Pemakaman Bu Lia

Sesampai jenazah bu Lia, langsung dimandikan dan di solatkan, sebab banyak keluar darah dari kepala dan telinga almarhum bu Lia, mereka takut kalau jasad bu Lia nantinya membusuk.

Keluarga mendiang bu Lia sangat terpukul dengan kepergian bu Lia yang secara mendadak, begitu juga dengan Ayu, ia sangat terpukul setelah ia tahu kalau Ibu angkat dia meninggal secara mendadak, masih teringat di pikiran dia saat ibu angkat dia baru saja membawa dia berlibur ke pantai, rasa trauma Ayu saat ke matian orang tua dia seakan kembali di pikiran Ayu, tapi Ayu berusaha menepis rasa takut itu.

Pelayat sangat ramai, karena semasa hidupnya bu Lia sangat baik juga ramah ke semua orang, bu Lia juga rajin bergaul, setiap ada kejadian di lingkungannya, ia langsung datang dan membantu, itulah sebabnya banyak orang datang mengingat jasa bu Lia.

Setelah di solatkan jenazah bu Lia dikubur, setelah selesai dikubur orang-orang pulang dari kuburan, tapi pak Pajar masih betah di pusara istrinya.

Pak Pajar mengusap batu nisan yang bertulis kan nama istri dia, ia sangat sedih melepas bu Lia, memori kebersamaan mereka berputar di pikiran dia, setelah lama termenung di pemakaman bu Lia, akhirnya ia kembali pulang, sesampainya dia dirumah, ia langsung masuk kamar, di dalam kamar

Ia merebahkan badannya, mata dia menyapu seluruh ruangan itu, mata dia berhenti di foto pernikahan dia dan almarhum istri dia yaitu bu Lia, air matanya kembali tumpah, ia tidak bisa membendung air mata dia. Pak Pajar teringat ponsel bu Lia dia bangun dari tidur dia, ia mengambil ponsel bu Lia dari dalam lemari, ia membuka foto dan juga video kebersamaan mereka sewaktu diperjalanan dan di pantai.

''Terimakasih Ma, kenangan yang mama berikan,'' pak Pajar berkata dalam hati.

Bu Parida mengetuk pintu kamar pak Pajar, ''Kemana dia,'' Kata bu Parida bicara sendiri, bu Parida memberanikan diri masuk ke dalam kamar pak Pajar setelah ia mengetuk pintu kamar pak Pajar berkali-kali tapi tidak ada jawaban, setelah ia masuk ia melihat anak dia sudah tidur, ia mengurung kan niat dia yang ingin menyampai kan sesuatu ke anak dia, ''Besok saja pikir bu Parida, akhirnya ia pergi dari kamar anak dia.

Tiba malam harinya, para tetangga dan saudara berkumpul di rumah pak Pajar, mereka berkumpul untuk tahlilan ke matian bu Lia, setelah selesai tahlilan orang-orang pulang, setelah semua orang pulang, pak Pajar masuk ke kamar dia, ia mau beristirahat ia sangat lelah sebab ia belum pernah beristirahat mulai mereka pergi ke pantai sampai sekarang, ia merebahkan badan dia, baru beberapa saat ia beristirahat, ia teringat Ayu yang sudah mulai dari kemarin tidak di pedulikan dia, ia tidak jadi istirahat ia bangun dari tidur dia, lalu ia pergi ke kamar Ayu, sesampainya ia dikamar Ayu, ia melihat Ayu sedang menangis sambil memeluk lutut dia, melihat Ayu seperti itu hati pak Pajar kembali sakit, lalu pak Pajar mendekati Ayu, ia menghapus air mata Ayu, ia juga mengusap rambut Ayu, melihat papa dia ada di Kamar dia, Ayu terkejut ia segera ke pelukan pak Pajar.

Lalu Pak Pajar bertanya ke Ayu mengapa dia menangis, padahal dia tau anak dia menangis karena di tinggal Mamanya, mendengar pertanyaan papa dia, Ayu bukan menjawab tapi ia malah memohon agar dia tidak di buang.

"Pa, jangan buang Ayu ya, Ayu tidak siapa-siapa lagi,'' kata Ayu ia berbicara sambil nangis, hati pak Pajar sakit mendengar perkataan anaknya dia juga terkejut mengapa Ayu berbicara seperti itu.

''Mana mungkin Papa membuang Anak Papa sendiri,'' jawab kata pak Pajar meyakinkan Anaknya.

''Siapa yang mengajari Ayu bicara seperti itu, sudah Papa katakan berapa kali jangan pernah bicara seperti itu,'' tanya pak Pajar, ia tidak habis pikir mengapa Ayu bicara seperti itu.

