lagi-lagi Salah Paham

Mulai kini, Ivy melihat Adam dengan cara yang berbeda. Gadis itu melakukan sesuatu yang selama hidupnya bersama Adam tidak pernah terlintas sama sekali.

Yaitu, memperhatikan sosok Adam.

Wajah kakaknya itu ia amati betul-betul, ia bahkan bandingkan dengan semua cowok-cowok di dekatnya. Bentuk kepalanya Adam ternyata simetris, dengan rahang persegi yang kokoh dan dagu lancip. Jenis bentuk wajah yang langka dan memesona. Matanya yang hijau pucat bersinar di bawah sinar lampu. Kontras dengan rambutnya yang kini di cat gelap. Dulu seingat Ivy, rambut Adam coklat terang.

Mungkin Adam sengaja mengecatnya menjadi gelap agar lebih Indonesia, nggak bule-bule amat.

Juga kulitnya kini kecoklatan terbakar matahari. Tapi hal itu malah membuatnya semakin eksotis dan…

"Liar…" gumam Ivy.

"Apa Vy?" tanya Adam karena ia tidak mendengar Ivy dengan jelas.

"Eh? Apa kak?" sahut Ivy cepat dan balas bertanya.

"Tadi kamu seperti bicara sesuatu,"

"Oh, iya aku agak capek aja hari ini. Mungkin efek kebanyakan nonton,"

"Kalo nonton horor memang banyak menguras energi," kata Adam.

Kena kamu… Pikir Ivy licik.

"Kok tahu aku nonton Horor?" tanya Ivy.

Adam diam sesaat, lalu tersenyum ke arah Ivy. "Ngintip dari pintu,"

Ivy hampir saja bilang kalau pintu kamar-kamar memiliki smartlock dan ada penyangga otomatis, jd tidak mungkin bercelah. Tapi dengan cerdasnya Adam mengalihkan perhatian dengan mengobrol hal lain.

"Aku undang Andy ke sini ya, nanti malam mau nonton bola sampai malam mumpung ada Papa,"

"Waah asik!" seru Papanya, "Andy aja nih? Lebih ramai lebih baik Dam!"

"Sebentar, kupanggil Alka juga kalau begitu,"

"Kalau begitu aku pulang saja habis acara," desis Cassandra sambil menatap Adam dengan tegang.

"Kamu bisa menginap di kamar Ivy," kata Adam sambil tersenyum licik.

"Aku agak capek,"

"Nggak seru deh kamu,"

Mereka saling menatap dengan raut wajah menantang.

"Lagi-lagi Adam vs Cassandra, bagaimana kalau besok Papa jadi menikah dengan Cassandra, bisa luluh lantak rumah ini,"

"Yaaaa, aku sih berharapnya Papa rujuk sama Mama. Mama kan pulang ke Jakarta karena diputusin pacarnya," desis Adam.

"Kakak tahu dari mana?"

"Ku-desak akhirnya mengaku. Soalnya ngomongnya berbelit-belit. Dia bahkan bertanya isi kulkas. Kalau sudah begitu pasti dia sedang dalam perasaan tak tenang," kata Adam.

"Hm…" terlihat Papa merenung.

"Kalau Cassandra… Mungkin lebih cocok dengan sosok yang sepertiku," ujar Adam.

Cassandra menangkap kalau sosok 'yang seperti Adam' itu adalah Andy.

Namun Ivy malah mengira kalau Adam tertarik dengan Cassandra.

Gadis itu terperangah menatap Adam, bergantian dengan Cassandra, bolak-balik, dan entah bagaimana ia langsung gusar dengan keadaan itu.

Pikirnya, dari pertama Cassandra memang sudah menunjukkan ketertarikannya dengan Adam, dan selama ini wanita itu bisa mengimbangi obrolannya dengan Adam.

"Yah, kita tidak tahu kemana roda berputar, Adam. Apakah Papa kamu akan rujuk dengan Mama kamu, apakah justru aku yang luluh dengan sosok Papanya Adam, kita tidak pernah tahu," desis Cassandra.

Adam menatap Cassandra dengan sinis. Wanita ini tampaknya tidak takut diancam.

Adam akan menanyakan lebih jelas, kenapa bisa sampai sepatu Andy ada di dalam kamar hotel Cassandra saat Papanya belum pulang dari luar kota. Dan pakaian Cassandra saat itu saat menyambut Adam hanya seadanya,"

**

"Apa yang kau lakukan Adam? Mau mengancamku atau bagaimana?" Cassandra membantu Adam mencuci piring.

Adam mengelap piring-piring yang sudah dicuci Cassandra sambil bersandar di konter, menatap Papa dan Ivy duduk sambil nonton drama di depan mereka.

