“Kak Adam,” sahut Ivy, “Memangnya dengan melihatku, pertahanan diri kakak bisa runtuh secepat itu? Aku kan biasa-biasa aja Kak, jauh lebih cantik Tante Cassandra,”
Entah kenapa, semakin kuat perasaan Ivy untuk menggoda Adam. Ivy ingin melihat bermacam-macam reaksi pria itu.
Terlebih, yang paling ingin Ivy lihat adalah bagaimana saat pria itu salah tingkah di hadapan Ivy.
Karena Adam begitu sempurna.
Pria dingin yang sombong.
Melihatnya kebingungan mungkin akan sedikit menghibur hati Ivy.
“Yang begitu kamu sebut cantik?” tanya Adam sambil bersandar dan menyampirkan rokoknya di sudut bibirnya.
Ivy tidak terlalu suka cowok merokok, ia bahkan tidak suka bau asapnya.
Namun kenapa Adam terlihat begitu seksi saat ini? Saat lintingan kertas berisi tembakau itu tersampir di bibirnya?!
“Eh? Yaaah, relatif sih. Tergantung selera orang-orang,”
“Kalau Cassandra cantik, dia nggak bakalan terus-terusan jadi Baby, nggak akan banyak pengalaman dikecewakan. Pasti sekarang dia sudah jadi istri sultan,”
“Ih, kakak ngenes banget deh ngejeknya,” sungut Ivy.
“Kamu cantik,” desis Adam sambil menunduk, menatap lantai dan sepatunya yang ada di bawah meja. “Kamu lebih dari cewek lain, Mama dan Papa kamu masih hidup, keduanya masih sayang kamu walau pun mereka tinggal terpisah. Dan banyak orang yang peduli sama kamu. Hal itu adalah rejeki kamu, anugerah kamu. Makanya tolong lebih percaya diri,”
Ivy mengangguk pelan.
Ya, ia tahu hal ini baru-baru ini. Saat semua orang membicarakan Maudy yang buruk-buruk.
Hal itu membuatnya lebih bersyukur. Ia terhindar dari hal-hal buruk karena orang-orang baik di sekitarnya. Adam berperan sangat besar terhadap perlindungan diri Ivy.
“Kak...” lirih Ivy. “Kakak suka type cewek yang seperti apa?”
Adam menatap Ivy tajam.
Ivy meneruskan kalimatnya, ‘Selama ini aku nggak pernah melihat kakak akrab dengan cewek, atau pun mengenalkan pacar kakak padaku, atau pun jalan kencan sama cewek. Padahal kakak bilang kalau kamu laki-laki normal,”
Ingatan gadis itu terhadap benda-benda di dalam kamar Adam terasa jelas dan nyata.
Boneka-boneka dengan kulit serupa kulit manusia, dari bahan silikon. Wajah dibuat semirip mungkin dengan Ivy.
Anggota tubuh privat bonekanya sangat elastis, dan jenis yang seperti itu biasa digunakan untuk kegiatan seksual.
Mungkinkan Adam menggunakannya untuk memuncahkan hasratnya terhadap Ivy? Hal itu tadinya membuat Ivy ketakutan.
Tapi kenapa...
Kenapa sekarang Ivy malah semakin penasaran terhadap Adam?
“Tidak ada cewek yang terlihat cantik di mataku,” desis Adam.
“Tapi aku dibilang cantik barusan,” sergah Ivy.
Adam hanya diam sambil menatap Ivy dengan sendu. Ivy tahu arti tatapan itu.
Kemudian, ponsel Adam berdering, dari Papa.
Isinya : Sebentar lagi mulai ceremonynya!
“Pulang yuk?” tawar Adam.
“Oke,” Ivy agak kecewa karena kali ini ia tidak berhasil memancing Adam.
Lalu... ia semakin penasaran akan sosok kakaknya itu.
Perlahan, rasa setrum yang menggelitik merambah di nadi Ivy.
Sepertinya, aku mulai menganggap Adam seorang laki-laki. Pikir Ivy setelahnya.
**
Adam masuk ke kamar dan menghela nafas panjang.
Pukul 3 dini hari.
Lumayan seru acara nonton kaum lelaki single hari ini.
Setelahnya, Papa pulang ke hotel, kembali ke pelukan Cassandra. Andy dan Alka katanya mau numpang mobil Papa untuk lanjut ke club yang ada di area hotel. Mereka dapat diskon tiket masuk karena Papa Adam jadi tamu hotel.
Lalu pria itu Membuka pakaiannya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Selesai Mandi, Adam bercukur di wastafel sambil berpikir mengenai Ivy.
Betapa manisnya gadis itu menegurnya untuk ‘diam’ saat tadi ia adu argumen dengan Cassandra. Adam suka kalau Ivy bersikap tegas, atau pun saat ia ngambek dan tantrumnya mulai timbul. Rengekannya membuat Adam merasa di atas angin.
Dan melihat suasananya,
Kemungkinan besar, melihat dari tabiatnya, Ivy tidak suka kalau melihat Adam terlalu sibuk dengan wanita lain di saat dia ada di dekat Adam. Ivy merasa tidak diperhatikan. Ia biasanya mendapatkan porsi lebih besar dari semuanya untuk hal perhatian Adam, jadi gadis itu menangis tadi.
