Hati Nabila terus saja merasa gelisah setelah ia menyadari bahwa dirinya tidak akan pernah mampu menggeser posisi Hanum di hati Sultan. Secara materi, mungkin dirinya lebih kaya. Namun, perlu ditegaskan sekali lagi kalau cinta itu tidak selalu memandang harta, tahta, apalagi rupa.
Sedang asyik bercengkrama dengan kegelisahan, Nabila menghela napas panjang ketika Zahra masuk ke kamarnya. Ia tahu, sang mama hanya ingin memastikan apakah putrinya yang paling cantik ini sudah tertidur atau belum.
"Loh, Na. Kamu belum tidur?" Zahra duduk di tepi ranjang dan menatap putrinya lekat. Sepertinya ia menyadari ada hal yang mengusik putrinya.
"Belum ngantuk, Ma." Nabila tetap dalam posisi rebahan sambil memeluk guling dengan sangat erat.
"Kenapa? Kepikiran Sultan?" tukas Zahra. Wanita itu merasa yakin tebakannya benar karena Nabila hanya diam tanpa merespon pertanyaannya. "Kamu sudah tidak sabar ingin segera menikah dengan Sultan, atau kamu ingin pernikahan kalian dibatalkan?"
Nabila mendongak, menatap sang mama sangat dalam. "Aku tidak mau dibatalkan, Ma. Semua sudah dibahas tuntas. Jadi, aku akan meneruskannya. Aku yakin pasti bisa membuat Sultan jatuh cinta dan klepek-klepek sama aku."
"Maafkan mama, Sayang."
Kening Nabila mengerut dalam. "Maaf? Untuk apa, Ma?"
"Karena mama sudah memaksamu untuk menikah dengan Sultan hanya karena mama sudah menjodohkan kalian sejak kecil," ujar Zahra sedih karena merasa bersalah.
Nabila berdecak keras. "Ish! Mama jangan seperti orang ngenes gitu, deh. Aku justru senang. Bukannya Mama tahu kalau aku ini dari dulu suka sama Sultan. Aku yakin setelah menikah nanti, aku bisa meluluhkan hati Sultan seperti Mama dan papa dulu."
Dengan semringahnya, Nabila menaik-turunkan alisnya untuk menggoda sang mama. Zahra menggeleng ketika melihat apa yang dilakukan oleh putrinya.
"Sudahlah, lebih baik sekarang kamu tidur. Jangan sampai terlambat bekerja." Zahra mencium puncak kepala putrinya dengan sangat lembut. Lalu menyelimuti gadis itu dan pergi dari kamar setelahnya.
Ketika pintu kamar sudah tertutup rapat, Nabila pun menghela napas panjangnya. "Aku tidak boleh menyerah. Pokoknya, cinta ditolak penghulu bertindak. Haha."
***
"Nabila Kanesh Dalila. Nabila Kadal! Lu di mana? Ini udah siang dan lu belum sampai kantor juga!"
Suara Sultan begitu melengking di telepon. Lelaki itu merasa kesal karena jam kantor sudah masuk hampir setengah jam yang lalu, tetapi Nabila belum juga datang.
"Gue kesiangan, Sul. Ini gue lagi nyetir di perjalanan. Gue berusaha ngebut biar cepet sampai," sahut Nabila. Suaranya memang terdengar terburu.
"Kalau sedang nyetir, lu harus fo—"
"Arrgghhhh!! Sial!" Nabila mengumpat.
Sultan yang menangkap bunyi tabrakan pun seketika merasa cemas. Apalagi mendengar Nabila yang terus mengerang dan mengumpat.
"Nabila! Ada apa!" tanya Sultan tidak sabar.
"Gue kecelakaan, nabrak pohon."
Baru saja menjawab seperti itu, Sultan berdecak karena panggilan itu justru terputus begitu saja. Bahkan, ketika ia mencoba menghubungi lagi, panggilannya tidak bisa terhubung sama sekali.
