Tangisan Ivy

“Enak?” Cassandra mengedip-kedipkan matanya meminta penilaian Ivy.

Gadis itu menggoyang-goyangkan tangannya pertanda kalau waffle yang dibuat Cassandra rasanya sesuai dengan selera Ivy.

“Itu modalku jadi Baby berkualitas,” bisik Cassandra. “Hihihi,” lalu ia terkikik.

“Jadi Baby itu harus bisa ini-itu? Bukan hanya degan ranjang ternyata ya?’ tanya Ivy.

“Yaaah,” Cassandra membetulkan posisi duduknya jadi lebih anggun dan menggoda, “Kalau yang itu sih sudah pasti yaaa, kita kan harus lebih dari ‘istri SAH’ walaupun jabatannya berbeda dari pelakor. Kita dibayar secara profesional, seringkali malah tidak terjadi hubungan cinta. Kalau kamu bilang aku Pekerja Tuna Susila, ya itu lebih tepat dibanding pelakor,” Cassandra tersenyum, “Intinya kita Kerja, Tenaga Kerja. Profesional. Kontrak habis ya kabur,”

“Nggak berniat cari kerja yang lain saja Tante?”

“Iya berniat dooong, aku mau lanjut kuliah lalu jadi ibu rumah tangga biasa. Kadang ingin berhenti tapi melihat penghasilan dari sini, apalagi kalau sultan-sultan di Timur Tengah tiba-tiba menghubungi, aduuuuh tak bisa kutolak! Bisa fantastis bayarannya!”

“Tapi Tante, katanya laki-laki di sana suka minta yang aneh-aneh,”

“Aku sih belum pernah dapat yang suka gaya ekstrim tak berperikemanusiaan yaaa, kurasa itu pinter-pinternya kita ngerayu aja,” Cassandra memasukkan sepotong waffle ke mulutnya, “Tapi, aku mendambakan menjadi seorang ibu. Aku begini karena sudah yatim piatu sejak kecil. Di ingatanku, sosok ibuku itu penyayang dan lemah lembut, beliau tak pernah marah. Tapi sering dimarahi orang. Aku tak tahu penyebabnya tapi setiap hari ada saja orang marah-marah ke ibuku. Lalu beliau meninggal saat aku SD kelas 2, tabrak lari,”

“Oh, turut berduka cita,”

“Makasih,” Cassandra mengangkat bahunya, “Aku ingin jadi orang tua yang seperti ibuku. Mengurus anak-anak dan melindungi mereka dari apa pun. Ibuku single parent, aku tak ingat ke mana bapakku. Jadi kurasa, aku tanpa suami juga bisa jadi orang tua bagi anak-anakku,”

Ivy dalam hatinya berkata kalau Cassandra ini sama seperti Adam, ditinggalkan orang tua sejak kecil.

Jadi gadis itu saat ini merasa sangat bersyukur, walau pun orang tuanya berpisah, namun mereka selalu ada untuknya. Ivy juga memiliki kakak yang perhatian seperti Adam, dan Mama yang selalu sigap membantunya walau pun tinggal di Italy. Nafkah dari papa pun belum berhenti dan selalu berlebih.

Sosok Cassandra saat ini bagaikan kakak perempuan yang Ivy tak miliki.

“Ivy, aku boleh tanya?”

“Tentang Kak Adam?” tembak Ivy langsung.

Cassandra menaikkan alisnya.

“Ha? Bukaaaaan, bukan mengenai dia. Memang dia lumayan misterius sih, tapi aku mau bertanya mengenai kamu,”

Ivy tertegun, lumayan kaget.

Baru kali ini, selain Adam, ada orang yang menanyakan hal mengenai dirinya.

“Em... nanya apa?” gumam Ivy.

“Kamu sering mengalami... perundungan ya? Ada orang-orang yang ngerjain kamu terus setiap hari?”

“Eh?” Ivy makin kaget lagi mendengar Cassandra bertanya demikian. “Kok...”

Cassandra menyeringai, “Aku juga sering dikerjain, dipalak, dipaksa, diperlakukan semena-mena waktu aku masih sekolah. Jadi, aku bisa baca dari raut wajah kamu saat melihatku. Kamu langsung tidak percaya diri,”

Wanita di depan Ivy menatap Ivy dengan bibir merengut, “Mereka jahat sekali, apalagi saat tahu aku yatim piatu, habis badanku memar-memar di pukuli! Mereka narik aku cuma untuk Pamer barang mewah, pamer kasih sayang orang tua, pamer pacar, Ih!! Lalu aku bertekad aku bisa lebih dari mereka. Korban pertamaku adalah ayah dari si tukang bully yang sering nyiram aku pake air got,”

“Oh Ya?” Ivy bergumam dengan suara gemetar. Ia tidak menyangka Cassandra bahkan mengalami hal yang lebih buruk darinya. Cassandra mungkin saat dulu sendirian, namun Ivy punya Adam.