Hal itu membuat Adam senyum-senyum sendiri di depan cermin saat ini.
Tapi yang membuatnya gusar tadi...
Cassandra.
Tampaknya Ivy condong membela Cassandra.
Hal yang membuat Adam tidak bisa mengerjai wanita yang dianggapnya menyebalkan itu. Adam ingin Cassandra pergi dari hidup Ivy. Terlalu banyak hal-hal buruk yang diajarkan wanita itu ke Ivy.
Adam tidak ingin Ivy terpengaruh.
Karena, semakin cantik Ivy, semakin pesolek gadis itu, semakin banyak kumbang yang mendekat.
Sekarang saja Adam cukup kerepotan mengusir yang terkena jeratan pesona adiknya itu.
Mungkin benar juga, Andy bisa diatasi dengan mendekatkannya pada Cassandra.
Sekali selam, dua tiga pulau terlampaui.
Adam memeriksa penampilannya, sudah rapi.
Lalu membersihkan wastafel dengan cermat sampai mengilap.
Setelah itu ia mau tidur sebentar dan rencananya mau bangun subuh untuk membersihkan rumah yang berantakan bekas pesta tengah malam mereka.
Adam menyampirkan handuk di pinggangnya dan keluar dari kamar mandi
“Kak...”
Betapa kagetnya ia saat Ivy sudah duduk di pinggir ranjangnya.
Sesaat Adam membeku.
Ia sempat berpikir yang di depannya roh halus.
Atau astral serupa peri.
Ivy begitu cantik dalam balutan daster tipis tanpa lengan warna putih. Rambutnya yang panjang dan hitam, dikepang besar-besar dan disampirkan ke depan.
Ia menatap Adam dengan menyelidik lewat mata bulat besarnya yang hitam.
"Kamu…" Adam bagai tercekat, tidak mampu bersuara lebih lanjut. Ia mau bertanya bagaimana Ivy bisa masuk ke kamarnya padahal Adam tidak memberitahukan passwordnya.
"Aku boleh tidur di sini ya Kak?" tanya Ivy selanjutnya.
Kejutan kedua.
Adam sampai deg-degan mendengarnya.
Sesaat ia bahkan terpaku tak bergerak, sel-sel di aliran darahnya terasa menggeliat.
"Aku mimpi buruk soalnya. Rasanya perasaanku nggak enak," Ivy mengelus lengannya dan memeluk dirinya sendiri.
Sebenarnya Ivy sudah tidur dari tadi. Namun ia terbangun.
Ia tidak nyaman berada di dalam kamarnya.
Sugesti yang melandanya... tahu bahwa seluruh kamarnya dipasangi CCTV di spot-spot yang tersembunyi. Rasanya ia risih dan tidak nyaman, walau pun tahu kalau Adam masih di luar kamarnya, di ruang keluarga dan kini menonton film entahlah apa, yang pasti suasananya ramai di bawah sana.
Terdengar suara tawa Adam yang renyah.
Ivy menatap ke arah pintu.
Suara Adam yang seharusnya familiar di telinganya, kenapa kini terdengar asing.
Ivy baru sadar kalau tawa Adam menyenangkan. Ivy sampai ikut tersenyum mendengarnya. Tidak melengking, tidak terputus-putus, tidak terdengar terpaksa. Suara tawa yang bening.
Kemudian Ivy menatap ke arah plafon, ke lampu kristal di atas ranjangnya.
Ada CCTV di sana. Lalu ke arah meja riasnya, di sana juga ada.
Tempat mana di rumah ini yang tidak dipasangi cctv.
Kamar Adam tentunya....
“Oke, kalau tak bisa tidur sampai mereka pulang, aku akan ke sana saja, yang penting bisa tidur nyenyak. Tapi alasannya apa?” gumam Ivy.
Dan di sinilah ia berada sekarang.
Di kamar Adam.
Mengaku kalau ia mimpi buruk. Sekaligus berniat jahil ke Adam.
Adam berdehem untuk menguasai nafasnya yang semakin sesak. Wajah Ivy yang polos kini di matanya bagaikan rubah licik yang mempesona.
Keberadaan Ivy di sini membuat otaknya berpikir keras.
Teorinya, pertama, kalau gadis itu dalam keadaan normal, ia pasti akan mengetuk dulu sebelum masuk ke kamar karena tak tahu passwordnya.
Kedua, Ivy pernah sampai tindihan, bahkan pernah beberapa kali mimpi buruk pada awal-awal perceraian Mama dan papa, tidak sampai ia minta ‘mengungsi’ di kamar Adam.
Ketiga,
Ngapain dia dini hari begini dandan cantik?!
Adam tahu bedanya wajah Ivy saat bangun tidur dan kalau mau kuliah, walau pun hanya memakai lipgloss tipis, saking seringnya mengamati Ivy, Adam tahu bedanya.
Yang ini, jelas-jelas Ivy berdandan dan menata rambutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
another Aquarian
ihiirrrrr, mulai ikut penasaran balik..
2025-03-31
0
Sulaiman Efendy
JEBOL2 DEH PERTAHANAN LO DAM😂😂😂😂😂😘😘😘😘😘😘
2023-10-15
1
eMakPetiR
nah lho
nah lho
nah lhoooooo
2023-07-11
1