"Ya Tuhan, Na. Apa yang terjadi sama lu." Sultan mengusap wajahnya secara kasar. Kemudian, ia mengotak-atik ponselnya untuk melihat di mana terakhir kali posisi Nabila berada. Ternyata tidak terlalu jauh dari kantornya.
Dengan gegas, Sultan keluar dari ruangan, tetapi ia terkejut dengan kehadiran Ariel di depan ruangannya.
"Lu di sini, Riel?" tanya Sultan.
"Ya. Lu kenapa buru-buru amat, Sul? Kenapa? Nabila mana?" Ariel melontarkan banyak pertanyaan seperti wartawan dan hal itu membuat Sultan mendengkus kasar.
"Lu laki cerewet amat, sih. Gue mau ke tempat Nabila, dia kecelakaan."
"Apa!" Bola mata Ariel membulat penuh. "Lu yang bener aja, Sul!"
Sultan tidak menyahut, ia langsung bergegas pergi dengan terburu, Ariel pun mengikut di belakangnya. Setelah Ariel sudah masuk ke mobilnya, Sultan pun bergegas melajukan kendaraan itu ke tempat kejadian.
Hanya butuh waktu sepuluh menit, mereka sudah sampai. Kedua lelaki itu pun bergegas turun dan mereka melihat mobil Nabila memang menabrak pohon, sedangkan Nabila sedang berdiri dan dikerumuni beberapa orang.
"Nabila!" teriak Ariel. Mengalihkan perhatian wanita itu.
"Kalian ...."
"Ya Tuhan, Na. Kenapa lu bisa sampai kaya gini. Apa ada bagian tubuh lu yang terluka." Ariel berbicara terus karena saking cemasnya, sedangkan Nabila hanya menggeleng cepat.
"Bisakah lu berkendara dengan hati-hati!" omel Sultan setengah membentak.
Nabila terdiam, tetapi sesaat kemudian bibirnya tersenyum getir ketika mendengar bentakan itu. Apalagi ia melihat Sultan hanya terpaku di tempatnya tanpa mau mendekat sama sekali.
"Gue emang kurang hati-hati dan makasih lu udah mau jauh-jauh datang ke sini." Ucapan Nabila entah mengapa membuat desiran di hati Sultan. Lelaki itu merasa bersalah karena sudah berkata sekasar itu kepada Nabila.
"Na! Kaki lu berdarah!" pekik Ariel. Mereka pun terkejut ketika melihat darah mengalir di telapak kaki Nabila karena wanita itu menggunakan celana panjang.
"Sepertinya ini hanya luka kecil," kata Nabila santai dan masih berusaha tersenyum agar tidak ada yang khawatir padanya.
"Luka kecil mata lu!" Ariel saking kesalnya sampai tidak sadar sudah berbicara sekasar itu. Lelaki itu pun bergegas membopong Nabila dan membawanya masuk ke mobil Sultan, sedangkan Sultan justru masih bergeming di tempatnya meskipun pandangan matanya sama sekali tidak lepas dari gerak-gerik kedua orang itu.
"Sul! Kita harus cepat bawa Nabila ke rumah sakit! Kenapa lu malah kek manekin gitu!" omel Ariel dari dalam mobil.
Dengan gegas, Sultan masuk ke mobil dan segera melajukannya ke rumah sakit. Sultan memang diam, tetapi ia beberapa kali melirik Nabila dari kaca kecil depan, dan melihat gadis itu sedang duduk tenang. Seolah tidak terjadi apa-apa.
Ya Tuhan, apa tadi aku sangat keterlaluan karena sudah membentaknya. Jujur, itu hanyalah refleks karena sebenarnya aku ... khawatir padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Queen Mother
Naah… mulai care khaan? 🤭
2023-04-28
0
Queen Mother
Hmmm… siapakah yg akhirnya menjadi pemenang di hati Nabila? 😏😂
2023-04-28
0
bunda s'as
Dasar Bisulan ..... udah tau orang celaka di bentak2
2023-03-01
0