''Nenek yang bilang, kata Nenek sebentar lagi Papa mau nikah, setelah Papa nikah Papa akan punya Anak kandung sendiri, setelah Papa punya Anak kandung Ayu akan di buang,'' ucap Ayu bicara sambil nangis, mendengar perkataan Ayu hati pak Pajar kembali sedih dan iba mendengar aduan Anak dia, ia juga marah mengingat perkataan Ayu yang mengatakan Neneknya yang mengatakan, ia jadi kesal ke Ibunya karena sikap Ibu Parida itu terlalu kekanak-kanakan, ia ingin menemui Ibu Parida untuk menegur Ibunya itu, supaya tidak lagi berkata yang tidak-tidak ke Ayu, membuat Ayu jadi sedih dan takut bagai manapun Ayu akan tetap menjadi Anak dia sampai kapanpun, itulah yang diniatkan pak Pajar dalam hati dia.

''Tidak usah dengerin kata Nenek, mungkin Nenek lagi sedih karena kehilangan Ibu Lia, jadi Nenek berkata seperti itu, sekarang dengerin Papa, Ayu harus ingat, sampai kapanpun Ayu tetap jadi Anak Papa, apapun yang terjadi Papa akan tetap menyayangi Ayu. Ya sudah Ayu sekarang tidur sudah tengah malam biar tidak kesiangan besok bangunnya, sini Papa temani tidurnya,'' ujar pak Pajar merekapun berbaring bersama, pak Pajar mengelus-elus rambut Ayu, selang beberapa saat Ayu tertidur, setelah Ayu tertidur pak Pajar juga memejamkan mata dia, ia juga ikut tertidur di sebelah Ayu.

Pagi harinya setelah pak Pajar bangun, ia juga membangunkan Ayu, ia menyuruh Ayu mandi lalu bersiap, ia juga bersiap, setelah mereka selesai bersiap, mereka keluar dari kamar menuju meja makan, sesampainya mereka di sana, semua keluarga sudah berkumpul, lalu mereka sarapan bersama.

Orang tua dan mertua ikut berkumpul sarapan, melihat Ibunya pak Pajar teringat perkataan Ayu semalam, ingin rasanya ia menanyakan kepada Ibunya dan menegur Ibunya, tapi karena mertua dia masih disitu ia mengurungkan niat dia itu, ia takut mertua dia nanti tersinggung, karena ia takut Ibunya akan membahas masalah Anak, ia tau betul watak Ibunya, sebab almarhum bu Lia yang bermasalah Dokter sudah mengatakan almarhum bu Lia mandul.

Dari situlah bu Parida tidak terlalu menyukai almarhum bu Lia, bu Parida selalu menyuruh pak Pajar menikah lagi dan menceraikan bu Lia, tapi pak Pajar tidak mau karena pak Pajar sangat mencintai bu Lia.

''Jar, hari ini bapak sama Ibu mau pulang,'' kata pak Rahmat orang tua almarhum bu Lia.

"Cepat kali Pak?'' protes pak Pajar yang keberatan bapak mertuanya pulang cepat.

''Soalnya kebun bapak tidak ada yang jaga, kalau ditinggal lama-lama nanti di maling orang, kalau sudah di maling orang mau makan apa bapak, cuma dari kebun itu penghasilan bapak,'' jawab pak Ramat menjelaskan.

''Kan ada Rio, dia kan sudah pulang semalam sama kak Ria,'' kata pak Pajar.

''Rio mana bisa diharapkan, dia sudah masuk kerja, mana dikasih dia lama-lama libur,'' jawab pak Rahmat.

''Emang bapak berangkat jam berapa?'' kata pak Pajar ingin tau agar ia bisa mengantar.

''Niat bapak sehabis sarapan,'' jawab pak Rahmat.

''Ya sudah nanti aku antar ke terminal,'' ujar pak Pajar menawarkan, pak Rahmat menyetujui tawaran menantunya itu.

💟💟💟💟💟💟💟💟

Hai para para pembaca AYU YG MALANG .ikuti terus cerita nya dan jangan lupa jukung dengan cara beri like dan komen