“Iya! Kuberikan keperawananku ke si Boss Kebun Jagung. Aku dapat uangnya, aku oplas, aku kabur, hehe. Cari klien yang lebih kaya. Dan sekarang, aku memiliki barang yang lebih mewah dari mereka, wajah yang lebih cantik, body yang lebih aduhai, Tapi jangan ditiru yaaa jalanku ini karena aku kan dulu putus sekolaaah,”

Kenapa Cassandra cerita seakan semua baik-baik saja? Wajahnya tetap ceria padahal ini kasus yang serius... Begitu pikir Ivy.

“Dan saat aku melihatmu, aku jadi berpikir. Kurasa orang-orang yang membully kamu memiliki sosok sepertiku? Mungkin? Nebak doang looooh” kata Cassandra sambil tersenyum lembut.

“Hm,” Ivy menunduk sambil menatap waffle di mejanya. “Begitulah,”

“Begitulah? Kamu beneran suka di ejek? Cewek seperti kamu yang punya segalana? Yang cantik begini?”

“Aku cantik?”

“Kamu sangat cantik, Shay! Aku saja sampai minder pas ketemu kamu. Ya wajar sih Bapakmu kan Mi Amor, udah ganteng banget. Tapi aku malah jadi tidak ingin tahu seperti apa tampang ibu kamu sampai punya anak manis begini haha,”

“Baru Tante yang bilang saya cantik, selain Kak Adam,” gumam Ivy.

“Serius? Masaaa?”

Lalu tanpa bisa ia kontrol, air matanya menetes ke arah piring.

“Loh? Waduh!!” seru Cassandra. “Loh-loh-loh, Ivyyy ya yampun Maaaaaf, aku lancang banget yaaa,”

“A-aku... ugh!” Ivy tak kuasa berbicara, ia hanya bisa menangis.

“Duh duh duuuuuh,” Cassandra beranjak dan memeluk Ivy sambil mengelus punggungnya. “Sabar ya shaaaay, sabaaaaar,” bisik wanita itu, “Nangis yang puas, teriak yang kenceng. Keluarin aja semua sampai serak!”

Dan itulah yang Ivy lakukan, sekitar dua detik setelahnya.

Ia menangis yang puas, sejadi-jadinya.

**

“Sssst!” Cassandra menempelkan telunjuknya ke bibir saat Adam datang.

Sambil mengernyit Adam melongok ke dalam kamar tidur wanita itu.

“Tidur?” tanya Adam.

“Iya, dia bilang capek. Baru aja mau aku bikinin teh, eeeh udah tidur,”

“Capek? Kerjaan?”

“Hehehehe bukaaaan,” Cassandra melambaikan tangan, “Adik kamu maniiiiis banget! Anaknya polos, untuuung aja yang jadi kakaknya kamu, Ih!” Cassandra mencubit lengan Adam dengan gemas.

Adam mengerutkan alisnya dan memandang Cassandra dengan sinis, “Kamu apapin dia sampai kecapekan?”

“Duh bukan kerjaan loh Adaaaam, itu tas yang dikerjain baru juga lima biji dari 230 piece. Tapi kita itu tadi ngobrol banyaaaak banget, eh dia nangis! Kejer... cerita soal teman-temannya. Hem, kamu tahu tentang itu?’

Pandangan Adam langsung mengarah ke mata Cassandra lekat-lekat. Ada sinaran yang tajam membuat Cassandra tersentak karena kaget.

Adam yang biasanya kalem dan sayu, kini berubah dingin “Apa saja yang dia ceritakan?” sengit Adam.

“Hem...” Cassandra mundur karena merasa ada yang salah dengan diri Adam. “Adam?”

“Apa dia bicara mengenai teman-temannya? Detailnya?” Semakin Cassandra mundur, semakin Adam maju mendekatinya dengan mimik wajah yang sulit dijabarkan Cassandra.

“Apa saja yang sudah mereka lakukan ke Ivy sampai dia bisa menangis? Aku sering bertanya padanya tapi dia tidak mau menceritakannya padaku” Adam tampak menakutkan.

Cassandra langsung merasa Adam akan melakukan hal yang di luar nalar saat ia menceritakan hal ini. Tapi lewat pandangan mata Adam yang dirasa membahayakan, Cassandra merasa kalau ia tidak cerita, ia yang akan celaka.

**

Terpopuler

Comments

another Aquarian

another Aquarian

abang psycho

2025-03-31

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

YANG SUKA ANEH2 ITU DARI UNI EMIRAT ARAB, DN KUWAIT, MEREKA MMG ARAB, TPI BKN ARAB YG AGAMIS SPERTI MEKKAH, MADINAH, YAMAN, MAROKO, QATAR & MESIR.. TURKI & YORDANIA MSH BLM TELALU AGAMIS.. MRK MSH KALAH DGN CESHNYA DN GEORGIA SERTA BOSNIA, NEGARA BEKAS PECAHAN UNI SOVIET..

2023-10-15

2

eMakPetiR

eMakPetiR

itulah pentingnya membuka pikiran kita terlebih dahulu...
jangan asal menilai buruk orang lain hanya dr luarnya aja...

2023-07-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!