Ingin Punya Pacar

Ivy duduk di meja makan sambil meminum air mineral. Adam lalu duduk di sudut yang bisa melihat wajah Ivy lebih jelas. Ia tatap adiknya itu dengan raut yang jauh lebih lembut daripada yang biasa.

Ivy membuang muka dan memilih untuk menatap ke taman di luar jendela.

"Kamu tahu cowok macam apa Andy?" kata Adam dengan suara lembut.

"Semua juga tahu cowok macam apa dia," gumam Ivy.

"Kenapa masih nekat?"

"Aku suka. Udah itu aja,"

"Maksudnya kamu ada kelainan jiwa suka sama cowok masochist gitu?!"

"Maso- itu temen kakak sendiri, kok bisa-bisanya kakak bicara begitu mengenainya?!"

"Cari cowok lain," ujar Adam, "Percaya aja,"

"Memangnya aku boleh punya cowok?! Semua cowok yang ketahuan pacaran sama aku pasti kakak ancam dan kakak suruh pergi, terus sekarang kakak bilang cari cowok lain?! Yang macam apa?! Apa aku harus sekalian aja pacaran sama Om-Om kaya biar kakak nggak berisik?!"

"Ivy!!" seru Adam marah.

Ivy gebrak meja dan berdiri. "Kakak sadar nggak selama ini apa yang Kak Adam lakukan padaku?! 18 tahun aku nggak punya pacar gara-gara Kakak! Eh ralat deng! 11 tahun soalnya pas 7 tahun sebelum aku ketemu Kak Adam hidupku adem anyem. Sejak ada Kak Adam aku nggak bersosialisasi dengan baik dan benar! Tadinya aku memang jarang punya teman, tapi pas ada Kak Adam, aku malah benar-benar terisolasi! Segelku rapat banget sampai sesak!!"

"Ya makanya nyari temen tuh yang beneran, bukan yang cuma mau ngedeketin kamu buat caper sama aku! Malah ada yang terang-terangan telanj4ng di depanku, lebih parah lagi si siapa itu namanya, sampai sekarang ngejar-ngejar aku terus minta kunikahi! Dia malah pernah bawa bapaknya ke kantorku minta ijab kabul!"

Ivy diam sambil memiringkan kepalanya, "Siapa? Kok aku nggak tahu?"

"Ya kamu terlalu naif!"

Ivy mencibir. "Aku terlalu naif dan Kak Adam terlalu sempurna. Sampai aku meminta bantuan cowok maso untuk dijauhkan dengan Kak Adam. Fix kita ini sodara paling kacau," ujar Ivy.

"Cowok maso yang kamu maksud barusan adalah cowok brengsek yang baru aja ku-usir?!"

"Ya aku memang minta bantuan dia,"

"Buat apa?!"

"Biar kakak sadar kalau aku ini layak diberi kebebasan! Aku juga pingin punya pacar kayak cewek-cewek lain, jalan ke mall sama pacarnya, diner sambil pegangan tangan, ke acara ulang tahun nggak sama kakaknya!"

"Itu tujuan kamu jalan sama Andy? Biar aku sadar? Ya rencana kamu gagal, bukannya ngijinin kamu, aku malah bikin kamu langsung dijodohin aja,"

"Sama siapa? Memang di dunia ini ada yang lebih sempurna dari Kakak?" ivy mengangkat dagunya menantang Adam.

"Heh?" dengus gadis itu. "Coba pikir, mana ada cowok yang sesuai kriteria kak Adam?!"

"Yang penting cowok itu baik,"

"Sebaik apa? Sabuk hitam karate? Bisa lancar main biola dengan Paganini 24 Capriccio? Atau harus bisa semua alat musik? Harus CEO kayak kakak? Bisa beli mobil tanpa duit orang tua? Bisa masak setara chef? Bisa bersihin rumah mewah sampai ke sudut sampai mengkilat?! Kaya, Super duper tampan dan mukanya kebule-bule'an?! Cara bicara sopan dan sekali senyum orang bisa ikutan senyum juga?! Itu sih kriterianya kakak!!"

Adam diam, alih-alih marah dia malah mau ketawa.

Secara nggak langsung Ivy sambil misuh-misuh juga sambil memuji dirinya.

"Banyak yang kayak aku kok," gumam Adam sambil menopang dagunya.

"Tom Cruise yang sempurna kayak robot aja kawin-cerai kak," desis Ivy yang menunjuk layar tv mereka, sedang menayangkan film Mission Imposible Ghost Protocol, salah satu film favorit Adam.

"Tujuan kamu pacaran sama Andy sebenarnya apa?" tanya Adam sambil memberi kode dengan jarinya supaya Ivy kembali tenang dan duduk kalem.

"Aku nggak tau harus cari dimana sosok pacar sempurna, kupikir kakak pasti akan berteman dengan cowok yg paling-tidak mendekati diri kakak. Jadi Andy yang kusasar,"

"Segitu pinginnya kamu punya pacar?"

