Bisul 03

"Ya Tuhan, Ra. Gue emang kagak salah milih lu jadi besan. Berkah banget gue bisa punya anak mantu cakep kayak Sultan," puji Zahra. Begitu antusias melihat Sultan yang berjalan mendekat. Apalagi ketika putra sulung Rasya tersebut bersalaman dengannya. 

"Awas lu, Zae. Kalau sampai ada kasus kayak yang viral itu, menantu selingkuh dengan mertua. Gue bejek-bejek elu, Zae." Tangan Rasya saling merem*s bahkan giginya pun sampai bergemerutuk. Membuat Zahra yang melihatnya memasang wajah malas. 

"Pikiran lu kejauhan, Ra. Mana mungkin hal itu terjadi. Gini-gini akal gue masih sehat kali. Lagi pula, gue punya suami satu aja kagak habis-habis dan kewalahan ngadepinnya. Apalagi kalau tambah, bisa patah pinggang gue Ra," celetuk Zahra. Tidak peduli meskipun Arga sudah berdeham keras. Wanita yang masih terlihat cantik itu merasa tidak ada yang salah dengan ucapannya. 

"Sudahlah, mendingan sekarang kita bahas apa yang sebelumnya sudah kita rencanakan," kata Pandu menengahi perdebatan itu. 

Zahra dan Rasya pun saling mengiyakan. 

"Jadi, kapan tanggal pastinya? Biar aku bisa segera menyiapkan kartu undangan." Pandu menatap Arga dan mereka berdua saling melempar senyum. 

"Pa, aku belum memberi persetujuan. Kenapa sudah dibahas sampai tanggalnya?" Sultan merengek, tetapi hal itu tidak mengubah keputusan mereka. Bahkan, mereka tidak peduli dan menganggap Sultan seperti makhluk tak kasat mata. Hihihi.

"Bagaimana kalau tanggal dua puluh bulan depan. Masih ada waktu satu bulan dan sepertinya itu cukup untuk menyiapkan semuanya," usul Arga. 

Pandu menatap Rasya sangat lekat sambil mengusap dagu. Seolah memberi kode agar wanita itu memberikan sarannya. Tentu saja, Rasya begitu antusias. Termasuk Zahra dan Nabila yang merasa senang. 

Bukan tanpa alasan, sejak kecil Nabila sudah sangat mengagumi sosok Sultan bahkan menempatkan nama lelaki itu di tempat yang spesial di lubuk hatinya. Itulah sebabnya, ia tidak pernah merasa takut apalagi marah meskipun Sultan selalu bersikap ketus dan memarahinya. Bahkan, Nabila menolak untuk meneruskan perusahaan milik sang kakek dan lebih memilih untuk menjadi asisten Sultan. 

"Pokoknya aku mau mengajukan banding!" Sultan bangkit berdiri hingga mengalihkan perhatian semua orang. 

"Sul, kamu pikir ini di pengadilan? Jangan bercanda!" Pandu mulai menaikkan satu oktaf nada bicaranya. 

"Pa, aku tidak bercanda. Kalian yang bercandanya kelewatan." Sultan hendak pergi dari sana, tetapi langkahnya urung ketika Nabila sudah mencekal tangannya cukup kuat. Sultan pun menoleh dan mendengkus kasar ketika bertatapan dengan gadis itu. "Apa!" 

"Ish, jangan galak-galak. Gue cuma mau ngomong sama lu, tapi jangan di sini," kata Nabila setengah berbisik. 

"Mau ngomong apa? Jangan bilang—"

"Berisik!" Nabila langsung menarik tangan Sultan dan menjauh dari mereka semua. Pergi ke taman belakang yang sudah sepi, tetapi ketika baru sampai di sana, Sultan dibuat heran oleh Nabila yang kembali masuk ke dalam rumah. 

"Lu mau ke mana, oe! Kadal!" teriak Sultan. 

Nabila membalikkan badan. "Gue lupa belum pamitan sama mereka. Lu tunggu situ dulu. Jangan pergi-pergi! Kalau sampai lu pergi gue bakal bikin burung lu itu merasakan sunat kedua kali," ancam Nabila sambil berkacak pinggang. 

Sultan hanya diam. Dalam hati ia sangat merutuki gadis itu. Walaupun merasa kesal, tetapi Sultan justru menuruti perintah Nabila untuk tetap berada di taman belakang yang bersebelahan dengan kolam tersebut. Ia menunggu gadis itu dengan harap-harap cemas. 

Bahkan, beberapa kali Sultan melirik jam tangan. Padahal Nabila baru pergi beberapa menit yang lalu, tetapi kenapa ia merasa gadis itu bergitu lama. 

Mungkinkah ini yang dinamakan rindu? Jangan rindu, berat. Cukup berat badanku aja yang berat. Haha.

Merasa jengah, Sultan pun bangkit dan hendak pergi dari taman itu, tetapi langkahnya terhenti ketika melihat Nabila yang sedang berlari ke arahnya. 

"Lu mau ke mana, Sul? Awas kalau lu mau kabur!" 

Byuurrrr!! 

Saking tidak hati-hatinya, Nabila justru terpeleset dan jatuh tercebur ke dalam kolam. Sultan yang terkejut pun tidak langsung menolong dan justru mematung di tempatnya. 

"Bego'! Tolongin gue, Sul! Dasar Bisulan!" umpat Nabila menyadarkan Sultan dari lamunan. 

Terpopuler

Comments

Queen Mother

Queen Mother

Ngakak oee… berani banget Nabila

2023-04-12

1

Nurlaela

Nurlaela

alamak, itu si kadal kecebur kolam, si bisul malah diam melamun, jujur saja dari sini, pasti ada satu kerinduan nantinya klo salah seorang pergi untuk selamanya,🤦😅hati-hati atuh neng Nabila jangan terburu-buru gitu mana mau nolong tuh si sultan🤭🤓

2023-03-17

0

bunda s'as

bunda s'as

mas bisul malah anteng liatin miss kadal kejebur... 😂😂😂

2023-02-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!