Malam itu Ivy merasa haus, dan kebetulan termos minum di nakasnya dalam keadaan kosong.
“Dooooh, cape deeeeh,” keluhnya mengingat ia harus turun ke lantai bawah gelap-gelapan cuma buat ambil air minum.
Ivy melirik jam dinding, masih pukul 10 malam.
Belum terlalu larut.
Tumben juga biasanya ia jam segitu belum tidur, ini malah jam segini dia terbangun dari tidur.
Ternyata hidup tanpa ponsel malah membuat jam tidurnya bertambah. Padahal seharian ia berkutat dengan komputernya nonton drakor, untuk menghilangkan kekesalannya, pas pertengahan episode ia malah sudah merasa ngantuk.
Dan karena tidak memegang ponsel, begitu ketemu bantal, ia langsung terlelap.
Ivy membuka pintu kamarnya dan udara dingin dari ruang keluarga di lantai bawah menerpa kulitnya.
AC masih menyala.
Ivy melongok lewat pagar pembatas ke bawah.
Kakaknya masih terbangun, dengan laptop menyala dan televisi 80 inch di depannya menayangkan film fantasi berseri dari channel berbayar.
Ivy merasa sangat malas bertemu kakaknya itu. Karena menurutnya Adam bertingkah otoriter padanya. Sejak Papa dan Mama berpisah dan Adam diberi wewenang untuk menjaga Ivy, Adam bertingkah sok penting di kehidupan Ivy.
Kakaknya itu mengatur semua dalam hidup Ivy, dari cara berpakaian, sampai urusan cinta.
Ivy yang merasa tertekan sering melawannya.
Dan sialnya, tekanan dari kakaknya malah justru semakin besar kalau Ivy melarang. Apalagi Kakaknya itu tukang ngadu.
Ivy yang dari dulu patuh ke Mamanya, tidak kuasa kalau mendengar Sang Mama mengomelinya. Sebagai anak yang takut di cap durhaka, ia menurut kalau Sang mama melarangnya ini-itu. Masalahnya Si Mama itu Sekutu kakaknya.
Kalau Papa, Ivy memilih untuk menghindarinya.
Karena awal perceraian ini adalah karena Papa ketahuan berselingkuh.
Sejak itu semua kacau balau.
“Ivy,” geram Adam dari sofa ruang keluarga. Ivy yang sedang berada di dapur untuk mengisi air minum dari dispenser, menoleh dengan mengernyit.
“Pa?” Ivy menanggapi kakaknya dengan malas.
“Sudah kakak bilang berkali-kali jangan pakai baju tidur model lingerie,” gerutu Adam.
“Kakak bisa tidur tanpa atasan, kenapa aku nggak boleh pakai Lingerie? Aku masih lebih tertutup loh kak, atas bawah, dasar tukang pamer sikspek!” protes Ivy.
“Kamu masih perawan, jangan pakai yang terbuka, nggak pantes,”
“Terus karena kakak udah nggak perjaka jadi boleh pakai baju sesukanya, gitu? Ketahuan yaaa,” Ujar Ivy sinis.
“Nggak usah jawab, ini demi kebaikan kamu. Kalau ada yang nyerang kamu memangnya kamu bisa membela diri?”
“Memang yang ngeliat siapa selain kakak? Nggak usah ngatur-ngatur deh, aku masih kesel!” Ivy berbalik dan kembali meneruskan kegiatannya mengisi termos dengan air dingin.
Belum sampai termosnya penuh, Ivy merasa ada seseorang menghampirinya dari belakang.
Dengan kaget, Ivy membalik tubuhnya dan ia terpekik melihat Adam sudah di belakangnya.
"Ah!" serunya kaget, "Ngagetin aja deh kak! Kapan- Ugh!!"
Tangan Adam mencengkeram rahang Ivy sampai gadis itu tertekan ke dinding di belakangnya, memaksanya untuk diam seketika.
Ivy bisa melihat guratan urat di dahi Adam timbul, menandakan kalau pria itu sangat marah.
"Nggak usah protes," geram Adam dengan nada rendah.
Ivy gemetaran.