dibawah ini👇👃👃

Terpopuler

Comments

。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ♡༢࿔ྀુ。

。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ♡༢࿔ྀુ。

Kebun apa pak? Pisang atau mangga

2023-10-26

1

。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ♡༢࿔ྀુ。

。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ♡༢࿔ྀુ。

Betul, lebih baik nanti saja bahas. Dan tanyalah dg pelan

2023-10-26

1

Vernon

Vernon

jahat banget neneknya, kasian banget ayu 😢

2023-10-13

1

lihat semua
Episodes
1 Tragedi
2 Kesedihan Ayu
3 Bu Lia Meninggal
4 Pemakaman Bu Lia
5 Perjodohan.
6 Sah
7 Mawar Hamil.
8 Penderitaan Ayu.
9 Mawar Menghasut Suaminya.
10 Pak Pajar Mulai Terasut.
11 Ayu Di Titipkan.
12 Ayu sedih pisah dengan papanya.
13 Keluarga yang Hangat
14 Ayu Masuk Sekolah Baru
15 Pak Pajar Melupakan janji.
16 Karma
17 Maysa Meninggal
18 Mawar Keguguran
19 Penyesalan
20 Menyadari Kesalahan
21 Niat ditolak.
22 Berlibur ke pantai
23 Pak Pajar Pulang tanpa Ayu.
24 Rido Mencintai Ayu
25 Resmi Pacaran
26 Rido Pergi ke Jakarta.
27 Ayu Ternodai
28 Ayu Radit, Disidang
29 Pak Rahmat Meninggal.
30 Ayu Pindah
31 Ayu Pindah 2
32 Ayu pindah 3
33 Mawar Cemburu Buta.
34 Ke Kecurigaan Bu Parida.
35 Buk Parida Keracunan.
36 Buk Parida Meninggal
37 Pemakaman Buk Parida,
38 Mawar di Periksa
39 Mawar di Penjara.
40 Fikri datang ke Penjara.
41 Fikri Mendatangi Papanya.
42 Kepulangan Rido.
43 Rindu Rido Tak Tersampaikan.
44 Ayu Sakit.
45 Fikri punya bukti.
46 Ayu dan Pak Pajar di Pitnah
47 Pak Pajar dan Ayu diusir.
48 Ayu Pergi.
49 Ayu dapat Perkerjaan.
50 Rido Mengetahui
51 Rido Mau Mencari Ayu.
52 Pak Pajar Viral.
53 Ayu Dipecat.
54 Pikri dan Rido
55 Pikri di penjara.
56 Part.56
57 Part 57.
58 part 58
59 Part 59.
60 part 60
61 part 61
62 part 62
63 Part 63
64 part 64
65 Part 65
66 Part 66.
67 Part 67.
68 part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 103
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139
140 Part 140
141 Part 141
142 Part 142
143 Part 43
144 Part 144
145 Part 145
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Tragedi
2
Kesedihan Ayu
3
Bu Lia Meninggal
4
Pemakaman Bu Lia
5
Perjodohan.
6
Sah
7
Mawar Hamil.
8
Penderitaan Ayu.
9
Mawar Menghasut Suaminya.
10
Pak Pajar Mulai Terasut.
11
Ayu Di Titipkan.
12
Ayu sedih pisah dengan papanya.
13
Keluarga yang Hangat
14
Ayu Masuk Sekolah Baru
15
Pak Pajar Melupakan janji.
16
Karma
17
Maysa Meninggal
18
Mawar Keguguran
19
Penyesalan
20
Menyadari Kesalahan
21
Niat ditolak.
22
Berlibur ke pantai
23
Pak Pajar Pulang tanpa Ayu.
24
Rido Mencintai Ayu
25
Resmi Pacaran
26
Rido Pergi ke Jakarta.
27
Ayu Ternodai
28
Ayu Radit, Disidang
29
Pak Rahmat Meninggal.
30
Ayu Pindah
31
Ayu Pindah 2
32
Ayu pindah 3
33
Mawar Cemburu Buta.
34
Ke Kecurigaan Bu Parida.
35
Buk Parida Keracunan.
36
Buk Parida Meninggal
37
Pemakaman Buk Parida,
38
Mawar di Periksa
39
Mawar di Penjara.
40
Fikri datang ke Penjara.
41
Fikri Mendatangi Papanya.
42
Kepulangan Rido.
43
Rindu Rido Tak Tersampaikan.
44
Ayu Sakit.
45
Fikri punya bukti.
46
Ayu dan Pak Pajar di Pitnah
47
Pak Pajar dan Ayu diusir.
48
Ayu Pergi.
49
Ayu dapat Perkerjaan.
50
Rido Mengetahui
51
Rido Mau Mencari Ayu.
52
Pak Pajar Viral.
53
Ayu Dipecat.
54
Pikri dan Rido
55
Pikri di penjara.
56
Part.56
57
Part 57.
58
part 58
59
Part 59.
60
part 60
61
part 61
62
part 62
63
Part 63
64
part 64
65
Part 65
66
Part 66.
67
Part 67.
68
part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 103
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139
140
Part 140
141
Part 141
142
Part 142
143
Part 43
144
Part 144
145
Part 145

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!