untuk menghilangkan rasa penasarannya.
''Permisi, ada apa ya kenapa rame?'' kata Pak Pajar ke salah satu orang yang ikut berkerumun disitu.
''Ada tabrak lari Pak." jawab Hadi.
''Korbannya mana Pak?'' kata Pak Pajar, karena ia tidak melihat ada orang yang cedera.
''Sudah dibawa ke rumah sakit terdekat Pak." jawab Hadi.
"oh, seperti itu ya, terimakasih sudah meluangkan waktu menjawab pertanyaan saya, saya permisi dulu." tutur Pak Pajar.
"iya, Pak." jawab Hadi.
Pak Pajar kembali mencari Bu Lia, entah kenapa pikirannya jadi cemas, ia takut istri dialah yang ke kecelakaan itu, lalu ia kembali ke mobil sambil menggendong Ayu, sesampainya ia di mobil, ia tidak menemukan Bu Lia, lalu ia mengambil ponselnya, ia menghubungi nomor istrinya. Ia mendengar suara ponsel Bu Lia berbunyi didekatnya, lalu ia mencari asal suara ponsel istrinya, ia melihat ponsel Bu Lia tergeletak di kursi penumpang, ia mengambil ponsel Bu Lia.
''Ayu sini dulu ya! Papa mau nanya mana tau mereka melihat Mama." kata Pak Pajar sambil menunjuk ke arah orang yang masih berkerumunan disebrang jalan.
"Iya, tapi jangan lama-lama Pa." jawab Ayu.
"Iya." jawab Pak Pajar.
Lalu Pak Pajar pergi mendatangi orang-orang yang masih berkerumunan ditepi jalan. Lalu ia mendekati Hadi.
''Maaf, saya menggangu bapak lagi, saya ingin tanya korban tabrak lari tadi laki-laki atau perempuan ya?'' kata Pak Pajar memberanikan diri.
''Perempuan Pak, umurnya sekitar tiga puluhan lebih gitu deh."' jawab Hadi menjelaskan.
Deg
Dada Pak Pajar beredar kencang mendengar jawaban Hadi.
''kalau boleh tau, orang yang kecelakaan itu pakai baju warna apa?'' tanya Pak Pajar kembali karena ia semakin penasaran.
''Warna putih celana hitam, memang kenapa bapak nanya-nanya terus? apa yang kecelakaan itu keluarga Bapak?" tanya Hadi heran.
''Istri saya tadi saya tinggal disini, tapi sekarang tidak ada lagi, entah kemana dia." jawab Pak Pajar.
''Coba di telepon Pak!" kata Hadi menyarankan.
''Ponselnya tinggal di mobil." jawab Pak Pajar dengan nada lesu.
''Kalau begitu, Bapak datangi saja ke rumah sakit tempat orang kecelakaan itu dibawa! untuk memastikan apakah itu istri Bapak atau bukan." kembali Hadi memberi saran.
''Ya sudah kalau begitu, saya permisi," kata Pak Pajar merasa tidak enak hati sudah merepotkan Hadi.
''Ya Pak." jawan Hadi sambil tersenyum ramah. Lalu Pak Pajar melangkahkan kakinya meninggalkan Hadi. Pikiran Pak Pajar saat ini datang kacau, sesat kemudian ia teringat sesuatu, ia kembali mendatangi Hadi.
''Maaf mengganggu lagi, saya mau tanya orang yang kecelakaan tadi di bawa ke rumah sakit mana ya?'' Pak Pajar baru ingat kalau ia belum bertanya alamat rumah sakitnya.
''Kerumah sakit Flora Pak." jawab Hadi.
''Terimakasih, sudah mau memberitahu saya." ujar Pak Pajar. Hadi menganggukkan kepalanya.
Pak Pajar bergegas kembali ke mobil, lalu ia pergi ke rumah sakit tempat orang yang kecelakaan itu.
Setelah ia sampai rumah sakit, ia bertanya ke salah satu perawat, setelah tau dimana organ yang kecelakaan itu Pak Pajar pergi kesana. Sesampainya ia di depan pintu ruangan itu, ia melihat ada beberapa polisi dengan pintu ruangan itu. Ia terus berdoa orang yang kecelakaan itu bukan istrinya, walau dari ciri-ciri yang ia dengar dari Hadi percis ciri-ciri istrinya.
Pak Pajar tidak memperdulikan polisi, ia langsung menerobos masuk kedalam.
Setibanya didalam, ia melihat Bu Lia terbujur kaku, ia melihat Dokter dan perawat membersihkan darah ditubuh Bu Lia.
"Pa, itu Mama." kata Ayu sambil menunjuk Bu Lia.
Pak Pajar tersadar dari lamunannya, setelah mendengar Ayu bicara. Pak Pajar hanya menganggukkan kepalanya.
''Bagai mana keadaan Istri saya Dok?'' tanya Pak Pajar.
"Apa ini istri anda?" tanya Dokter ingin tau.
"iya, Dok." jawab Pak Pajar.
"Maaf, dia sudah meninggal." kata Dokter memberitahu.
Duuaaarrr!
Dunia Pak Pajar seakan runtuh mendengar apa yang di sampaikan Dokter.
Pak Pajar mendekati Bu Lia, ia mendudukkan Ayu disamping istrinya, lalu ia mengambil tangan istrinya dan cium tangan istrinya sambil menangis, ia tidak hanya mencium tangan istrinya saja, ia juga mencium kening pipi kiri pipi kanan mata hidung hidung bibir ia mencium seluruh wajar istrinya, lalu ia mendekatkan dirinya ke telinga Istrinya.
''Selamat jalan Ma, Papa ikhlas melepas Mama pergi lebih dulu, tunggu Papa di surga!" kata Pak Pajar sambil memeluk Bu Lia, ia menumpahkan kesedihan nya.
''Pa, Mama jangan diganggu! Mama lagi tidur nyenyak, kasihan Mama, nanti Mama bangun." kata Ayu. Ayu belum mengerti kalau Mamanya sudah meninggal, mendengar perkataan Ayu Pak Pajar semakin sedih, lalu ia memeluk Ayu sambil menangis.
''Pak, maaf, jenazah Istri bapak kami bersihkan lebih dulu! biar bisa cepat di bawa pulang." kata perawat.
Dengan terpaksa pak Pajar menyingkir dari tempat istrinya, lalu ia duduk di kursi yang ada di ruangan itu, selama menunggu ia banyak melamun, ia merasa bermimpi dengan kejadian ini, tiba-tiba ada yang menghapus air mata dia, lalu ia menoleh ke samping dilihat dia Ayu yang menghapus air matanya, Ayu juga ikut nangis, melihat sikap Ayu, ia menghentikan tangisnya.
''Aku tidak boleh sedih lagi, aku harus iklas kasihan anak ku,'' kata pak Pajar dalam hati.
💟💟💟💟💟💟💟💟💟💟
Hai para pembaca setia AYU YG MALANG.
ikuti terus cerita nya, dan jangan lupa dukung juga dengan cara beri like dan komen dibawah ini👇👇👃👃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Anggia
baru juga bahagia ayu kembali kehilangan ibu angkatnya
2024-04-29
0
𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe
Kira-kira kenapa tuh, orang berkerumun. Apa kah terjadi sesuatu pada bu Lia?
2023-11-08
0
。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ♡༢࿔ྀુ。
Ini adalah detik" yang sangat menyedihkan, perginya seseorang yang sangat berharga memang pukulan yg besar. Namun kita harus terus bertahan untuk seseorang yang berharga lainnya
2023-10-22
0