Rasanya perutnya seakan diaduk dan dadanya berdebar kencang.
Ada yang tidak beres.
Baru kali ini ia melihat raut wajah Adam seserius itu. Semarah itu.
Lalu, dengan gerakan yang sangat cepat, Adam merobek baju tidur transparan Ivy dalam sekali sentak.
Seketika Ivy tanpa sehelai pun melekat di tubuhnya.
Termos airnya terjatuh.
Adam membuang onggokan kain rapuh itu ke tempat sampah, lalu melilit tubuh telanjang Ivy menggunakan kaos oblong miliknya.
"Tidak usah membantah," desis Adam.
Ivy yang tadinya gemetaran, seketika rasa takutnya malah berubah menjadi kekesalan.
PLAKK!!
ia tampar Adam sekuat tenaga.
Pria itu tak bergeming dari tempatnya, tapi akhirnya ia melepas cengkeraman tangannya dari rahang Ivy.
"Nggak usah sok berkuasa! Kamu bukan siapa-siapaku" seru Ivy marah. Gadis itu membungkuk untuk mengambil termos airnya dan dengan setengah berlari ia naik ke lantai dua. "Aku benci Kak Adam!" serunya sambil membanting pintu kamarnya.
Adam mengehla nafas sambil mengusap pipinya.
Perih dan panas.
Lalu melirik ke arah tong sampah di sebelahnya.
Ia berdecak kesal, lalu menggelengkan kepalanya.
**
"Nih hape kamu," kata Adam saat pagi harinya.
Ivy hanya menyambar ponsel di tangan Adam dengan cepat, lalu berlalu keluar rumah dan tidak mempedulikan cowok itu.
"Makan dulu sebelum ke kampus!" tegur Adam.
Tapi Ivy diam saja dan malah berdiri di depan pagar.
Tak berapa lama, mobil Andy datang.
Adam ternganga kaget.
Bagaimana bisa Andy tiba-tiba datang?! Bukankah ponsel Ivy ada padanya? Apa Ivy menghubungi Andy lewat email di komputernya?!
"Ivy!!" panggil Adam sambil buru-buru keluar dari rumah dan mengejar Ivy.
Harus terkejar! Pikir Adam.
Karena kalau sampai Ivy masuk ke dalam mobil Andy, entahlah apa yang akan terjadi pada gadis itu.
"Ivy!!" seru Adam lagi, ia berharap setidaknya Ivy menengok ke arahnya agar bisa memperlambat niatan gadis itu untuk masuk ke mpbil Andy.
Beruntung Adam bisa meraih Ivy.
Ia mencengkeram lengan Ivy, tepat saat pintu mobil itu tinggal beberapa senti lagi tertutup.
Ia tarik kuat-kuat lengan Ivy sampai gadis itu akhirnya terangkat dari duduknya dan keluar dari mobil.
"Aduh!! Apa sih Kak?!" seru Ivy marah.
"Sejak kapan kamu nggak punya sopan santun, hah?!Kamu bahkan melengos aja keluar dari-"
"Memang apa hak Kak Adam ngelarang ini itu?! Aku udah gede, udah bisa punya kehidupan sendiri! Memangnya kerjaan kakak cuma ngurusin aku?!"
"Kakak dititipi-"
"Bodo Amat!!" seru Ivy marah. "Aku dititipin ke kaka waktu aku 17 tahun! Aku udah 18 sekarang, dan aku mau punya kehidupan sendiri, bebas dari kakak!!"
"Bebas dariku?! Memangnya apa yang mau kamu lakukan setelah masuk ke dalam sana?"
"Woy broooo," ujar Andy sambil keluar dari mobil dan menghampiri Adam, "Udah dong, adek lo kan pingin mandiri, masa lo iket melulu sih. Think positif doong,"
Adam menatap Andy dengan jijik. Bagaimana bisa berpikiran positif saat yang akan membawa adiknya adalah orang bang-sat sedunia, tukang mainin cewek, tukang mabok dan pecinta kekerasan?!
"Gue iket dia karena dia bakalan kehasut sama iblis berkedok manusia," geram Adam sambil menatap Andy dengan tajam.