"Aku tidak suka pengkhianat,"

"Aku bukan pengkhianat,"

"Lalu kenapa Andy ada di kamar hotelmu waktu itu,"

"Memang kau akan percaya kalau aku bilang yang sebenarnya?"

"Tidak,"

"Ya untuk apa aku bilang," desis Cassandra, "Yang jelas, tuduhanmu tak akan berdasar kalau kau bilang aku ada hubungan cinta dengan Andy,"

"Bukti-bukti sudah jelas mengarah ke sana,"

"Tahu asas praduga tak bersalah?"

"Lagakmu…" sungut Adam.

"Adam, kontrak yang kujalani dengan Papamu, mengizinkan kami terlibat hubungan cinta dengan orang, tapi selama kontrak itu berlaku kami tidak bisa berpisah dengan 'inang' kami,"

"Kontrak yang konyol… Kapan kau akan menjalani hubungan yang lebih sehat?"

"Aku juga memimpikan memiliki keluarga, Adam. Dan itu bukan dengan Papamu. Dia memiliki keluarga sendiri. Kulihat, dia juga masih sering melihat foto-foto Mamamu diam-diam,"

Adam diam dan meletakkan piring ke rak.

"Ceritakan padaku yang sebenarnya, aku akan mencoba untuk mengolahnya dengan otakku ini,"

"Yaaah, malas ah!" desis Cassandra terkekeh.

"Hah?!"

"Silakan menduga-duga," Cassandra pun berjalan melenggang ke arah sofa di depan tv, bergabung dengan Papa dan Ivy.

**

Menjelang malam, saat Andy dan Alka datang, Cassandra pamit pulang.

Adam melihat kalau pandangan Andy dan Cassandra sewajarnya saja. Tidak ada percikan cinta atau pun sikap salah tingkah. Tapi memang semua tidak menduga kalau sikap Cassandra jauh lebih ramah ke Andy dibandingkan dengan sikap Cassandra ke Adam atau Alka.

Cassandra menangkap pandangan mata Adam yang menyelidik ke arahnya dan Andy.

Wanita itu hanya memutar matanya dan merasa capek karena Adam terus-terusan mencurigainya.

Dari awal Adam memang menunjukkan terang-terangan kalau ia tidak menyukai Cassandra.

"Andy pernah datang dua kali ke hotel untuk membantu menata display tasku," kata Cassandra, "Saat pertama ia datang bersama Ivy, saat kedua ia…" Cassandra melirik Adam sekilas, "Datang sendiri karena harus memasang lampu. Aku tak sengaja menjatuhkan lampu itu, bohlamnya pecah dan Andy datang membantuku memperbaikinya,"

"Kau bisa menelponku," desis Adam.

"Kau tidak pernah ramah padaku. Papamu di luar kota, dan itu bukan jadwal Alka datang," kata Cassandra.

"Berjuta alasan," sindir Adam.

"Reaksimu yang seperti ini yang membuatku lebih baik panggil orang lain dan dihakimi macam-macam. Toh, aku sudah terbiasa difitnah," ujar Cassandra.

Andy, Alka dan Papa menatap keduanya bergantian dengan tegang.

"Ayo pulang, kuantar. Daripada diantar Andy," desis Adam masih sinis.

"Astaga, malamku pasti akan suram," desis Cassandra sambil berjalan mendahului Adam keluar rumah.

"Kau menyambutku dengan kimono vulgar waktu itu," kata Adam sambil mengikuti Cassandra.

"Astaga Adam! Kau mengetuk pintu saat aku sedang mandi! Kamu berharap aku buka pintu dalam keadaan tel4nj4ng?! Kalau begitu lain kali aku akan begitu!"

“Alasanmu masih tidak logis menurutku,”

“Sometimes, **1* happen,” gumam Cassandra. Itu pepatah dari negara barat yang berarti kadang keadaan tak terduga yang menyebalkan dan tak masuk akal bisa saja terjadi.

"Tungguuu!” terdengar suara Ivy di kejauhan menyusul mereka.

Adam dan Cassandra mengernyit sambil menoleh ke belakang.

“Aku ikut antar Cassandra ke hotel ya!” ujar Ivy sambil terengah-engah.

Tak akan kubiarkan kalian berduaan satu mobil! Pikir Ivy

**

Terpopuler

Comments

another Aquarian

another Aquarian

kasih sedikit PR buat adam, biar gak mikir ivy terus 😂😂😂

2025-03-31

0

kalea rizuky

kalea rizuky

kayak cemburu aja deh adam neh hadeh

2024-10-21

0

Khomsa Veblita

Khomsa Veblita

look at this. you r smart Thor.

2024-09-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!