Adam VS Cassandra

“Kak?” Ivy memberanikan diri berbalik ke arah kakaknya, “Cantik nggak?”

Adam hanya diam dan menatap Ivy dari atas ke bawah.

Pandangan mata Adam yang sinis tampak mengernyit saat ia berhenti di bagian rok Ivy yang pendeknya di atas lutut, lalu ke bagian lengannya yang terbuka dan dada yang belahan dada yang agak turun.

“Murahan...” gumam Adam.

Ivy terperangah mendengarnya. Seketika ia merasa dunia ini langsung runtuh. Kakinya lemas seketika.

Cassandra yang melihat hal itu, menarik lengan Adam untuk masuk ke area dapur di belakang. Adam masih bisa mendengar papa memeluk Ivy sambil bilang, ‘Jangan dengarkan Adam, kamu sangat cantik Sayang,’

“Apa sih mau kamu?!” seru Cassandra sebal.

Karena area dapur kotor tidak memiliki pintu, mereka tidak sadar kalau suara mereka terdengar juga sampai keluar.

“Kemarin teman-temannya dan sekarang kamu yang membully-nya? Sudah cukup dong kalian membuat dunia Ivy gelap!!” seru Cassandra.

“Apa maksud kamu mendandaninya dengan gaun pendek seperti itu? Kamu mau bagian tubuhnya terpampang kemana-mana?!”

“Ya kan cantik Adaaaam!!”

“Masih banyak jalan yang menunjukkan kecantikannya, tidak harus baju seksi seperti itu!”

“Dress itu nggak seksi, belahannya tinggi dan nggak pendek juga!”

“Bajunya diatas lutut 3 senti!!”

“Kolot banget sih kamu!”

“Kalau di pikiran kamu cara untuk menjadi cantik adalah memakai pakaian vulgar seperti yang kamu sering kenakan, cepat atau lambat dia akan jadi p3lacur sepertimu!”

Cassandra memekik tak percaya Adam bisa bicara seperti itu padanya.

“Dia bukan Baby yang sedang kamu ajari untuk menggaet Daddy!” tambah Adam.

“Kamu keterlaluan ya Adam, kamu pikir kamu sendiri suci, begitu?” Nada suara Cassandra rendah dan gemetar saking marahnya ia. “Yang berpikiran pakaian itu vulgar hanya kamu karena otak kamu dipenuhi hal-hal mesum terhadap wanita!! Ivy mau pakai daster kedodoran kemana-mana juga bakalan kamu bilang dia seksi!! Otak kamu obatin dooong!!”

Adam diam

Cassandra terengah-engah mengatur nafasnya.

“Kamu tahu,” desis Cassandra, “Teman-teman Ivy bilang wajahnya kusam, muram, bikin suasana nggak enak, gayanya kaku dan monoton. Padahal kenyataannya sebaliknya. Mereka berusaha membuat Ivy tidak percaya diri, membuat Ivy merasa paling jelek sedunia, kenapa? KARENA MEREKA IRI PADANYA!” jerit Cassandra.

“Ivy itu gadis paling cantik yang kukenal! Gayanya elegan dan gerak-geriknya kalem! Berani taruhan banyak cowok yang mendekatinya! Itu yang membuat dia sering di bully! Dikata-katai! Sekarang kamu tambah-tambahi, maksud kamu apa?! Kamu nggak suka kalau begitu Ivy keluar dari sini pandangan mata laki-laki akan tertuju ke arahnya? Kamu nggak siap dengan hal itu?! Makanya kamu bilang yang jelek-jelek! Biar dia hanya jadi milik kamu!” seru Cassandra berapi-api.

Hening sesaat, Cassandra menopang tubuhnya ke dinding.

Adam hanya diam sambil menatapnya tajam.

“Ya, benar... Lalu kamu mau apa?” sahut Adam.

“Astaga Adam! Kamu berlebihan menjaganya!!”

“Dengar! Aku nggak akan biarkan ada laki-laki yang mendekatinya. Tidak ada yang pantas untuknya. Jelas?! Level Ivy jauh di atas semua laki-laki yang kutahu. Aku tidak ingin ada orang brengsek yang menatapnya lekat-lekat seakan dia objek bercinta! Kamu pikir aku berlebihan? Ya! Aku memang berlebihan karena aku khawatir dengan sosoknya yang seperti dewi dari khayangan! Di sini hanya ada monyet-monyet berkeliaran!”

Di luar...

Papa dan Ivy saling lihat-lihatan

Adam dan Cassandra bertengkar di dalam dapur.

Dan tak sadar kalau semua perdebatan mereka terdengar jelas sampai keluar.

Ivy yang tadinya sedih, kini pipinya berubah merona.

Dewi dari khayangan? Ada -ada saja si Adam. Pikirnya tersipu.