"Nggak gitu-gitu amat sih, aku cuma pingin berkembang, nggak diem dirumah terus kayak keong, penasaran sama dunia cinta, pingin patah hati, pingin ngerasain macam-macam,"

"Macam-macam itu apa?"

"Harus dijabarin? Sekalian aja kubikin makalah bagaimana?"

"Hehe," kekeh Adam.

"Nggak usah ketawa! Ganti lingerieku! Mahal itu! Mau kujahit!"

"Udah kubakar,"

"Udah di-" kemudian Ivy memekik, "Aaargh!! Terus aku harus kalem aja menghadapi Kakak? Keburu sakit jiwa akunya!!"

Ivy berdiri dan naik ke lantai dua, dan kembali membanting pintunya.

"Ivyyy," panggil Adam, "Aku lupa ngomong kalo hape kamu kudonlotin aplikasi Spy yaaa, jadi apa yang kamu buka aku tahu, kehubung ke hapeku,"

"Aku bakal buka P02nhu8 pake VPN!!" seru Ivy dari dalam kamar.

**

Adam menyeruput kopinya dengan tenang sambil tetap menatap wanita di depannya.

Wanita ini sedang menjelaskan kalau konsep desain iklan restoran yang kemarin ia pesan dari perusahaan Adam membuat occupancy restorannya melesat 90%.

Wanita ini bernama Jane, dia pengusaha muda sekaligus anak pebisnis terkenal. Orang tuanya Taipan yang menjalankan usaha seller ponsel, kalau lewat di mall pasti ada gerai milik orang tua Jane di sana dan biasanya lumayan ramai dikunjungi masyarakat.

Jane berusaha menjadi pebisnis juga seperti orang tuanya. Masalahnya…

"Ci, jangan terlena dengan euphoria. Kalau cici tidak memperbaiki kualitas makanannya, sebagus apa pun iklan yang ditayangkan, dengan cepat konsumen akan pergi," desis Adam.

Jane berhenti bicara dan menatap Adam dengan lekat.

Alka menyenggol-nyenggol lutut Adam memintanya agar diam.

"Kopinya nggak enak," dengus Adam.

"Excuse me?! Itu kopi Toraja yang langsung kami panen dari kebun," Jane agak sewot.

"Udah ngerasain sendiri belum? Nyimpennya nggak bener kayaknya. Rasanya anyep kayak berjamur,"

"Lidah kamu kali yang kelainan,"

"Cici kayaknya juga bukan penikmat kopi, cuma ikut-ikutan biar keliatan pekerja keras di mata orang. Biar nggak keliatan princessnya ya?" ujar Adam.

Jane terperangah menatap Adam.

Alka mengusap wajahnya, mencoba sabar.

"Gimana kalo bikin vlog tentang liburan aja, mungkin bisa lebih laku daripada cafe yang Cici sendiri nggak tahu apa aja yang udah dibuat koki di dapur,"

"Saya boleh marah nggak ni? Hah?! Saya ini klien kamu loh!"

"Jane" Adam memanggil wanita di depan dengan namanya aslinya, "Saya bukannya mau menghina kamu tanpa alasan. Secara cepat Occupancy kamu akan menurun kalau kamu tidak segera memperbaiki kualitas. Kamu kan sedari lahir diberi kelebihan untuk merasakan makanan yang enak-enak? Minuman dengan rasa fantastis? Gunakan hal itu dong sebagai modal. Ciptakan standar yang tinggi! Jangan cuma ikut-ikutan trend ujung-ujungnya rugi. Kamu belum BEP nih, jangan sampai pas kamu rugi kamu nyalahin orang Creative ya!"

Jane hanya diam membeku. Ia menatap Adam dengan terkesima.

Kalau Adam tidak luar biasa tampan, mungkin udah dia lempar gelas di depannya ke muka tu cowok.

Tapi karena Adam-nya ganteng, kalimat yang baru saja diutarakan Adam malah membuatnya berpikir kalau Adam berbicara hal sepedas itu sebagai pendorong semangatnya untuk maju.

"Wah…" hanya itu yang mampu diucapkan Jane. Matanya tak bergeming menatap Adam.

"Nggak usah jadi suka sama saya, saya nggak tertarik sama kamu," Adam langsung bicara apa-adanya. Membuat Jane langsung beringsut.

"Kalau mau pakai jasa kami untuk per produk, hubungin Alka aja. Nggak usah ganggu saya malem-malem," kata Adam sambil berdiri dan pergi dari sana.

"Sori ya Ci, dia emang begitu tapi-"

"Ya Ampun dia sebenarnya baek banget ya orangnyaaaa," Jane malah semakin terkesima.

Alka langsung nyinyir.

Sudah biasa hal ini terjadi.

**

Terpopuler

Comments

another Aquarian

another Aquarian

mulutnya level setan nyonyor 😂

2025-03-31

0

Rose_Ni

Rose_Ni

lu ganteng lu aman

2024-08-22

1

Ran Aulia

Ran Aulia

aaaa Tom Cruise 😍😍😍😍

2023-08-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!