"Maksud lo, gue Dam? Si iblis itu?" Andy mengernyit sambil meremehkan Adam, "Lo pagi-pagi jangan mabok dong!"
"Ivy, masuk ke rumah," geram Adam.
"Aku mau ke kampus, Andy yang mau anter," tantang Ivy.
"Kakak nggak izinin kamu pergi bareng Andy. Kamu masuk kerumah, kakak yang antar atau kamu nggak usah ke kampus sekalian,"
"Kenapa sih kak?! Andy salah apa coba?!"
"Bro, lo sister complex banget deh, jangan ngebuat gue curiga doong," kekeh Andy mengejek Adam.
Memang perihal Adam adalah kakak angkat Ivy hanya keluarga saja yang tahu. Masyarakat sekeliling dan teman-teman mereka hanya tahu kalau Adam dan Ivy bersaudara.
"Kakak mana yang mau adeknya jalan sama lo?" Adam balik bertanya ke Andy.
"Kita nih udah temenan lama loh, jangan sampe rusak cuma gara-gara cewek,"
"Masalahnya, ya! Kita udah temenan lama. Kok bisa adek temen lo sendiri mau lo garap, Ndy? Teman macam apa lo?" Adam menegakkan tubuhnya menghadang Andy, ia letakkan Ivy di belakangnya, agar terhindar dari jangkauan cowok bejat di depannya itu.
"Garap apa'an sih kak?! Bahasa kakak kok lebay!"
"Kamu diam Ivy, kakak kenal Andy jauh lebih lama dari kamu," geram Adam.
Andy menatap Ivy, hampir saja terucap dari mulutnya sesuatu.
Tapi Ivy menggeleng dan mengernyit.
Membuat Andy langsung bungkam.
Andy akhirnya mengangkat tangannya dan mundur selangkah, "Oke, sekarang terserah Ivy aja,"
"Masuk," gumam Adam.
"Aku kan mau kuliah kak,"
"Masuk dan tunggu aku," nada suara Adam semakin rendah.
Membuat Ivy langsung bergetar. "Y-ya udah, lepaskan aku dulu. Sakit…" gumam Ivy.
Pegangan tangan Adam melonggar dan Ivy pun buru-buru masuk rumah.
Adam masih berdiri di depan Andy. "Lo mau apa sebenernya? Gue udah tau tingkah laku lo, adek orang lain terserah aja kalau mau lo kerjain. Tapi lo tega-teganya milih adek gue, temen lo sendiri buat jadi pacar?!"
"Bro, masa gue nggak boleh jatuh cinta beneran,"
"T4i 4njing, mana gue percaya lo bisa jatuh cinta?! Yang ada di pikiran lo pasti mau bawa semua cewek di dunia ini ke kamar lo!"
"Nggak usah sok," ujar Andy, "Lo ngaku kenal gue sejak lama dan lo bahkan nggak bisa ngertiin gue? Nggak bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi? Adek lo tuh, sampe minta bantuan 'penjahat' kayak gue, lo mikir dooong sebenarnya ada apa?!"
"Maksud lo apa sih?! Ngomong belit-belit,"
"Ya lo tanya aja ke adek lo, kacrut! G0blok kok dipelihara!" dan akhirnya Andy masuk ke mobilnya, lalu menekan gas dan pergi dari sana.
Adam sambil berkacak pinggang menatap mobil Andy yang menjauh dan menghela nafas. Dalam hatinya, ia akan memperhatikan tingkah laku Andy dengan intens.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞
Ehh, jadi Ivy sendiri yg minta Andy jadi oacarnya
2024-07-07
0
Sulaiman Efendy
KYAKNYA ADAM MMG MNCINTAI IVY SPERTI LKI2 MNCINTAI WANITA, KRN ADAM TAU, IVY BKN ADIK KNDUNGNYA..
2023-10-15
0
Ndhe Nii
spy Adam cburu nih...maslahnya tiada yg tau kl mereka bukan sodara...mknya kenapa Andy ngomongnya begetooo
2023-08-04
1