“Yaaah, Papa juga dilain pihak sih setuju sama Adam,” bisik papa.

“Oh ya Pa?”

“He’em. Pakaian kamu kelewat stunning. Nanti saja kamu kenakan lagi kalau kamu sudah bersuami. Papa juga suka sebal kalau ada laki-laki lain menatap Cassandra dengan mata yang... yah kamu tahu lah,”

“Hehe,”

“Udah nggak sedih?”

“Nggak,” Ivy mengangguk, “Aku ternyata cantik ya, Kak Adam aja sampai marah, hehe,” Ivy menggaruk kepalanya.

“Kakak kamu terlalu protektif, makanya kami mempercayakannya untuk menjagamu. Kami yakin di tangan Adam, kamu aman,”

**

“Loh? Kok gantiii,” keluh Cassandra sambil menatap Ivy dengan bersungut-sungut.

“Aku lebih nyaman begini Tante, Ini bagus juga kaaaan,”

“Ya yang tadi kan Tex Saverio, yang ini Michael Kors jadi modelnya lebih kalem! Dua-duanya bagus cuma masalah selera aja. Masalahnya, kamu itu yang mana, Ivy?”

“Aku itu yang mana? Maksudnya Tante?”

“Jangan pakai baju karena pandangan orang lain, tapi pakai baju yang membuat kamu nyaman,”

“Memangnya kamu nyaman sama baju kurang bahan begitu?” dengus Adam ke Cassandra, “Lihat aja nanti kalau kamu duduk, kamu juga bakalan sibuk nurun-nurunin rok, kecuali kamu ingin aset kamu ditonton-in banyak orang...” Adam merangkul pinggang Ivy dan menuntunnya ke luar ke arah mobil di halaman.

“Selera kamu itu seleranya kakek-kakek kolot!” seru Cassandra sambil mengentakkan kakinya saking kesalnya dia.

“Wah, kamu ternyata cepat akrab ya sama Adam, syukurlah,” Papa pun memeluk bahu Cassandra dan menggiring wanita itu menuju ke mobil.

**

“Gimana rencana kalian ke depannya?” tanya Adam sambil menyeruput sodanya.

“Ya ampun dia ambil alih posisi kamu, Bebe,” desis Cassandra sambil menutup mulutnya sendiri. Masalahnya yang bertanya seperti itu biasanya adalah Bapak ke anaknya yang sudah lama pacaran. Ini ada anak bertanya pada bapaknya.

Papa menghela nafas dan menatap Cassandra, “Terserah dia saja, yang jelas, Papa berniat serius,”

Cassandra melirik Papa sekilas.

Lalu wanita itu menatap Adam.

Dan memicingkan mata seakan meminta Adam untuk mencari topik pembicaraan lain.

Adam langsung tahu kalau Cassandra tidak berniat menjalin hubungan serius dengan Papanya.

“Yah urusan kalian sih,” gerutu Adam kesal. Selanjutnya ia akan menganggap kalau Cassandra memanfaatkan Papanya untuk uang, dan papa memanfaatkan Cassandra untuk untuk urusan libido.

Adam malah makin muak melihat pasangan di depannya ini.

Sementara Ivy dari tadi hanya cengar-cengir, “Kalau seandainya tidak cocok, kita tetap jaga hubungan baik ya Tanteee,” sahut Ivy.

“Ya tentu saja Shaaaaay! Tidak ada anak si Daddy yang menyambut baik kedatanganku seperti kamu loooh. Rata-rata kalau nggak jambak rambutku, maki-maki, minta transferan dibalikin semua, ya kalau anaknya laki-laki biasanya mereka malah berusaha merebutku dari bapaknya sendiri,”

“Hush! Kamu nih!” tegus Papa.

“Apalagi yang seperti Adam, jelas-jelas dia menganggapku parasit,’

“Ya kamu memang parasit,” desis Adam

“Iya, Parasit dengan perjanjian,” ralat Cassandra. “Aku tadinya menyangka anak kamu Gay. Tapi ternyata dia hanya kolot,” kata Cassandra sambil menatap Papa.

Adam mendecak sambil kembali menyeruput minumnya.

“Eh? Ivy? Loh, sama Adaaaaam!!” terdengar suara Maudy.

Ivy dan Adam menoleh ke belakang.

Tampak Maudy dan teman-temannya yang biasa, kini ada tambahan lagi, Andy ada di sana juga, sedang merangkul bahu Maudy.

Adam langsung menggerutu dengan malas.

Terpopuler

Comments

Cut SNY@"GranyCUT"

Cut SNY@"GranyCUT"

ish Andy..😏

2024-09-19

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BIAR SI IVY LIAT TU SI ADAM SPRTI APA....???

2023-10-15

1

eMakPetiR

eMakPetiR

syukurlah ada Cassandra..

2023-07-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!